Arum Siwiendrayanti
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Published : 36 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

PERSEPSI ORANG DENGAN HIV DAN AIDS TERHADAP PERAN KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA Kamila, Naila; Siwiendrayanti, Arum
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi orang dengan HIV AIDS (ODHA) terhadap peran kelompok dukungan sebaya (KDS) dan implikasi dari persepsi tersebut pada pelaksanaan terapi Antiretroviral (ARV). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus kepada ODHA anggota KDS Semarang Plus. Subyek ditentukan secara purposif dan didapatkan 15 buah (4 ibu rumah tangga, 1 waria, 1 anak, dan 9 pecandu yang telah atau pernah menjalani terapi ARV). Data dikumpulkan melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan semua subyek memiliki persepsi positif terhadap peran KDS, dan KDS memiliki peranan bagi mereka untuk patuh melaksanakan terapi ARV. Sebagian besar subyek menyatakan bahwa keyakinan diri mereka, dan kerentanan atas penyakit menjadi faktor lain yang menentukan pelaksanaan terapi ARV. Implikasi dari persepsi subyek terhadap status terapi ARV adalah 13 subyek patuh melaksanakan terapi ARV dan 2 subyek yang telah putus terapi ARV, memiliki keinginan memulai lagi terapi ARV dan memiliki keyakinan untuk  patuh melaksanakannya. AbstractThe research was conducted to determine the perception of peoples with HIV AIDS (PLWHA) on the role of peer support group (KDS) and the implications of these perceptions on the implementation of antiretroviral therapy (ARV). This study used a qualitative approach with case study method to PLWHA members of KDS Semarang Plus. Determination of the subjects in a purposive way and obtained 15 subjects (4 housewife, a transvestite, a son, and 9 addict who has or had undergone antiretroviral therapy). Data were collected through in-depth interviews. The results showed all subjects had positive perceptions of the role of peer support groups, and peer support groups have a role for them to obediently carry out the ARV therapy. Most subjects stated that their self-confidence, and susceptibility of disease is another factor that determines the implementation of ARV therapy. The implications of the subject’s perception of the status of antiretroviral therapy were 13 subjects dutifully implement ARV therapy and 2 subjects who had broken up antiretroviral therapy, have a desire to resume antiretroviral therapy and have the confidence to carry it out obediently.Keywords: Perception; Peoples with HIV AIDS; Antiretroviral therapy
EFISIENSI CONSTRUCTION WETLAND TYPHA SP. SEBAGAI PENGOLAH AIR LIMPASAN JALAN RAYA SECARA ALAMI Windraswara, Rudatin; Siwiendrayanti, Arum
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 9, No 2 (2011): December 2011
Publisher : Unnes Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v9i2.5534

Abstract

Penelitian ini bersifat desain eksperimental pada skala laboratorium untuk mengetahui kemampuan Typha latifolia. sebagai tanaman wetland dalam mereduksi BOD dan COD yang berasal polutan air limpasan jalan raya sebagai bagian dari sistem drainase yang berkelanjutan. Sampel dalam penelitian ini adalah air limpasan jalan yang berasal dari air hujan yang kemudian masuk ke saluran pengumpul (drainase) jalan. Habitat wetland disimulasikan menggunakan kolom dengan tabung yang memiliki volume kosong 20 liter. Susunan tabung adalah sebagai berikut; tanaman wetland, air, pasir dan batu kerikil. Satu tabung lagi akan berlaku sebagai kontrol dengan susunan yang sama tanpa tanaman wetland. Desain tabung memiliki spesifikasi sebagai berikut bahan acrylic dengan ukuran diameter 9,7 cm, tinggi 40 cm, volume 20 liter, media pasir setinggi 10 cm, kerikil 15 cm, kemudian diisi air setinggi 15 cm dari batas kerikil. Nilai BOD dari sampel kontrol setelah hari ke-3 menjadi 87 mg/l dari nilai semula 104 mg/l sedangkan nilai BOD dari sampel uji setelah hari ke-3 menjadi 44 mg/l dari nilai semula 104 mg/l. Hasil ini menunjukkan tanaman tersebut mampu menghilangkan nilai BOD sebesar 65% atau BOD removal sebesar 65%. Nilai COD dari sampel kontrol setelah hari ke-3 menjadi 309 mg/l dari nilai semula 210 mg/l sedangkan nilai COD dari sampel uji setelah hari ke-3 menjadi 87 mg/l dari nilai semula 210 mg/l. Hasil ini menunjukkan tanaman Typha latifolia mampu menghilangkan nilai COD sebesar 58,6% atau COD removal sebesar 58,6%. Kedua parameter tersebut telah sesuai dengan baku mutu Kepmen LH no 112 tahun 2003 dan Kepmen LH no 51 tahun 1999.
KETERLIBATAN DALAM AKTIVITAS PERTANIAN DAN KELUHAN KESEHATAN WANITA USIA SUBUR Siwiendrayanti, Arum
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v7i1.1795

