Herry Pintardi Chandra
Faculty of Civil Engineering and Planning, Petra Christian University

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN INFLASI Studi Kasus Berbagai Tipe Bangunan di Jawa Timur 1993-1998 Herry Pintardi Chandra
Civil Engineering Dimension Vol. 1 No. 2 (1999): SEPTEMBER 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.423 KB) | DOI: 10.9744/ced.1.2.pp. 92-102

Abstract

Many changes in building construction cost evoked by inflation recently, make an analysis of the relation between building construction cost and inflation is needed. In this analysis linear regression method is used to obtain the influence of inflation to building construction cost and the relationship between this two parameter. Element with the highest influence of inflation to precentage cost and per square meter cost for industrial building, housing and office building is structure. Element which precentage cost has the closest relationship with inflation is sitework for industrial building, structure for housing, thermal and moisture protection for office building. Element which per square meter cost has the closest relationship with inflation for industrial building is doors and windows, structure for housing, thermal and moisture protection for office building Abstract in Bahasa Indonesia : Banyaknya perubahan dalam biaya konstruksi bangunan akibat laju inflasi yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, mendorong diperlukannya analisa hubungan antara biaya konstruksi bangunan dengan inflasi. Dalam penelitian ini analisa regresi linier digunakan untuk memperoleh besarnya pengaruh inflasi terhadap biaya konstruksi bangunan dan keeratan hubungan antara kedua parameter ini. Pengaruh tertinggi inflasi terhadap prosentase biaya konstruksi bangunan dan biaya konstruksi bangunan per meter persegi untuk bangunan industri, rumah dan kantor, semuanya ada pada elemen structure. Keeratan hubungan tertinggi antara prosentase biaya konstruksi bangunan dengan inflasi untuk bangunan industri ada pada elemen site work, untuk bangunan rumah elemen structure dan untuk bangunan kantor elemen thermal and moisture protection. Sedangkan keeratan hubungan tertinggi antara biaya konstruksi bangunan per meter persegi dengan inflasi untuk bangunan industri ada pada elemen doors and windows, untuk bangunan rumah elemen structure dan untuk bangunan kantor elemen thermal and moisture protection
FAKTOR-FAKTOR STRATEGI POSITIONING DALAM PEMASARAN REALESTAT Suatu Studi Pengalaman Pengembang Realestat di Surabaya Herry Pintardi Chandra
Civil Engineering Dimension Vol. 1 No. 2 (1999): SEPTEMBER 1999
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.995 KB) | DOI: 10.9744/ced.1.2.pp. 114-124

Abstract

Real estate development needs an exact positioning strategy by knowing the significant factors. Positioning strategy is the combination of marketing actions used to portray the positioning concept to targeted buyers. The factors of positioning strategy in this research are product attribute, product price, product usage, product user, product class, and competitor. The research was focused on ten real estate developers with spesific criteria, i.e : located in Surabaya City, area bigger than 40 ha, in development stage, and average price of land more than Rp. 550.000,- per square meter. The results show that the highest rating is “consumers income” in “product user” factor with a mean of 3.9. Group A + B, and group B rejected null hypothesis, it means at least one of six factors has a different role. The developers can choose the significant factors such as “location” in “product attribute”. Group A accepted the null hypothesis, it means that six factors at positioning strategy have the same role in the real estate marketing. There are some differences in the market positioning between group A and group B. This research also suggests the developers who will choose the factors of positioning strategy to consider the external strength and emphasize in “consumer income” and “location”. Abstract in Bahasa Indonesia : Pengembangan realestat memerlukan strategi positioning yang tepat dengan mengetahui faktor-faktor yang signifikan. Strategi positioning adalah kombinasi dari tindakan pemasaran yang digunakan untuk memberikan gambaran konsep positioning kepada pembeli yang ditargetkan. Faktor-faktor strategi positioning dalam penelitian ini adalah atribut produk, harga produk, pemakaian produk, pemakai produk, kelas produk, dan pesaing. Penelitian difokuskan kepada sepuluh pengembang realestat di Surabaya dengan kriteria spesifik yaitu merupakan lahan di dalam kota Surabaya luas lahan lebih besar 40 ha, berada dalam tahap pengembangan, dan harga jual kavling rata-rata di atas Rp. 550.000,- per meter persegi. Hasilnya menunjukkan bahwa peringkat tertinggi adalah “pendapatan konsumen” yang terdapat dalam faktor “pemakai produk” dengan nilai rata-rata sebesar 3,9. Grup A + B, dan grup B menolak hipotesis null, artinya sekurang-kurangnya ada satu diantara enam faktor tersebut mempunyai peran yang berbeda. Pengembang dapat memilih faktor yang signifikan misalnya ”lokasi” yang terdapat dalam “atribut produk”. Grup A menerima hipotesis null, artinya bahwa enam faktor dalam strategi positioning mempunyai peran yang sama dalam pemasaran realestat. Ada perbedaan positioning pasar antara grup A dan grup B. Hasil penelitian juga menyarankan agar pengembang yang akan memilih faktor-faktor dalam strategi positioning untuk memperhatikan kekuatan eksternal dan mengutamakan pada “pendapatan konsumen” dan “lokasi”.
ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BANGUNAN DENGAN KINERJA TOTAL DAN INTEGRASI BANGUNAN PADA BERBAGAI GEDUNG BERTINGKAT DI SURABAYA Herry Pintardi Chandra
Civil Engineering Dimension Vol. 3 No. 1 (2001): MARCH 2001
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.362 KB) | DOI: 10.9744/ced.3.1.pp. 16-23

