Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH UMUR DAN JUMLAH BIBIT PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Wiwik Yunidawati; Try Koryati
Juripol (Jurnal Institusi Politeknik Ganesha Medan) Vol. 5 No. 1 (2022): Juripol (Jurnal Institusi Polgan)
Publisher : Politeknik Ganesha Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33395/juripol.v5i1.11315

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh umur dan jumlah bibit per lubang tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi sawah serta interaksi yang dimunculkan dari kedua perlakuan tersebut. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu : Faktor umur bibit (U) yang terdiri dari 3 taraf yaitu U1 (Umur pindah 15 hari setelah semai), U2 (Umur pindah 20 hari setelah semai), U3 (Umur pindah 25 hari setelah semai). Faktor jumlah bibit per lubang tanam (J) terdiri dari 3 taraf yaitu : J1 (Jumlah bibit 1 batang/lubang), J2 (Jumlah bibit 2 batang/lubang), J3 (Jumlah bibit 3 batang/lubang). Parameter dalam penelitian ini adalah, tinggi tanaman, jumlah anakan perumpun, jumlah anakan produktif, jumlah malai per rumpun, produksi gabah per plot dan berat 1000 butir biji. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan umur bibit berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan per rumpun umur 2, 4 MST, berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 2, 4 6 MST, jumlah malai per rumpun, jumlah anakan produktif, dan berat gabah per plot. Perlakuan terbaik dijumpai pada perlakuan umur pindah tanam 15 HSS (U1). Perlakuan jumlah bibit per lubang tanam berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 dan 4 MST, jumlah anakan produktif, berat gabah per plot dan berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan per rumpun umur 2 dan 4 MST. Perlakuan jumlah bibit per lubang tanam terbaik ditemukan pada perlakuan jumlah bibit 1/lubang tanam (J1). Interaksi umur pindah tanam dan jumlah bibit per lubang tanam berpengaruh tidak nyata pada semua parameter pengamatan. Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil padi yang baik disarankan menggunakan padi umur 15 hari setelah semai dan jumlah bibit 1 /lubang tanam.
Peningkatan Ekonomi Keluarga dengan Memanfaatkan Sistem Hidroponik pada Masa Pandemi di Desa Marindal-I Kecamatan Patumbak Mazlina Mazlina; Try Koryati; Wiwik Yunidawati; Eliakim Purba; Martha A. Sihaloho
Prioritas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 01 (2021): EDISI MARET 2021
Publisher : Universitas Harapan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35447/prioritas.v3i01.384

Abstract

Keterbatasan lahan di perkotaan ternyata bukanlah hambatan untuk bertani. Ide yang terkuak di benak petani setelah melihat sebagian besar lahan pertanian beralih fungsi, petani tersebut berinspirasi menumbuhkan tanaman diatas paving yang disebut hidroponik. Penggunaan sistem pertanian hidroponik hambatan lahan bisa diatasi, hasil yang diperoleh juga tak kalah bagusnya dengan sistem pertanian konvensional diperkampungan. Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberi wawasan kepada ibu-ibu PKK di desa Marindal I tentang tanaman hidroponik yang dapat menambah pendapatan ibu-ibu di masa pandemi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan memberikan ceramah mengenai hidroponik, melakukan diskusi dan tanya jawab, melakukan praktik kegiatan bercocok tanam secara hidroponik. Dampak yang diperoleh adalah peningkatan pengetahuan ibu-ibu PKK mengenai hidroponik, serta dapat meningkatkan pendapatan di masa pandemi dengan mengusahakan tanaman hidroponik secara komersil.
PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU APLIKASI CENDAWAN BEAUVERIA BASSIANA TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA KEDELAI (Glycine max, (L) Merril) Wiwik Yunidawati
Juripol (Jurnal Institusi Politeknik Ganesha Medan) Vol. 5 No. 2 (2022): Juripol (Jurnal Institusi Polgan)
Publisher : Politeknik Ganesha Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33395/juripol.v5i2.11691

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi Cendawam Beauveria bassiana terhadap perkembangan hama kedelai (Glycine max, (L) Merr) serta interaksi antara kedua perlakuan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Amir Hamzah, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m di atas permukaan laut dengan topografi datar.. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu Faktor konsentrasi Beauveria bassiana (K) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: K0 = Kontrol, K1 = 12,5 ml/liter air, K2 = 22,5 ml/liter air, K3 = 32,5 ml/liter air dan Faktor waktu aplikasi (W) yang terdiri dari 4 taraf yaitu : W0 = Kontrol, W1 = 1 minggu sekali, W2 = 2 minggu sekali, W3 = 3 minggu sekali. Untuk menggambarkan perkembangan hama dilakukan pengamatan populasi hama, mortalitas hama, intensitas serangan dan persentase kerusakan polong. Pemberian konsentrasi cendawan Beauveria bassiana berpengaruh sangat terhadap populasi hama ulat grayak dan kutu kebul pada umur 50 dan 60 HST, populasi hama kepik hijau pada umur 60 dan 70 HST, populasi hama belalang pada umur 50 HST, dan berpengaruh sangat nyata terhadap intensitas serangan hama ulat grayak dan hama kutu kebul pada umur 50 dan 60 HST, intensitas serangan hama kepik hijau pada umur 60 dan 70 HST, intensitas serangan hama belalang pada umur 50 HST dan berpengaruh sangat nyata terhadap mortalitas hama ulat grayak pada umur 60 HST, mortalitas hama kepik hijau pada umur 60 dan 70 HST, mortalitas hama kutu kebul dan hama belalang pada umur 50 HST, dan berpengaruh sangat nyata terhadap persentase kerusakan polong, Hasil pengamatan terbaik diperoleh pada perlakuan K3 (32,5 ml/liter air). Waktu aplikasi cendawan Beauveria bassiana berpengaruh sangat nyata terhadap populasi hama ulat grayak dan hama kutu kebul pada umur 50 dan 60 HST, populasi hama kepik hijau pada umur 60 dan 70 HST, dan populasi hama belalang pada umur 50 HST, dan berpengaruh sangat nyata terhadap intensitas serangan hama ulat grayak dan hama kutu kebul pada umur 50 dan 60 HST, intensitas serangan hama kepik hijau pada umur 60 dan 70 HST, intensitas serangan hama belalang pada umur 50 HST dan berpengaruh sangat nyata terhadap Mortalitas hama ulat grayak pada umur 60 HST, mortalitas hama kepik hijau pada umur 60 dan 70 HST, mortalitas hama kutu kebul dan hama belalang pada umur 50 HST dan berpengaruh sangat nyata terhadap persentase kerusakan polong. Hasil pengamatan terbaik diperoleh pada perlakuan W1 (satu minggu sekali). Interaksi antara konsentrasi dan waktu aplikasi cendawan Beauveria bassiana berpengaruh nyata terhadap persentase kerusakan polong tanaman kedelai tertinggi dijumpai pada kombinasi perlakuan K0W0 (konsentrasi kontrol dan waktu aplikasi kontrol), sedangkan persentase kerusakan polong tanaman kedelai terendah terdapat pada perlakuan K3W1 (konsentrasi 32,5 ml/liter air dan waktu aplikasi satu minggu sekali). Sesuai dengan hasil penelitian ini untuk budidaya tanaman kedelai disarankan mengunakan cendawan Beauveria bassiana untuk mengedalikan hama yang ada pada tanaman kedelai dengan konsentrasi konsentrasi 32,5 ml/liter air dan waktu aplikasi satu minggu sekali.