Abstract

Masalah penelitian adalah bagaimana hubungan praktek keterlibatan dalam aktivitas pertanian dan keluhan kesehatan pada wanita usia subur. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan dan menganalisis praktek keterlibatan dalam aktivitas pertanian dan keluhan kesehatan pada wanita usia subur (WUS) di daerah pertanian Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes. Metode penelitian adalah explanatory dengan desain belah lintang dan pendekatan deskriptif. Jumlah sampel 86 orang diambil dari empat desa yang dipilih secara purposif. Instrumen yang digunakan adalah peralatan pengambilan dan pemeriksaan sampel darah, mikrotoa, timbangan berat badan, serta kuesioner. Data dikumpulkan dengan wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan sampel darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari praktek keterlibatan dalam aktivitas pertanian, WUS di daerah tergolong rentan terhadap pajanan pestisida. Simpulan penelitian, dilihat dari keluhan kesehatan secara subyektif dan pemeriksaan kondisi kesehatan secara umum, belum ada gangguan kesehatan/penyakit serius yang dialami oleh WUS secara subyektif, namun telah ditemukan 20 WUS yang mengalami kejadian gangguan fungsi hati.Research problem was how associate the practice of engaging in agricultural activity and health complaints in productive childbearing age women. Purpose of this study was to describe and analyze the practice of engaging in agricultural activity and health complaints in childbearing age women in agricultural areas Kersana District of Brebes regency. The method was explanatory research design with cross sectional and descriptive approach. The number of samples taken 86 people from four villages were selected purposively. The instrument were a collection equipment and examination of blood samples, mikrotoa, weight scales, and questionnaires. Data were collected by interviews, measurements, and examination of blood samples. Results showed that the practice of engaging in agricultural activity, women in the region were vulnerable to pesticide exposure. The conclusion, there aren’t health problems or serious illnesses experienced by women subjectively, however it has been found 20 women with liver dysfunction.
The Community Diagnosis of Filariasis Endemic Villages in Pekalongan City Indarjo, Sofwan; Siwiendrayanti, Arum; Pawenang, Eram Tunggul
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2016): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (KEMAS) JULY 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v12i1.4130

Abstract

The percentages of referrals for the first level health facilities visits are coming from Filariasis cases have increased to 11,699 until 2008. In Pekalongan City, there are 117 infected people in 2011. This study aims at investigating social determinants of filariasis endemic communities in several villages. Surveys using a cross-sectional study design, Population studies that tested positive for finger blood survey (FBS) in 2011-2013. Samples were collected by convenience sampling method sequentially through questionnaires and observation. There were 402 people participating in this study. The result shows that the presence of bushes, puddle, Sewerage are in unfavorable conditions and people do not use mosquito net during sleep and hang clothes. The best prevention practice in Padukuhan Kraton Village is by regularly use mosquito repellent and do not go out at night, Padukuhan Kraton endemic filariasis with mf-rate of 3.7%. Filariasis Elimination Program Year 2011-2015 is carried out properly and in accordance with the regulations of filariasis filariasis Mass Drug Administration (MDA) program. FBS is implemented before MDA (Mass Drug Administration) and handling of cases of chronic filariasis. Respondents have a good knowledge of prevention of transmission of filariasis. Hoewever, the practice of taking the MDA medication is still less. Suggestions for the community are to improve environmental sanitation, improvement of MDA medication and the prevention of transmission of filariasis.
Edukasi Pencegahan Filariasis dengan Buku Saku Mandiri di Wilayah Endemis Filariasis Kabupaten Demak Siwiendrayanti, Arum; Pawenang, Eram Tunggul; Indarjo, Sofwan; Windraswara, Rudatin
Jurnal Abdimas Vol 23, No 2 (2019): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan praktek masyarakat dalam pencegahan filariasis. Metode yang digunakan adalah dengan edukasi dengan menggunakan media buku saku MANDIRI yang berisi informasi tertulis dilengkapi foto dan ilustrasi yang memuat langkah-langkah pencegahan filariasis. Buku saku ini telah memiliki ISBN dan diterbitkan oleh UNNES Press dan dari hasil penelitian terdahulu telah berhasil berperan dalam menurunkan angka Mf rate Kelurahan Bandengan Kota Pekalongan dari Mf rate 2,0% menjadi 0,0%. Buku ini diserahkan pada kelompok warga dan saling dipinjamkan decara bergilir sehingga dapat dibaca oleh seluruh warga. Diskusi antar warga dapat terjadi pada kesempatan saling meminjamkan buku tersebut. Kegiatan pengabdian dilaksanakan tanggal 5 Mei 2018 di Desa Sidogemah dan tanggal 12 Mei 2018 di Desa Bedono. Monitoring perguliran buku saku dilaksanakan tanggal 7 Juli di Desa Sidogemah dan tanggal 14 Juli di Desa Bedono. Perguliran buku di Desa Sidogemah 75% baik dan di Desa Bedono 80% baik. Keseluruhan dari masing-masing 20 orang peserta Desa Sidogemah dan Desa Bedono mengalami peningkatan skor pengetahuan. Peningkatan pengetahuan rata-rata Desa Sidogemah meningkat dari rata-rata pre test sebesar 6,25 menjadi rata-rata post test sebesar 11,25. Peningkatan pengetahuan rata-rata Desa Bedono meningkat dari rata-rata pre test sebesar 5,75 dan rata-rata post test sebesar 12,25.
PERSEPSI ORANG DENGAN HIV DAN AIDS TERHADAP PERAN KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA Kamila, Naila; Siwiendrayanti, Arum
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v6i1.1750

