Amiek Soemarmi
Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Published : 42 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DI KABUPATEN PATI Okta Pradita Kusuma Putra*, Amiek Soemarmi, Amalia Diamantina
Diponegoro Law Journal Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.935 KB)

Abstract

Dalam mewujudkan pelaksanaan program Pemerintah atau urusan perikanan dalam pengolahan hasil perikanan yang dimiliki daerah guna menunjang pelaksanaan otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab menjadi salah satu potensi yang dapat dikembangkan oleh Pemerintah Daerah dalam bidang usaha perikanan, dinyatakan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 dan lampiran Undang-Undang No. 23 Tahun 2014. Hal ini berarti pemerintah daerah (Dinas Perikanan Kabupaten Pati) tidak sekedar melaksanakan ketentuan dari pusat tapi membuat rencana, melaksanakan, mengendalikan, dan mengawasinya sendiri. Permasalahan yang diteliti ini, adalah pelaksanaan tugas dan wewenang Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati dalam pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Pati, faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat dalam pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Pati.Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan yuridis empiris yang bersifat deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan berdasarkan data primer dengan cara melakukan wawancara mendalam dan sekunder berupa bahan-bahan pustaka hukum yang mempunyai kekuatan mengikat. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dimana hasil dari analisis disajikan secara deskriptif.Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pati mempunyai tugas kewenangan melaksanakan berbagai urusan perikanan, pembinaan dan pengembangan pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Pati dan membuat program dan strategi yang tepat, sebagaimana hal ini sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi berdasarkan Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Pati, selain itu berdasarkan Peraturan Bupati Pati Nomor 29 Tahun 2008, tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pati mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dalam bidang Kelautan dan Perikanan. Kewenangan ini merupakan sebagian kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Kabupaten Pati sebagai bentuk pelaksanaan asas desentralisasi pada otonomi daerah yang berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Penyerahan wewenang ini bertujuan untuk pemberdayaan daerah sebagai proses pembelajaran dan penguatan bagi daerah untuk mampu mengatur, mengurus dan mengelola kepentingan dan sesuai aspirasi masyarakatnya sendiri. Faktor-faktor yang mendukung dalam pengolahan hasil perikanan adalah kerjasama yang baik antara berbagai pihak yang terkait, keamanan yang terjamin, dukungan dari pihak luar pemberi dana, daya beli masyarakat yang membaik, sedangkan faktor-faktor yang menghambat adalah kurangnya kuantitas personil dan kualitas SDM, kurangnya sumber daya dana dan fasilitas, sikap mental dari pelaku usaha kecil yang kurang kooperatif. Saran dari penelitian ini adalah bahwa dalam melakukan pembinaan dan pengembangan pengolahan hasil perikanan diperlukan kerja sama yang baik antar Dinas/instansi terkait, Pengusaha, pihak penyandang dana usaha, pemerintah pusat.
PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG PENGHUBUNG KOMISI YUDISIAL DI JAWA TENGAH Tri Noviyanti; Ratna Herawati; Amiek Soemarmi
Diponegoro Law Journal Vol 8, No 4 (2019): Volume 8 Nomor 4, Tahun 2019
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.835 KB)

Abstract

Penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh hakim dapat menimbulkan ketidakpercayaan publik,Penghubung Komisi Yudisial (PKY) Jawa Tengah berwenang mengawasi perilaku hakimsesuai dengan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH). Pelaksanaan tugas dan wewenang yang dilakukan dalam mengawasi perilaku hakim dilakukan tidak secara optimal, hal ini dikarenakan adanya hambatan Penghubung Komisi Yudisial Jawa Tengah yaitu terbatasnya sumberdaya manusia dan terbatasnya biaya anggaran. Solusinya sikap kerjasama dan profesionalisme antar pegawai PKY Jawa Tengah sertamempersingkat pemantauan persidangan.
IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL DALAM MEMBERIKAN LAYANAN PENDIDIKAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS Satya Adi Kiswara; Untung Dwi Hananto; Amiek Soemarmi
Diponegoro Law Journal Vol 8, No 2 (2019): Volume 8 Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.913 KB)

