Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Determining The Pattern of Pesticide Residue Contamination and The Improvement of Production, Quality, and Milk Safety of Dairy Cattle with Probiotic-based Lignochloritic Bacteria Prihartini, Indah
Proceeding INTERNATIONAL SEMINAR IMPROVING TROPICAL ANIMAL PRODUCTION FOR FOOD SECURITY PROCEEDING INTERNATIONAL SEMINAR
Publisher : Proceeding INTERNATIONAL SEMINAR IMPROVING TROPICAL ANIMAL PRODUCTION FOR FOOD SECURITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.9 KB)

Abstract

Agricultural waste is a substitute for forage as the main feed of dairy cattle, especially duringthe dry season. The quality of agricultural waste in Indonesia is very low, with the high content oflignocelluloses which limits digestibility of feed. On the other hand, bioaccumulation of pesticides inplants that occurs during lignifications process caused the highest number of residues found in hayand straw that is lower in security as animal feed. The research objective was to determine thepattern of pesticide residue contamination in dairy products and dairy feed, as well as theimprovements to the production, quality, and safety of dairy product. The result showed that forageproducts, concentrates, and milk were detected to contain 6 harmful organochlorin pesticideresidues, namely lindane, heptachlor, eldrin, diendrin, aldrin and DDT. The number of aldrin, DDT,and dileldrin in diendrin milk was as high as between 5.76 to 19.2 ppb. The mechanism ofcontamination patterns of each pesticide differs, and sources of contamination derived fromconcentrates, forage, and other resources such as drinking water. The application of probiotic-basedlignochloritic bacteria 1% of the total concentrate feed has increased milk production 30-50% ofcontrol, increasing the average fat content of 4.0% and lower organochlorin residues in milkbetween 60-100%.Key Words: Probiotic, Lignochloritic, Pesticide, Residue
Antibacterial Activity of Ethanol Extracts of the Zingiber zerumbet (L.) Smith Rhizome Against Salmonella sp. Rahayu, Imbang Dwi; Widodo, Wahyu; Prihartini, Indah; Winaya, Aris
INSIST Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/ins.v4i1.191

Abstract

The study aimed at investigating the antibacterial activity of ethanol extracts of the lempuyang Gajah (Zingiber zerumbet (L.) Smith) rhizome against S. enteridis ATCC 31194 and S. typhimurium  ATCC 23564. An experimental method was employed for testing the antibacterial activity, with a completely randomized design (CRD) of factorial patterns. Factor I, ethanol concentrations which consisted of 45%; 70% and 95%, while factor II was the concentration of extracts, i.e 0%; 2.5%; 5%; 7.5% and 10%. The results showed that extraction with 45% and 70% ethanol, Z. zerumbet contained alkaloids, tannins, terpenoids, and saponins; however, the-95%-ethanol did not result any saponins, but flavonoids instead. Meanwhile, the chromatogram patterns of all extracts showed zerumbone is a dominant compound. It was concluded that the Z. zerumbet (L.) Smith extracts with 95% ethanol solvent, and 10% concentration had the highest antibacterial properties against S. enteritidis.
PEMANFAATAN EKSTRAKTOR SENTRIFUGASI BERBASIS JENDER; PENGURANGAN BEBAN KERJA MELALUI REKAYASA UKURAN DAN KOMBINASI PUTAR Prihartini, Indah; ., Budiwijono
Jurnal Dedikasi Vol 3 (2006): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2459.813 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v3i0.895

