Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

STUDI STARTING UDARA TEKAN DENGAN MOTOR PNEUMATIK PADA MESIN INDUK KMP.BONTOHARU Had, Abdul Latief; Alwi, M. Rusydi; Fahrul, Andi
JURNAL RISET TEKNOLOGI KELAUTAN Vol 10, No 2 (2012)
Publisher : Ikatan Sarjana Teknik Perkapalan UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem start adalah suatu sistem pelayanan untuk motor induk yang sangat vital di atas kapal yang berfungsi untuk menghidupkan mesin induk maupun generator. Untuk start mesin diesel dapat dilakukan beberapa cara salah satunya menggunakan udara tekan dengan motor pneumatik, dimana dalam proses kerjanya tidak begitu rumit dan dapat juga dioperasikan di ruang kemudi. Adapun komponen utama dalam sistem starting udara tekan ke motor pneumatik meliputi kompresor, botol angin, katup pintu, katup penurun tekanan, pipa udara, katup pneumatik listrik dan motor pneumatik. Penentuan motor pneumatik yang akan digunakan dapat diketahui dari momen puntir yang dihasilkan harus mampu mengatasi momen puntir total yang diperlukan untuk menggerakkan mesin induk. Dari hasil perhitungan diperoleh motor pneumatik dengan daya 22,88 hp yang menghasilkan momen puntir sebesar 2.249 Nm mampu mengatasi momen puntir total yang diperlukan untuk menggerakkan mesin induk sebesar 1.871,45 Nm.
UNJUK KERJA MESIN DIESEL MITSUBISHI 4DR5 SEBAGAI PENGGERAK KAPAL PADA KONDISI TRIM Alwi, M.Rusydi; Klara, Syerly
JURNAL RISET TEKNOLOGI KELAUTAN Vol 11, No 1 (2013)
Publisher : Ikatan Sarjana Teknik Perkapalan UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mesin diesel mobil banyak digunakan sebagai tenaga penggerak kapal. Sebagai land engine,apakah mesin diesel mobil bisa bekerja maksimal pada kondisi gelombang air laut dan cuacaburuk.Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui performa mesin diesel mobil padavariasi kemiringan yang dialami oleh kapal pada saat beroperasi di laut. Metode penelitian yangdigunakan adalah bersifat eksperimental, yaitu menghitung performa mesin diesel dengan kondisikemiringan berbeda. Kemiringan diasumsikan kondisi trim pada kapal. Pengujian dilakukankondisi normal dan pada kemiringan 8°, 15°, 22°, dan 29°. Dari hasil perhitungan dan analisisdiperoleh performa mesin pada kemiringan normal (0°), dimana secara umum terjadi peningkatanperforma yaitu efisiensi volumetris (ηvol) 84,702 %, penyerapan panas oleh pendingin mesin(Qap) 2,357 (kW), kehilangan panas gas buang (Qgb) 5,026 (kW), kerugian kalor mekanis (Qm)0,540 (kW) dan daya efektif (Ne) 2,19 (kW). Pada kemiringan 8° nilai daya efektif (Ne) adalah11,10 kW. Disarankan batas kemiringan maksimum mesin diesel Mitsubishi 4DR5 sebagaipenggerak kapal adalah kemiringan 8°.
RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN Alwi, Rusydi
Jurnal Riset Teknologi Kelautan Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Riset Teknologi Kelautan (JRTK)
Publisher : Jurnal Riset Teknologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.574 KB)

Abstract

Kapal ikan yang beroperasi pada saat ini dituntut untuk meningkatkan availability-nya. Salah satu cara untuk meningkatkan availability kapal adalah dengan meningkatkan keandalannya melalui usaha perawatan terutama pada sistem yang kritis dalam sistem pendukung mesin induk diantaranya sistem bahan bakar. Apabila sistem bahan bakar mengalami kerusakan maka akan mengurangi availability motor induk. Reliability Centered Maintenance (RCM) merupakan sebuah manajemen perawatan yang terencana dan lebih bersifat proaktif dalam mencegah terjadinya kegagalan fungsional sistem. Sehingga diharapkan dengan menggunakan metode RCM dapat diperoleh kegiatan perawatan sistem bahan bakar mesin induk kapal yang optimum ditinjau dari segi keandalan system. Direkomendasikan untuk melakukan perawatan di saat nilai indeks keandalan komponen F.O Service Pump di atas R(t)= 0,5.
Pengaruh Ekspansi Gross Tonage (GT) Pada KL. BP2IP Barombong dalam Analisa Beban Kelistrikan H Rivai; Ikbal; Andi Husni Sitepu; Rahimuddin; Muhammad Rusydi Alwi; Zulkifli; Balqis Shintarahayu
Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Jurnal Riset & Teknologi Terapan Kemaritiman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jrt2k.122022.04

Abstract

Perencanaan dan analisis sistem kelistrikan perlu dilakukan secara berkala untuk melakukan evaluasi terhadap perubahan yang terjadi dari sistem yang sedang berjalan. Ketika perubahan konstruksi ataupun volume dari kapal itu bertambah maka analisa beban kelistrikan perlu diperhatikan pula, utamnya pada saat variasi beban dilakukan. Kapal Latih BP2IP Barombong atau biasa disebut KL BP2IP Barombong merupakan kapal yang digunakan para taruna BP2IP Barombong untuk berlatih. Kapal Latih BP2IP Barombong atau biasa disebut KL BP2IP Barombong merupakan kapal yang digunakan para taruna BP2IP Barombong untuk berlatih. Volume Kapal Latih Barombong diperbesar dari ukuran 418GT menjadi ≥ 500 GT. Tujuan dari penelitian ini merencanakan nilai kebutuhan daya generator KL BP2IP setelah ekspansi GT, dengan menggunakan metode perhitungan electrical balance berdasarkan load factor pada tiap existing peralatan di atas kapal. Kemudian menganalisa beban generator menggunakan softswere ETAP (Electric Transient and Analysis Program). Berdasarkan hasil simulsi ETAP maka kebutuhan daya generator setelah ekspansi GT adalah: Kondisi Berlayar 96,6 kW, Manuver 74,29 kW, Bersandar 42,55 kW, dan Emergency 8,76 kW. Sehingga daya generator yang dipilih yaitu 2 generator masing-msing dengan spesifikasi 50 kW. Hasil analisis dapat diketahui bahwa: Bertambahnya panjang pipa pada sistem perpipaan akan mengakibatkan kenaikan kebutuhan daya pompa yang diakibatkan oleh kenaikan nilai kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh gesekan sepanjang pipa dalam menentukan H (head pompa) serta komponen pengkondisian udara merupakan item yang paling banyak membutuhkan daya listrik dalam operasinya. Adanya daya reaktif (kVAr) sangatlah mempengaruhi daya aktif (kW) yang bekerja pada suatu peralatan, semakin besar daya reaktif suatu peralatan maka semakin besar pula daya generator yang dibutuhkan untuk mengoperasikan peralatan tersebut.