Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pertumbuhan dan Hasil Gandum pada Berbagai Kerapatan Populasi dan Dosis Pemupukan Urea Akhmad Zubaidi; Dwi Ratna Anugrahwati; dan Uyek Malik Yakop
Indonesian Journal of Agronomy Vol. 46 No. 3 (2018): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.231 KB) | DOI: 10.24831/jai.v46i3.20777

Abstract

Efforts to produce wheat in Indonesia need to be supported by the availability of cultivation technology suitable for agro-climate conditions in Indonesia, including the use of proper population density and fertilization dosages, which are fundamental for obtaining maximum yields. This study was aimed to determine ideal population density and dosage of urea for optimum grain yield of wheat in Lombok Island. The experiment carried out at Aik Bukak, Central Lombok at elevation of 400 m asl, to observe the growth and yield of two varieties of wheat, Nias and Gladius, with 4 plant population densities (133, 160, 200, and 250 plants m-2) and 3 dosages of urea fertilization, 200, 300, and 400 kg ha-1. Data from this study indicated that Lombok Island has the potential for growing wheat with quite dense population density of 250 plants m-2. This density yielded higher, 1.74 tons ha-2, due to the increased number of kernel per unit area without reducing individual kernel weight. The use of urea 300 kg ha-1 exhibited the best growth and yielded 1.32 tons ha-2.Keywords: fertilization, population density, wheat varieties
Wheat (Triticum aestivum) Adaptation to Lombok Island Indonesia Akhmad Zubaidi; Mansur Ma'shum; Gurjeet Gill; Glenn K. McDonald
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 40, No 3 (2018): OCTOBER
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v40i3.1637

Abstract

Wheat is a temperate crop; therefore, effort is needed in adapting it to tropical areas. Lombok Island is suggested to be a potential wheat growing area. To investigate the feasibility of wheat production on Lombok and the adaptation of wheat to the current cropping systems, field experiments were carried out at six sowing times in 2010 and three sowing times in 2011 at three different sites up to 1000 meters above sea level (m asl) to represent low, medium and high elevation areas. Eight Australian and two Indonesian wheat varieties were selected to represent a range in maturity types. Six sowing dates in 2010 were arranged two weeks apart, from 19 April to 27 June, and three sowing time in 2011 were from 20 May to 19 June. Plant development was rapid at this continuously high temperature environment with flowering occurring 40-70 days after sowing (DAS). Wheat productivity was influenced by elevation and sowing date, at lowland, yields were about 1 t ha-1 or less, whereas at 500 m asl and above ranged from 2-3 t ha-1. Mid-season varieties were higher yielding than earlier or later flowering varieties. The optimum sowing time was from mid-May to early-June.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK DAN FITOSAN TERHADAP KADAR BRIX BATANG DAN HASIL TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor L. Moench ) DI TANAH PASIRAN LAHAN KERING KABUPATEN LOMBOK UTARA, NTB Akhmad Zubaidi; Suwardji Suwardji; Wayan Wangiyana
Agros Journal of Agriculture Science Vol 23, No 1 (2021): Edsi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kadar brix batang sorgum berkisar 13-18 % sementara produktivitas sorgum di lahan kering umumnya masih relatif rendah (1-3 ton/ha). Penelitian ini bertujuan mencari cara meningkatkan kadar brix dan produktivitas sorgum di tanah pasiran di lahan kering. Percobaan menggunakan metode eksperimental, dengan Rancangan Acak Kelompok faktorial terdiri atas Phonska 3 aras, yaitu P0 (kontrol), P150, P300 dan Fitosan 2 aras, yaitu F0 (kontrol) dan F5. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 6 kombinasi perlakuan, yaitu kontrol (P0F0), tanpa pupuk Phonska dan Fitosan 5 ml/liter (P0F5), pupuk Phonska 150 kg/ha dan tanpa Fitosan (P150F0), pupuk Phonska 150 kg/ha dan Fitosan 5 ml/liter (P150F5), pupuk Phonska 300 kg/ha dan tanpa Fitosan (P300F0), pupuk Phonska 300 kg/ha dan Fitosan 5 ml/liter (P300F5) dengan ukuran petak 3,5 m x 5 m. Data dianalisis menggunakan analisis keragaman (ANOVA), dilanjutkan Uji BNJ 5% terhadap perlakuan yang berbeda nyata. Hasil: pemberian pupuk Phonska dan Fitosan dapat meningkatkan kadar brix sehingga mencapai titik optimum pada umur 86 HST yaitu 19,34%. Pemupukan Phonska 300 kg/ha dan ZPT Fitosan 5ml/liter memberikan hasil yang lebih baik terhadap hasil tanaman sorgum sebesar 3,40 t/ha untuk Phonska dan 2,92 t/ha untuk Fitosan.
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGAEA L.) VARIETAS HYPOMA 1 DI LAHAN KERING DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI JENIS PUPUK Hatma Anggraini Amalia; Sudirman Sudirman; Akhmad Zubaidi
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Crop Agro Juli 2017
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.154 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah varietas Hypoma 1 yang diberikan berbagai jenis pupuk pada lahan kering. Percobaan ini telah dilaksanakan di Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dari bulan September sampai bulan Desember 2015. Percobaan dilaksanakan dengan Rancangan Acak Kelompok, dengan lima perlakuan pupuk, yaitu Bioboost (24,9 liter/ha), Urea (150 kg/ha), Phonska (300 kg/ha), Urea + Phonska (75 kg/ha + 150 kg/ha), dan Urea + Phonska + KNO3 (75 kg/ha + 150 kg/ha + 20 liter/ha). Tiap perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 15 plot percobaan. Parameter pertumbuhan diamati setiap tujuh hari dari mulai 14 hari setelah tanam (HST) sampai 42 HST. Parameter hasil diamati setelah panen. Data dianalisis dengan analisis keragaman dan jika perlu dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan terbaik dan hasil tertinggi tanaman kacang tanah diperoleh pada perlakuan pupuk Phonska dengan dosis 300 kg/ha. ABSTRACT This research aimed at knowing the growth and yield of Groundnut variety of Hypoma 1 treated with various fertilizers at dryland. The experiment was conducted at Gumantar Village, Kayangan Subdistrict, North Lombok District, since September until Desember 2015. The experiment was Randomly Block Designed, with five fertilizer treatments, namely; Bioboost (24,9 liter/ha), Urea (150 kg/ha), Phonska (300 kg/ha), Urea + Phonska (75 kg/ha + 150 kg/ha), and Urea + Phonska + KNO3 (75 kg/ha + 150 kg/ha + 20 liter/ha). Each treatment was repeated three times resulting in 15 experimental plots. The growth parameters were observed every seven days since 14 days after planting (DAP) until 42 DAP. The yield parameters were recorded after harvesting. Data were analyzed with Analysis of Variance and when necessary followed by least significant different test at 5% level. Result showed that the best growth and the highest yield of Groundnut were observed at treatment with Phonska 300 kg/ha.
PERTUMBUHAN BIBIT GAHARU PADA BEBERAPA JENIS NAUNGAN Akhmad Zubaidi; Nihla Farida
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 1 No 2 (2008): Jurnal Crop Agro
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksplorasi yang dilakukan di Laboratorium Lapangan dan Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Mataram tentang upaya perbaikan pembibitan tanaman gaharu dengan perlakuan naungan. Pemakaian naungan yang tepat dan sesuai diharapkan dapat memperbesar keberhasilan pembibitan gaharu yang sejauh ini masih merupakan salah satu kendala pengembangan tanaman gaharu di pulau Lombok. Pada penelitian ini dilakukan pemberian beberapa jenis naungan untuk bibit gaharu, berupa anyaman daun kelapa, kanopi pohon mahoni, plastik hitam, rumah kaca, paranet, dan tanpa naungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis naungan yang dapat mengurangi intensitas sinar matahari sampai 50% dan dapat mengurangi peningkatan temperatur sekitar bibithingga tidak melampaui 30oC, yaitu naungan anyaman daun kelapa, kanopi pohon mahoni, dan plastik hitam memberikan hasil pertumbuhan bibit yang lebih baik dibanding naungan rumah kaca, dan paranet. Hal ini ditunjukkan oleh laju pertumbuhan biomassa kering, biomassa basah, tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang akar yang lebih besar persentasenya. Perlakuan tanpa naungan menyebabkan bibit gaharu sangat tertekan pertumbuhannya sehingga mengalami kematian 70 hari setelah perlakuan. ABSTRACT An explorative experiment was conducted in field laboratory and glass house of Faculty of Agriculture The University of Mataram, to develop agarwood seedling preparation with shading treatments. Providing good seedling environment by using appropriate shading will increase seedling vigour, hence the successful of transplanting will be higher as well. Seedlings is one of agarwood plantation constrain in Lombok. In this experiment, agarwood seedlings were treated with 6 different shading materials, as follows: plaited coconut leaves, mahagony canopy, black polyethylene film, glass house, net house, and without shading. Result showed that shadings which can screen sunlight intensity until 50% also can prevent temperature reach 30oC or higher in seddling area, ie. coconut leaves, mahagony canopy, and black polyethylene film, gave a better seedling quality than other shading materials. Better growth of seedlings showed by a higher growth rate in term of biomass, leaves number, and root length. Seedling under direct sunlight was died after 70 days of treatment.
Pemanfaatan Kotoran Sapi Sebagai Pupuk Organik di Dusun Bongor Desa Taman Ayu Kecamatan Gerung Lombok Barat I Ketut Ngawit; Wayan Wangiyana; Novita Hidayatun Nufus; Akhmad Zubaidi; I Putu Silawibawa; Nihla Farida
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Siar Ilmuwan Tani
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jsit.v3i1.65

Abstract

Mengolah sumber bahan pupuk alternatif seperti kotoran ternak dan limbah pertanian merupakan suatu hal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dampak negatif fenomena kelangkaan pupuk buatan. Oleh sebab itu, telah dilaksanakan penyuluhan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam membuat pupuk organik dari bahan baku limbah ternak dan tanaman yang tersedia berlimpah di sekitar petani. Kegiatan dilaksanakan dengan metode tindak partisipatif selama 6 bulan, melalui beberapa tahap yaitu identifikasi masalah, penentuan kelompok sasaran, pelaksanaan program dan pendampingan, monitoring dan evaluasi. Seluruh kegiatan berlangsung tertib, aman dan lancar. Pengetahuan dan keterampilan petani meningkat, terbukti dari tingginya antusiasme mereka memproduksi pupuk organik dan mengaplikasikannya pada beberapa jenis tanaman. Aplikasi pupuk organik 25 ton ha-1 pada cabe rawit, jagung dan kacang tanah memberikan keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan menanam kacang panjang dan bawang merah. Kesuburan kimiawi, fisik dan biologis tanah tetap stabil, sehingga hasil jagung, kacang tanah dan cabe rawit yang ditanam pada petak dengan aplikasi pupuk organik 25 ton ha-1 tidak berbeda nyata dengan hasil pada petak yang dipupuk NPK 250 kg ha-1.
PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SORGUM (Sorgum bicolor L) Septinaria Anggraini S; Akhmad Zubaidi; Dwi Ratna Anugrahwati
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 31 No 2 (2021): Jurnal Agroteksos Agustus 2021
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agroteksos.v31i2.688

Abstract

Sorgum merupakan tanaman pangan serealia yang berpotensi dikembangkan di Indonesia. Banyaknya manfaat yang dimiliki oleh tanaman sorgum serta daya adaptasi yang tinggi dapat menjadikan tanaman sorgum sebagai pangan alternatif yang kedudukannya hampir sama dengan beras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan pemberian berbagai dosis pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum (Sorgum bicolor L). Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober 2020-Januari 2021 di Desa Gondang Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, NTB. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor, faktor pertama adalah Jarak Tanam dengan 2 taraf yang terdiri atas jarak tanam 40cm x 20cm, dan 70cm x 20cm, dan faktor kedua adalah perlakuan pemupukan dengan 4 taraf yang terdiri atas dosis pupuk kandang sapi 10 t/ha, 20t/ha, 30t/ha, dan 40 t/ha. Dari kedua faktor diperoleh 8 kombinasi, masing-masing kombinasi diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Hasil percobaan menunjukkan jarak tanam yang lebih renggang (70cm x 20cm) memberikan pertumbuhan tanaman sorgum terbaik, sedangkan pemberian berbagai dosis pupuk kandang sapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman sorgum. Jarak tanam yang lebih rapat (40cm x 20cm) memberikan hasil/ha tertinggi, dosis pupuk kandang 30 t/ha memberikan hasil/ha tertinggi, dan interaksi jarak tanam 40cm x 20cm dengan dosis pupuk kandang 30 t/ha juga memberikan hasil/ha tertinggi (13,98 ton).
4. PERTUMBUHAN DAN HASILTANAMAN GANDUMYANG DITANAM SETELAH TANAMAN KACANG TANAH DAN SETELAH BERO Ahmad Tahmid; Akhmad Zubaidi; Karwati Zawani
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 28 No 1 (2018): Jurnal Agroteksos April 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.988 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman gandum yang ditanam setelah tanaman kacang tanah dibandingkan dengan setelah bero, serta pengaruh penambahan sisa tanaman. Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Santong Dusun Mekar Jati Kabupaten Lombok Utara NTB pada tahun 2016, menggunanakan rancangan petak terbagi (splitplot. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa Varietas (V) memberikan pengaruh nyata pada fase pertumbuhan umur 65 hari setelah tanam, tinggi tanaman umur 72 hari setelah tanam, jumlah biji/spikelet, berat biji/m2, berat berangkasan kering, berat 1000 biji, dan hasil (ton/ha). Sedangkan pada tanaman sebelumnya (TS) hanya memberikan pengaruh nyata pada berat 1000 biji, serta pada penggunaan bahan organik (PBO) tidak memberikan pengaruh nyata pada semua parameter pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Pada interaksi anatara varietas dengan tanaman sebelumnya (V*TS), interaksi varietas dengan penggunaan bahan organik (V*PBO), interaksi penggunaan bahan organik dengan tanaman sebelumnya (PBO*TS), serta interaksi antara varietas dengan tanaman sebelumnya dengan penggunaan bahan organik (V*TS*PBO) tidak memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter pertumbuhan vegetatif maupun generatif yang diamati artinya ketiga faktor perlakauan berdiri sendiri tidak saling mendukung satu sama lainnya dalam mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman gandum sehingga perlakuan tersebut memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata. ABSTRACT This study aims to determine the growth and yield of wheat crops planted after peanut plants compared to after bero, and the effect of adding crop residues. This research was carried out in Santong Village, Mekar Jati Hamlet, North Lombok Regency, NTB in 2016. The design used was split plot design, previous land use as the main plot, then variety and use of organic material as subplots. Each treatment combination was repeated 3 times to obtain 24 experimental units. The results of this experiment showed that Varieties (V) had a significant effect on the growth phase aged 65 days after planting, plant height aged 72 days after planting, number of seeds / spikelet, seed weight / m2, dry weight, 1000 seeds weight, and yield ( ton / ha). Whereas in the previous plants (TS) only gave a significant effect on the weight of 1000 seeds, as well as on the use of organic matter (PBO) did not give a significant effect on all vegetative and generative growth parameters. In the interaction between varieties with previous plants (V * TS), the interaction of varieties with the use of organic matter (V * PBO), the interaction of the use of organic materials with previous plants (PBO * TS), as well as the interaction between varieties with previous plants with the use of organic materials ( V * TS * PBO) does not give a significant effect on all observed vegetative and generative parameters, meaning that the three stand-alone factors do not support each other in influencing the growth and yield of wheat plants so that the treatment gives an effect that is not significantly different.
PENINGKATAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) MELALUI SELEKSI KLON BERULANG SEDERHANA PADA SISTEM BUDIDAYA ORGANIK DI DESA TAMAN AYU Wayan Wangiyana; I Ketut Ngawit; Akhmad Zubaidi; Nihla Farida
Jurnal Abdi Insani Vol 6 No 3 (2019): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v6i3.263

Abstract

Permasalahan utama yang dihadapi petani bawang merah di wilayah kawasan lereng Gunung Malang, Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat adalah semakin rendahnya produktivitas tanah akibat kurangnya pemanfaatan pupuk organik, mahalnya pengadaan umbi bibit bawang, dan masih rendahnya kemampuan kewirausahaan petani. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarkaat ini adalah untuk meningkatkan produktifitas para petani di Desa Taman Ayu dalam memproduksi bawang merah. Metode kegiatan adalah pelatihan dan kaji tindak, berupa pembuatan demplot dan pendampingan petani dalam kegiatan upaya peningkatan produktivitas bawang merah dengan aplikasi pupuk organik, pengadaan umbi bibit bawang merah melalui seleksi berulang sederhana dan pendampingan pengolahan limbah kandang ternak dan limbah pertanian menjadi pupuk organik. Berdasarkan hasil evaluasi seluruh kegiatan, masukan teknologi organik yang didemplotkan memberikan hasil bawang merah dengan keuntungan yang lebih tinggi, yang mencapai Rp 53.560.000,- s/d Rp 63.360.000,- pada musim tanam ke-I dan mencapai Rp 79.364.000,- s/d 91.369.000,- pada musim tanam ke-II, dengan BC-ratio mencapai 1,86-2,23, dibandingkan dengan pertanaman non-demplot. Selain dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi, aplikasi pupuk organik sangat menguntungkan secara agronomis karena dapat menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang secara berkelanjutan
PERTUMBUHAN DAN HASIL GALUR-GALUR F2 TANAMAN JAGUNG (Zeea mays L.) DI LAHAN KERING Eli Anggraini; Akhmad Zubaidi; I Wayan Sudika
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 3 (2023): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i3.3249

Abstract

Increasing maize production is done by utilizing all available planting land, one of which is by intensifying and extensifying dry land. To release new seeds in the form of lines into varieties, agronomic studies are needed. This study aims to determine the growth and yield of 15 selected lines of F2 maize (Zea mays L.) compared to their parents and the national variety Lamuru planted on dry land. The experiment was conducted from November 2022 to March 2023 in Segara Katon Village, Gangga District, North Lombok Regency. This study used a Randomized Block Design (RBD) with a total of 19 treatments, namely 15 F2 lines; 3 parental varieties; and 1 composite variety in dryland. The experiment was repeated three times to obtain 57 experimental units. The results showed that there were several F2 lines of maize plants that had better growth when compared to the parental varieties and national variety Lamuru in dryland. There is an F2 strain that has a higher yield, J50, when compared to its parents and the national variety Lamuru. The J50 line and 12 other F2 lines, other than J40 and J42, can be suggested for the establishment of a base population to create superior dryland varieties.INTISARIPeningkatan produksi jagung dilakukan dengan memberdayakan seluruh lahan tanam yang ada, salah satunya adalah dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan kering. Untuk melepas benih baru yang berupa galur menjadi varietas diperlukan kajian secara agronomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil 15 galur terpilih tanaman F2 jagung (Zea mays L.) dibandingkan dengan tetuanya dan varietas nasional Lamuru yang ditanam di lahan kering. Percobaan dilakukan dari bulan November 2022 sampai bulan Maret 2023 di Desa Segara Katon, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan jumlah perlakuan sebanyak 19 perlakuan yaitu 15 galur F2; 3 varietas tetua; dan 1 varietas komposit di lahan kering. Percobaan diulang tiga kali sehingga diperoleh 57 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa galur F2 tanaman jagung yang lebih baik pertumbuhannya jika dibandingkan dengan varietas tetua dan varietas nasional Lamuru di lahan kering. Terdapat galur F2 yang memiliki daya hasil lebih tinggi, yaitu J50, jika dibandingkan varietas tetua dan varietas nasional Lamuru. Galur J50 dan 12 galur F2 lainnya, selain J40 dan J42 dapat disarankan untuk pembentukan populasi dasar untuk membuat varietas unggul lahan kering.