Angle Sorisi
Universitas Sam Ratulangi

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

SURVEI NYAMUK CULEX SPP DI DAERAH PERUMAHAN SEKITAR PELABUHAN BITUNG Eman, Giano Just; Berrnadus, Janno B B; Sorisi, Angle
JKK (Jurnal Kedokteran Klinik) Vol 1, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN KLINIK
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Nyamuk Culex spp sudah tersebar luas di berbagai belahan dunia dari daerah tropis hingga sub tropis, dan merupakan nyamuk pembawa vektor penyakit. Kota Bitung sebagai kota pelabuhan memungkinkan penyebaran penyakit filariasis dan arbovirus dari nyamuk Culex spp serta data tentang nyamuk Culex spp sebagai vektor masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui data populasi nyamuk Culex spp di perumahan sekitar pelabuhan Bitung. Penelitian ini menggunakan deskriptif cross-sectional untuk mendapatkan gambaran deskriptif populasi nyamuk Culex spp di daerah perumahan sekitar pelabuhan Bitung. Berdasarkan penelitian di daerah perumahan sekitar Pelabuhan Bitung adalah daerah dengan sanitasi yang rendah. pada Bulan Oktober – November 2016 dengan metode penangkapan sweepping, didapatkan 116 nyamuk diantaranya, Culex quinquefasciatus sebanyak 115 nyamuk (99,1%), dan Aedes ageptyi sebanyak 1 nyamuk (0,9%).  Bedasarkan jenis kelamin, 66 nyamuk jantan (57,8%) dan 49 nyamuk betina (42,2%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa 99,1% nyamuk yang ditangkap adalah nyamuk Culex spp dari spesies Culex quinquefasciatus. Kata Kunci: Nyamuk, Culex spp, Survei Abstract: Mosquito Culex spp already widespread in many parts of the world from the tropics to the sub-tropical, and is a vector of disease-carrying mosquitoes. Bitung city as a port city enabling the spread of filariasis and arbovirus of the mosquito Culex spp and Culex spp data about mosquitoes as vectors still lacking. The purpose of this study is Knowing Culex spp mosquito population data on the housing around the port of Bitung. This study used a descriptive cross-sectional study to get an overview of descriptive spp Culex mosquito populations in the residential area around the port of Bitung. Based on research in the residential area around the Port of Bitung is an area with low sanitation. on month from October to November 2016, with fishing methods sweepping, found 116 mosquitoes of them, as many as 115 mosquito Culex quinquefasciatus (99.1%), and as many as one mosquito Aedes ageptyi (0.9%). Based on gender, 66 males (57.8%) and 49 female mosquitoes (42.2%). Thus, it can be concluded that 99.1% of mosquitoes were captured is Culex spp mosquitoes of the species Culex quinquefasciatus. Key Word: Mosquito, Culex spp, Survey
Kecacingan usus pada anak sekolah dasar di Tanawangko Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa Luis, Renjer; Tuda, Josef S.B.; Sorisi, Angle
eBiomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.2.2016.13998

Abstract

Abstract: Helminth is one of the most commonly infected parasites in human. According to WHO, more than 1,5 billions of people around the world are infected by helminthes. The highest number of helminthiasis cases is of school age children. This study was aimed to obtain the helminthiasis cases in students of elementary schools at Tanawangko Minahasa and to identify the types of helmiths. This was a descriptive study. Feces samples from the students were kept in feces pot and then were examined microscopically. The results showed that of the 118 feces samples there were five samples (4.3%) which were positively infected by helminth, Ascaris lumbricoides. Keywords: helminths, student of elementary school Abstrak: Cacing usus merupakan salah satu parasit yang paling banyak menginfeksi manusia. WHO mencatat lebih dari 1,5 miliar orang di seluruh dunia terinfeksi cacing usus dengan angka tertinggi terjadi pada usia anak sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecacingan usus pada murid sekolah dasar di Tanawangko Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa dan juga mengidentifikasi jenis cacing usus yang menginfeksi. Jenis penelitian ini ialah survei deskriptif. Pengambilan sampel feses menggunakan pot feses yang diberikan kepada murid-murid dan dilakukan pemeriksaan mikroskopik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari 118 pot yang dikembalikan didapatkan hasil 5 murid (4,3%) yang terinfeksi cacing usus. Jenis cacing yang ditemukan ialah Ascaris lumbricoides dari kelima murid tersebut.Kata kunci: kecacingan usus, anak sekolah dasar
Deteksi transmisi transovarial virus dengue pada Aedes aegypti dengan teknik imunositokimia di Kota Manado Mosesa, Lidiasani P.; Sorisi, Angle; Pijoh, Victor D.
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.10846