Abstract

Implementasi tugas dan fungsi layanan pendidikan berdasarkan peraturan daerah Nomor 6 Tahun 2014 di Kabupaten Boyolali sudah dilaksanakan dengan baik , yang dimana dinas sosial telah menerapkan dan melaksanakan tugas dan fungsinya untuk pelayanan dan pembinaan pendidikan kepada penyandang disabilitas serta aksesbilitas yang digunakan sebagai bantuan penyandang disabilitas. Penelitian yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Pelaksanaan kinerja tugas dan fungsi Dinas Sosial Kabupaten Boyolali dalam  program pelatihan serta pendidikan  yang telah diselenggarakan oleh Dinas Sosial bagi penyandang disabilitas berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2014  ini seperti pelatihan elektronik, pelatihan menjahit, pelatihan kewirausahaan dan  pendidikan inklusi untuk penyandang disabilitas berjalan dengan baik tetapi masih ada hambatan dan  dapat bermanfaat bagi penyandang disabilitas. Pelaksanaan pelayanan Pendidikan yang telah diberikan kepada penyandang disabilitas memang terdapat kendala seperti guru pembimbing, masih kurang nya aksesbilitas,kurangnya pemeratan program pelatihan difabel serta kurangnya lapangan pekerjaan bagi difabel,.Program-program yang sudah diselenggarakan  serta bantuan berupa aksesbilitas guna untuk membantu penyandang disabilitas beraktivitas dan menunjang keterampilan ,kemampuan yang dikembangkan sudah dilaksanakan dengan baik dan diikuti oleh penyandang disabilitas, memberikan hak pendidikan khusus difabel serta meningkatkan sarana prasarana tempat bagi penyndang disabilitas.
PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENANGKAPAN LOBSTER (Panulirus spp), KEPITING (Scylla spp), DAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus spp) SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN SUMBER DAYA HAYATI LAUT Zakky Fajari*, Amiek Soemarmi, Untung Dwi Hananto
Diponegoro Law Journal Vol 5, No 2 (2016): Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.999 KB)

Abstract

Tujuan penulisan hukum ini untuk mengetahui pelaksanaan Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan serta untuk mengetahui permasalahan yang timbul dengan berlakunya Peraturan Menteri Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penangkapan Lobster (Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp), dan Rajungan (Portunus pelagicus spp) dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Kesimpulan dari penelitian hukum ini ialah Pelaksanaan Peraturan Menteritersebut diatas telah berlaku dan sudah terlaksana dari tanggal 6 Januari 2015di wilayah Indonesia. Tetapi masih ditemui adanya kendala dalam pelaksanaannya, kendalanya adalah para nelayan merasa dirugikan,karena nelayan merasa penghasilannya berkurang. Oleh karena itu Kementerian Kelautan dan Perikanan perlu mengkaji, mensosialisasi, dan memberikan mata pencaharian alternatif yang baik untuk nelayan agar terciptanya peningkatan kesejahteraan melalui pelaksanaan isi Peraturan Menteri dengan benar.
TUGAS DAN WEWENANG DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) BIDANG PARIWISATA DI KABUPATEN DAIRI, SUMATERA UTARA Rita Sihombing*, Amalia Diamantina, Amiek Soemarmi
Diponegoro Law Journal Vol 6, No 2 (2017): Volume 6 Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.162 KB)

