Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PARITAS DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL Ni Made Ayu Yulia Raswati Teja; Gusti Ayu Dwina Mastryagung; Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu
Menara Medika Vol 3, No 2 (2021): Vol 3 No 2 Maret 2021
Publisher : Menara Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mm.v3i2.2451

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan : Masa kehamilan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan janin menuju masa kelahiran sehingga gangguan gizi yang terjadi pada masa kehamilan akan berdampak besar bagi kesehatan ibu maupun janin. Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada kehamilan dipengaruhi oleh karakteristik ibu meliputi; umur, pendidikan, status gizi, paritas, dan pekerjaan. Deteksi dini adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan/gangguan yang terjadi pada individu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara paritas dan pengetahuan dengan anemia pada ibu hamil Metodologi: Desain penelitian yang digunakan adalah analitik kuantitatif dengan studi cross sectional. Populasi adalah hamil di Puskemsas Denpasar Selatan I pada bulan Juli-Agustus 2020. Tehnik pengambilan sample menggunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan sample yang memenuhi kriteria peneliti yaitu ibu bersedia menjadi responden. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu tidak mengalami anemia yaitu 89,1 persen. Terdapat hubungan yang signifikan paritas dengan anemia (p=0,002) dan Pengetahuan dengan anemia (p=0,001). Kesimpulan : Terdapat hubungan antara Pengetahuan dan Paritas dengan anemia pada ibu hamil Kata Kunci : Pengetahuan, Paritas, Anemia pada Ibu Hamil
Peningkatan Pengetahuan tentang Senam Desminorea untuk Mengurangi Nyeri pada Siswa SMA di Kota Denpasar Ni Komang Tri Agustini; Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 4 No 4 (2019)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.911 KB) | DOI: 10.30653/002.201944.202

Abstract

INCREASED KNOWLEDGE ABOUT DESMINOREA GYMNASTICS TO REDUCE PAIN IN HIGH SCHOOL STUDENTS IN DENPASAR CITY. Menstrual pain or dysmenorrheal is a physical disorder that is often felt by women every menstruation. Dysmenorrheal is often reported to interfere with daily activities. The incidence of dysmenorrheal shows that the experience of dysmenorrheal is mostly experienced by adolescents, including adolescent in high school. To reduce the menstrual pain every menstruation requires sufficient knowledge and understanding of the actions that can be done to reduce menstrual pain, one of them is dysmenorrheal exercises. This activity aims to provide education about dysmenorrheal exercises used to reduce menstrual pain. The method used is to provide health education about menstrual pain and training about dysmenorrheal exercise. Before and after counseling pre test and post test. The results of counseling showed an increase in teenagers understanding of dysmenorrheal exercise to reduce menstrual pain, from 52.5% to 80%. Based on these results it is expected that teenagers are able to practice dysmenorrheal exercises to reduce menstrual pain.
GAMBARAN KARAKTERISTIK WANITA POSTMENOPAUSE YANG TINGGAL DI WILAYAH PEDESAAN INDONESIA Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.032 KB) | DOI: 10.37294/jrkn.v3i2.171

