Fitri Alfariz
Universitas Gadjah Mada

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TRADISI PANAI DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT NILAI Fitri Alfariz
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 3 No. 2 (2020)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v3i2.23952

Abstract

  Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan nilai-nilai yang ada dalam tradisi panai. Panai merupakan tradisi yang harus dipenuhi dalam upacara perkawinan suku Bugis. Uang panai diartikan sebagai pemberian harta benda oleh calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita. Metode penelitian ini menggunakan penelitian pustaka dengan melakukan deskripsi, sistematisasi dan interpretasi. Hasil Penelitian menunjukkan ada empat faktor yang membuat seorang perempuan memiliki nilai panai yang tinggi (1) keturunan bangsawan (2) pendidikan (3) status ekonomi (4) kondisi fisik dan (5) pekerjaan. Sementara itu nilai-nilai yang ada di dalam tradisi panai dilihat dalam perspektif filsafat nilai adalah, nilai kenikmatan yang bermakna bahwa tradisi panai memberikan dampak kesenangan antara laki-laki dan perempuan, nilai kehidupan yang mengajarkan para lelaki suku bugis agar memiliki etos kerja keras tinggi supaya kuat secara materi serta mampu mensejahterakan pasangan, nilai spiritual yang berarti tradisi panai sangat memperhatikan derajat dan martabat kehidupan seseorang serta memberi keadilan antara dua pihak baik itu pihak laki-laki maupun pihak perempuan, nilai kerohanian yang berarti bahwa tradisi panai memberikan makna positif atas kelancaran bersatunya dua insan sebagai penyempurnaan ibadah.
ANALISIS NILAI RELIGIUSITAS SEBAGAI PENGUATAN TOLERANSI DI DESA PANCASILA LAMONGAN JAWA TIMUR Fitri Alfariz
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v4i1.29957

Abstract

Desa Balun, Kecamatan Turi, Lamongan, Jawa Timur menjadi salah satu desa di Indonesia yang dijuluki Desa Pancasila. Desa Pancasila merupakan nama yang diberikan kepada suatu desa yang menunjukkan keharmonisan nilai-nilai Pancasila. Desa yang berpenduduk lebih dari 4000 orang ini memiliki sikap-sikap toleransi dan kerukunan antar umat beragama yang sangat kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan menjelaskan nilai toleransi di dalam Desa Balun (Desa Pancasila) agar dipahami oleh masyarakat luas. Penelitian ini juga sebagai implementasi Pancasila karena desa yang menjaga kearifan lokal dan toleransi merupakan bentuk nyata dari membumikan Pancasila. Prosedur Penelitian dilakukan melalui studi pustaka, studi lapangan dan wawancara mendalam. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan sebagai grand design Penelitian tentang Desa Pancasila yang ada di Indonesia. Klasifikasi, analisis, dan interpretasi data dilakukan untuk memperoleh pandangan yang berimbang, objektif dan mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai religiusitas sangat berpengaruh terhadap penguatan toleransi yang ada di Desa Balun (Desa Pancasila). Toleransi antarumat beragama dibangun dengan basis nilai instrumental (pedoman berperilaku), nilai sosial (pengikat masyarakat yang berbeda agama) dan komitmen moral (sikap alami dalam keseharian) masyarakat Desa Balun (Desa Pancasila). 
Eksplorasi Pemikiran M. Nasroen, Soenoto, dan R. Parmono dalam Perkembangan Filsafat Nusantara Fitri Alfariz; Rr Yudiswara Ayu Permatasari
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v5i2.40458

Abstract

Nusantara philosophy is still looking for the most ideal form. M. Nasroen, R. Parmono, and Soenoto as ‘pioneers’ of Indonesian philosophy have provided good thought for the developmentof nusantara philosophy in Indonesia. Although in the development of Indonesian philosophy and nusantara philosophy is considered the same, but the two discourses still cannot be agreed upon. The development of nusantara philosophy involves various thoughts. Therefore, this study attempts to provide a description of the thoughts of the ‘pioneers’ of Indonesian philosophy inhopes of seeing how far the development of nusantara philosophy. The method used is qualitative research with comparative methods. Comparisons from the three figures found that M. Nasroen, R. Parono, and Soenoto have their own thoughts on Indonesian philosophy that have not answered the boundaries and embrace of thinking that develops beyond the geographical linesof Indonesia. It is also found that their thoughts are related to philosophy as a process or product of a culture. Through the research it was found that the thought of the three figures had manyinfluences on the current concepts of nusantara philosophy that led closer to the ideal form of nusantara philosophy