Abstract

Setiap pemerintah daerah berupaya keras meningkatkan daerah perekonomiannya sendiri termasuk meningkatkan perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu upaya untuk meningkatkan penerimaan daerah yaitu dengan mengoptimalkan potensi dalam sektor pariwisata. Pembangunan kepariwisataan dilanjutkan dan ditingkatkan dengan mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan nasional menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan untuk memperbesar penerimaan devisa, memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja bagi daerah setempat, mendorong pembangunan, serta memperkenalkan nilai budaya bangsa. Pengembangan kepariwisataan berada pada era tatanan wilayah administrasi pemerintah daerah yang memiliki Otoritas serta Otonomi Daerah yang mempunyai implikasi luas terhadap pengembangan kepariwisataan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan usaha pengembangan kepariwisataan sebagai salah satu upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang dinamis dan bertanggung jawab
FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ANAK DIDIK SEKOLAH DASAR Dimas Imam Rosyadhi; Untung Sri Hardjanto; Amiek Soemarmi
Diponegoro Law Journal Vol 9, No 1 (2020): Volume 9 Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.587 KB)

Abstract

Pendidikan yang bermutu baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan mutu pendidikan dengan cara penyelenggaraan pendidikan karakter, hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Fungsi dalam penyelenggaraan pendidikan karakter terhadap anak didik sekolah dasar yaitu melaksakan kegiatan sosialisasi pendidikan karakter, melaksanakan penguatan pendidikan karakter dengan kegiatan outbond, melaksanakan lomba-lomba seperti lomba tata upacara bendera, lomba siswa berkarakter, serta lomba kelas berkarakter, melaksanakan kebijakan bekerja sama dengan lembaga yang berkaitan. Upaya yang dilakukan akan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga yang telah bekerjasama sebelumnya serta terus mengkoordinasikan dengan berbagai pihak lainnya agar berlangsungnya penyelenggaraan pendidikan karakter dapat  berjalan sesuai rencana dan tepat.
PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG SYAHBANDAR DALAM PENERBITAN SURAT PERSETUJUAN BERLAYAR KAPAL PERIKANAN Normalita Eko Putri*, Amiek Soemarmi, Untung Dwi Hananto
Diponegoro Law Journal Vol 5, No 3 (2016): Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.717 KB)

Abstract

Kapal Perikanan wajib memiliki Surat Persetujuan Berlayar yang diterbitkan oleh Syahbandar di Pelabuhan Perikanan, dengan memiliki dokumen Surat Persetujuan Berlayar tersebut kegiatan penangkapan, pengangkutan dan aktivitas lain dari kapal perikanan dapat berjalan secara aman dan nyamam, dalam penulisan hukum ini terlebih dahulu melihat peraturan perundang-undangan  selanjutnya mengadakan penelitian untuk mendapatkan data Primer melalui obeservasi dan wawancara. Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar kapal perikanan dilaksanakan oleh Syahbandar Perikanan  berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 3 tahun 2013 tentang kesyahbndaran di pelabuhan perikanan.Terbatasnya personil Syahbandar Perikanan yang bertugas di Pelabuhan Perikanan merupakan  suatu kendala, karena Peran Syahbandar perikanan itu sendiri begitu penting dalam menjaga keamanan dan keselamatan kapal perikanan, Kementerian kelautan dan Perikanan dengan Kementerian Perhubungan  melakukan kerja sama guna dapat menyelesaikan masalah kurangnya jumlah personil syahbandar Perikanan di Pelabuhan Perikanan.
PARTISIPASI PEREMPUAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DI KOTA SEMARANG DWI ESTY WIDYASTUTI, Amiek Soemarmi, Retno Saraswati
Diponegoro Law Journal Vol 2, No 2 (2013): Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.831 KB)

