Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

STATUS GIZI IBU HAMIL DAPAT MENYEBABKAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA Ringgo Alfarisi; Yesi Nurmalasari; Syifa Nabilla
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 5, No 3 (2019): Volume 5 Nomor 3, Juli 2019
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v5i3.1404

Abstract

Stunting masih menjadi permasalahan gizi di Indonesia. Stunting merupakan penggambaran dari status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Prevalensi stunting balita tahun 2017 di Kabupaten Lampung Tengah tertinggi di Provinsi Lampung. Banyak faktor yang menyebabkan kejadian stunting padabalita. Salah satu faktor yang mempengaruhi di antaranya status gizi ibu selama kehamilan yang di lihat dari status pengukuran lingkar lengan atas di trimester. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status gizi ibu selama kehamilan dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59 bulan di Desa Mataram Ilir Kecamatan Seputih Surabaya Lampung Tengah Tahun 2019. Desain studi yang digunakan adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini 237 ibu yang membawa buku KIA di Desa Mataram Ilir beserta anaknya. Analisis penelitian ini menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan yang bermakna antara status gizi ibu selama kehamilan dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59 bulan dengan nilai signifikansi p= 0,005. Status gizi ibu selama kehamilan dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59 bulan terbukti terdapat hubungan secara signifikan. Kata Kunci : Status Gizi Ibu, Kehamilan, Stunting.
HUBUNGAN HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 6-59 BULANTINGKAT PENDIDIKAN IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 6-59 BULAN DI DESA MATARAM ILIR KECAMATAN SEPUTIH SURABAYA TAHUN 2019 Yesi Nurmalasari; Anggunan Anggunan; Tya Wihelmia Febriany
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 6, No 2 (2020): Volume 6 Nomor 2 April 2020
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v6i2.2409

Abstract

 ABSTRAK Latar Belakang : Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 terdapat 37,2% balita yang mengalami stunting, hal ini mengalami peningkatan dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu sebesar 35,6%. Ada 100 kabupaten/kota di Indonesia yang angka kejadian stuntingnya paling besar dan menjadi prioritas penangannya oleh pemerintah. Dan 3 diantaranya terdapat di Provinsi Lampung yaitu Lampung Selatan 43.01%, Lampung 43,17% dan Lampung Tengah 52,68%.Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada anak usia 6-59 bulan di Desa Mataram Ilir Kecamatan Seputih Surabaya tahun 2019Metode : Penelitian ini berbentuk analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 237 anak usia 6-59 bulan yang didapatkan dari perhitungan purposive Sampling. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil : Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan stunting dengan hasil yaitu nilai OR  3,313 (CI : 1,878 - 5,848) dan nilai p (P-value) berupa 0,000 atau p value < 0,05 dan terdapat hubungan antara pendapatan keluarga dengan stunting dengan hasil yaitu nilai OR  5,132 (CI : 2,602 – 10,121) dan nilai p (P-value) berupa 0,000 atau p value < 0,05 dimana keluarga dengan pendapatan rendah berisiko lima kali lebih tinggi mengalami stunting dibandingkan pendapatan tinggi, dan nilai OR 2,255 (CI : 1,127 – 4,512) dan nilai p (P-value) berupa 0,032 atau p value < 0,05 dimana keluarga dengan pendapatan menengah berisiko dua kali lebih tinggi mengalami stunting dibandingkan pendapatan tinggi.Kesimpulan :Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada anak usia 6-59 bulan di Desa Mataram Ilir Kecamatan Seputih Surabaya tahun 2019. Saran: Pada Instansi yang terkait, perlu meningkatkan penyuluhan mengenai gizi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, memberikan pelatihan tentang pengolahan makannan yang bergizi tanpa membutuhkan biaya yang banyak.Kata kunci : Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Stunting
HUBUNGAN STUNTING DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA 6-59 BULAN DI DESA MATARAM ILIR KEC. SEPUTIH SURABAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2019 Yesi Nurmalasari; Novaldo Yudhasena; Deviani Utami
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 4 (2019): Volume 6 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.717 KB) | DOI: 10.33024/jikk.v6i2.2122