Abstract

Abstract: Capability of Dengue virus to maintain its existence by two mechanism, that is horizontal transmission between veremia vertebrata that contracted by Aedes mosquito and vertical transmission from female mosquito infective to next generation. The most mechanism common occurrence is vertical transmission whereabout of transovarial transmission can be detected by many kind of way, one of way is immunositochemical technic. Immunositochemical is reported to be able detect antigen Dengue virus in low level. This research aims to prove whereabout of transovarial transmission Dengue virus on Aedes aegypti in Manado city. Researche sampel is Aedes aegypti mosquitos from eggs Aedes aegypti that was taken from urban village that is DBD case. This research was held on November 2015 – January 2016. Research result show that Aedes aegypti mosquito antigen positive Dengue are 24 tail of mosquitos from 48 tail of mosquitos that was tested with Index Transmissi Transovarial (ITT) about 39,1% - 70%. Based on research result can be proven that there is transovarial transmission Dengue virus on Aedes aegypti in West Kombos Urban Village, Singkil Distric, Manado City.Keywords: transovarial transmission, dengue virus, aedes aegypti, immunositochemical technicAbstrak: Kemampuan Virus Dengue untuk mempertahankan keberadaannya melalui dua mekanisme yaitu transmisi horizontal antara vertebrata viremia yang ditularkan oleh nyamuk Aedes dan transmisi vertikal (transovarial) yaitu dari nyamuk betina infektif ke generasi berikutnya. Mekanisme yang paling umum terjadi adalah transmisi vertikal (transovarial). Ada tidaknya transmisi transovarial dapat diketahui dengan berbagai cara, salah satunya dengan teknik imunositokimia. Metode imunositokimia dilaporkan dapat mendeteksi antigen virus Dengue dalam kadar yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya transmisi transovarial virus Dengue pada Aedes aegypti di kota Manado. Sampel penelitian adalah nyamuk Aedes aegypti yang berasal dari telur Aedes yang diambil dari kelurahan yang terdapat kasus DBD. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 – Januari 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti yang positif antigen virus Dengue berjumlah 24 ekor nyamuk dari 48 ekor nyamuk yang diperiksa dengan Index Transmisi Transovarial (ITT) berkisar 39,1% - 70%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terbukti bahwa adanya transmisi transovarial virus Dengue pada Aedes aegypti di Kelurahan Kombos Barat Kecamatan Singkil, Kota Manado.Kata kunci: transmisi transovarial, virus dengue, aedes aegypti, teknik imunositokimia
Index jentik dan pupa nyamuk aedes spp di wilayah Kombos Timur kota Manado Yustin, Amaliah S.; Sorisi, Angle; Pijoh, Victor D.
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14644

Abstract

Abstract: Larvae and pupae of Aedes spp outgrowth of the egg stage to become a mosquito that may contribute to the spread of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) with two vectors that transmit dengue, the Aedes aegypty and Aedes albopictus. Data from Manado City Health Department in 2013 recorded 29 cases of dengue fever in the region Kombos. In 2014, the number of cases found that 29 cases with one death rate from 517 across the 2015 dengue cases and found 13 cases of dengue. Data from Kombos Health Center states in 2015 reported the number of dengue patients range from three people. The purpose of this research is to know the index larvae and pupae and know the type of larvae and pupae Aedes spp that located in the area of East Kombos. This study used a descriptive research with time from September to December 2016. The primary data in the form of case data in Puskesmas Kombos East. The research took place in East Kombos and used parasitology laboratory medical faculty of the University of Sam Ratulangi. The population is the entire of larvae and pupae which is in the eastern Kombos and samples were taken from 100 homes of the entire homes at that location. Based on the index research larvae and pupae in the east Kombos obtained House Index (HI) 46%, Container Index (CI) 28.6%, Breteau Index (BI) 62% pupae Index (PI) with 13% so region of east Kombos including the high degree of density and the potential occurrence of dengue. The most type larvae and pupae were found namely Aedes aegypty.Keywords: index larvae and pupae, aedes spp Abstrak: Jentik dan pupa nyamuk Aedes spp merupakan perkembangan dari stadium telur hingga menjadi nyamuk yang dapat berperan terhadap penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan dua vektor yang menularkan dengue, yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Data dari Dinas Kesehatan Kota Manado tahun 2013 tercatat 29 kasus DBD di wilayah Kombos. Tahun 2014, jumlah kasus didapatkan 29 kasus dengan angka kematian satu dari 517 kasus DBD dan tahun 2015 didapatkan 13 kasus DBD. Dari data Puskesmas Kombos menyatakan bahwa pada tahun 2015 dilaporkan jumlah pasien demam berdarah berkisar tiga orang. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui index jentik dan pupa serta mengetahui jenis jentik dan pupa Aedes spp yang terdapat di daerah Kombos Timur. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui index jentik dan pupa serta mengetahui jenis jentik dan pupa Aedes spp yang terdapat di daerah Kombos Timur. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan waktu penelitian yaitu September-Desember 2016. Pengambilan data primer berupa data kasus di Puskesmas Kombos Timur dan wilayah penelitian bertempat di Kombos Timur seta di Laboratorium parasitologi fakultas kedokteran Universitas Sam Ratulangi dengan populasi seluruh jentik dan pupa yang berada di Kombos Timur dan sampel yang diambil yaitu 100 rumah.Berdasarkan hasil penelitian index jentik dan pupa di wilayah Kombos Tmiur didapatkan House Index (HI) 46%, Container Index (CI) 28,6%, Breteau Index (BI) 62% Pupa Index (PI) dengan angka 13% sehingga wilayah Kombos Timur termasuk pada derajat kepadatan yang tinggi dan berpotensi terjadinya DBD. Jenis jentik dan pupa yang didapatkan yang terbanyak yaitu Aedes aegypty.Kata kunci: index jentik dan pupa, aedes spp
TUNGAU DEBU RUMAH YANG DITEMUKAN DI KELURAHAN TITIWUNGEN SELATAN KECAMATAN SARIO KOTA MANADO Worang, Imelda; Sorisi, Angle; Pijoh, Victor D.
eBiomedik Vol 2, No 1 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.2.1.2014.3587