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi orang dengan HIV AIDS (ODHA) terhadap peran kelompok dukungan sebaya (KDS) dan implikasi dari persepsi tersebut pada pelaksanaan terapi Antiretroviral (ARV). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus kepada ODHA anggota KDS Semarang Plus. Subyek ditentukan secara purposif dan didapatkan 15 buah (4 ibu rumah tangga, 1 waria, 1 anak, dan 9 pecandu yang telah atau pernah menjalani terapi ARV). Data dikumpulkan melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan semua subyek memiliki persepsi positif terhadap peran KDS, dan KDS memiliki peranan bagi mereka untuk patuh melaksanakan terapi ARV. Sebagian besar subyek menyatakan bahwa keyakinan diri mereka, dan kerentanan atas penyakit menjadi faktor lain yang menentukan pelaksanaan terapi ARV. Implikasi dari persepsi subyek terhadap status terapi ARV adalah 13 subyek patuh melaksanakan terapi ARV dan 2 subyek yang telah putus terapi ARV, memiliki keinginan memulai lagi terapi ARV dan memiliki keyakinan untuk  patuh melaksanakannya. AbstractThe research was conducted to determine the perception of peoples with HIV AIDS (PLWHA) on the role of peer support group (KDS) and the implications of these perceptions on the implementation of antiretroviral therapy (ARV). This study used a qualitative approach with case study method to PLWHA members of KDS Semarang Plus. Determination of the subjects in a purposive way and obtained 15 subjects (4 housewife, a transvestite, a son, and 9 addict who has or had undergone antiretroviral therapy). Data were collected through in-depth interviews. The results showed all subjects had positive perceptions of the role of peer support groups, and peer support groups have a role for them to obediently carry out the ARV therapy. Most subjects stated that their self-confidence, and susceptibility of disease is another factor that determines the implementation of ARV therapy. The implications of the subject’s perception of the status of antiretroviral therapy were 13 subjects dutifully implement ARV therapy and 2 subjects who had broken up antiretroviral therapy, have a desire to resume antiretroviral therapy and have the confidence to carry it out obediently.Keywords: Perception; Peoples with HIV AIDS; Antiretroviral therapy
KETERLIBATAN DALAM AKTIVITAS PERTANIAN DAN KELUHAN KESEHATAN WANITA USIA SUBUR Siwiendrayanti, Arum
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v7i1.1795

