Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

MODEL INDIGENISASI FEMINISME OLAHRAGA DI INDONESIA Dita Yuliastrid, ; Made Pramono, ; Ayunita Leliana,
Widya Cendika Vol 6, No 1 (2011)
Publisher : Widya Cendika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bermaksud mengkaji dua karakter universal feminisme olahraga (sebagai pemikiran maupun gerakan), yakni sport for all dan advokasi perempuan sebagai tahapan dalam konstruksi model indigenisasi (pribumisasi) feminisme olahraga ini di Indonesia. Analisis wacana dan konstruksi model dilakukan dengan metode heuristika yang terdiri dari kesinambungan context of justification, kritik paradigm, context of discovery, dan pengembangan kreatif alternative konsep indigenisasi feminism olahraga. Hasil penelitian ini adalah: (a) konsep sport for all memang tidak memiliki akar filsafat tersendiri di Indonesia, namun sampai saat ini berjalan sesuai yang seharusnya di mana perempuan berperan dalam berbagai ruang lingkup olahraga; (b) kasus diskriminatif keolahragaan adalah “gunung es” yang tersembunyi berkat penerimaan masyarakat umum atas posisi natural bahwa perempuan adalah subordinat laki-laki; (c) inilah feminisme ortodoks, yang bersandar pada argumentasi kelemahan perempuan sehingga perlu penyadaran budaya bahwa perempuan perlu dilindungi dan diposisikan setara dengan laki-laki; (d) Advokasi keolahragaan bagi perempuan selama ini dimaknai sebagai ditolaknya diskriminasi tanpa mengkonseptualisasikan lebih jauh ke arah penyadaran berkelanjutan; (e) Paradigma ortodoks ini secara bertahap dibawa ke arah postfeminisme yang bersinkretis dengan ajaran lama masyarakat dan dimassifikasi melalui berbagai cara. Inilah indigenisasi feminisme olahraga Indonesia yang ditawarkan penelitian ini.
Peran asam laktat pada nyeri otot rangka setelah latihan fisik Dita Yuliastrid,
Ilmu Keolahragaan Vol 7, No 1 (2012)
Publisher : Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract : Lactic acid is produced during intense levels of exercise when the oxygen demands of the muscle fibers increase beyond what the blood is capable of delivering. To produce the energy needed, the body begins another process, which works in the absence of oxygen. Lactic acid—a byproduct of this process—locks up your muscles, and because it is an acid it causes your muscles to experience that burning sensation. But lactic acid is completely washed out of the muscles within 30 to 60 minutes after finish the exercise.Since muscle soreness does not show up until 24 to 36 hours later. Over the 24 hours, the damaged muscle becomes swollen and sore. Chemical irritants are released from the damaged muscles and can irritate pain receptors. In addition to the injured fibers, there is increased blood flow from increased activity to the muscle, causing a swelling of the muscle tissues, which causes enough pressure to stimulate pain receptors. Instead of having free-moving muscle fibers the next morning, the fibers that are fatigued, have microscopic tears and are swollen. Key words : lactic acid, skeletal muscle soreness
Hubungan vo2max dengan kecepatan pemulihan asam laktat setelah latihan fisik submaksimal Dita Yuliastrid,
Ilmu Keolahragaan Vol 8, No 1 (2013)
Publisher : Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract :VO2 reflects one’s fitness level as a capital for a good athlete besides motivation and basic movement. A high VO2 max can inhibits fatigue caused by accumulated lactic acid in blood. The purpose of this research is to find out the correlation between VO2 max and the velocity of lactate acid recovery after sub maximum physical exercise. The samples were 20 people, divided into two groups, each groups consisted of 10 persons. The first group (untrained) had VO2 max 35-40 ml/kg/min and the second (trained) had 55-60 ml/kg/min. Both groups did sub maximum physical exercise (85% HRM) using ergocycle. The blood lactic acid level was taken as the data from the fingertips three times; before the exercise, after 5 minutes and 15 minutes recovery. The average of group 1’s initial lactic acid was 1.86 ± 0.1955 mMol/l and group 2 was 1.55 ± 0.2014 mMol/l; the average lactic acid after 5 minutes recovery of group 1 was 6.61 ± 0.4408 mMol/l and group 2 was 5.62 ± 0.3994  mMol/l; after 15 minutes recovery, group 1 was 5.96 ± 0.568 mMol/l and group 2 was 2.85± 0.7821 mMol/l. The average decrease of group 1’s lactic acid was 0.650 ± 0.369 mMol/l and group 2 was 2.770 ± 0.693   mMol/l. The pace of group 1’s lactate decrease was  6.5x10-2 ± 3.69 x 10-2 mMol/l minutes and group 2 was 0.277 ± 6.93 x 10-2 mMol/lminutes. The result of ANAVA univariate test showed that the difference of the lactic acid decrease and the recovery pace between group 1 and 2 was very significant (p<0.05) and R Square value was 0,836. There was corelation between VO2 max and the velocity of lactic acid recovery after sub maximum physical exercises ;and the recovery of blood lactic acid level after sub maximum physical exercise was faster in a group with 55-60 ml/kg/min of  VO2 max than in a group with 35-40 ml/kg/min of  VO2 max.   Key words : VO2 max, lactic acid, sub maximum physical exercises.