Abstract

Abstrak: Debu merupakan gabungan dari bermacam-macam partikel yang menyebar di udara, termasuk spora jamur, serbuk sari, serat pakaian, bagian tumbuhan yang telah membusuk, sisa pembakaran, tanah, dan sebagainya. Tungau debu atau dust mite, merupakan binatang sejenis kutu yang ukurannya sangat kecil, 250 – 300 mikro, sehingga tidak kasat mata. binatang ini baru terlihat di bawah mikroskop dengan pembesaran setidaknya 20 kali. Bentuk badannya lonjong dengan kaki berjumlah 8 buah. Alergen TDR adalah salah satu patogen yang paling penting yang menyebabkan alergi pada asma. Metode penelitian inbersifat survey deskriptif yang dilakukan secara cross sectional pada bulan Oktober sampai Desember 2012 di Kelurahan Titiwungen Selatan Kecamatan Sario Kota Manado. Hasil penelitian mendapatkan 5 jenis spesies tungau debu rumah yaitu: Dermatophagoides spp. Glycyphagus destructor. Cheyletus spp, Acarus spp, Tarsonemus spp. Kesimpulan Jenis Tungau debu rumah paling banyak ditemukan baik di ruangan keluarga maupun ruangan tidur yaitu Acarus spp. Tungau debu rumah lebih banyak ditemukan pada ruang tidur dibandingkan ruangan keluarga, dan dimana kepadatan TDR di kelurahan titiwungen cukup rendah. Kata kunci: Acarus spp, Dermatophagoides, Tungau Debu    Abstract: Dust is a combination of a variety of air-borne particles, including mold spores, pollen, clothing fibers, decomposing plant parts, combustion, soil, and so on. Dust mites, fleas are the kind of animal with very small size 250-300 micro, so it is not visible. This new animal looks under the microscope with magnification at least 20 times .Oval body shape with the legs are 8 pieces. TDR allergens is one of the most important pathogens that cause asthma allergic. The research method used is cross-sectional descriptive survey, where the survey is done from October until December 2012 in South Titiwungen neighborhood, Sario region Manado. The results get 5 different species of house dust mites are: Dermatophagoides spp, Glycyphagus destructor, Cheyletus spp, acarus spp, Tarsonemus spp. Conclusions Type of house dust mites most commonly found either in the family or the bed room acarusspp. House dust mites are more common in the bedroom than the family room and where the density of TDR in the village Titiwungen quite low. Keywords : acarusspp , Dermatophagoides , Dust Mites
PERAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Tangkilisan, Meilany; Sorisi, Angle; Tuda, Josef S. B.
eBiomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.3.1.2015.7422