Abstract

Factors in building system design have target in achieving maximum performance when they have proper correlation with total performance and building integrity. The purpose of this research is to find out the influence of building system: structural, envelope, mechanical and interior, to the performance and building integrity: spatial, thermal, indoor air quality, acoustical, and performance visual and building integrity. The analysis shows that: Structural system has dominant influence to the spatial performance, indoor air quality and building integrity (mean 4,75), envelope system has dominant influence to the thermal performance (mean 4,75), mechanical system has dominant influence to the visual performance (mean 5,00), interior system has dominant influence to the spatial performance (mean 4,75), In conclusion, there are differences in which building systems affect the total performance and building integrity. Abstract in Bahasa Indonesia : Faktor-faktor dalam desain sistem bangunan mempunyai sasaran dalam mencapai kinerja maksimum bila memiliki hubungan yang sesuai dengan kinerja total dan integrasi bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana faktor-faktor dalam sistem bangunan: structural, envelope, mechanical dan interior berpengaruh terhadap kinerja dan integrasi bangunan: spatial, thermal, indoor air quality, acoustical dan visual performance serta building integrity. Dari hasil analisis data, didapat: Structural system memiliki pengaruh yang dominan terhadap spatial performance, indoor air quality dan building integrity (mean 4,75), envelope system memiliki pengaruh yang dominan terhadap thermal performance (mean 4,75), mechanical system memiliki pengaruh yang dominan terhadap visual performance (mean 5,00), interior system memiliki pengaruh yang dominan terhadap spatial performance (mean 4,75). Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh desain sistem terhadap kinerja total dan integrasi bangunan.
ANALISA STUDI TENTANG KEMITRAAN ANTARA PENGEMBANG DENGAN KONTRAKTOR Herry Pintardi Chandra
Civil Engineering Dimension Vol. 4 No. 1 (2002): MARCH 2002
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.596 KB) | DOI: 10.9744/ced.4.1.pp. 19-24

Abstract

Facing the competitive economic condition, partnering between developer and contractor in project construction is used as a modern business strategy. Partnering is a team in which participants can build partnership to develop a project. In this study, a survey to 25 developers and 20 contractors is conducted. Mean and Chi-Square Analysis is done using 6 partnering variables : (1) advantage of partnering, (2) disadvantage of partnering, (3) measures of success of partnering, (4) key element of partnering, (5) needs of partnering, and (6) partnering success. From the analysis of the 6 variables of partnering, it is found out that commitment (maximum mean 5.60) is very important in partnership Abstract in Bahasa Indonesia : Menghadapi kondisi ekonomi yang kompetitif ini, kemitraan antara pengembang dengan kontraktor pada proyek konstruksi dipakai sebagai strategi bisnis modern. Kemitraan adalah suatu tim di mana partisipan dapat membangun hubungan kerjasama untuk pengembangan sebuah proyek. Dalam penelitian ini didapatkan data survei dari 25 perusahaan pengembang dan 20 perusahaan kontraktor. Analisa Mean dan Chi-Square dilakukan dengan memakai enam variabel kemitraan yaitu: (1) keuntungan kemitraan, (2) kerugian kemitraan, (3) pengukuran kesuksesan kemitraan, (4) elemen kunci kemitraan, (5) kebutuhan kemitraan, (6) kesuksesan kemitraan. Hasil analisa data dari keenam variabel kemitraan tersebut, menunjukkan bahwa komitmen (mean maksimum 5.60) sangat penting dalam hubungan kemitraan, baik dari pihak pengembang maupun kontraktor, dimana kepercayaan dalam suatu kerjasama merupakan wujud nyata dari komitmen.
ANALISA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14000 DAN KEMUNGKINAN IMPLEMENTASINYA OLEH PARA KONTRAKTOR KELAS A DI SURABAYA Herry Pintardi Chandra
Civil Engineering Dimension Vol. 4 No. 2 (2002): SEPTEMBER 2002
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.109 KB) | DOI: 10.9744/ced.4.2.pp. 77-84