PENINGKATAN VENTILASI PARU SELAMA LATIHAN FISIK DAN PENINGKATAN VO2MAX AKIBAT LATIHAN FISIK YULIASTRID, DITA
Ilmu Keolahragaan Vol 6, No 2 (2010): vol 6 no 2 Agustus 2010 ISSN : 1693 - 9921
Publisher : Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract : The respiratory system accomplishes exchange of air between the atmosphere and the lungs through the process of ventilation. Exchange of O2 and CO2 between the air in the lungs ang the blood in the pulmonary capillaries take place across the extremely thin walls of the air sacs, or alveoli. Alveolar ventilation may increase up to 20 fold during heavy exercise to keep pace with the increased demand for O2 uptake and CO2 output. It would seem logical that changes in the three chemical factors such as decreased PO2, increased PCO2 and increased H+, could account for the increase in ventilation, but there are many other factors play role in the ventilatory respons to exercise such as reflexes originating from body movements, increase in body temperature, epinephrine release and impulses from cerebral cortex. Regular aerobic exercise can improve max VO2 by making the heart and respiratory system more efficient, thereby delivering more O2 to the working muscles.   Key words : ventilation,VO2max, exercise
REGULASI HORMONAL DALAM KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT SELAMA LATIHAN YULIASTRID, DITA
Arena Vol 2, No 2 (2010)
Publisher : Arena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Aldosterone,renin, angiotensin and ADH all increase substantially during exercise, because they are involved in the regulation and control of electrolytes, water metabolism, and fluid volume. The mehanism for the increased ADH and aldosterone hormone concentration with exercise are unknown but they are related to the increased osmotic activity of the blood that occurs as plasma volume is decreased during exercise.Vasopresin or ADH increased retention of water by kydneys during severe exercise, especially when the exerciser is dehydrated. Plasma aldosterone concentrations rise progresively during exercise of increasing intensity with peak aldosterone levels of up to 6 times the resting value having been reported. The mechanism underlying the aldosterone response to exercise apparently involves the renin-angiotensin system, because the concentrations of both renin and angiotensin also show substantial rises in plasma with exercise. Key words : hormone, fluid-electrolyte, exercise
PERAN ORANG TUA DALAM MENDUKUNG DISIPLIN BERLATIH SEPAKBOLA USIA DINI DI PAGUYUBAN SEKOLAH SEPAKBOLA LUMAJANG KATEGORI USIA 12 TAHUN PRASETIYO, RUDI; YULIASTRID, DITA
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 7, No 2 (2019): Edisi Juli 2019
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak usia dini adalah lingkungan keluarga yaitu orangtua. Semua bentuk pengajaran dari orang tua akan berfungsi mengoptimalkan perkembangan anak baik dalam aspek fisik, kognitif dan emosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orangtua dalam mendukung disiplin berlatih sepakbola usia dini di Paguyuban Sekolah Sepakbola Lumajang kategori usia 12 tahun. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan teknik pengumpulan data dan menggunakan angket. Populasi penelitian ini adalah orang tua yang mempunyai anak berusia 12 tahun kebawah dari paguyupan Sekolah Sepakbola Lumajang dengan jumlah 120 orang. sampel dalam penelitian ini adalah orang tua yang mempunyai anak berusia 12 tahun kebawah yang terseleksi untuk mewakili turnament diluar kota dengan jumlah 20 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket. Analisis data menggunakan deskriptif prosentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua dalam mendukung disiplin berlatih sepakbola usia dini di Paguyuban Sekolah Sepakbola Lumajang kategori usia 12 tahun termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan nilai skor pada kebutuhan Non-materill sebesar 95,60%, Untuk yang kebutuhan materill sebesar 92,70%, Sedangkan perolehan total kedua kebutuhan tersebut sebesar 94,15%. Dapat disimpulkan bahwa peranan orang tua dalam mendukung disiplin berlatih sepakbola usia dini di Paguyuban Sekolah Sepakbola Lumajang kategori usia 12 tahun mempunyai peranan yang sangat tinggi. Kata kunci: Peran orangtua, sekolah sepak bola, usia dini
PERAN EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PENINGKATAN PENDIDIKAN BERKARAKTER BAGI PJOK RAHMAWATI, AULIA; YULIASTRID, DITA
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 7, No 2 (2019): Edisi Juli 2019