Abstract

. Berdasarkan data situasi dan analisis gizi di Indonesia pada tahun 2017 Status gizi balita diukur dengan indeks tinggi badan per umur (TB/U), tinggi badan per umur (TB/U). Hasil pengukuran status gizi tahun 2017 dengan indeks TB/U pada balita 0-59 bulan, mendapatkan persentase balita pendek sebesar 8,6%, dan sangat pendek sebesar 19,0%. Provinsi dengan persentase balita pendek dan sangat pendek terbesar adalah Kalimantan Barat (32,5%) dan terendah adalah Sumatera Selatan (14,2%). Diketahui hubungan kejadian stunting dengan perkembangan motorik kasar pada balita usia 6-59 bulan di Desa Mataram Ilir Kec. Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2019. Jenis penelitian kuantitatif, rancangan survei analitik dengan pendekatan cross sectional, Populasi seluruh balita usia 6-59 bulan sebanyak 463 orang. Sampel sebanyak 215 orang dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan lembar kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Chi Square. Distribusi frekuensi kejadian stunting pada balita, dengan kategori mengalami stunting sebanyak 106 responden (49,3%). Distribusi frekuensi perkembangan motorik kasar pada balita usia 6-59 bulan, dengan kategori tidak normal sebanyak 111 responden (51,6%). Hasil analisis diperoleh nilai (p-value 0,000< α 0,05). OR: 18,280. Kesimpulanya ada hubungan kejadian stunting dengan perkembangan motorik kasar pada balita usia 6-59 bulan.
GAMBARAN KLINIS OSTEOARTHRITIS PRIMER PADA USIA 40-60 PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2018 Aswedi Putra; Yesi Nurmalasari; Try Anita
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 5, No 3 (2018): Volume 5 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.784 KB) | DOI: 10.33024/.v5i3.949

Abstract

Osteoarthritis adalah penyakit degeneratif yang pada umumnya mengenai satu sendi atau lebih. Penyakit ini paling sering terjadi di lutut. Umumnya penyebab osteoarthritis tidak di ketahui, dan disebut osteoarthritis primer. Faktor resiko terjadinya osteoarthritis primer adalah usia, berat badan , jenis kelamin dan pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran klinis osteoarthritis primer pada usia 40-60 pada laki-laki dan perempuan di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan studi perspektif dengan metode cross sectional. Berdasarkan penelitian di dapatkan bahwa Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang terdiagnosa osteoarthritis primer dan datang ke Poliklinik Bedah Ortopedi RSUD dr.H Abdul Moelok Provinsi Lampung dengan jumlah sampel 25 orang. Penelitian di lakukan pada bulan Februari-Maret 2018 dengan menggunakan data primer. Analisa yang di gunakan berupa analisa univariat. Hasil penelitian di dapatkan berdasarkan usia proposi osteoarthritis primer paling banyak pada kelompok usia >50 tahun dengan jumlah pasien 20 atau setara dengan 80,0 %. Berdasarkan jenis kelamin proposi kejadian osteoarthritis primer paling banyak pada kelompok jenis kelamin wanita dengan jumlah pasien 21 atau setara dengan 84,0 %. Berdasarkan keluhan utama proposi kejadian osteoarthritis primer paling banyak dengan keluhan utama nyeri sendi dengan jumlah pasien 25 atau setara dengan 100%. Berdasarkan lokasi proposi kejadian osteoarthritis primer paling banyak adalah sendi lutut dengan jumlah paasien 25 atau setara dengan 100%.
HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 6-59 BULAN DI DESA MATARAM ILIR KEC. SEPUTIH SURABAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2019 Yesi Nurmalasari; Tessa Sjariani; Putra Intan Sanjaya
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 2 (2019): Volume 6 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.594 KB) | DOI: 10.33024/jikk.v6i2.2120

