Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KERAGAMAN LIRIOMYZA SPP. (DIPTERA: AGROMYZIDAE) PADA PERTANAMAN KENTANG DI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT Tohidin, Tohidin; Sudarjat, Sudarjat; Susanto, Agus; Septria, Dina
Sains & Matematika Vol 4, No 1 (2015): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Sains & Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Serangan Liriomyza spp. dapat menurunkan hasil panen tanaman kentang. Tingginya keragaman Liriomyza pada tanaman kentang akan menambah kerusakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keragaman Liriomyza dan tingkat intensitas serangan Liriomyza pada kentang varietas Granola dan kentang varietas Atlantik. Penelitian ini dilakukan di Desa Cibitung, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut pada bulan April?Juni 2015 dengan menggunakan metode survei komparatif-deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dan perangkap kuning. Identifi kasi Liriomyza berdasarkan tipe korokan daun dari gejala kerusakannya. Data di analisis menggunakan uji T dan Indeks keragaman Shannon-Wiener (H?). Hasil pengamatan menunjukkan tidak ada keragaman Liriomyza pada kentang varietas Granola dan Atlantik. Hanya satu jenis Liriomyza yang ditemukan yaitu L. huidobrensis. Terdapat perbedaan intensitas serangan Liriomyza pada kedua varietas kentang. Hama lain yang mendominasi kedua varietas kentang yaitu Empoasca sp. Berdasarkan indeks Shannon-Wiener, keanekaragaman jenis serangga hama tergolong rendah dan lingkungan tidak stabil. Liriomyza spp. can reduce the yield of potato. The high diversity of Liriomyza on potato plants will increase the damages. The objectives of this research were to determine the diversity of Liriomyza as well as the intensity of Liriomyza?s attacks on Granola and Atlantic variety potatoes. The research was conducted at Cibitung, Cigedug distric, Garut regency from April to June 2015 using comparativedescriptive survey. The data were obtained by direct observation and the use of yellow sticky trap. Identifi cation of Liriomyza was based on leave damage types caused by the insect. The data were analyzed using T-test and Shannon-Wiener diversity index (H?). The result showed that there was no diversity of Liriomyza on both varieties. There only species of Liriomyza found was L. huidobrensis. Both varieties of the potato had differences in the intensity of Liriomyza?s attacks. The other pests in both varieties of potato was Empoasca sp.. Based on the Shannon-Wiener index, the diversity of the insect pest on potato was still low and environmentally no stable.
Keragaman Liriomyza spp. (Diptera: Agromyzidae) pada Pertanaman Kentang di Kabupaten Garut, Jawa Barat Tohidin, Tohidin; Sudarjat, Sudarjat; Susanto, Agus; Septria, Dina
Sains & Matematika Vol 4, No 1 (2015): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Sains & Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Serangan Liriomyza spp. dapat menurunkan hasil panen tanaman kentang. Tingginya keragaman Liriomyza pada tanaman kentang akan menambah kerusakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keragaman Liriomyza dan tingkat intensitas serangan Liriomyza pada kentang varietas Granola dan kentang varietas Atlantik. Penelitian ini dilakukan di Desa Cibitung, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut pada bulan April–Juni 2015 dengan menggunakan metode survei komparatif-deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dan perangkap kuning. Identifi kasi Liriomyza berdasarkan tipe korokan daun dari gejala kerusakannya. Data di analisis menggunakan uji T dan Indeks keragaman Shannon-Wiener (H’). Hasil pengamatan menunjukkan tidak ada keragaman Liriomyza pada kentang varietas Granola dan Atlantik. Hanya satu jenis Liriomyza yang ditemukan yaitu L. huidobrensis. Terdapat perbedaan intensitas serangan Liriomyza pada kedua varietas kentang. Hama lain yang mendominasi kedua varietas kentang yaitu Empoasca sp. Berdasarkan indeks Shannon-Wiener, keanekaragaman jenis serangga hama tergolong rendah dan lingkungan tidak stabil. Liriomyza spp. can reduce the yield of potato. The high diversity of Liriomyza on potato plants will increase the damages. The objectives of this research were to determine the diversity of Liriomyza as well as the intensity of Liriomyza’s attacks on Granola and Atlantic variety potatoes. The research was conducted at Cibitung, Cigedug distric, Garut regency from April to June 2015 using comparativedescriptive survey. The data were obtained by direct observation and the use of yellow sticky trap. Identifi cation of Liriomyza was based on leave damage types caused by the insect. The data were analyzed using T-test and Shannon-Wiener diversity index (H’). The result showed that there was no diversity of Liriomyza on both varieties. There only species of Liriomyza found was L. huidobrensis. Both varieties of the potato had differences in the intensity of Liriomyza’s attacks. The other pests in both varieties of potato was Empoasca sp.. Based on the Shannon-Wiener index, the diversity of the insect pest on potato was still low and environmentally no stable.
Biologi dan Kemampuan Memangsa Paederus fuscipes Curtis (Coleoptera: Staphylinidae) terhadap Bemisia tabaci Gennadius (Homoptera: Aleyrodidae) Sudarjat Sudarjat; Argo Utomo; Danar Dono
Agrikultura Vol 20, No 3 (2009): Desember, 2009
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.267 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v20i3.959