Abstract

Latar Belakang: Menopause merupakan tonggak yang penting dalam kesehatan wanita dan signifikan mempengaruhi kualitas hidup wanita. Memasuki masa post-menopause keluhan akan  gejala menopause yang dialami meningkat.  Penelitian yang meneliti mengenai karakteristik maupun keluhan-keluhan wanita postmenopause yang tinggal di pedesaan masih jarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik wanita postmenopause yang tinggal di pedesaan.Metode Penelitian: Desain penelitianyang digunakan adalah deskriptif cross sectional study. Penelitian dilakukan di Desa Petang, salah satu daerah  pedesaan di Bali, Indonesia. Sampel penelitian ini berjumlah 392 wanita postmenopause. Stages of Reproductive Aging Workshop (STRAW+10) digunakan untuk mengklasifikasikan wanita post menopause. Instrumen yang digunakan adalah instrument yang dirancang sendiri untuk mengetahui karakteritik demografi dan pola kebiasaan serta Menopause Rating Scale (MRS) untuk gejala-gejala menopause.Hasil Penelitian: Hasil analisa data menunjukkan sebagian besar wanita postmenopause yang tinggal di daerah pedesaan memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi yakni sebanyak 315 responden  (80,4%) dan tidak terbiasa berolahraga 218 (55,6%). Keluhan gejala -gejala menopause  dirasakan oleh wanita postmenopause diantaranya rasa tidak nyaman pada persendian dan otot yakni sebanyak 316 wanita  (82%), kelelahan fisik dan mental sebanyak 275 wanita (70,3%), masalah tidur sebanyak 223 (56,9%,), masalah seksual sebanyak 179 (45,7%), rasa tidak nyaman pada jantung sebanyak 122 (31,2%) serta badan terasa panas dan berkeringat sebanyak 119 (30,4%).Kesimpulan:  Wanita postmenopause yang tinggal didaerah pedesaan memiliki karakteritik yang sedikit berbeda . Hampir sebagian besar wanita postmenopause mengeluhkan lebih dari satu gejala menopause. Hal ini menjadi perhatian khusus dan tantangan tersendiri bagi petugas kesehatan dalam merancang intervensi yang tepat guna membantu mengatasi gejala-gejala yang dialami oleh wanita postmenopause 
AKSEPTABILITAS DAN PEMANFAATAN PIK-R (PUSAT INFORMASI KONSELING-REMAJA) SISWA SMA DI KOTA DENPASAR Ni Komang Tri Agustini; Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu
Bali Health Published Journal Vol. 1 No. 2 (2019): Desember : Bali Health Published Journal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.917 KB) | DOI: 10.47859/bhpj.v1i2.107

Abstract

Latar Belakang: Masalah kesehatan yang menonjol di kalangan remaja adalah masalah kesehatan reproduksi. PIK-R (Pusat Informasi Konseling-Remaja) adalah salah satu upaya menyediakan informasi serta konseling remaja mengenai kesehatan reproduksi yang ada di sekolah. Akseptabilitas dan pemanfaatan oleh siswa merupakan faktor penting untuk mendukung program PIK-R. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui akseptabilitas dan pemanfaatan PIK-R pada siswa SMA di Kota Denpasar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Responden penelitian ini adalah 158 siswa SMA di Kota Denpasar. Data diperoleh melalui kuesioner dan dianalisis dengan chi-square. Hasil: Hasil univariate menunjukkan sebanyak 97 (61,4%) siswa menerima akan PIK-R dan pemanfaatannya sebanyak 53 (33,5%). Terdapat hubungan yang bermakna antara akseptabilitas degan pemanfaatan PIK-R dengan nilai korelasi (x2= 4,26, p=.03). Kesimpulan: Siswa yang menerima PIK-R memanfaatkan PIK-R sebagai pusat informasi kesehatan reproduksi
EDUKASI LATIHAN FISIK BERBASIS SELF CARE KEPADA KLIEN DAN KELUARGA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI KELURUHAN PEDUNGAN KOTA DENPASAR I Ketut Swarjana; Luh Gde Nita Sri Wahyuningsih; NLP Dina Susanti; NLP Inca Buntari Agustini; Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu; Ni Luh Adi Satriani
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 29, No 2 (2023): APRIL-JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v29i2.43622

