Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pemetaan Data Pelayanan Transportasi Antarmoda Dalam Mendukung Sistem Informasi Kawasan Destinasi Wisata di Lampung Listantari Listantari; Yessi Gusleni; Bayu Kania
Jurnal Transportasi Multimoda Vol 17, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Puslitbang Transportasi Antarmoda-Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.46 KB) | DOI: 10.25104/mtm.v17i2.1324

Abstract

Pariwisata di Provinsi Lampung semakin tumbuh dengan menyuguhkan kian banyak obyek wisata andalan dan unggulan. Transportasi merupakan bagian penting dalam dunia pariwisata dan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi berkembangnya pariwisata. Guna meningkatkan pelayanan transportasi dalam hal ini adalah transportasi antarmoda dalam mendukung pariwisata di Provinsi Lampung maka perlu didukung data dan sistem informasi kawasan destinasi wisata yang terkait dengan pelayanan transportasi antarmoda. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan kebutuhan data dan informasi untuk meningkatkan pelayanan transportasi antarmoda serta dalam rangka mendukung sistem informasi kawasan destinasi wisata di Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder dan primer serta analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan transportasi terhadap destinasi wisata di Lampung masih belum optimal, dimana belum seluruh destinasi wisata terlayani oleh transportasi umum. Adapun sistem informasi pariwisata di Lampung belum terintegrasi dengan informasi layanan transportasi, sehingga menyebabkan sistem informasi ini belum dapat memenuhi kebutuhan pengguna infomasi yang akan menuju wilayah destinasi wisata, seperti informasi waktu perjalanan, alternatife moda, perkiraan biaya transportasi, dan alternatif rute sehingga perlu dikembangkan sistem informasi pariwisata terintegrasi dengan transportasi.
Analisa Kebutuhan dan Pengaturan Pola Ruang Parkir di Lingkungan Universitas Linda Aisyah; Bayu Kania; Rengga Prayoga; Trisna Purnama
Jurnal Tiarsie Vol 18 No 1 (2021): Jurnal TIARSIE 18.1 (edisi ekstra)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32816/tiarsie.v18i1.93

Abstract

Fasilitas Parkir merupakan sarana yang harus tersedia disuatu Institusi Pendidikan, untuk menunjang kegiatan civitas akademik. Ruang parkir yang merupakan salah satu komponen fasilitas parkir perlu memenuhi standar kebutuhan ruang parkir yang ditentukan berdasarkan jumlah kendaraan yang keluar masuk di suatu Institusi Pendidikan tersebut. Hal ini berlaku juga untuk Universitas Langlangbuana yang merupakan salah satu Institusi Pendidikan di Kota Bandung yang mempunyai jumlah mahasiswa cukup banyak akantetapi belum mempunyai fasilitas parkir memadai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan ruang parkir serta pengaturan pola ruang parkir agar kebutuhan ruang parkir terpenuhi secara optimal, nyaman dan sesuai dengan lingkungan. Tahapan metode yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari dua tahapan yaitu, tahapan pengumpulan data baik itu data primer maupun data sekunder serta tahap pengolahan data meliputi analisis volume parkir, durasi parkir, akumulasi parkir, indeks parkir, parking turn over, serta analisis kebutuhan ruang parkir, yang selanjutnya setelah dilakukan pengolahan dan tabulasi data dapat dianalisis kebutuhan ruang parkir dan dilanjutkan dengan rekomendasi pola ruang parir yang cocok dengan kondisi lahan yang ada di Universitas Langlangbuana. Berdasarkan hasil analisis didapatkan kebutuhan ruang parkir (KRP) di Universitas Langlangbuana ialah 533 petak parkir untuk sepeda motor dan 84 petak parkir untuk mobil. Rekomendasi rencana yang memungkinkan dilakukan ialah membangun lapangan basket ±(32 x17)m menjadi bangunan dua lantai yang dapat menampung 623 petak parkir (>KRP), dan mengatur ulang ruang parkir esisting area parkir luar ±(31x42)m untuk mobil sehingga didapatkan 79 petak parkir (<KRP), yang berarti masih belum memenuhi kebutuhan ruang parkir yang direkomendasikan. Hasil anaisis ini dapat menjadi kajian lebih lanjut untuk memutuskan langkah yang sesuai dan memungkinkan untuk menangani masalah parkir di Universitas Langlangbuana.
Pengembangan Model Pengukuran Tingkat Pelayanan Transportasi Umum yang Ramah Gender, Anak, dan Kelompok Berkebutuhan Khusus Bayu Kania; Linda Aisyah
Jurnal Tiarsie Vol 18 No 1 (2021): Jurnal TIARSIE 18.1 (edisi ekstra)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32816/tiarsie.v18i1.94