Abstract

Bemisia tabaci merupakan hama tanaman di beberapa sentra produksi sayuran hingga mengakibatkan kerugian ekonomi sampai 100 %. Paederus fuscipes merupakan predator B. tabaci pada beberapa tanaman di Kecamatan Ciwidey, Bandung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui biologi dan kemampuan memangsa imago P. fuscipes jantan terhadap nimfa B. tabaci. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas lima perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri atas: infestasi 10, 20, 40, 80, dan 160 nimfa B. tabaci per satu imago P. Fuscipes. Hasil pengamatan biologi menunjukkan bahwa siklus hidup P. fuscipes berkisar antara 38-75 hari. Fase telur berkisar 4-7 hari, larva instar-1 berkisar 4-5 hari, larva instar-2 berkisar 6-9 hari, pra-pupa berkisar 2-3 hari, pupa berkisar 3-5 hari, dan lama hidup imago berkisar 19-46 hari. P. fuscipes memperlihatkan tanggap fungsional terhadap peningkatan kepadatan B. tabaci sebagai mangsa. Jumlah pemangsaan nimfa B. tabaci tertinggi terjadi pada kepadatan 160 nimfa, yaitu 101,1 dan 100,1 nimfa B. tabaci per imago P. fuscipes, masing-masing untuk periode pagi dan sore. Kecepatan memangsa imago P. fuscipes terhadap nimfa B. tabaci yaitu berkisar 0,83-8,17 nimfa per jam pada siang hari, dan 0,75-8 nimfa per jam pada malam hari.
Ekstrak Metanol Daun Binahong (Anredera cordifolia) Menekan Pertumbuhan Koloni Jamur Rhizoctonia oryzae dan Kejadian Penyakit Hawar Bibit Padi Endah Yulia; Elga Sari; Sudarjat Sudarjat; Fitri Widiantini; Ida Nurhelawati
Agrikultura Vol 31, No 3 (2020): Desember, 2020
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v31i3.30876

Abstract

Penyakit bercak pelepah yang disebabkan oleh Rhizoctonia oryzae merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman padi. Penyakit ini umumnya dikendalikan dengan menggunakan fungisida sintetik meskipun pengendalian cara ini dipercaya dapat memberikan efek negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Dalam upaya pengembangan pengendalian penyakit tanaman yang lebih ramah lingkungan, pemanfaatan bahan-bahan alami seperti tumbuhan sebagai pestisida nabati telah mendapat banyak perhatian pada saat ini. Tanaman binahong (Anredera cordifolia) telah banyak digunakan sebagai obat tradisional terutama di bidang kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan ekstrak metanol daun binahong dalam menekan pertumbuhan koloni jamur R. oryzae serta menekan perkembangan penyakit hawar bibit pada benih padi akibat infeksi R. oryzae. Percobaan dilakukan di Laboratorium Bioteknologi, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).  Pengujian penghambatan pertumbuhan koloni jamur R. oryzae dilakukan menggunakan teknik poisoned food dengan 7 perlakuan yaitu 5 konsentrasi ekstrak 0,25%, 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2%, serta perlakuan kontrol akuades steril dan fungisida propineb 0,3% yang diulang 4 kali. Pengujian pada benih dilakukan dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan yang masing-masing terdiri atas 25 benih padi menggunakan teknik perendaman. Hasil pengujian menunjukkan ekstrak metanol daun binahong 2% mampu menghambat pertumbuhan koloni dan pembentukan sklerotia jamur R. oryzae serta mampu menekan kejadian penyakit akibat infeksi R. oryzae pada bibit padi dengan penekanan tertinggi sebesar 46,2%.
Hubungan antara Kepadatan Populasi Kutu Daun Persik (Myzus persicae Sulz.) dan Tingkat Kerusakan Daun dengan Kehilangan Hasil Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Sudarjat Sudarjat
Agrikultura Vol 19, No 3 (2008): Desember, 2008
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.45 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v19i3.1013