Abstract

Abstract: The problem of public health, especially in developing coutries such as Indonesia, is based on the physical aspects such as health facilities, the treatment of disease, and non physical aspects related to the health problem. Malaria is still a public health problem because it often creates exrtraordinary events, which has great impact on quality on life and economy, and may result death. The main keys of reducing the incidence of malaria especially in high endemic areas are prevention and treatment. This study aimed to determine the role of health care facilities on the incidence of malaria in Silian Raya sub-district of Southheast Minahasa district. This was a descriptive survey study. The population was the community in Silian Raya sub-district of Southeast Minahasa district with total samples 194 respondents. The results showed that the counseling done by health workers was at the most 2 times (39.2%). Spraying insecticide by health workers was 1 time (41.8%). People that used the available health care facilities in Silian Raya sub-district, the health center, were 51.0%.Keywords: malaria, prevention, treatmentAbstrak: Masalah kesehatan masyarakat terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia didasarkan pada, aspek fisik seperti sarana kesehatan dan pengobatan penyakit, dan aspek non fisik yang menyangkut masalah kesehatan.Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta dapat mengakibatkan kematian. Dalam upaya mengurangi angka kejadian malaria terutama di daerah endemis tinggi, upaya pencegahan dan pengobatan merupakan kunci utama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran sarana pelayanan kesehatan terhadap kejadian malaria di Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara. Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriptif. Populasi penelitian adalah masyarakat di Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara dengan jumlah sampel 194 responden. Hasil penelitian menunjukkan penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertinggi 2 kali (39,2%). Penyemprotan insektisida oleh tenaga kesehatan tertinggi 1 kali (41,8%) dan masyarakat yang langsung memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di Kecamatan Silian Raya yaitu Puskesmas (51,0%).Kata kunci: malaria, pencegahan, pengobatan
Deteksi Plasmodium falciparum dengan menggunakan metode real-time polymerase chain reaction di daerah Likupang dan Bitung Tooy, David C.; Bernadus, Janno B.; Sorisi, Angle
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.11057

Abstract

Abstract: Malaria is one of the most important parasitic disease which is caused by Plasmodium spp. There are approximately 1,2 billion people in the world with high risk of getting malaria. Plasmodium falciparum (P. falciparum) is the cause of tropical malaria or falciparum malaria, and is responsible for most of the mortality rate. Currently, real-time polymerase chain reaction (RT-PCR) is being studied as an alterative of conventional malarian examination. Mangold et al reported that RT-PCR have 94.1% sensitivity and 100% specificity compared to microscopic examination in detecting P. falciparum. The aim of this research is to detect the presence of P. falciparum using RT-PCR in Likupang and Bitung region. This research were using descriptive design to find out the capability of real-time PCR method to detect P. falciparum in Likupang dan Bitung region. The researcher have examined 71 samples which are fulfill the research sample’s criteria. Postive results of P. falciparum found in 18 samples (25,3%) and negative results in 53 samples (74,6%) of total 71 samples with using RT-PCR. No positive results were found in samples from Likupang. There are positive result of P. falciparum in samples from Bitung. It is concluded that RT-PCR method can detect the presence of P. falciparum from the samples obtained from Likupang and Bitung based on the presence of its DNA. This detection efford is done by using 18S rRNA as target gene and ajust specific temperature on the RT-PCR instrument.Keywords: Plasmodium falciparum, Real-time Polymerase Chain Reaction (PCR), DetectionAbstrak: Malaria merupakan salah satu penyakit penting yang disebabkan oleh parasit Plasmodium spp. Kira-kira 1,2 miliar penduduk dunia memiliki risiko tinggi untuk mendapat malaria. Di Indonesia sendiri, terdapat 343.527 kasus terkonfirmasi dan 45 kematian karena malaria. Plasmodium falciparum (P. Falciparum) merupakan penyebab dari malaria tropika atau malaria falsiparum, dan bertanggung jawab atas sebagian besar angka mortalitas. Saat ini Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) telah banyak diteliti sebagai alternatif dari pemeriksaan malaria. Mangold dkk melaporkan bahwa real-time PCR memiliki nilai sensitivitas 94,1% dan nilai spesifisitas 100% terhadap pemeriksaan mikroskopis dalam mendeteksi P. falciparum. Penelitian bertujuan untuk mendeteksi P. falciparum dengan menggunakan RT-PCR di daerah Likupang dan Bitung. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif untuk mengetahui kemampuan metode real-time PCR dalam mendeteksi P. falciparum di daerah Likupang dan Bitung. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeteksi keberadaan P. falciparum dengan menggunakan metode real-time PCR di daerah Likupang dan Bitung. Peneliti memeriksa 71 sampel darah yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Hasil positif P. falciparum ditemukan pada 18 sampel (25,3 %) dan hasil negatif pada 53 sampel (74,6 %) dari total 71 sampel dengan menggunakan RT-PCR. Tidak ditemukannya hasil positif P. falciparum pada sampel dari Likupang. Ditemukan hasil positif P. falciparum pada sampel dari Bitung. Simpulan: Metode RT-PCR dapat mendeteksi P. falciparum berdasarkan keberadaan DNA-nya pada sampel yang diperoleh dari daerah Likupang dan Bitung. Deteksi ini berhasil dilakukan dengan menggunakan 18S rRNA sebagai gen target dan pengaturan suhu tertentu pada instrument RT-PCR.Kata kunci: P. falciparum, Real-time Polymerase Chain Reaction (PCR), Detection
Deteksi transmisi virus dengue pada nyamuk wild Aedes Aegypti betina di Kota Manado Trovancia, Grace; Sorisi, Angle; Tuda, Josef S.B.
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14661