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih adanya isu diskriminasi gender, anak, dan kelompok berkebutuhan khusus dalam pelayanan transportasi umum. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model pengukuran tingkat pelayanan transportasi umum yang ramah gender, anak, dan kelompok berkebutuhan khusus. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif, dengan mengembangkan model pengukuran tingkat pelayanan transportasi umum yang ramah gender, anak, dan kelompok berkebutuhan khusus. Tahapan metoda penelitian ini adalah: (1) Melakukan kajian pustaka dan peraturan perundangan yang terkait dengan tranportasi umum ramah gender, anak, dan kelompok berkebutuhan khusus; (2) Melakukan benchmarking terhadap negara lain terkait transportasi umum ramah gender, anak, dan kelompok berkebutuhan khusus; (3) Menetapkan variabel dan indikator penilaian tingkat pelayanan transportasi ramah gender, anak, dan kelompok berkebutuhan khusus; (4) Mengembangkan model pengukuran tingkat pelayanan transportasi umum yang ramah gender, anak, dan kelompok berkebutuhan khusus. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder yang dikumpulkann berupa data peraturan perundangan, standar pedoman, transportasi umum di negara-negara lain, serta studi-studi terdahulu yang terkait. Data primer dikumpulkan melalui teknik penyebaran kuesioner. Penyebaran kuesioner ini dilakukan untuk 2 (dua) kepentingan yaitu: (1) validasi dan reabilitas model skala pengukuran; dan (2) penentuan bobot untuk variabel dan indikator penilaian. Luaran penelitian ini adalah model pengukuran tingkat pelayanan transportasi umum yang ramah gender, anak, dan kelompok berkebutuhan khusus. Dengan dikembangkan model pengukuran ini diharapkan para stakeholder yang bertanggungjawab dalam pelayanan transportasi publik terutama pemerintah dapat mengetahui tingkat pelayanan yang diberikan (tinggi, sedang, atau rendah) dan dapat mengembangkan program pembangunan yang lebih tepat sasaran sehingga dapat tercapai pelayanan transportasi umum ramah gender, anak, dan kelompok berkebutuhan khusus yang optimal.
Kajian Keterlambatan Proyek Engineering Procurement Construction Commissioning Jaringan Transmisi 150KV Bayu Kania; Robby Gunawan Yahya; Andri Kurniawan
Jurnal Tiarsie Vol 17 No 1 (2020): Jurnal TIARSIE 17.1 (edisi ekstra)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32816/tiarsie.v17i1.74

Abstract

Proyek EPCC merupakan proyek dengan tingkat kompleksitas pekerjaan yang cukup tinggi dibandingkan dengan jenis proyek konstruksi lainnya. Kompleksitasnya yang tinggi menyebabkan proyek EPCC memiliki resiko mengalami keterlambatan yang cukup besar. Hal ini pun terjadi pada proyek EPCC Pembangunan Jaringan Transmisi 150kV PLTP Karaha–GI Garut, yang mengalami keterlambatan selama 235 hari dari rencana pelaksanaan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab keterlambatan pada proyek EPCC pembangunan jaringan transmisi. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif dengan mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan serta penyebabnya yang mempengaruhi keterlambatan proyek EPCC. Setelah itu jenis kegiatan serta faktor penyebab akan diukur tingkat kepengaruhannya terhadap keterlambatan proyek. Penelitian dilakukan melalui studi literatur, wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada pihak-pihak yang terkait, serta analisis dengan AHP untuk mengetahui bobot masing-masing parameter. Dari sembilanbelas jenis pekerjaan, terdapat lima item pekerjaan yang paling berpengaruh dalam menyebabkan terjadinya keterlambatan proyek EPCC Pembangunan Jaringan Transmisi 150kV PLTP Karaha–GI Garut, yaitu: (1) pekerjaan re-route survey; (2) pekerjaan pondasi; (3) pekerjaan erection tower; (4) pemasangan & pengukuran tahanan tower grounding; dan (5) pekerjaan stringing. Adapun lima faktor penyebab keterlambatan yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah: (1) perubahan/ penambahan jumlah tower dengan bobot 0.177; (2) kurangnya sumber daya manusia dengan bobot 0.148; (3) terlambatnya pembangunan PLTP dengan bobot 0.131; (4) investigasi/survey awal yang tidak akurat dengan bobot 0.131; dan (5) keterlambatan pekerjaan sebelumnya dengan bobot 0.059.
Penyelesaian Sengketa Jasa Konstruksi di Luar Pengadilan bagi Pelaku Usaha Jasa Konstruksi di Jawa Barat Jafar Sidik; Bayu Kania; Rizli Naufal
Jurnal Pengabdian Tri Bhakti Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Pengabdian Tri Bhakti
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36555/tribhakti.v2i1.1428

Abstract

Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi. Pihak-pihak yang terkait, yaitu Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa. Pengguna Jasa adalah pemilik atau pemberi pekerjaan yang menggunakan layanan Jasa Konstruksi. Penyedia Jasa adalah pemberi layanan Jasa Konstruksi. Hubungan kontraktual antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa tidak selamnya harmonis. Dalam hal terjadi sengketa antar para pihak, Undang-Undang No.2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi mengedepankan prinsip dasar musyawarah untuk mencapai kemufakatan. Dalam hal musyawarah para pihak tidak dapat mencapai suatu kemufakatan, para pihak menempuh tahapan upaya penyelesaian sengketa yang tercantum dalam Kontrak Kerja Konstruksi. Dalam hal upaya penyelesaian sengketa tidak tercantum dalam Kontrak Kerja Konstruksi, para pihak yang bersengketa membuat suatu persetujuan tertulis mengenai tata cara penyelesaian sengketa yang akan dipilih. Tahapan upaya penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud, meliputi: mediasi; konsiliasi;dan arbitrase. Dalam praktek Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa belum memahami dengan baik mengenai bagaimanakah upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi tersebut. Tulisan ini bermaksud untuk menjelaskan tentang prosedur atau tahapan dalam mengajukan penyelesaian sengketa jasa konstruksi di luar pengadilan, dengan menggunakan metode kajian yuridis normatif dan analisis kualitatif serta studi kepustakaan (library research). Berdasarkan hasil kajian dapat dikemukakan bahwa penyelesaian sengketa jasa konstruksi dapat dilakukan di luar pengadilan, yaitu melalui tahapan upaya musyawarah, mediasi, konsiliasii dan arbitrase, sesuai dengan Undang-Undang No.2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, Undang-Undang No.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.