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh multi-faktorial dan bersifat antar generasi. Di Indonesia persentase balita pendek sebesar 8,6%, dan sangat pendek sebesar 19,0%. Mengetahui hubungan tingkat kecukupan protein dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59 bulan di Desa Mataram Ilir Kec. Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2019. Jenis penelitian kuantitatif, rancangan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh balita usia 6-59 bulan sebanyak 463 balita. Sampel sebanyak 215 balita dengan teknik random sampling. Pengambilan data menggunakan lembar kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Chi Square. Distribusi frekuensi usia balita, sebagian besar adalah usia 49-59 bulan sebanyak 98 balita (45,58%). jenis kelamin perempuan sebanyak 114 responden (53,02%). Distribusi frekuensi kejadian stunting pada balita, dengan kategori mengalami stunting sebanyak 106 responden (50,7%). Distribusi frekuensi kecukupan protein pada balita usia 6-59 bulan, sebagian besar kategori kurang sebanyak 117 responden (54,4%). Hasil analisis diperoleh nilai (p-value 0,000< α 0,05). OR: 15,145.Kesimpulan ada hubungan kecukupan protein dengan kejadian stunting pada balita.
ANALISIS JENIS MINUMAN RINGAN YANG MENGANDUNG ASPARTAM TERHADAP KESE HATAN SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 RAJA BASA BANDAR LAMPUNG Wien Wiratmoko; Yesi Nurmalasari
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 4 (2014): Volume 1 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.051 KB) | DOI: 10.33024/.v1i4.681

Abstract

Pada minuman ringan seringditambahkan pengawet dan pemanis buatanyang kadarnya harus diperhatikan, karenaapabila konsumsinya berlebihan dapatmembahayakan kesehatan. Minuman manissangat disukai pada Siswa-Siswi, apalagisetelah melakukan aktivitas yang melelahkan.Aspartam (L-aspartil-L-fenilalanin metilester) merupakan salah satu jenis pemanisbuatan yang digunakan. Sejauh ini aspartamtelah dikonsumsi oleh lebih dari 200 jutaorang di seluruh duniaMetode Penelitian: Penelitian ini merupakanpenelitian bersifat deskriptif dengan pendekatancross-sectional yang dilakukan terhadap 3sampel.Hasil: Penelitian dilaksanakan terhadap 3 jenisminuman yang memenuhi kriteria inklusi diSDN2 Rajabasa Bandar Lampung. Dari ketigasampel yang diuji dua diantaranya mengandungaspartam dan satu sampel negatif (-) mengandungkadar aspartam. Dari dua sampel yangmengandung aspartam tidak melebihi batas yangsudah ditentukan oleh Depkes RIKesimpulan:Hasil analisis terhadap pemanis sintetis aspartamdua dari 3 sampel mengandung aspartam yangtidak melebihi batas yang telah ditentukan olehPemerintah dalam hal ini sampel es balon danokky jelly drink dan satu sampel teh gelas tidakterdeteksi sama sekali kandungan aspartam
FAKTOR-FAKTOR PROGNOSTIK KESEMBUHAN PENGOBATAN MEDIKAMENTOSA RINOSINUSITIS KRONIS DI POLI THT RSUD A. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNG TAHUN 2017 Yesi Nurmalasari; Dera Nuryanti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 3 (2017): Volume 4 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.552 KB) | DOI: 10.33024/.v4i3.1316

