Takim Andriono
Faculty of Civil Engineering and Planning, Petra Christian University

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TINJAUAN TERHADAP PEMBATASAN DIMENSI TEMBOK PENGISI YANG MENERIMA BEBAN MUKA AKIBAT GEMPA Takim Andriono; Gideon Hadi Kusuma
Civil Engineering Dimension Vol. 2 No. 1 (2000): MARCH 2000
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.642 KB) | DOI: 10.9744/ced.2.1.pp. 1-8

Abstract

In order to anticipate the impact of face loading due to severe earthquakes on infilled wall panels of a frame structure, the maximum area or span of these panels needs to be restricted as recommended in the Design Manual for Ordinary Reinforced Concrete Structures and Reinforced Wall Structures 1983. However, this restriction is merely based on the seismic zone and soil condition where the structure is located; the wall's position, whether it is on the ground or top floor and whether it is located inside or on the perimeter of the building. A study which was carried out to re-evaluate the above recommendation found that there are some other parameters which need also to be considered, such as the width of brick units, the effective wall thickness, the ratio of clear height to span of wall panel. Furthermore, for design purposes, it is suggested to put into consideration the crack state condition of walls due to seismic face loads. Abstract in Bahasa Indonesia : Dalam rangka mengantisipasi terjadinya beban muka akibat gempa kuat yang bekerja pada bidang dinding pengisi suatu struktur rangka, luas maksimum atau bentang bidang dinding perlu dibatasi seperti yang direkomendasikan dalam Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983. Namun, pembatasan ini tampak hanya bergantung pada wilayah gempa dan kondisi tanah dimana bangunan berada serta posisi tembok, apakah di lantai dasar atau puncak gedung dan apakah dinding terletak di dalam atau di sekeliling luar bangunan. Sebuah studi yang telah dilakukan untuk mengevaluasi kembali ketentuan pembatasan tersebut di atas menyimpulkan bahwa terdapat beberapa parameter lain yang seharusnya juga diperhitungkan, seperti lebar unit bata, tebal efektif dinding, rasio tinggi beban dinding terhadap lebar bentangnya. Di samping itu, untuk keperluan perencanaan diusulkan pula agar tahap kondisi retak dinding akibat beban muka diperhitungkan pula. Kata kunci: tembok pengisi, beban muka, tahap kondisi retak tembok
PRE DAN POST PROCESSOR UNTUK PROGRAM KOMPUTER RUAUMOKO Takim Andriono; Benjamin Lumantarna
Civil Engineering Dimension Vol. 2 No. 2 (2000): SEPTEMBER 2000
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.079 KB) | DOI: 10.9744/ced.2.2.pp. 116-120

Abstract

This paper introduces RUAUIN and RUAUPLOT as pre and post processors for Ruaumoko: a computer program which can be used as a tool to investigate the seismic behaviour of building structures by conducting inelastic time history analyses. The interactive menu of RUAUIN should ease data entry, while the interactive menu and graphics output of RUAUPLOT should help the user in interpreting Ruaumoko's output. These programs are written in C language, and can be run under DOS or Windows® environment.. Abstract in Bahasa Indonesia : Makalah ini mengenalkan RUAUIN dan RUAUPLOT yang merupakan pre dan post processor untuk Ruaumoko: sebuah program komputer yang dapat dipakai sebagai alat bantu untuk memeriksa perilaku seismik struktur bangunan dengan analisa inelastis riwayat waktu. RUAUIN dengan menu-menu yang interaktif diharapkan dapat memudahkan pengisian data sedangkan RUAUPLOT dengan menu-menu interaktif serta tampilan grafis dapat memudahkan analisa keluaran Ruaumoko. Program ini ditulis dalam bahasa C, dan dapat dijalankan dalam mode DOS maupun Windows®.
APLIKASI KONSEP BERBASIS PERPINDAHAN PADA PERENCANAAN PILAR BETON BERTULANG UNTUK STRUKTUR JEMBATAN Takim Andriono; Abraham Abraham; L. David A.T.; Wong Foek Tjong
Civil Engineering Dimension Vol. 4 No. 2 (2002): SEPTEMBER 2002
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.857 KB) | DOI: 10.9744/ced.4.2.pp. 51-59