Abstract

Regional House of Representatives (Parliament) is the representative body for realizing the sovereignty of the people in the area. The function of Parliament as an institution representative of all the people in the region is a vehicle for the implementation of democracy in the area that serves as an element of the regional administration.The presence of women legislators of Semarang are limited, making the existence of a large role and influence policy making in parliament should be able to do them. In the context of equality, women should also have had a hand in the formulation of policy, but if the quality of women legislators could not cope with the swift struggle of equality, this will certainly be a bad thing for the struggle.Because, let alone equality policy, a line of women's issues rarely touched. It means that the presence of women legislators is questionable. On this basis, the authors take the title "PARTICIPATION OF WOMEN MEMBERS OF THE HOUSE OF REPRESENTATIVES IN THE FORMATION OF THE REGULATIONS IN THE CITY SEMARANG", with the question of how the participation of women members of parliament in the formation of local regulations in the city of Semarang, any obstacles encountered in drafting local regulations, and how efforts to completion.Writing this law using Empirical juridical approach, namely Descriptive analytical research specifications, the data used are secondary data and primary data, methods of data analysis using qualitative analysis methods, methods of presenting data through primary data and secondary data obtained through research.Based on these results it can be concluded that the participation of women members of the House of Representatives in the establishment of the Regional District Regulation in Semarang was pretty good, but still need to increase the quality, considering from the beginning until now there has been no local regulations pertaining on women's interests. In the process pembentukkannya, encountered some obstacles, among other differences, time constraints, lack of knowledge and understanding of the duties and functions of Parliament, particularly the lack of experience and knowledge related to the field of assignment parliament. However, these obstacles can be overcome by efforts to develop Human Resource (HR) and increase pofesionalisme and experience.
PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL PADA OLAHRAGA AKUATIK Dewi Setyaningsih; Amiek Soemarmi; Untung Sri Hardjanto
Diponegoro Law Journal Vol 8, No 1 (2019): Volume 8 Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.39 KB)

Abstract

Pemerintah melakukan upaya untuk meningkatkan pencapaian prestasi atlet nasional di tingkat internasional dengan menetapkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2017 Tentang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional. Pelaksanaan Perpres pada olahraga akuatik meliputi kegiatan a) pengembangan bakat calon atlet, b) seleksi calon atlet dan calon pelatih, c) pelatihan peforma tinggi atlet berprestasi, d) pembinaan kehidupan sosial atlet, e) pembiayaan, dan f) pengawasan dan laporan. Upaya pemerintah melakukan optimalisasi sistem manajemen keolahragaan nasional, serta meningkatkan pendidikan dan kepelatihan sumber daya manusia berkaitan dengan penguatan organisasi pada PRSI sebagai Induk Organisasi Cabang Olahraga yang profesional, transparan, dan akuntabel diharapkan dapat meningkatkan prestasi olahraga akuatik.
PENGELOLAAN POTENSI PARIWISATA DALAM PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN BANYUWANGI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Annisa Eston*, Untung Dwi Hananto, Amiek Soemarmi
Diponegoro Law Journal Vol 5, No 2 (2016): Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.424 KB)

Abstract

Pembangunan Nasional dapat dilihat dengan adanya perkembangan dalam bidang pariwisata, karena pariwisata merupakan sektor andalan yang dapat dijadikan sebagai sumber devisa negara. Artinya sektor tersebut telah memberikan sumbangan yang cukup besar dalam perekonomian bangsa, sekaligus memberikan subsidi yang besar bagi kemajuan suatu daerah. Daerah tersebut yaitu Kabupaten Banyuwangi yang merupakan Kabupaten terluas di Jawa Timur yang berada di ujung timur Pulau Jawa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan potensi pariwisata  Kabupaten Banyuwangi berkaitan dengan pelaksanaan tugas, wewenang, serta kendala bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dalam meningkatkan sektor pariwisata di Banyuwangi. Hasil penelitian menyatakan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi telah melaksanakan tugasnya dengan baik sebagaimana yang telah diatur didalam Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2011 Tentang Rincian Tugas , Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, dibuktikan dengan meningkatnya wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi setiap tahunnya. Hal tersebut menjelaskan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dapat mewujudkan kinerja yang efisien dan efektif dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berkaitan dengan pengelolaan potensi pariwisata di Kabupaten Banyuwangi.