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan karakter saat ini merupakan hal terpenting dalam pendidikan di indonesia. Pendidikan karakter dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan diantaranya kegiatan experiential learning dalam bentuk outbound. Oleh karenanya, penulis tertarik meneliti Outbound sebagai salah satu bentuk Experential Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran experiential learning dalam peningkatan pendidikan berkarakter bagi PJOK. Subjek penelitian ini adalah PJOK, yang dimaksud adalah pendidikan berpetualang yang merupakan pengembangan dari kurikulum PJOK. Penulis menjadikan peserta Outbound Sherpa Camp sebagai objek penelitian, sumber data yang diangap memenuhi karakteristik penelitian yaitu kepala sekolah, guru, dan penyelengara experiential learning (outbound). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun olah dan analisa data dimulai dari reduksi data, display data dan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini adalah (1) Experiential learning dengan outbound memiliki peran meningkatkan pendidikan berkarakter bagi PJOK. (2) Kegiatan experiential learning dengan Outbound sebagai sarana mengembangkan karakter anak. Hal ini dibuktikan dengan adanya dampak positif yang ditimbulkan berupa karakter bertanggung jawab yang paling dominan setelah kegiatan experiential learning dengan outbound.(3) Sumber daya yang mendukung dan menghambat experiential learning dalam peningkatan pendidikan berkarakter bagi PJOK sangat beragam. Namun semua itu mampu diatasi karena team penyelenggara experiential learning telah membuat perencanaan yang sangat matang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa experiential learning berperan meningkatkan pendidikan berkarakter bagi PJOK. Kata kunci : experiential learning, outbound, pendidikan karakter, PJOK
ANALSIS VO2MAX MELALUI COOPER TEST DAN BALKE RUN TEST PADA ATLIT HOCKEY SMA NEGERI 1 MENGANTI FICI DESENTA, RIBANA; YULIASTRID, DITA
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 7, No 2 (2019): Edisi Juli 2019
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Olahraga merupakan salah satu aktivitas fisik yang dibutuhkan oleh setiap manusia untuk menjaga kondisi tubuhnya. Dengan berolahraga kebugaran tubuh akan terjaga. Global Gym merupakan salah satu tempat kebugaran baru yang ada di Kabupaten Bangkalan. Pada zaman sekarang di Kabupaten Bangkalan mulai banyak bermunculan tempat ? tempat kebugaran berupa fitness center. Persaingan yang ketat dengan tempat kebugaran lain di Kabupaten Bangkalan mengharuskan Global Gym untuk mampu mengelola dan mengembangkan setiap pelayanan terhadap membersnya.Dalam melaksanakan sebuah penelitian, dibutuhkan suatu metode agar kegiatan penelitian dapat tersusun secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang berbentuk data kualitatif yang menghasilkan angka atau diangkakan (Sugiyono, 2011:14). Metode ini membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, mengklarifikasi, menganalisis dan menginterpretasikannya. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka diperoleh angka presentase sesuai dengan rumusnya. Hasil antara lain perhitungan berdasarkan dimensi-dimensi dari kualitas pelayanan, yaitu Bukti Langsung (Tangibless) memperoleh kategori sangat memuaskan dengan persentase 87,4%, dimensi Kehandalan (Reliability) memperoleh kategori sangat memuaskan dengan persentase 88,8%, untuk dimensi Daya Tanggap (Responsiveness) memperoleh kategori sangat memuaskan dengan persentase 89,2%, dimensi Jaminan (Assurance) memperoleh kategori sangat memuaskan dengan persentase 85,5% dan untuk dimensi Empati (Empathy) memperoleh kategori sangat memuaskan dengan persentase 86,2%. Sehingga dapat diketahui secara keseluruhan bahwa tingkat kepuasan members fitness di Global Gym Kabupaten Bangkalan memperoleh kategori sangat memuaskan, hal ini memiliki makna bahwa pelayanan yang diberikan telah sangat memenuhi kebutuhan dari members fitness untuk dapat melakukan kegiatan olahraga. Kata Kunci : Tingkat Kepuasan, Survey, Fitness, Global Gym. Abstract Sport is one of physical activity that usually is needed to keep people stay healthy. Sport makes the body healthier. However, a lots of people ?s awarness about their fitness through physical exercise start to decrease. Global Gym is one of the new fitness center in Bangkalan. Nowadays, a lots of fitness center in the Bangkalan that affect intense competitions. Related to the case, Global Gym must organize and develop better service system for their members. The researcher needs a method in this research, so that the research activity can be arranged in well planned and systematic. This research used quantitative description method and this research was made from qualitative data which is numerical or estimates (Sugiyono, 2011:14). This method discusses about possibility to solve the actual problem by collecting data, compiling, clarifying, analyzing and interpreting it. Based on the result and analysis, the researcher got the percentage number according to the formula. The results are based on the dimensions from service quality which is a direct evidence (Tangibless) 87,4% very satisfied. Reliability dimension is 88,8% very satisfied. Responsiveness dimension is 89,2 % very satisfied. Assurance dimension is 85,5% very satisfied. The last one is empathy dimension that 86,2% very satisfied. Therefore, the result shows that fitness members satisfaction level at Global Gym Bangkalan is very satisfied. It means that the services have already fulfilled the member?s needs to do physical exercise. Keywords: Satisfaction Level, Survey, Fitness, Global Gym