Abstract

Masalah penelitian adalah bagaimana hubungan praktek keterlibatan dalam aktivitas pertanian dan keluhan kesehatan pada wanita usia subur. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan dan menganalisis praktek keterlibatan dalam aktivitas pertanian dan keluhan kesehatan pada wanita usia subur (WUS) di daerah pertanian Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes. Metode penelitian adalah explanatory dengan desain belah lintang dan pendekatan deskriptif. Jumlah sampel 86 orang diambil dari empat desa yang dipilih secara purposif. Instrumen yang digunakan adalah peralatan pengambilan dan pemeriksaan sampel darah, mikrotoa, timbangan berat badan, serta kuesioner. Data dikumpulkan dengan wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan sampel darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari praktek keterlibatan dalam aktivitas pertanian, WUS di daerah tergolong rentan terhadap pajanan pestisida. Simpulan penelitian, dilihat dari keluhan kesehatan secara subyektif dan pemeriksaan kondisi kesehatan secara umum, belum ada gangguan kesehatan/penyakit serius yang dialami oleh WUS secara subyektif, namun telah ditemukan 20 WUS yang mengalami kejadian gangguan fungsi hati.Research problem was how associate the practice of engaging in agricultural activity and health complaints in productive childbearing age women. Purpose of this study was to describe and analyze the practice of engaging in agricultural activity and health complaints in childbearing age women in agricultural areas Kersana District of Brebes regency. The method was explanatory research design with cross sectional and descriptive approach. The number of samples taken 86 people from four villages were selected purposively. The instrument were a collection equipment and examination of blood samples, mikrotoa, weight scales, and questionnaires. Data were collected by interviews, measurements, and examination of blood samples. Results showed that the practice of engaging in agricultural activity, women in the region were vulnerable to pesticide exposure. The conclusion, there aren’t health problems or serious illnesses experienced by women subjectively, however it has been found 20 women with liver dysfunction.
Hubungan Praktik Cuci Tangan, Kriteria Pemilihan Warung Makan Langganan dan Sanitasi Warung dengan Kejadian Diare pada Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Trikora, Endang; Siwiendrayanti, Arum
Unnes Journal of Public Health Vol 4 No 1 (2015): Unnes Journal Of Public Health
Publisher : Universitas Negeri Semarang in cooperation with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.597 KB) | DOI: 10.15294/ujph.v4i1.4708

Abstract

Diarrhea is an endemic disease in Indonesia and also can cause Extraordinary Occurance (KLB) which often lead to death. This study has a purpose to determine the relationship of hand-washing practices, food stall choosing criteria and sanitation of food stall with diarrhea on students of Semarang State University. This research was an analytical observational study with cross-sectional design. The population in this study were 28,827 active students of the Semarang State University. The samples were 320 students. The instruments were questionnaire and check list. Data analysis was performed using univariate and bivariate (chi square test with α = 0.05). The results of this study were variables related to the incidence of diarrhea in students of Semarang State University were food stall choosing criteria (p = 0.028), and there was no relationship between students hand washing practices (p = 0,705), sanitation of food stall (p = 0,978) with the incidence of diarrhea in students of Semarang State University. The suggestion can be given to UNNES health care centerand medical center were giving health education about good criteria to choose food stall for student. Moreover, medical center can educate the owner of food stall to improve sanitation by the conseling
HIGIENE DAN SANITASI SERTA KUALITAS BAKTERIOLOGIS DAMIU DI SEKITAR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Wulandari, Suci; Siwiendrayanti, Arum; Wahyuningsih, Anik Setyo
Unnes Journal of Public Health Vol 4 No 3 (2015): Unnes Journal Of Public Health
Publisher : Universitas Negeri Semarang in cooperation with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.29 KB) | DOI: 10.15294/ujph.v4i3.6338