Abstract

Pelaksanaan Program vucer ini berlangsung di Paguyuban Peternak Lebah Sari Mulya di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang sejak bulan Juni sampai September 2005. Tujuan pelaksanaan program ini adalah membuat ekstraktor sentrifugasi berbasis jender dengan kombinasi daya putar 1:3 dengan bahan stainless steel dan jumlah sisiran atau frame 1 buah dalam upaya penanganan proses panen yang mandiri. Manfaat dari program vucer ini secara ekonomi dapat meningkatkan nilai jual madu karena peningkatan kualitas madu, serta operasional ekstraktor yang lebih cepat sehingga mengurangi bahan kerja. Sedangkan manfaat produk ini dari sisi iptek adalah produk madu yang dihasilkan mempunyai kualitas yang homogen, hygienis, dan berdaya simpan tinggi. Hal yang menjadi kelemahan dari system alat ini adalah nilai bahan baku logam yang digunakan berharga mahal. Kesimpulan yang didapatkan dari pelaksanaan program vucer ini adalah alat ekstraktor yang telah dirancang ternyata dapat digunakan secara efektif dan optimal sehingga dapat menghasilakn madu pada saat proses pemanenan dalam waktu yang lebih cepat dan madu berkualitas baik.
Implementasi Stater Bakteri Lignolitik sebagai Dekomposter Limbah Berserat untuk Menghasilkan Pupuk Organik dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani di Kecamatan Sumber Manjing Wetan Kabupaten Malang Prihartini, M.P., Prof. Dr. Indah
Jurnal Dedikasi Vol 7 (2010): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.037 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v7i0.472

Abstract

Kondisi lahan Sumber Manjing Wetan umumnya peka terhadap erosi, memiliki kemiringan yang tinggi dengan volume dangkal dan sebagian besar terdiri dan lahan kultur mencapai 58.97% curah hujan rendah dan kondisi kesejahteraan masyarakat umumnya rendah. Kondisi tersebut mendorong masyarakat merambah tanaman hutan sehingga merusak ekosistem hutan yang akan menyebabkan daerah tersebut rawan banjir. Usaha pertanian di Sumber Manjing Wetan umumnya dilakukan pada musim hujan dengan miskin pertanian lahan kering yang didominan pisang dan sebagian lahan sawah tadah hujan. Produktifitas pertanian maupun peternakan rendah sementara limbah pertanian dan perkebunan sangat potensial untuk pembuatan pupuk organik yang selama ini terabaikan. Starter Bakteri Lignolitik yang diproduksi Prihartini dkk sejak 2008 mempunyai kemampuan mendegradasi lignoselulosa dan organoclovir. Modal bakteri ini mampu meningkatkan produktifitas tanaman sekaligus menyuburkan tanah, mencuci pestisida pada lahan dan tanaman. Kegiatan implementasi starter bakteri lignolitik sebagai dekomposer limbah berserat untuk menghasilkan pupuk organik telah melakukan beberapa rangkaian kegiatan yaitu sosialisasi program, penyuluhan dan pembinaan kelompok tani, pelatihan pembuatan dan produksi pupuk organik, demplot pembutan dan produksi pupuk, komersialisasi pupuk organik padat dan cair serta monitoring.dangan kegiatan IBK ini masyarakat di Sumber Manjing Wetan memperoleh paket teknologi untuk pembuatan dan aplikasi 1. Pupuk organik untuk meningkatkan produktifitas tanaman 2. Fermentasi jerami padi 3. Pendampingan usaha/binis pupuk organik cair dan padat dengan bantuan APPO dan dana hibah. ;Dukungan pihak terkaitterutama dinas koperasi sangat perlu untuk menindaklanjuti program ini agar petani mampu mandiri membuat dan produksi pupuk organik.
PEMANFAATAN OVEN UDARA KERING DENGAN SISTEM KONVEKSI UDARA KERING UNTUK REDUKSI KADAR AIR MADU DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS MADU\ SESUAI STANDAR EKSPOR Budiwijono, Tedjo; ., Lukman; Prihartini, Indah
Jurnal Dedikasi Vol 3 (2006): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1665.824 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v3i0.900

Abstract

Pelaksanaan program vucer ini berlangsung di Koperasi Madu Nusa Indah Jl. Patimura 414 Bangil Kabupaten Pasuruan sejak bulan Juni sampai September 2005. Tujuan pelaksanaan program ini adalah meningkatkan kemampuan teknologi tepat guna pada UKM dengan memanfaatkan sumber daya local yang murah. Manfaat dilakukan program ini adalah untuk meningkatkan niali jual madu dari yang berkadar air 23% menjadi 17% hingga harga madu menjadi meningkat 300%. Hasil yang dicapai dari program ini adalah alat oven mampu menurunkan kadar air madu dari 23,5% dari 22,3% menjadi 19,8% dari 20,5% menjadi 19,1% dan dari 19,53% mnjadi 17% dalam waktu 4 jam. Hal yang menjadi kelemahan dari alat ini adalah kapasitas madu yang diproses terbatas sekali kapasitas oven yang kecil.
PRODUKSI PROBIOTIK RUMEN BERBASIS BAKTERI LIGNOCHLORITIK DAN APLIKASINYA PADA TERNAK SAPI PERAH Prihartini, Indah; Khotimah, Khusnul
Jurnal Gamma Vol 7, No 1 (2011): September
Publisher : Jurnal Gamma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.341 KB)

