Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pendidikan Islam Integratif Berbasis Karakter Mukarromah Mukarromah
Jurnal Pendidikan Islam Vol 6 No 1 (2016)
Publisher : Research Department (Lemlit) Islamic Institute of Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perdebatan terkait dikotomi pendidikan masih diperbincangkan. Sering kita mendengar istilah fakultas agama dan fakultas umum, sekolah agama dan sekolah umum, sehingga terdapat kesan bahwa agama berjalan tanpa dukungan iptek. Begitu sebaliknya, pendidikan umum hadir tanpa sentuhan agama. Akibatnya, mata pelajaran masih bersifat terkotak-kotak. Di samping itu, problem dekadensi moral marak terjadi dikarenakan pendidikan kurang mengarah kepada pembentukan insan kamil. Out put pendidikan belum berhasil menciptakan generasi yang memiliki karakter yang baik, maka solusi poblem-problem tersebut adalah melalui aplikasi pendidikan Islam integratif berbasis karakter.
Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Ibnu Taimiyah Mukarromah Mukarromah
Jurnal Pendidikan Islam Vol 8 No 1 (2018)
Publisher : Research Department (Lemlit) Islamic Institute of Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi tentang konsep korupsi ini menyajikan analisa pemikiran ahli pemikir Islam abad pertengahan yang bernama Ibnu Taimiyah. Dalam kajian ini pemikiran Ibnu Taimiyah tentang Pendidikan Anti korupsi penulis kaitkan dengan tiga konsep pemikirannya. Tiga konsep tersebut kepemimpinan, amanah dan amar ma’ruf dan nahi munkar. Terkait kepemimpinan, Ibnu Taimiyah membagi dua golongan, yaitu ulama dan umara. Terhadap ulama dan umara, ia memberikan dua kriteria, yaitu otoritas dan amanah. Ditinjau dari otoritas, kepemimpinan haruslah sesuai dengan jenisnya. Sedangkan ditinjau dari amanah, Ibnu Taimiyah memandangnya dari tiga hal. Pertama, khauf (takut) terhadap Allah swt. Kedua, amanat merupakan tindakan yang tidak memperjual-belikan ayat-ayat Allah swt. dengan harga murah. Ketiga adalah menghindari rasa takut terhadap sesama muslim. Jika dikaitkan dengan korupsi, diketahui korupsi merupakan perbuatan yang tidak amanah. Maka ketiga konsep amanah menurut Ibnu Taimiyah di atas, juga berlaku terkait kriteria amanah dalam kepemimpinan. Dalam konsep di atas, Ibnu Taimiyah menitikberatkan pada perbuatan manusia. Ia berpendapat bahwa Allah pencipta segala sesuatu, sedangkan hamba adalah pelaku perbuatan yang sesungguhnya dan mempunyai kehendak secara sempurna. Maka manusia harus bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat. Begitu pula korupsi, manusia berhak melakukannya. Namun konsekuensinya ia harus bertanggung jawab atas korupsi yang dilakukannya. Ibnu Taimiyah menegaskan kembali bahwa Allah meridhai segala perbuatan yang baik dan tidak meridhai perbuatan yang buruk. Solusi yang diberikannya adalah memilih pemimpin yang berkualitas, menerapkan amanah dan melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar
Analisis Praktik Utang Piutang Emas Diganti Dengan Uang Tunai Di Desa Larangan Sorjan Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan irdlon sahil; R. Rois Albarista; mukarromah mukarromah
Journal of Islamic Banking Vol 3 No 1 (2022): Journal of Islamic Banking
Publisher : Prodi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Al Hikmah Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Debt and receivables of gold replaced with cash is a loan agreement, where the recipient of the loan borrows gold from the lender and the payment benchmark is cash. The purpose of this study was to determine the practice system of gold debt and receivables being replaced with cash and the Islamic economics view of gold being replaced with money. This research design is a qualitative research. The research subjects are the majority of people who are tied to the gold debt case. Methods of collecting data with interviews, observation and documentation, data analysis with qualitative descriptive. Based on the research, it can be stated that in practice gold debt in the Village of Larangan Sorjan, Kec. Klampis Kab. Bangkalan in payment using cash and without being limited to maturity by muqridh, while if viewed from Islamic economic law, it has fulfilled the pillars of debt and receivables and the terms of debt and receivables and in Islam this practice is allowed with predetermined conditions.
Pendidikan Islam Integratif Berbasis Karakter Mukarromah Mukarromah
Jurnal Pendidikan Islam Vol 6 No 1 (2016)
Publisher : Research Department (Lemlit) Islamic Institute of Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perdebatan terkait dikotomi pendidikan masih diperbincangkan. Sering kita mendengar istilah fakultas agama dan fakultas umum, sekolah agama dan sekolah umum, sehingga terdapat kesan bahwa agama berjalan tanpa dukungan iptek. Begitu sebaliknya, pendidikan umum hadir tanpa sentuhan agama. Akibatnya, mata pelajaran masih bersifat terkotak-kotak. Di samping itu, problem dekadensi moral marak terjadi dikarenakan pendidikan kurang mengarah kepada pembentukan insan kamil. Out put pendidikan belum berhasil menciptakan generasi yang memiliki karakter yang baik, maka solusi poblem-problem tersebut adalah melalui aplikasi pendidikan Islam integratif berbasis karakter.
Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif Ibnu Taimiyah Mukarromah Mukarromah
Jurnal Pendidikan Islam Vol 8 No 1 (2018)
Publisher : Research Department (Lemlit) Islamic Institute of Darullughah Wadda’wah Bangil, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi tentang konsep korupsi ini menyajikan analisa pemikiran ahli pemikir Islam abad pertengahan yang bernama Ibnu Taimiyah. Dalam kajian ini pemikiran Ibnu Taimiyah tentang Pendidikan Anti korupsi penulis kaitkan dengan tiga konsep pemikirannya. Tiga konsep tersebut kepemimpinan, amanah dan amar ma’ruf dan nahi munkar. Terkait kepemimpinan, Ibnu Taimiyah membagi dua golongan, yaitu ulama dan umara. Terhadap ulama dan umara, ia memberikan dua kriteria, yaitu otoritas dan amanah. Ditinjau dari otoritas, kepemimpinan haruslah sesuai dengan jenisnya. Sedangkan ditinjau dari amanah, Ibnu Taimiyah memandangnya dari tiga hal. Pertama, khauf (takut) terhadap Allah swt. Kedua, amanat merupakan tindakan yang tidak memperjual-belikan ayat-ayat Allah swt. dengan harga murah. Ketiga adalah menghindari rasa takut terhadap sesama muslim. Jika dikaitkan dengan korupsi, diketahui korupsi merupakan perbuatan yang tidak amanah. Maka ketiga konsep amanah menurut Ibnu Taimiyah di atas, juga berlaku terkait kriteria amanah dalam kepemimpinan. Dalam konsep di atas, Ibnu Taimiyah menitikberatkan pada perbuatan manusia. Ia berpendapat bahwa Allah pencipta segala sesuatu, sedangkan hamba adalah pelaku perbuatan yang sesungguhnya dan mempunyai kehendak secara sempurna. Maka manusia harus bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat. Begitu pula korupsi, manusia berhak melakukannya. Namun konsekuensinya ia harus bertanggung jawab atas korupsi yang dilakukannya. Ibnu Taimiyah menegaskan kembali bahwa Allah meridhai segala perbuatan yang baik dan tidak meridhai perbuatan yang buruk. Solusi yang diberikannya adalah memilih pemimpin yang berkualitas, menerapkan amanah dan melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar