sinta ayu setiawan
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Hubungan Nyeri Haid (Dismenore) dengan Aktivitas Belajar Sehari-Hari Pada Remaja Putri Kelas VII Di SMPN 3 Pulung. sinta ayu setiawan; linda lestari
Jurnal Delima Harapan Vol 5 No 1 (2018)
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.923 KB) | DOI: 10.31935/delima.v5i1.5

Abstract

Dysmenorrhea can affect more than half of women who have menstruation,and the reported prevalence varies considerably. The result of preliminary studyat SMPN 3 Pulung, Pulung Subdistrict, Ponorogo Regency, found that girls ofclass VII with a total of 53 students obtained data that 46 students hadexperienced menstrual pain (dysmenorrhea) and 7 female students have notexperienced menstruation. There are two primary dysmenorrhea and secondarydysmenorrhea, the factors affecting primary dysmenorrhea are <12 years. Neverhave a child, long period, smoking, obesity, and secondary dysmenorrheaEndometriosis, adenomyosis, IUD, Ovarian cyst. So that students who experiencedysmenorrhea sometimes have to ask permission to not follow the learningactivities because they can not stand the dysmenorrhea they experience. Thepurpose of this study was to find out the Relation of Menstrual Pain(Dysmenorrhea) with Young Women Learning Activity.This research wasconducted at SMPN 3 Pulung Pulung Subdistrict Ponorogo Regency onFebruary 9, 2017 type of research used is analitik. In this study the population ofall VII class students of teenage girls who experienced menstruation that waspresent during the study of 46 female students, the method used this samplingtechnique Accidental Sampling, the number of samples is 46 students In thisstudy the variables are Dysmenorrhea and Learning Activity. And analyzed bySpearman Rank statistical test. Based on the research results obtained thehighest level of pain is severe pain with a total of 37 female students (80,4%), itis known that the study activity criteria is disrupted with a total of 40 femalestudents (87%) respondents. Based on the calculation of Spearman Rankstatistical P=0.000 is less than 0.05 (P˂0.05) which means that Ho is rejectedand Ha accepted, it can be concluded that there is a relationship of painMenstruation (dysmenorrhea) to the daily learning activity in the second gradegirls in SMPN 3 Pulung with the level of corelation of 0.602 which means thestrong level of closeness. It is advisable for young women to apply healthy lifestylesin order to reduce the occurrence of dysmenorrhea and learning activities willnot be disturbed.
PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 7-12 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN YANG TIDAK DIBERI ASI EKSKLUSIF DI DESA KEMIRI KECAMATAN JENANGAN PONOROGO muniati murniati; Sinta Ayu Setiawan; Umi Fadilah
Jurnal Delima Harapan Vol 4 No 1 (2017)
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.468 KB) | DOI: 10.31935/delima.v4i1.17

Abstract

Cakupan ASI Eksklusif di Indonesia tahun 2014 sebesar 48,6%, Jawa Timur58,20%, Ponorogo (69,59%), sedangkan di Kecamatan Jenangan (70,33%). Berdasarkanstudi pendahuluan sementara dengan wawancara yang telah dilakukan, dari 8 respondenyaitu 1 responden ibu yang memberikan ASI Eksklusif dan 7 responden ibu yang tidakmemberikan ASI secara Eksklusif pada bayinya saat usia 0-6 bulan. Selain itu terdapat 2bayi yang mengalami obesitas, 5 bayi gizi kurang dan 2 bayi mengalami keterlambatuntuk berbicara, 2 bayi lagi mengalami keterlambatan berjalan. Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi usia 7-12bulan antara yang diberi ASI Eksklusif dan yang tidak diberi ASI Eksklusif.Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimen. Populasinyasebanyak 30 bayi usia 7-12 bulan. Sampel diambil menggunakan total sampling yangberjumlah 30 bayi usia 7-12 bulan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 3 – 7 Agustus2016. Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Match Pairs Test denganprobabilitas 0,05 .Perdasarkan hasil penelitian didapatkan pertumbuhan (BB) yang hampirseluruhnya bayi usia 7-12 bulan yang diberi ASI Eksklusif yaitu 12 (80%) mempunyaistatus gizi baik, sebagian kecil 3 (20%) gizi kurang. sedangkan yang tidak diberi ASIEksklusif hanya sebagian besar 8 (53,3%) status gizi baik, hampir setengahnya 7 (46,7%)gizi kurang. Untuk tinggi badan bayi yang diberi ASI Eksklusif sebagian besar 11(73,3%) pendek, sebagian kecilnya 3 (20%) normal, sebagian kecilnya lagi 1 (6,7%)sangat pendek. Sedangkan yang tidak diberi ASI Eksklusif mempunyai tinggi badansebagian besar 8 (53,3%) pendek, hampir setengahnya 6 (40%) normal, dan sebagiankecil 1 (6,7%) sangat pendek.Perkembangan bayi yang diberi ASI Eksklusif seluruhnya 11 (100%) sesuai, danyang tidak diberi ASI Eksklusif sebagian besar 10 (52,63%) sesuai, dan hampirsetengahnya 9 (47,4%) meragukan. Hasil uji statistik pertumbuhan (BB) 0,000 < 0,05,untuk TB 0,27 < 0,05, dan perkembangannya 0,000 < 0,05. Artinya ada perbedaanpertumbuhan dan perkembangan bayi usia 7-12 bulan antara yang diberi ASI Eksklusifdan yang tidak diberi ASI Eksklusif di Desa Kemiri Kecamatan Jenangan KabupatenPonorogo.Dengan adanya perbedaan pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut,diharapkan para ibu lebih memperhatikan kebutuhan gizi bayi terutama pemberian ASIEksklusif sampai usia 6 bulan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi.
Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Payudara Dengan Kejadian Bendungan ASI di Puskesmas Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo Sinta Ayu Setiawan; Harnum Rafikasari
Jurnal Delima Harapan Vol 4 No 2 (2017)
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.66 KB) | DOI: 10.31935/delima.v4i2.23

Abstract

Breast care is an act to treat especially during parturition (lactation) to facilitatebreast feeding expenditure. Breast care that is not done properly will cause damlactation, swollen breasts, breast milk can not come out smoothly. At the time of thepreliminary study with observation, the researcher obtained two postpartum mother whosuffered a breast dam until her breasts were injured. The cause is a puerperal motherwho is less aware if the mother does not do breast care properly can cause breast milkdam. This study aims to find out the relationship of knowledge post partum mothers aboutbreast care with the incidence of breast milk dam at Public Health Center Ngrayunsubdristric Ngrayun regency Ponorogo.The type of research is correlational approachwhich maternal knowledge of breast care as an independent variable and the occurrenceof breast milk dam as a dependent variable. The measuring instrument used aquestionnaire. The population of 40 post partum mothers with a sample of 30 post partummothers was taken by purposive sampling technique in January- February 2017 andusing the coefficient contingency statistic test. The result of this study showed thatmothers knowledge about breast care was almost, 14 respondents (46,67%) had lessknowledge cathegory, and 15 respondents (50%) of breast milk dam. Based on thecalculation using the statistical test coefficient contingency with the help of SPSS 18. Forwindows showed that significance level was 0.019 because the significance level 0.019 <0.05 then H0 rejected. This indicated that there was a relationship between maternalknowledge about breast care with the occurrence of breast milk dam at Public HealthCenter Ngrayun subdistrict Ngrayun regency Ponorogo. The researcher suggested topuerperal women play an active role in following each extension so that then can addinformation and improve the ability to perform and treatment of their breast correctlyand understand the importance of how breast care, the ways to keep breast properly soengorgement of breast feeding can be avoided. For healt workers to increase postpartum maternal health services, particularly counselling about breast care, so it canincrease the success of exclusive breast feeding and lowers breast problems.
Hubungan Pendapatan Keluarga, Budaya Pantang Makanan, Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Slahung Kabupaten Ponorogo. Sinta Ayu Setiawan
Jurnal Delima Harapan Vol 4 No 1 (2017)
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.095 KB) | DOI: 10.31935/delima.v4i1.28