Abstract

Abstract: Dengue hemorrhagic fever is an acute disease with clinical manifestations of hemorrhage caused by dengue virus infection. Manado is endemic dengue. Dengue virus has the ability to maintain its existence in nature through horizontal and vertical transmission. There are several ways to detect the dengue virus by Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) and immunohistochemistry Streptavidin Biotin Peroxidase Complex (ISBPC). This research aims to determine the wild Aedes aegypti population in Manado and to detect dengue virus in wild mosquito Aedes aegypti by ISBPC methods. This was a descriptive survey study with a cross sectional design to describe the transmission of dengue virus in wild mosquito Aedes aegypti in the city of Manado. The results showed that there were 5 wild Aedes aegypti mosquitoes positive for dengue virus, and 36 wild Aedes aegypti mosquitoes negative containing dengue virus. Conclusion: Of the 41 samples immunohistochemistry tested, 5 samples showed dengue virus transmission in wild mosquito Aedes aegypti in Manado which is a positive possibility of horizontal transmission.Keywords: detection of dengue virus, transmission, wild Aedes aegypti, Manado. Abstrak: Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit akut dengan manifestasi klinis perdarahan yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. Manado merupakan daerah endemis demam berdarah. Virus dengue memiliki kemampuan untuk mempertahankan keberadaannya di alam melalui transmisi horizontal dan vertikal. Ada beberapa cara untuk mendeteksi virus dengue yaitu Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dan imunohistokimia Streptavidin Biotin Peroxidase Complex (SBPC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui populasi nyamuk wild Aedes aegypti di Kota Manado dan mendeteksi virus dengue pada nyamuk wild Aedes aegypti dewasa menggunakan metode imunohistokimia streptavidin biotin peroxidase complex (ISBPC). Jenis penelitian ialah survei deskriptif dengan desain potong lintang untuk mengetahui gambaran transmisi virus dengue pada nyamuk wild Aedes aegypti betina di Kota Manado. Hasil pene;itian mendapatkan 5 nyamuk wild Aedes aegypti positif mengandung virus dengue, dan 36 nyamuk wild Aedes aegypti negatif mengandung virus dengue. Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 41 sampel yang telah diuji imunohistokimia, 5 sampel gambaran transmisi virus dengue pada nyamuk wild Aedes aegypti betina di Kota Manado yang kemungkinan transmisi horizontal adalah positif. Kata kunci: deteksi virus dengue, transmisi, wild Aedes aegypti, Manado.
PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Pantow, Melisa; Tuda, Josef S. B.; Sorisi, Angle
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.7428

Abstract

Abstract: Malaria, an infectious disease, is still an issue for public health world-wide, including in Indonesia. Malaria is caused by Plasmodium Sp. which is transmitted by the Anopheles mosquito. Southeast Minahasa Regency has high malaria rate. This study aimed to know the role of the environment on the incidence of malaria in Silian Raya subdistrict, Southeast Minahasa regency. This was a descriptive survey. The population was the community in Silian Raya subdistrict, Southeast Minahasa regency with 194 respondents. The results showed that people in Silian Raya subdistrict mostly live around swamps, rice paddies, and rivers. This study also showed that only a few people of Silian Raya subdistrict who had pets, and fish ponds around their houses.Keywords: malaria, environmentAbstrak: Malaria adalah penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Dunia termasuk di Indonesia. Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium Sp ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan salah satu Kabupaten yang angka malarianya tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peranan lingkungan terhadap kejadian malaria di Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara. Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriptif. Populasi penelitian adalah masyarakat di Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara dengan jumlah sampel 194 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di Kecamatan Silian Raya sebagian besar memiliki tempat tinggal di sekitar rawa, sawah, sungai. Penelitian ini juga menunjukkan hanya sedikit masyarakat Kecamatan Silian Raya yang memiliki hewan peliharaan atau kolam ikan di sekitar tempat tinggal.Kata kunci: malaria, lingkungan