Abstract

Sustainable construction development needs a good environmental management system. International standard ISO 14000 is one the standard of a good environmental management system. This research aims to obtain general idea on how far Class A contractors in Surabaya know about information, element, and the benefit of ISO 14000, and how to engage in analyzing environmental management system using Friedman and Wilcoxon Signed Rank Test. From the data analysis, it was shown that 64,71% of the respondents is aware of ISO 14000 and issue on work safety and health for employees has become a first priority (mean rank 8.09). This issue has been followed-up with the development of a proactive strategy (61.76%). The strategy is followed by tactic development among others is to check employees’ health in accordance to standard of work safety and health for employees which has been imposed by the government (mean rank 5.00). Abstract in Bahasa Indonesia : Konsep konstruksi berkelanjutan memerlukan sistem mana¬jemen lingkungan yang baik. Standar internasional ISO 14000 merupakan salah satu wahana untuk menjamin kinerja sistem manajemen lingkungan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum tentang sejauh mana para kontraktor kelas A di Surabaya menge¬tahui tentang informasi, elemen, dan keuntungan ISO 14000 serta bagaimana melakukan analisa sistem manajemen lingkungan tersebut dengan Friedman dan Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil analisa data menunjukkan 64,71% responden mengetahui informasi tentang ISO 14000, dan isu keselamatan dan kesehatan kerja karyawan menjadi prioritas utama (mean rank 8,09). Isu tersebut ditindaklanjuti dengan pengembangan strategi proaktif (61,76%), dimana strategi tersebut diikuti dengan pengembangan taktik antara lain memeriksa kesehatan karyawan sesuai dengan standard kesehatan yang telah ditentukan oleh pihak yang berwenang (mean rank 5,00).
PENGENDALIAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI BERDASARKAN KONSEP NILAI HASIL PADA PEMBANGUNAN PABRIK X DI GRESIK Herry Pintardi Chandra
Civil Engineering Dimension Vol. 5 No. 2 (2003): SEPTEMBER 2003
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.984 KB) | DOI: 10.9744/ced.5.2.pp. 109-112

Abstract

Abstract in Bahasa Indonesia : Catatan redaksi%3A%0D%0A%0D%0APengendalian biaya adalah suatu aspek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Pengendalian biaya yang kurang baik%2C tidak jarang menyebabkan biaya konstruksi proyek yang berbeda dengan biaya yang direncanakan. Makalah ini menjelaskan suatu studi kasus pengendalian biaya kostruksi dengan menggunakan Konsep Hasil Nilai%2C suatu metode yang mengintegrasikan hubungan antara biaya dan waktu serta memberikan gambaran tentang kondisi kelangsungan proyek.
STUDI TENTANG PENGAJUAN KLAIM KONSTRUKSI DARI KONTRAKTOR KE PEMILIK BANGUNAN Herry Pintardi Chandra; Eillen C Tunardih; Imelda Soetiono
Civil Engineering Dimension Vol. 7 No. 2 (2005): SEPTEMBER 2005
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.588 KB) | DOI: 10.9744/ced.7.2.pp. 90-96

Abstract

Claim in construction industry is a problem leading to request of additional cost or time extensions, which can lead to a dispute between the owner and contractor. This paper discusses claims submitted by the contactor to the owner. Causes of claim, types, proposal submitted by the contractors, and dispute resolution methods are observed. This research shows that design changes and additional work by owner are the major cause of claims. The contractors’ claim mostly is in additional costs, the proposal submitted by the contractors includes an explanation of the cause of claim, and the claim resolution method used is engineering judgment. Abstract in Bahasa Indonesia : Klaim dalam industri konstruksi merupakan masalah yang dapat mengarah kepada permohonan tambahan biaya atau tambahan waktu serta perselisihan antara pemilik bangunan dan kontraktor. Paper ini mendiskusikan klaim yang diajukan kontraktor ke pemilik bangunan, dilihat dari penyebab, bentuk, dan proses pengajuan klaim, serta metode penyelesaian perselisihan dari klaim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama klaim adalah perubahan desain dan pekerjaan tambah yang dilakukan pemilik bangunan, sedangkan klaim kontraktor sering berupa penambahan biaya, proses pengajuan klaim dengan menyertakan penjelasan terhadap penyebab klaim, dan metode penyelesaian klaim yang sering digunakan oleh para pihak adalah engineering judgment