Abstract

Pendapatan keluarga, budaya pantang makanan, dan pengetahuan gizimerupakan salah satu faktor penyebab masalah gizi pada ibu hamil. Data PuskesmasSlahung tahun 2015 diketahui terdapat 33,1% ibu hamil yang beresiko menderita KEKdengan kasus BBLR mencapai 4,3%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan Pendapatan Keluarga, Budaya Pantang Makanan, dan Pengetahuan Gizidengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III Di wilayah kerja Puskesmas SlahungKecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo.Jenis penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Trimester III di wilayah kerjaPuskesmas Slahung Kabupaten Ponorogo sejumlah 388 orang, sampel dipilih denganmetode cluster random sampling menjadi 128 orang. Penelitian dilaksanakan di wilayahkerja Puskesmas Slahung Kabupaten Ponorogo, yang diambil dari 14 posyandu diKecamatan Slahung pada bulan Maret 2016. Pengumpulan data pendapatan keluarga,budaya pantang makanan, dan pengetahuan gizi menggunakan kuesioner, pengukuranstatus gizi ibu hamil trimester III menggunakan pita pengukur LiLA, buku KIA danmicrotoice. Data dianalisis menggunakan uji statistik chi square.Terdapat 41,4% ibu hamil memiliki pendapatan sedang (1.500.000-2.500.000),sebagian besar ibu hamil 52,3% melakukan budaya pantang makanan, 48,4% ibu hamilmemiliki pengetahuan cukup, dan 16,4% ibu hamil memiliki status gizi kurang. Terdapathubungan signifikan antara pendapatan keluarga (p=0,02), budaya pantang makanan(p=0,001), dan pengetahuan gizi (p=0,002) dengan status gizi ibu hamil trimester III.Ada hubungan pendapatan keluarga, budaya pantang makanan, danpengetahuan gizi ibu hamil dengan status gizi ibu hamil trimester III. Bidan diharapkandapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi yang dibutuhkan selama hamil
Perbedaan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Deteksi Dini Perkembangan Balita Menggunakan KPSP Dan KKA Di Desa Nglurup Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo Sinta Ayu Setiawan; Binti Munawaroh
Jurnal Delima Harapan Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.303 KB) | DOI: 10.31935/delima.v3i1.29

Abstract

Deteksi dini perkembangan dapat baik menggunakan KPSP maupun KKA.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengetahuan kader posyandu dalammelakukan deteksi dini perkembangan balita menggunakan KPSP dan KKA.Jenis penelitian ini adalah komparatif dengan rancangan penelitian crosssectional study yang dilakukan pada bulan November 2015. Sampel kuantitatif diambildari seluruh posyandu sebanyak 5 posyandu yang ada di Desa Nglurup KecamatanSampung Kabupaten Ponorogo sebanyak 30 kader. Sebagai alat pengumpul datadigunakan kuesioner. Uji hipotesis dilakukan dengan uji statistik Paired T-Test.Signifikansi ditentukan dengan nilai ρ < 0.05. Analisis data dengan menggunakan analisisunivariat, dan bivariat.Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan kader posyandu tentang deteksi diniperkembangan balita menggunakan KPSP yaitu 21 responden (70%) berpengetahuanbaik, dan pengetahuan kader posyandu dalam melakukan deteksi dini perkembanganbalita menggunakan KKA yaitu 26 responden (86,67%) berpengetahuan kurang. Terdapatperbedaan pengetahuan kader posyandu tentang deteksi dini perkembangan balitamenggunakan KPSP dan KKA dibuktikan dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.05sehingga Ho ditolak.Disarankankan pemerintahan Desa untuk dapat merekrut kader yang memilikijenjang pendidikan menengah sampai perguruan tinggi agar mudah menerima informasi.Peneliti mengusulkan kepada Dinas Kesehatan untuk mengaplikasikan KPSP sebagai alatdeteksi perkembangan di masyarakat.
KORELASI PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KEAKTIFAN BALITA KE POSYANDU DI DESA GANDU KECAMATAN MLARAK KABUPATEN PONOROGO Hariyanto Hariyanto; Sinta Ayu Setiawan; Dwi Wahyu Amanati
Jurnal Delima Harapan Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.887 KB) | DOI: 10.31935/delima.v3i1.34