Abstract

Prevalensi diabetes melitus hingga saat ini terus meningkat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Diabetes mellitus menyebabkan keterbatasan fungsional dan multi morbiditas, sehingga klien diabetes mellitus perlu belajar mempertahankan perilaku pengelolaan diri seumur hidup, seperti perawatan diri atau self-care. Pelaksanan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga dengan Diabetes Mellitus untuk melakukan perawat secara mandiri dalam bentuk latihan fisik berbasis self-care. Pengabdian ini diberikan kepada pasien dan keluarga diawali dengan pemberian health education kemudian intervensi latihan fisik eksentrik berbasis Self Care dengan mengoptimalkan penggunaan strategi koping dan pemanfaatan dukungan sosial kepada penderita Diabetes Mellitus. Pendekatan latihan fisik eksentrik berbasis self-care ini digunakan untuk mempercepat respons adaptif penderita. Hasil pelaksanaan didapatkan bahwa, sebelum pemberian edukasi (pretest) sebanyak 4 responden (40%) memiliki pengetahuan yang baik terhadap latihan fisik berbasis self-care, dan setelah edukasi sebanyak 7 responden (70%) sudah mengetahui dengan baik mengenai latihan fisik berbasis self-care. Pengetahuan yang baik mengenai latihan fisik berbasis self-care pada pasien dan keluarga dengan diabetes mellitus akan meminimalkan resiko ketidaknyamanan pada rentang gerak mobilitas pasien.
Upaya Peningkatan Pengetahuan Deteksi Dini dan Penanganan Premenstrual Syndrom pada Remaja Putri di SMA 1 Dawan Klungkung Ni Made Ayu Yulia Raswati Teja; Ni Putu Sri Haryati; Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu; Ni Wayan Erviana Puspita Dewi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 6 (2023): Volume 6 No 6 Juni 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i6.9908

Abstract

ABSTRAK Premenstrual syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental, yang biasanya muncul mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang berlangsung sampai haid berhenti. PMS yang terjadi pada remaja dapat menurunkan produktivitas dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Gejala-gejala PMS pada remaja dapat berpengaruh terhadap prestasinya di sekolah. Kejadian PMS mempengaruhi kegiatan di sekolah, misalnya: penurunan konsentrasi belajar, terganggunya komunikasi dengan teman juga dimungkinkan terjadi penurunan produktivitas belajar dan peningkatan absensi kehadiran.  Kegiatan ini adalah untuk meningkatkannya pengetahuan remaja putri di SMA 1 Dawan Klungkung mengenai Premenstrual Syndrome. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan pemberian pre test pada remaja, pemberian penyuluhan kemudian diakhiri dengan diskusi dan pemberian post test. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu terdapat peningkatan pengetahuan remaja putri mengenai deteksi dini dan upaya penanganan PMS, dari 105 remaja putri terdapat 87,5% remaja yang memiliki pengetahuan baik dan 12,5% remaja yang memiliki pengetahuan kurang setelah diberikan penyuluhan. Terjadi peningkatan pengetahuan remaja putri mengenai deteksi dini dan upaya penanganan PMS, setelah dilakukan pengabmas ini diharapkan remaja putri mampu memantau gejala PMS dan melakukan penanganan yang tepat serta mengetahui kapan harus melakukan pemeriksaan ke Tenaga Kesehatan. Kata Kunci: Pengetahuan, Premenstrual Syndrome  ABSTRACT  Premenstrual syndrome (PMS) is a physical and mental, PMS usually appear from one week to a few days before menstruation begins, and disappear after menstruation begins, although sometimes it felt until menstruation stops. PMS can decreassing productivity and daily activities in adolescents. PMS symptoms in adolescents can affect their performance at school. PMS events affect activities at school, for example: decreased concentration in learning, disruption of communication with friends it is also possible that there is a decrease in learning productivity and increase absenteeism. This activity is to increase the knowledge about Premenstrual Syndrome for young women at Senior High School 1 Dawan Klungkung. Community service is carried out by giving pre-tests to adolescents, giving counseling, discussions and giving post-tests.The results of this community service activity that knowledge of young women and early detection aboaut PMS was increasing, from 105 young women there were 87.5% of young women who had good knowledge and 12.5% of young women who had less knowledge after being given counseling.There has been an increase in the knowledge of young women regarding early detection and handlingof PMS. After this community service, it is hoped that young women will be able to monitor PMS symptoms and carry out appropriate treatment and know when to check to the health workers. Keywords: Knowledge, Premenstrual syndrome
PENGEMBANGAN MODEL EDUKASI BERBASIS VIDEO SINEMATOGRAFI DALAM MENINGKATKAN FAMILY SUPPORT PADA LANSIA DI MELINGGIH, PAYANGAN, BALI Ni Luh Putu Inca Buntari Agustini; Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu; Ni Putu Ayu Ratna Dewi; Dewa Gede Wisnu Wardana; I Made Dwi Krisma Prataba; Ni Luh Gede Hari Nugrahini
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 29, No 3 (2023): JULI-SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v29i3.43419

