Fadlil Yani Ainusyamsi
UIN Sunan Gunung Djati

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SIMBOL KEKERASAN POLITIK DI IRAK ERA KEPEMIMPINAN SADDAM HUSSEIN DALAM NOVEL UKHRUJ MINHA YA MAL’UN KARYA SADDAM HUSSEIN (KAJIAN SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE) Ahmad Bambang Soemargono; Fadlil Yani Ainusyamsi; Wildan Taufiq
Hijai - Journal on Arabic Language and Literature Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hijai.v2i1.6474

Abstract

Penelitian ini berjudul simbol kekerasan politik di Irak era kepemimpinan Saddam Hussein dalam novel Ukhruj Minha Ya Mal’un Karya Saddam Hussein. Saddam Hussein adalah seorang presiden di negara Irak sekaligus sastrawan yang hebat. Ia menggunakan karya sastra sebagai alat pengkritik untuk melawan kekerasan-kekerasan yang dilakukan musuhnya. Seperti dalam novel Ukhruj Minha Ya Mal’un yang didalamnya banyak menceritakan kelicikan dan kejahatan yang dilakukan oleh musuhnya yaitu Amerika. Ia juga menciptakan beberapa karya sastra diantaranya novel yang berjudul Zabibah Wa al-Mulk, al-Qal’ah al-Hashinah, Rijal Wa Madinah dan Ukhruj Minha Ya Mal’un. Maka dari itu, peneliti menggunakan novel sebagai objek dalam penelitian ini.Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk memahami simbol  kekerasan politik di Irak era kepemimpinan Saddam Hussein dan mendeskripsikan makna kekerasan politik yang terdapat dalam novel Ukhruj Minha Ya Mal’un karya Saddam Hussein. Sehingga dalam novel tersebut, dapat diketahui variasi kekerasan politik yang disimbolkan.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berdasarkan sesuai dengan hasil menelaah dan mengkaji sumber data yang didapatkan dari novel Ukhruj Minha Ya Mal’un. Sedangkan kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep triadik Semiotika Charles S. Peirce, yaitu mengungkap Representamen (R), Objek (O), serta Interpretan (I).Berdasarkan analisis, penelitian ini ditemukan 20 data yang memberikan simbol-simbol kekerasan politik, diantaranya: (1) kekerasan tidak langsung (indirect violence); (2) kekerasan alienatif (alienative violence); (3) kekerasan refresif (represif violence); (4) peperangan; (5) revolusi. Kekerasan politik adalah suatu kondisi yang sangat tidak ingin dihadapi oleh sebagian besar dari  masyarakat serta hanya menguntungkan bagi elit politik saja. Karena hal itu, dengan adanya analisis ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menjadi dasar dalam mengenal dan mengetahui variasi dari kekerasan politik yang biasa terjadi disekelilingnya. 
JENIS DAN FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI IBNU SINA DALAM FILM ANIMASI AL-‘ALIM IBNU SINA Alif Agung Furqon; Fadlil Yani Ainusyamsi
Hijai - Journal on Arabic Language and Literature Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hijai.v6i1.13547

Abstract

Pragmatik merupakan studi tentang kebahasaan yang berfokus pada maksud tuturan yang dihasilkan atau disampaikan oleh penutur, baik secara lisan maupun tulisan. Penelitian ini membahas tentang jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi pada tuturan Ibnu Sina dalam film animasi Ibnu Sina. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur ilokusi berdasarkan kesesuaian antara struktur dan fungsi serta mengidentifikasi fungsi-fungsi tindak tutur ilokusi pada tuturan Ibnu Sina. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pragmatik. Data dalam penelitian ini merupakan tuturan-tuturan Ibnu Sina. Data tersebut merupakan hasil transkripsi yaitu mengubah data audio visual menjadi bentuk tulis untuk dianalisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah simak dan catat. Sedangkan teknik analisis data peneliti menggunakan teknik padan ekstralingual dengan cara menghubung-bandingkan unsur-unsur yang berada diluar bahasa yakni konteks tuturan. Hasil penelitian ini peneliti mendapatkan lima jenis ilokusi yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif dan deklaratif dengan fungsi pragmatis yang beragam. Berdasarkan kesesuaian antara struktur dan fungsinya terdapat tindak tutur langsung dan tidak langsung pada tuturan Ibnu Sina. Tindak tutur tidak langsung terdapat pada tindak tutur asertif, direktif dan komisif, ketika lawan tutur Ibnu Sina seseorang yang lebih dewasa darinya dan lebih tinggi kedudukannya. Seperti halnya penegasan dengan kalimat tanya, menyarankan dan menolak dengan kalimat berita.