Abstract

Indah Prihartini1 & Khusnul Khotimah21 &2 Staf Pengajar Jurusan Produksi Ternak , Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah MalangAlamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas 246 MalangEmail: indahprihartini@gmail.com & thuthul17@yahoo.comABSTRACTBacteria-based probiotics lignochloritik have a high ability in the growth, production and enzymeactivity. Probiotics have a high ability in the activity of lignin degradation and organochlorin in anaerobic condition. Degradation activity of probiotics lignochloritik also not antagonistic to the rumenmicrobial activity. So that could be used as a probiotic probiotics rumen. To increase production,quality and safety of the milk production of dairy cows. necessary to test the application in dairycows in vivo. The study found the addition of probiotics in feed concentrate at 1% increase milkproduction by 30-40% per day with an average fat content of 4.1% and reduce pesticide residues inmilk of dairy cows organochlorin 80-100%. The recommended advice is to level the use of probioticsis best to feed 1% of the concentrate feed.Keywords: Probiotics, lignochloritik, lignin, organochlorin
PEMANFAATAN “CASSAPRO” SEBAGAI PENGGANTI KONSENTRAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PERFORMAN SAPI POTONG Prihartini, Indah; Wahyudi, A.
Jurnal Dedikasi Vol 1, No 2 (2004): November
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.23 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v1i2.889

Abstract

JawaTimur menipakan daerah penghasil sapi potong terbesar di Indonesia dengan jumlah populasi sekitar 3.851.204 atau 45% dan jumlah seluruh populasi di   Indonesia   (Deptan,   2001).   Tetapi   produktivitas  rendah   dengan  waktu pemeliharaan yang panjang karena sebagian besar menipakan peternakan rakyat dengan sistem pemeliharaan tradisional.    Hijauan dan limbah pertanian merupakan makanan utama sapi potong peternakan rakyat,  padahal kualitas umumnya rendah yaitu serat kasar tinggi dengan protein  rendah sehingga tidak memiliki kebutuhan ternaak.  Untuk menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi, periu diberikan makanan tambahan  bempa konsentrat dengan kandungan energi dan protein sesuai keblitlihan temak. Tetapi bahan-bahan penyusun konsentrat sebagian besar import dan bersaing dengan kebutuhan manusia yang menyebabkan harga masih terlalu tinggi bagi petemak tradisional. Sehingga perlu dicari altenatif pakan tambahan yang mudah dan murah.    Salah satu altematif pakan tambahan untuk sapi potong adalah “Cassapro”. Cassapro adalah pakan fermentasi yang menggunakan bahan dasar onggok yang  merupakan limbah pembliatan tapioka yang difermentasi kapang Aspergillusnifier. Cassapro tidak hanya mudah dan mudah membuatnya tetapi nilai gizinya tinggi yaitu dengan kandungan protein kasar 18% dan TDN 57% sehingga dapat digunakan sebagai pakan pengganti konsentrat untuk rnemenuhi kebutuhan ternak sapi potong.    Cassapro potensial dikembangkan untuk daerah sapi potong di Malang karena merupakan sentra perkebunan ubi kayu terbesar di Jawa Timur, terutama Malang selatan. Sehingga potensi produksi onggok cukup tinggi dan tersedia sepanjang tahun.Produksi  ubi  kayu di  Jawa  Timur sekitar 3.381.948  ton dan setiap pengolahan ubi kayu menghasilkan 22% tepung tapioka dan 6% berupa onggok sehingga produksi onggok mencapai 202.917 ton (Deptan, 1999).    Wajak dan Tumpang merupakan salah satu wilayah penghasil ubi kayu di Malang. produksi onggok basah berlimpah dan baunya mencemari lingkungan. Bila dikeringkan dan difermentasi menjadi Cassapro dapat dimanfaatkan sebagai pakan  ternak  berkulitas.  Disamping  itu  di  Wajak  dan  Tumpang juga dikembangkan peternakan sapi potong, selain iklim dan topografinya sesuai. Peternakan rakyat yang membentuk 
PEMANFAATAN EKSTRAKTOR DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS PANGAN MADU DI KELOMPOK PETERNAK MADU KPH TUMPANG Prihartini, Indah; Budi W., Tedjo
Jurnal Dedikasi Vol 1, No 2 (2004): November
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.051 KB) | DOI: 10.22219/dedikasi.v1i2.890