Abstract

The family is one of the coping mechanisms that the elderly have as they live out their old age. One of the efforts to increase family support as care providers for the elderly is education. The service activities carried out by the ITEKES Bali Master of Nursing program aim to develop a cinematographic video-based educational model for increasing family support. The activity was carried out in October 2022 with 31 elderly people. The activity began with a pretest and continued with a posttest 5 days after the activity ended to find out whether there was a change in family support received by the elderly before and after giving the cinematography video using the family support system questionnaire. The analytical test used is the Wilcoxon test. The results showed that there was an effect of providing cinematographic videos on family support with a p value <0.001. This shows that family support after being given cinematographic videos has increased from low-to-moderate to high. It is hoped that the development of cinematographic video-based education can be applied to providing counseling to family members regarding the importance of family support.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Premenstrual Syndrom pada Siswi Sekolah Menengah Atas Ni Made Ayu Yulia Raswati Teja; Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu; Ni Wayan Erviana Puspita Dewi; Ni Made Nurtini; Komang Ayu Purnama Dewi; Ni Putu Riza Kurnia Indriana
Bali Medika Jurnal Vol 10 No 1 (2023): Bali Medika Jurnal Vol 10 No 1 Juli 2023
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v10i1.327

Abstract

Premenstrual syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental, yang biasanya muncul mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang berlangsung sampai haid berhenti PMS yang terjadi pada remaja dapat menurunkan produktivitas dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Gejala-gejala PMS pada remaja dapat berpengaruh terhadap prestasinya di sekolah. Kejadian PMS mempengaruhi kegiatan di sekolah, misalnya: penurunan konsentrasi belajar, terganggunya komunikasi dengan teman juga dimungkinkan terjadi penurunan produktivitas belajar dan peningkatan absensi kehadiran. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional.. Cara pengambilan sampel dengan non probability sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 105 responden. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 7,6% remaja mengalami PMS Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian PMS (p=0,036), perilaku dengan kejadian PMS (p=0,035), usia menarche dengan kejadian PMS (p=0,047), dan tingkat stress dengan kejadian PMS (p=0,001). Terdapat hubungan yang signifikan antara Pengetahuan, perilaku, usia menarche dan tingkat stress dengan kejadian premenstrual syndrome.   Premenstrual syndrome (PMS) is a collection of symptoms in the form of physical and mental disorders, which usually appear from one week to a few days before menstruation begins, and disappear after menstruation begins, although sometimes it lasts until menstruation stops PMS that occurs in adolescents can reduce productivity in carrying out daily activities. PMS symptoms in adolescents can affect their performance at school. PMS events affect activities at school, for example: decreased concentration in learning, disruption of communication with friends it is also possible that there is a decrease in learning productivity and an increase in absenteeism This research is analytic with cross sectional design. The sampling method is non-probability sampling. The number of research samples is 105 respondents. Data collectionl used a questionnaire The results of this study indicate that as many as 7.6% of adolescents experience PMS. There is a significant relationship between knowledge and the incidence of PMS (p=0.036), behavior and the incidence of premenstrual syndrome (p=0.035), age of menarche and the incidence of PMS (p=0.047) , and stress level with PMS incident (p=0,001) There is a significant relationship between knowledge, behavior, age at menarche and stress level with the incidence of premenstrual syndrome.
Counseling on the Selection of Contraceptive Devices for Women of Childbearing Age at Banjar Basa, Marga Village Tabanan Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu; Gusti Ayu Dwina Mastryagung
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Abdimas ITEKES Bali September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v1i1.402