Abstract

Berdasarkan data Puskesmas Mlarak tahun 2014 Desa Gandu memiliki cakupanSKDN dengan S = 167, K = 166, D = 118, N = 96 dan prosentase kunjungan balita keposyandu mencapai 118 dari 167 balita (70,65%), dilihat dari prosentase diatas dapatdinyatakan kunjungan balita ke posyandu masih kurang dari target yaitu sebesar 85%.Mengingat fungsi Posyandu yang begitu penting untuk memantau pertumbuhan danperkembangan anak, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubunganpendidikan dan pekerjaan ibu dengan keaktifan balita ke posyandu.Jenis penelitian kuantitatif dengan desain retrospektive, penelitian dilakukan diPosyandu Desa Gandu Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo pada Bulan Januari 2016.Populasi adalah semua ibu yang memiliki balita usia 1-5 tahun yaitu 98 orang dan sampelsejumlah 68 orang dengan teknik accidental sampling. Variabel independent adalahpendidikan dan pekerjaan ibu sedangkan variabel dependent adalah keaktifan balita keposyandu. Uji statistik menggunakan spearman rank, sedangkan uji statistik hubunganpekerjaan ibu dengan keaktifan balita ke posyandu menggunakan koefisien kontingensi.Hasil penelitian menunjukan sebagian besar 42 responden (61,76%)berpendidikan menengah, sebagian besar 36 responden (52,94%) tidak bekerja, sebagianbesar 37 responden (54,41%) keaktifan balita ke posyandu cukup baik. Hasil uji statistikmenunjukkan nilai =0,000 dan coefficient correlation 0,665 yang artinya ada hubunganantara pendidikan ibu dengan keaktifan balita ke posyandu dengan keeratan hubungankuat, sedangkan hasil uji statistik hubungan pekerjaan dengan keaktifan ke posyandumenunjukkan nilai =0,000 dan coefficient correlation 0,507 yang artinya ada hubunganantara pekerjaan ibu dengan keaktifan balita ke posyandu dengan keeratan hubungansedang.Peneliti menyarankan agar Ibu balita diharapkan aktif melakukan kunjunganbalita ke posyandu setiap bulan dan aktif mencari tahu atau mengikuti kegiatan yangdapat memberikan informasi mengenai tumbuh kembang balita.
HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN PADA IBU POST PARTUM DI BPS NY. N DI DESA KLAGEN SERUT KECAMATAN JIWAN MADIUN Etika Desi Yogi; Sinta Ayu Setiawan; Sri Dwi Hastuti
Jurnal Delima Harapan Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.1 KB) | DOI: 10.31935/delima.v5i2.55

Abstract

Maternal Mortality Rate in East Java 2011 were 101.40 per 100,000 births. The of incidence of maternal mortality in East Java in 2011 was caused by direct obstetric or the bleeding. Factors that lead to postpartum hemorrhage include the presence of uterine atony, retained placenta, lacerations of the birth canal and the blood clotting factor, whereas postpartum hemorrhage predisposing factors that include hydramnios, gemeli, parity and age. Data from the Madiun County Health Department in 2011 found bleeding number 230 of 12 698 maternal. At BPS Ny. Niniek Soelasminingsih, S.ST in 2011 from 58 deliveries got the bleeding as much as 6 patients deliver within 24 hours post partum, 2 people tear the multiparous born 4 cases with uterine atony. This study aims to determine the relationship of parity with the incidence of post-partum bleeding. Type of study is the correlation with the analytic case-control approach. Collecting data using retrospective data. Samples from this study were all mothers giving birth at BPS Ny Niniek Soelasminingsih, S.ST from the medical records of a total of 61 maternal. The study was conducted in November 2012, the data were analyzed using Chi Square statistical test with a significance level set at p ≤ 0.05. The results showed that the number of women who experience bleeding as many as 12 people, most bleeding is multiparitas mothers by 5 people. Having analyzed by chi-square statistical test results showed no association between parity and incidence of postpartum hemorrhage in BPS Ny. Niniek Soelasminingsih S.ST 0.008 with p value ≤ 0.05 in other words Ha received. Recommended that the delivery assistance by personnel who are competent so that the incidence of postpartum hemorrhage can be treated as good as possible so that the maternal mortality rate in Indonesia could be on tap as well as early detection of high risk pregnant women and maternity over increased.