Abstract

Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu bahkan cenderung memburuk sangat berpengaruh hampir di semua sektor terutama sektor ekonomi. Pertumbuhan  ekonomi  negatif sangat  berpengaruh  terhadap  peningkatan pengangguran dan diduga telah terjadi penurunan PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang sangat signifikan sehingga jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan sekitar 130.000.000 jiwa.    Melihat kenyataan di atas maka perlu dilakukan pemecahan masalah secara tepat, obyektif, rasional dan berkelanjutan. Sebagai salah satu altematif untuk pemecahan masalah di atas dipilih program intensifikasi petemakan di bidang lebah madu. Program ini dipilih karena mempunyai daya resistensi yang tinggi terhadap kondisi krisis perekonomian di Indonesia. Bahkan nilai jual madu meningkat 200 sampai 300% sedangkan biaya pemeliharaan tidak mengalami peningkatan karena lebah madu dapat mencari makan sendiri melalui nektar pada tanaman liar di hutan maupun nektar dari tanaman perkebunan. Peningkatan nilai jual madu tersebut secara langsung sangat menguntungkan petemak terutama di masa sistem perekonomian yang tidak menentu seperti sekarang ini.    Secara umum konsurnsi madu di Indonesia baru mencapai 3,2 gram perkapita per tahun, jauh lebih rendah dari negara-negara berkembang yang lain yaitu 70 gram per kapita pertahun. Konsurnsi madu di negara maju mencapai 1000 - 1600 gram per kapita pertahun. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Indonesia mengimpor madu dan beberapa negara lain. Pada tahun 1998 produksi madu Indonesia masih sangat rendah rata-rata 60.000 ton pertahun. Diharapkan secara bertahap pada tahun 2000 Indonesia mampu memproduksi madu 200.000 ton (Rosjid, 1990). Menurut Djojosaputro (1998) dewasa ini permintaan pasar dalam negeri mencapai 300.000 ton dan kekurangan madu diimpor dan Australia, Selandia Barn dan negara-negara lain.    Produksi madu di Indonesia saat ini berkisar antara 40 hingga 60 kg per koloni per tahun. Hasil ini sudah cukup baik dan menambah bukti bahwa Indonesia sangat potensial untuk betemak lebah. Peningkatan
Implementasi Stater Bakteri Lignolitik sebagai Dekomposter Limbah Berserat untuk Menghasilkan Pupuk Organik dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Petani di Kecamatan Sumber Manjing Wetan Kabupaten Malang Prof. Dr. Indah Prihartini, M.P.
Jurnal Dedikasi Vol. 7 (2010): Mei
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v7i0.472