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran terhadap higiene penjamah, kondisi fisik depot, kondisi peralatan depot, kualitas bakteriologis  air minum isi ulang, dan peran serta puskesmas. Jenis penelitian deskriptif  kuantitatif. Populasinya depot di sekitar Universitas Negeri Semarang. Sampel berjumlah 12 depot. Instrumen menggunakan kuesioner, panduan wawancara, dan check list. Teknik pengambilan datanya observasi, wawancara dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan kondisi fisik  memenuhi syarat 8 depot (66,7%) , tidak memenuhi syarat 4 depot (33,3%), kondisi peralatan memenuhi syarat 11 depot (91,7%), tidak memenuhi syarat 1 depot (8,3%), higiene penjamah baik 1 responden (8,3%), higiene penjamah buruk 11 responden (91,7%), kualitas bakteriologis memenuhi syarat sebanyak 10 depot (83,3%), tidak memenuhi syarat 2 depot (16,7%), puskesmas belum pernah mengadakan pelatihan higiene penjamah, namun mengadakan inspeksi setiap tahun dengan sistem sampel. Saran untuk pemilik depot sebaiknya memeriksakan kualitas air secara berkala. Pemilik diharapkan menyediakan pakaian kerja dan memeriksakan kesehatan karyawan secara berkala. Bagi Puskesmas  diharapkan meningkatkan pembinaan terhadap produsen depot.The purpose of study was to describe the handler hygiene, depot physical conditions, depot equipment conditions, the bacteriological quality of refill drinking water, and the role of the health centers. This study used descriptive quantitative methods. The population was depot around Semarang State University. The sample was 12 depots. The instrument used questionnaire, interview, and check list. The data were gathered using interview technique observation, documentation. The results showed physical condition qualifies 8 depots (66.7%), were not eligible 4 depots (33.3%), equipment condition qualifies 11 depots (91.7%), were not eligible 1 depot (8.3 %), good hygiene handlers 1 respondent (8.3%), poor hygiene handlers 11 respondents (91.7%), eligible bacteriological quality was 10 depot (83.3%), were not eligible 2 depots (16.7%), health centers has never been on training hygiene handlers, but doing inspection every year with a sample system. Suggestions for depot owners is periodically check the water quality. The owner is expected to provide work clothes and checked employee health periodically. For health centers expected to improve supervision of depot producer.
PERBANDINGAN JUMLAH TIKUS YANG TERTANGKAP ANTARA PERANGKAP DENGAN UMPAN KELAPA BAKAR, IKAN TERI DENGAN PERANGKAP TANPA UMPAN (STUDI KASUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN) TAHUN 2015 Junianto, Sadita Dwi; Siwiendrayanti, Arum
Unnes Journal of Public Health Vol 5 No 1 (2016): Unnes Journal Of Public Health
Publisher : Universitas Negeri Semarang in cooperation with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.195 KB) | DOI: 10.15294/ujph.v5i1.9708

Abstract

Puskesmas Pandanaran merupakan Puskesmas dengan jumlah kejadian leptospirosis di Kecamatan Semarang Selatan paling tinggi dengan jumlah pada tahun 2014 sebanyak 10 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah tikus yang tertangkap antara perangkap dengan menggunakan umpan kelapa bakar, ikan teri dan perangkap tanpa menggunakan umpan dilihat dari jumlah tikus yang tertangkap.Jenis penelitian ini adalah Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (eksperimen kuasi). Teknik pengambilan sumber informasi yang digunakan adalah teknik purposive sampling, dengan jumlah sampel 50 rumah.Hasil penelitian ini didapatkan data tikus yang tertangkap dengan kelapa bakar adalah 42 ekor, dengan ikan teri adalah 32 ekor dan perangkap tanpa umpan adalah 1 ekor dengan angka trap succes kelapa bakar 12%, ikan teri 9,14% dan perangkap tanpa umpan 0,29%. Berdasarkan uji Man Whitney menunjukan ada perbedaan keberhasilan penangkapan tikus antara kelapa bakar dengan perangkap tanpa umpan (p=0,001 < α=0,005), ikan teri dengan perangkap tanpa umpan (p=0,001 < α=0,005) dan tidak terdapat perbedaanpenangkapan tikus antara kelapa bakar dengan ikan teri (p=1,000  < α=0,005).Saran yang dapat diberikan yaitu: Melakukan pengendalian tikus di rumah masing-masing, menggunakan umpan yang menarik bagi tikus, Menjaga sanitasi lingkungan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari risiko penularan leptospirosis yang dibawa oleh tikus. Pandanaran Health Center has the highest number of leptospirosis in South Semarang District with 10 cases in 2014. The purpose of this study was to determine the comparison of the number of rats caught betwen the trap with the use of roasted coconut, anchovy bait and traps without the use of bait as seen from the number of rats being caught. The type of research used in this study was quasi experimental research. The sampling technique used in this study was the purposive sampling technique, with a total sample of 50 houses. The results of this study showed that the number of rats caught with roasted coconut was 42 rats, with anchovy was 32 rats and trap without bait was 1 rats, the trap success number of roasted coconut was 12%, anchovy was 9.14% and without bait was 0.29 %. Man Whitney test showed that there was a difference between the success of catching rats with roasted coconut bait and traps without bait (p = 0.001 <α = 0.005), anchovy bait and traps without bait (p = 0.001 <α = 0.005) and there was no difference between roasted coconut bait and anchovy bait (p = 1.000 <α = 0.005). Advice can be given as follows: to conduct rats control in the neighborhood, to use a tempting bait for rats, to maintain sanitation and apply a clean and healthy lifestyle in order to avoid the risk of leptospirosis infection carried by rats.