STUDI ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP KINERJA DOSEN DALAM PENGAJARAN PADA PRODI IKOR FAKUTAS ILMU OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA PITALIANTO, YHANU; YULIASTRID, DITA
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 7, No 2 (2019): Edisi Juli 2019
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPerguruan tinggi perlu mengetahui apa dan bagaimana kriteria dosen profesional yang diharapkan oleh para mahasiswanya, itu merupakan salah satu cara untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Secara teoritis para ahli telah menetapkan atau mendefenisikan bagaimana kriteria dosen profesional, namun sebagai pelanggan perguruan tinggi mahasiswa harus dilibatkan dalam penetapan kriteria tersebut. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja dosen terhadap mahasiswa Jurusan Penkesrek Prodi IKOR Fakultas Ilmu Olahragaan sebagai pelanggan perguruan tinggi. Pendekatan deskriptif kualitatif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan menggunakan teknik pengisian angket oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya penilaian kinerja dosen sampai pada kategori cukup puas. Kompetensi pedagogik , kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial merupakan penilaian kinerja dosen. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian penilaian kinerja dosen masih perlu ada evaluasi bersama, agar dapat mencapai kategori puas seluruhnya. Kata kunci : kepuasan, kinerja, dosenABSTRACTUniversities need to know what and how the criteria of professional lecturers are expected by their students, it is one way to provide the best service. Theoretically, experts have defined or defined the criteria of professional lecturers, but as customers, college students must be involved in determining these criteria. The purpose of this study was to find out how the performance of the lecturer on students of the Department of Sports Science as a customer of higher education. Qualitative descriptive approach is the method used in this research. Data was collected using questionnaire filling techniques by respondents. The results of the study show that the performance appraisal of lecturers reaches the category of satisfaction and satisfaction. Pedagogic competence, professional competence, personality competence, and social competence are lecturers performance assessments. It can be concluded that from the results of the lecturer performance appraisal research there still needs to be a joint evaluation, in order to achieve the full satisfaction category.Keywords: Satisfaction, Performance, Lecturers
ANALISIS KEBUGARAN JASMANI DAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR FULL DAY SCHOOL RIZAL AFANDI, NUR; YULIASTRID, DITA
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Jurnal Kesehatan Olahraga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Full Day School merupakan metode pembelajaran dalam kelas yang dilaksanakan sehari penuh selama 5 hari dalam seminggu, sehingga perlu diperhatikan terkait kebugaran jasmani dan status gizi.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, dan menganalis program sekolah Full Day School di SD IT AT-TAQWA Surabaya yang memiliki fokus penelitian pada Tingkat Kebugaran Jasmani dan Status Gizi.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi lapangan yang akan melakukan beberapa macam Tes Kebugaran Jasmani Indonesia dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada setiap instrumen yang digunakan dan juga mengukur status gizi. Berdasarkan hasil dari analisis data penelitian mengenai kebugaran jasmani dan status gizi Full Day School terhadap SD IT AT-TAQWA Surabaya dapat disimpulkan sebagai berikut Tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar Full Day School kelas V SD IT AT-TAQWA Surabaya dengan sampel sebanyak 25 siswa yang teridiri 15 laki-laki dan 10 perempuan sebagian besar adalah sedang dengan jumlah 18 siswa dengan prosentase 72%, Kurang dengan jumlah 4 siswa dengan prosentase 16%, dan Baik dengan jumlah 3 siswa dengan prosentase 12%. Status Gizi siswa sekolah dasar Full Day School kelas V SD IT AT-TAQWA Surabaya sebagian besar adalah Normal jumlah 14 siswa dengan prosentase 56%, Gemuk jumlah 9 siswa dengan prosentase 36%, dan Obesitas jumlah 2 siswa dengan prosentase 8%. Kata Kunci: Full Day School, Kebugaran Jasmani, Status Gizi, SD