Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna dan manfaat dari penggunaan OpenSID yang ditujukan kepada perangkat kelurahan. Kerangka kerja yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Technology Acceptance Model sebagai alat untuk mengukur penerimaan kelayakan suatu teknologi. Technology Acceptance Model menggunakan 7 indikator yaitu self efficacy (kemanjuran diri), complexity (kerumitan), lack of time (keterbatasan waktu), perceived usefulness (manfaat yang dirasakan), perceived ease of use (kemudahan pengguna), behavioral intention of use (minat perilaku pengguna), actual technology use (penggunaan teknologi sesungguhnya). Penelitian ini melakukan analisis penerimaan OpenSID di area rural dan di area urban. Untuk area pedesaan maka dilakukan di 8 (delapan) desa yang berada di kecamatan Modoinding, yakni desa Sinisir, desa Makaaroyen, desa Palelon, desa Kakenturan, desa Pinasungkulan, desa Linelean dan desa Wulurmahatus. Untuk area urban, dilakukan di 9 kelurahan yang berada di wilayah kecamatan Amurang Barat dan Amurang; yakni kelurahan Kawangkoan-bawah, kelurahan Rumoong-bawah, kelurahan Buyungon, kelurahan Ranoiapo, kelurahan Uwuran 1, kelurahan Uwuran 2, kelurahan Lewet dan kelurahan Bitung. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa perangkat desa dan aparat kelurahan yang pernah menggunakan OpenSID mengakui bahwa OpenSID dapat membantu aparat untuk mendapatkan informasi yang tepat. Meskipun diakui bahwa OpenSID memberikan manfaat dalam tugas dan pekerjaan, namun membutuhkan waktu yang lama dalam mempelajari OpenSID.Kata kunci— Desa, Kelurahan, OpenSID, Model Penerimaan Teknologi