Abstract

Latar Belakang: Rinosinusitis kronis merupakan peradangan pada mukosa hidung dan sinus paranasalis yang berlangsung lebih dari 8 minggu yang dapat ditandai oleh discharge mukopurulen, hidung berbau, hidung tersumbat, nyeri wajah dan lain-lain. Pengobatan untuk rinosinusitis kronis tanpa komplikasi adalah dengan terapi medikamentosa. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan medikamentosa antara lain faktor alergi, kebiasaan merokok, usia dan jenis kelamin.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor prognostik yang berhubungan dengan kesembuhan pengobatan medikamentosa rinosinusitis kronis di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah jenis peneltian kuantitatif dengan pendekatan retrospetive, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rinosinusitis kronis di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung sebanyak 45 orang. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan program SPSS versi 16.Hasil Penelitian: Ada hubungan yang bermakna antara alergi (p-value = 0,011 dan OR = 5,000), kebiasaan merokok (p-value = 0,001 dan OR = 11,375), umur (p-value = 0,026 dan OR = 4,000) dan jenis kelamin (p-value = 0,019 dan OR = 4,480) dengan kesembuhan pengobatan medikamentosa rinosinusitis kronis di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017Kesimpulan: Ada hubungan alergi, kebiasaan merokok, umur dan jenis kelamin dengan kesembuhan pengobatan medikamentosa rinosinusitis kronis di Poli THT RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2017
Hubungan Perokok Ringan, Sedang, Berat Terhadap Tekanan Darah Pada Mahasiswa Universitas Malahayati Angkatan Tahun 2013 Zulfian Zulfian; Yesi Nurmalasari; Fadli Mukhlisin
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 4 (2016): Volume 3 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.75 KB) | DOI: 10.33024/.v3i4.760

Abstract

Latar Belakang: Angka kesakitan akibat rokok di Indonesia masih tinggi, rokok menyebabkan lima jutakesakitan tiap tahunnya. Rokok menginduksi pelepasan katekolamin mengganggu fungsi sistemkardiovaskular dengan meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah yang dapat menyebabkan hipertensi.Tujuan Penelitian : Mengetahui adanya hubungan perokok ringan, sedang, berat terhadap tekanan darahpada mahasiswa Universitas Malahayati Angkatan tahun 2013.Metode Penelitian : Desain penelitian adalah purposive sampling yang pengambilan sampel di tentukan olehpeneliti dengan berdasarkan tujuan variable atau ukuran ukuran tertentu. Cara pengam bilan sampel dalampenelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling. Data diolah menggunakan SPSS Versi16 denganmenggunakan uji anova.Hasil : Terdapat hubungan antara jumlah dan lama merokok yang dihisap dengan peningkatan tekanan darahsistolik dan diastolik dengan masing nilai p-value <0,05 dan <0,05.Kesimpulan :Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan jumlah rokok lebih 10 batang per haridanlama merokok lebih dari lima tahun pada mahasiswa lelaki Fakultas Kedokteran UniversitasMalahayatiangkatan 2013 mempunyai resiko lebih besar untuk mengalami peningkatan tekanan darah sistolikdan diastolic dibandingkan yang memiliki kebiasaan merokok dengan jumlah rokok kurang dari 10 batang perhari dan lama merokok kurang dari lima tahun
PERBEDAAN EFEKTIVITAS MADU DAN PROPOLIS TERHADAP KONDISI KESEHATAN PADA BALITA DI POSYANDU MAWAR VII KELURAHAN SIDODADI, KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 Yesi Nurmalasari
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 2 (2016): Volume 3 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.404 KB) | DOI: 10.33024/.v3i2.741