Abstract

Recently, displacement-based seismic design concept is being developed. According to this concept, structures are designed based on a certain displacement target. This paper presents the application of the displacement-based design concept to reinforced concrete bridge piers of 3, 5, 7, 9 11,and 13 m height. The design results are then analyzed by inelastic time history analysis using Ruaumoko computer program. The results of inelastic time history analysis show that for bridge piers with height 7 m or more, the actual drifts relatively fit the design drifts, while for the 3m and the 5m height piers, the actual drifts are significantly less than the design drifts. Abstract in Bahasa Indonesia : Akhir-akhir ini sedang dikembangkan metode perencanaan seismik struktur dengan konsep berbasis perpindahan. Dengan konsep ini struktur direncanakan berdasarkan target perpindahan yang dikehendaki. Tulisan ini membahas aplikasi konsep berbasis perpindahan pada perencanaan struktur pilar jembatan beton bertulang dengan ketinggian 3, 5, 7, 9, 11, dan 13 m. Hasil perencanaan kemudian dianalisis dengan analisis inelastik riwayat waktu dengan menggunakan program komputer Ruaumoko. Hasil analisis inelastik riwayat waktu menunjukkan bahwa untuk pilar dengan ketinggian 7m atau lebih drift yang terjadi cukup sesuai dengan drift yang direncanakan, sedangkan untuk pilar dengan ketinggian 3m dan 5m drift yang terjadi relatif jauh lebih kecil daripada drift yang direncanakan.
STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER PADA STRUKTUR GEDUNG DALAM MEREDUKSI RESPONS DINAMIK AKIBAT BEBAN SEISMIK Wong Foek Tjong; Robby Sumendap; Freddy Gunawan; Takim Andriono
Civil Engineering Dimension Vol. 5 No. 2 (2003): SEPTEMBER 2003
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.37 KB) | DOI: 10.9744/ced.5.2.pp. 51-62

Abstract

One of the approaches to reduce excessive oscillation on buildings due to dynamic forces is by installing a mechanical device called tuned mass damper (TMD). This paper presents a study on the effectiveness of TMDs installed on the top story of 1, 5, 10, and 15-story buildings excited by earthquake accelerograms of El Centro 1940, Denpasar 1981, and Pacoima 1971. Two-dimensional linear-elastic shear building model with TMD on the top is used in performing dynamic analysis. The effectiveness of the TMD is evaluated by comparing the responses: displacement, inter-story drift, and acceleration, with and without TMD. The results of the study show that the responses are generally damped. However, in some cases the responses could be larger, thus using of TMD for reducing seismic response should be reconsidered. Abstract in Bahasa Indonesia : Untuk mengatasi masalah guncangan yang berlebihan pada struktur gedung akibat beban dinamis, telah dikembangkan konsep kontrol pada struktur dengan menggunakan Tuned Mass Damper (TMD). Tulisan ini menyajikan studi efektifitas TMD yang dipasang pada struktur gedung 1, 5, 10, dan 15 tingkat yang dikenai akselerogram gempa-gempa El Centro 1940, Denpasar 1981, dan Pacoima 1971 (modifikasi). Dalam melakukan analisis dinamis, struktur dimodelkan sebagai bangunan geser elastis linier dua dimensi dengan TMD pada lantai teratas. Efektifitas TMD dievaluasi dengan membandingkan respons perpindahan, simpangan antar tingkat, dan percepatan dari struktur tanpa dan dengan TMD. Massa TMD ditetapkan sebesar 1%, 2%, dan 3% dari massa struktur utamanya. Hasil studi menunjukkan umumnya respons struktur dapat teredam. Meskipun demikian, pada beberapa kasus dapat terjadi respons struktur bertambah besar, sehingga penggunaan TMD untuk mereduksi respons akibat gempa perlu dipertimbangkan lagi