Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Alginate Lyase from Indonesian Bacillus megaterium S245 Shows Activities Toward Polymannuronate and Polyguluronate Subaryono Subaryono; Yuwanita Ardilasari; Rosmawaty Peranginangin; Fransisca Rungkat Zakaria; Maggy Thenawidjaja Suhartono
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 11, No 2 (2016): August 2016
Publisher : Research and Development Center for Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnol

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/squalen.v11i2.250

Abstract

Screening of alginate lyase producing bacteria associated with seaweed Sargassum crassifolium was carried out, and isolate S245, identified as Bacillus megaterium S245 was found to produce high alginate lyase activity. This research was conducted to evaluate activity of the alginate lyase enzyme at various pHs, temperatures and substrates. Polymannuronate and polyguluronate were used to evaluate substrate specificities. Alginate lyase activity was assayed by analysis of reducing sugar released using the 3,5 dinitrosalicylic acid (DNS) method. The research showed that the activity of alginate lyase was optimum at pH of 7.0 and  temperature of 45 0C. This enzyme was active for both polymannuronate and polyguluronate susbtrates. The Vmax and Km of this enzyme for polymannuronate and polyguluronate were 200 unit/ml/min and 79.8 mg/ml for polymannuronate substrate and 27.78 unit/ml/min and 13.17 mg/ml for polyguluronate substrate. This enzyme showed unique characteristic in working toward the two substrates.
Teknologi Pengolahan Telur Ikan Rosmawaty Peranginangin
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2008): June 2008
Publisher : Research and Development Center for Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnol

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.329 KB) | DOI: 10.15578/squalen.v3i1.167

Abstract

Telur  ikan  adalah  suatu  produk  yang  kaya  akan  protein. Namun,  produk  ini sangat mudahmembusuk  karena keberadaan enzim-enzim dalam  telur  itu sendiri atau oleh kontaminasi bakteri.Akibatnya, apabila  tidak  segera  ditangani,  telur  ini  cepat menurun mutunya dan  tidak  layak  lagiuntuk  dikonsumsi. Banyak  jenis  telur  ikan  yang  diperdagangkan  secara  komersial  seperti  telurikan  terbang  (Cypselurus  sp.)  yang banyak  terdapat  di  Indonesia,  telur  ikan  sturgeon  (Acipenserstellatus)  yang banyak  terdapat  di  laut Kaspia  dan  terkenal dengan  nama  kaviar,  telur  ikan  carp,dan  telur  ikan  salmon. Harga  telur  ikan  sesuai dengan  jenis  ikannya. Teknologi  pengolahan  telurikan diawali dari  teknik pengeluaran  telur  dari perut  ikan  dengan hati-hati, untuk mencegah  telurtidak dikotori oleh lendir dan darah. Apabila tidak hati-hati, maka telur akan lebih cepat membusuk.Telur  yang sudah diambil  kemudian  langsung dilewatkan pada screen khusus untuk memisahkanbutiran  telur  dan  jaringan  ikatnya.  Pengawetan  telur  ikan  pada  umumnya  adalah  denganpenggaraman,  yang  kadang-kadang  dikombinasi  dengan  pasteurisasi,  pengepresan,  ataupengeringan  di  udara    terbuka.  Telur  dapat  digarami  kering,  direndam  dalam  larutan  garamjenuh yang disesuaikan dengan produk yang diinginkan konsumen.  Ada juga yang menambahkanbahan  kimia  untuk    pengawetan  telur  salmon  seperti  boraks  dan  heksametilentetramina  yangdimasukkan  ke  dalam  telur  yang  telah  digarami  sebelum  pengemasan.  Penambahan  bahanpengawet  boraks    harus  dihentikan  penggunaannya  dari  segi  keamanan  pangan  dan  sampaidengan  saat  ini masih  dicari  penggantinya. Sampai  saat  ini,  telur  ikan  terbang  dari  Indonesiamasih  dijual  dalam  bentuk  kering  dan  belum  dilakukan  variasi  pengolahannya  padahal  teknikpengolahan  akan meningkatkan  nilai  tambah  dari  produk  telur  ikan  terbang. Sebagai  produkekspor,  telur  ikan  harus  memenuhi  persyaratan  standar  dan  keamanan  pangan  dalampengolahannya.