Abstract

Kesehatan adalah suatu kondisi yang stabil atau umum dalam sistem koordinasi  badan dan jiwa raga manusia atau  makhluk hidup lainnya pada rata-rata normal. Kondisi kesehatan pada balita dapat dipengaruhi oleh nafsu makan, kualitas tidur, berat badan, kadar hemoglobin. Dari data Riskesdas tahun 2013, anak usia 5-14 tahun sebanyak 26,4% mengalami anemia, dan 11,2 % mengalami status gizi kurang. Sekitar  15-30% anak mengalami gangguan tidur dan sekitar 25% anak mengalami kesulitan makan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian propolis dan madu terhadap kondisi kesehatan pada balita.Penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperimen dengan rancangan Randomized Control Group pretest posttest design. Jumlah sampel penelitian adalah 45 balita di posyandu mawar VII desa sidodadi kelurahan kedaton Bandar lampung. Analisis multivariate pada penelitian ini menggunakan one way anova.Hasil penelitian diperoleh, pada kelompok madu p-value < 0,05 yang artinya ada pengaruh pemberian madu terhadap berat badan, nafsu makan, kualitas tidur dan kadar hemoglobin balita. Pada kelompok propolis p-value < 0,05 yang artinya ada pengaruh pemberian madu terhadap nafsu makan, kualitas tidur dan kadar hemoglobin balita, sedangkan nilai p-value untuk berat badan adalah > 0,05 yang artinya tidak ada pengaruh pemberian propolis terhadap berat badan balita.Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian madu terhadap nafsu makan, kualitas tidur, berat badan dan kadar hemoglobin pada balita. Terdapat pengaruh pemberian propolis terhadap nafsu makan, kualitas tidur dan kadar hemoglobin pada balita. Disarankan menggunakan madu dan propolis sebagai alternative meningkatkan kesehatan pada balita. 
HUBUNGAN UMUR, PENGTAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI YODIUM DENGAN KEJADIAN GOITER PADA WANITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEDUNG MENEG KABUPATEN TULANG BAWANG TAHUN 2015 Achmad Farich; Yesi Nurmalasari
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 3 (2015): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.115 KB) | DOI: 10.33024/.v2i3.707

Abstract

Penyakit goiter sendiri cenderungmenyerang para wanita lima sampaidelapan kali lebih besar dibandingkan pria,khususnya Wanita. Wanita rentankekurangan yodium. Puskesmas GedungMeneng merupakan salah satu Puskesmaspelayanan kesehatan dengan kasus goitertertinggi di Kabupaten Tulang Bawang,berdasarkan data Sistem Pencatatan danPelaporan Terpadu (SP2TP) PuskesmasGedung Meneng tahun 2013 prevalensipenderita goiter sebesar 38 orang (17,5%)dan meningkat ditahun 2014 menjadisebesar 52 orang (21,8%). Tujuanpenelitian diketahui hubungan umur,pengetahuan dan perilaku konsumsiyodium dengan kejadian goiter padaWanita di Wilayah Kerja PuskesmasGedung Meneng Kabupaten TulangBawang tahun 2015.Jenis penelitian adalah kuantitatif, desainpenelitian analitik pendekatan crosssectional.Populasi adalah seluruh wanitayang mengalami gangguan tyroidsebesar108 orang besar sampel 86 orang, tekniksampling simplerandom sampling metodelottre Analisis data menggunakan chisquare.Hasil penelitian didapat kejadian goiterpada wanita lebih tinggi pada kategoritidak goiter sebesar 58 orang (67,4%),umur wanita lebih tinggi padakategoritidak berisiko sebesar 44 orang(51,2%), pengetahuan lebih tinggi padakategori kurang baik sebesar 58 orang(67,4%), perilaku konsumsi yodium padawanita lebih tinggi pada kategori tidakmengandung yodium sebesar 50 orang(58,1%). Hasil uji statistik chi squaredidapat ada hubungan umur (p value =0,007 < 0,05), ada hubungan pengetahuan(p value = 0,023 < 0,05) dan ada hubunganperilaku konsumsi yodium (p value =0,004 < 0,05) dengan kejadian goiter padawanita.Diharapkanmanajemen Puskesmas GedungMeneng dapat lebih meningkatkansosialisasi tentang goiter khususnya padawanita usia subur. Dan merencanakanlangkah-lagkah intervensi agar masalahkekurangan yodium di masyarakat bisateratasi.melalui penyuluhan tentangpencegahan terjadinya goiter khususnyapada wanita usia subur