Abstract

Kondisi lahan Sumber Manjing Wetan umumnya peka terhadap erosi, memiliki kemiringan yang tinggi dengan volume dangkal dan sebagian besar terdiri dan lahan kultur mencapai 58.97% curah hujan rendah dan kondisi kesejahteraan masyarakat umumnya rendah. Kondisi tersebut mendorong masyarakat merambah tanaman hutan sehingga merusak ekosistem hutan yang akan menyebabkan daerah tersebut rawan banjir. Usaha pertanian di Sumber Manjing Wetan umumnya dilakukan pada musim hujan dengan miskin pertanian lahan kering yang didominan pisang dan sebagian lahan sawah tadah hujan. Produktifitas pertanian maupun peternakan rendah sementara limbah pertanian dan perkebunan sangat potensial untuk pembuatan pupuk organik yang selama ini terabaikan. Starter Bakteri Lignolitik yang diproduksi Prihartini dkk sejak 2008 mempunyai kemampuan mendegradasi lignoselulosa dan organoclovir. Modal bakteri ini mampu meningkatkan produktifitas tanaman sekaligus menyuburkan tanah, mencuci pestisida pada lahan dan tanaman. Kegiatan implementasi starter bakteri lignolitik sebagai dekomposer limbah berserat untuk menghasilkan pupuk organik telah melakukan beberapa rangkaian kegiatan yaitu sosialisasi program, penyuluhan dan pembinaan kelompok tani, pelatihan pembuatan dan produksi pupuk organik, demplot pembutan dan produksi pupuk, komersialisasi pupuk organik padat dan cair serta monitoring.dangan kegiatan IBK ini masyarakat di Sumber Manjing Wetan memperoleh paket teknologi untuk pembuatan dan aplikasi 1. Pupuk organik untuk meningkatkan produktifitas tanaman 2. Fermentasi jerami padi 3. Pendampingan usaha/binis pupuk organik cair dan padat dengan bantuan APPO dan dana hibah. ;Dukungan pihak terkaitterutama dinas koperasi sangat perlu untuk menindaklanjuti program ini agar petani mampu mandiri membuat dan produksi pupuk organik.
PEMANFAATAN “CASSAPRO” SEBAGAI PENGGANTI KONSENTRAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PERFORMAN SAPI POTONG Indah Prihartini; A. Wahyudi
Jurnal Dedikasi Vol. 1 No. 2 (2004): November
Publisher : Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/dedikasi.v1i2.889

Abstract

JawaTimur menipakan daerah penghasil sapi potong terbesar di Indonesia dengan jumlah populasi sekitar 3.851.204 atau 45% dan jumlah seluruh populasi di Indonesia (Deptan, 2001). Tetapi produktivitas rendah dengan waktu pemeliharaan yang panjang karena sebagian besar menipakan peternakan rakyat dengan sistem pemeliharaan tradisional. Hijauan dan limbah pertanian merupakan makanan utama sapi potong peternakan rakyat, padahal kualitas umumnya rendah yaitu serat kasar tinggi dengan protein rendah sehingga tidak memiliki kebutuhan ternaak. Untuk menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi, periu diberikan makanan tambahan bempa konsentrat dengan kandungan energi dan protein sesuai keblitlihan temak. Tetapi bahan-bahan penyusun konsentrat sebagian besar import dan bersaing dengan kebutuhan manusia yang menyebabkan harga masih terlalu tinggi bagi petemak tradisional. Sehingga perlu dicari altenatif pakan tambahan yang mudah dan murah. Salah satu altematif pakan tambahan untuk sapi potong adalah “Cassapro”. Cassapro adalah pakan fermentasi yang menggunakan bahan dasar onggok yang merupakan limbah pembliatan tapioka yang difermentasi kapang Aspergillusnifier. Cassapro tidak hanya mudah dan mudah membuatnya tetapi nilai gizinya tinggi yaitu dengan kandungan protein kasar 18% dan TDN 57% sehingga dapat digunakan sebagai pakan pengganti konsentrat untuk rnemenuhi kebutuhan ternak sapi potong. Cassapro potensial dikembangkan untuk daerah sapi potong di Malang karena merupakan sentra perkebunan ubi kayu terbesar di Jawa Timur, terutama Malang selatan. Sehingga potensi produksi onggok cukup tinggi dan tersedia sepanjang tahun.Produksi ubi kayu di Jawa Timur sekitar 3.381.948 ton dan setiap pengolahan ubi kayu menghasilkan 22% tepung tapioka dan 6% berupa onggok sehingga produksi onggok mencapai 202.917 ton (Deptan, 1999). Wajak dan Tumpang merupakan salah satu wilayah penghasil ubi kayu di Malang. produksi onggok basah berlimpah dan baunya mencemari lingkungan. Bila dikeringkan dan difermentasi menjadi Cassapro dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak berkulitas. Disamping itu di Wajak dan Tumpang juga dikembangkan peternakan sapi potong, selain iklim dan topografinya sesuai. Peternakan rakyat yang membentuk