Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penerapan Konsep Desain Minimalis pada Perumahan Kelas Menengah di Kota Bandung Rd. Octavia Maryanche Sujana
Jurnal Tiarsie Vol 17 No 1 (2020): Jurnal TIARSIE 17.1 (edisi ekstra)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32816/tiarsie.v17i1.76

Abstract

Istilah ‘minimalis’ saat ini seringkali dibicarakan dan banyak mempengaruhi sebagaian besar pola pikir masyarakat tentang desain minimalis. Salah satunya adalah desain fasade (bagian muka depan) rumah tinggal minimalis. Fenomena ini ditemukan pada rumah yang dibangun oleh pihak pengembang (developer) perumahan dengan menawarkan konsep desain rumah minimalis sebagai daya tarik jual kepada masyarakat. Permasalahannya adalah pemahaman dan pendekatan yang salah tentang konsep minimalis tersebut sehingga muncul ke khawatiran penerapan yang tidak benar pada objek rumah tersebut. Sehingga timbul pertanyaan umum tentang penerapan tema tersebut apakah sudah diimplementasikan dengan benar atau hanya sekedar “gimmick” semata. Sehingga permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada bagaimana penerapan tema desain minimalis pada perumahan kelas menengah yang dibangun oleh pihak developer, khususnya di Kota Bandung. Fenomena ini perlu dikaji lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penerapan prinsip minimalisme pada objek studi. Objek studi yang diteliti yaitu membandingkan 2 (dua) perumahan yang menggunakan tema minimalisme dan menampilkannya pada media promosi perumahan seperti spanduk, brosur, atau iklan pada koran. Perumahan dibangun oleh developer, dengan kelas menengah tipe ± 70 (1 lantai) dan tipe ±125 (2 lantai). Keduanya berada di wilayah kota Bandung Timur, dan sudah dihuni beberapa tahun. Penelitian ini berupaya menelusuri dengan pengamatan langsung bagaimana penerapan konsep minimalis tersebut baik dalam desain eksterior (tampak) maupun interior (denah/layout) pada objek studi. Ditelusuri juga bagaimana hubungan konsep minimalisme tersebut dengan konteks iklim setempat (iklim tropis). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang berpijak pada analisis interpretative yang berlandas pada teoritik minimalis. Hasil analisa bedah anatomi bangunan secara rinci dan dengan cara mencocokkan hasil pengamatan langsung pada studi dengan literatur yang berkaitan, terlihat pada bangunan rumah objek studi tidak secara penuh dan konsisten menerapkan atau mengadopsi prinsip arsitektur minimalis. Penerapan yang paling jelas terlihat adalah detail teknis yang sekedarnya. Relasi antara konsep dengan konteks iklim, tidak sepenuhnya sesuai dengan iklim tropis.
Kincir Air Bambu Ikon Kampung Wisata Edukatif Desa Ciburial Fauzia Mulyawati; Hennie Husniah; Rd. Octavia Maryanche Sujana; Eddy Suhendra
Jurnal Pengabdian Tri Bhakti Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Pengabdian Tri Bhakti
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36555/tribhakti.v2i1.1441

Abstract

Development does not always have a positive impact on the life of an area. The level of development in general is always inversely proportional to sustainability. As evidence of the reduction in open green land because there have been many increases in the number of shopping centers, and hotels which are one of the means of city tourism. Or, long and sustainable impacts such as climate change and air temperatures and the depletion of groundwater supplies which results from the increasing number of residential developments that are part of the economic development of the people of Bandung. North Bandung area which is essentially a water catchment area and conservation area in the city of Bandung was not separated from the impact of the development. The construction of luxury residences, public facilities such as hotels and restaurants and other artificial natural attractions have been built on open green land, conservation areas and water catchment areas. At Kampung Lebaksiuh, Desa Ciburial, Sub-district Cimenyan, Kabupaten Bandung which is in the northern Bandung region, is one of the few indigenous settlements that still maintain the function of conservation and water catchment areas. With the various problems above, this community service activity aims to make a waterwheel as one of the educational tools for visitors, especially children who come to visit the Lebaksiuh Tourism Village, Desa Ciburial, Sub-district Cimenyan, Kabupaten Bandung.