Abstract

Indonesia as a developing country with a large population is greatly helped by the contraception method to reduce population and improve women's health. The types of saline contraception start from MKJP and Non-MKJP. Each type of contraception has advantages and disadvantages and each has an individual suitability and suitability for each woman. Providing complete information is an important factor in choosing a contraceptive device. The provision of information related to contraceptives and their types as well as health detection in women after childbearing is optimized to increase the coverage of active family planning participants and reduce high-risk groups who are not allowed to use certain contraceptive methods. From the activities carried out, it was obtained from 15 women of childbearing age who participated in this activity as many as 6 people (40%) had good knowledge regarding contraception and as many as 9 people (60%) had less knowledge about contraception. After being given education, there was a significant increase in the understanding of women of childbearing age regarding contraception, namely as many as 15 people (100%).
Edukasi Pengenalan Menopause Pada Wanita Usia Subur di Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu; Ni Putu Kamaryati; Ni Made Ayu Yulia Raswati Teja
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 2 (2024): Volume 7 No 2 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i2.13228

Abstract

ABSTRAK  Menopause merupakan masa yang penting bagi kehidupan wanita. Seiring memasuki menopause disertai pula dengan kemunculan gejala-gejala menopause atau menopausal symptoms. Masa menopause dan menopausal symptoms yang muncul seringkali menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada wanita usia subur yang belum memahami mengenai menopause. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan penetahuan wanita usia subur di desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi Badung terkait menopause dan menopausal symptoms. Kegiatan diawali dengan memberikan pre-test bagi peserta kemudian edukasi melalui penyuluhan mengenai menopause dan menopausal symptoms dan diakhiri dengan diskusi serta post-test. Hasil dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan pada wanita usia subur mengenai menopause dan menopausal symptoms. Dari 30 peserta sebanyak 26 (86.67%) peserta memiliki pengetahuan yang baik terkait menopause dan menopausal symptoms dan hanya 4 (13.33%) peserta saja yang pengetahuannya masih kurang setelah diberikan edukasi. Semakin baik pemahaman wanitau usia subur mengenai menopause maka akan semakin baik penerimaan mereka terhadap perubahan yang dialami ketika memasuki masa menopause sehingga akan lebih bijak serta siap menghadapi masa menopause. Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan yang diperlukan oleh wanita usia subur ketika memasuki masa menopause dan rutin memberikan edukasi terkait menopause sehingga kecemasan dan ketakutan wanita usia subur ketika memasuki masa menopause dapat teratasi. Kata Kunci: Menopause, Gejala-Gejala Menopause, Edukasi, Pengetahuan  ABSTRACT  Menopause is an important time in a woman's life. Women who are menopause it is accompanied by the onset of menopausal symptoms. Menopause and menopausal symptoms that appear often cause fear and anxiety in women who have not yet understood about menopause. The aim of this study was to increase knowledge of women in the Desa Werdi Bhuwana, Mengwi, Badung related menopause and menopausal symptoms. The activity begins with pre-testing the participants, then educating them about menopause and menopausal symptoms and ends with discussions also post-tests. As a result of this study was there has been an increase in knowledge among women about menopause and menopausal symptoms. Of the 30 participants, 26 (86.67%) had good knowledge of menopause and menopausal symptoms, and only 4 (13.33%) had insufficient knowledge after being educated. The better women understand menopause, the better their acceptance of the changes they experience when they enter the menopausal period, the wiser and more prepared they will be to cope with it. Health professional plays an important role in identifying the knowledge needs of women when entering menopause and regularly providing menopausal-related education so that the anxiety and fears of women e as they enter menopauses can be overcome. Keywords: Menopause, Menopausal Symptoms, Education, Knowledge