Abstract

Penelitian rumah plastik ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepadatan populasi hama kutu daun persik (Myzus persicae Sulz.), tingkat kerusakan daun dan kehilangan hasil cabai merah (Capsicum annuum). Delapan taraf kepadatan populasi M. persicae (0, 2, 4, 8, 16, 32, 64, dan 128 ekor / tanaman) masing-masing diinfestasikan pada tanaman cabai pada fase pertumbuhan awal dan fase pembungaan awal.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa  populasi M. persicae dan tingkat kerusakan daun oleh hama tersebut berhubungan erat dengan kehilangan hasil cabai merah. Pada tanaman yang diinfestasi M. persicae saat fase pertumbuhan awal, hubungan antara kepadatan populasi (X) dengan kehilangan hasil (Y) mengikuti persamaan garis regresi Y = 19,1865 + 0,3568 X dengan keefektifan menduga sebesar 73,85% dan koefisien kerusakan sebesar 0,8724 g/ekor. Persamaan garis untuk tanaman yang diinfestasi M. persicae saat fase pembungaan awal adalah Y = 19,8504 + 0,3181X dengan keefektifan menduga  62,18 % dan koefisien kerusakan 0,7179 g/ekor. Hubungan antara tingkat kerusakan daun dengan kehilangan hasil pada tanaman cabai yang diinfestasi M. persicae saat fase pertumbuhan awal mengikuti persamaan garis regresi Y = 25,93 + 64,51 X1 + 0,26  X2 – 2,27 X3 {(Y = kehilangan hasil (%); X1 = tingkat kerusakan daun oleh M. persicae (%); X2 = populasi awal M. persicae (ekor/tanaman) dan X3 = waktu pengamatan (minggu setelah infestasi)} dengan  keefektifan menduga 78,75 % dan koefisien kerusakan 1,577 g/% kerusakan daun. Persamaan garis untuk tanaman cabai yang diinfestasi M. persicae saat fase pembungaan awal adalah Y = 25,59 + 1164,87 X1 + 0,08 X2 – 4,60 X3, dengan keefektifan menduga 79,18% dan koefisien kerusakan 3,72  g/% kerusakan daun.
Lama hidup, Keperidian, serta Kemampuan Memangsa Curinus coeruleus Mulsant (Coleoptera: Coccinellidae) terhadap Bemisia tabaci gennadius (Homoptera: Aleyrodidae) Agung Triantoro Riyanto; Sudarjat Sudarjat
Agrikultura Vol 19, No 3 (2008): Desember, 2008
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.991 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v19i3.1015

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama hidup pada setiap tahap perkembangan dan keperidian Curinus coeruleus serta kemampuan memangsa C. coeruleus terhadap berbagai kepadatan nimfa Bemisia tabaci. Metode yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial, yang terdiri dari 2 faktor, yaitu: faktor tahap perkembangan predator C.coeruleus (larva instar-1, larva instar-2, larva instar-3, larva instar-4, imago betina dan imago jantan) dan faktor kepadatan mangsa nimfa B. tabaci (60, 120, dan 240 ekor mangsa). Hasil percobaan menunjukkan bahwa lama stadium larva instar-1 C. coeruleus berkisar antara 8–10 hari, larva instar-2  berkisar 4–6 hari, larva instar-3 berkisar 5–8 hari, larva instar-4 berkisar 9–12 hari, prapupa berkisar 2–3 hari, pupa berkisar 6–8 hari, lama hidup imago betina berkisar 63 – 76 hari dan lama hidup imago jantan berkisar antara 52–69 hari. Kemampuan  C. coeruleus meletakkan telur selama hidupnya berkisar antara 11–116 butir dengan persentase penetasan telur 54,55–81,03%, peletakan telur terjadi 2–6 kali. Masa inkubasi telur berkisar antara 6–7 hari. Jumlah pemangsaan tertinggi terjadi pada perlakuan larva instar-4 dengan kepadatan mangsa 240 ekor nimfa B. tabaci, yaitu rata-rata 102,5 ekor nimfa B. tabaci larva-1 hari-1.
FARMER PERCEPTION TO ISPO IN OIL PALM PLANTATION IN WEST JAVA ernah ernah; Apong Sandrawati; Melania Fadillah; Dewi Rengganis; Sudarjat Sudarjat
AGROLAND: The Agricultural Sciences Journal Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.395 KB)

Abstract

Palm oil is one of the leading commodities in the world market that contributes to the Indonesian economy. In fulfilling market demand but environmental friendly, the Indonesian government issued a policy of sustainable standards known as the Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) principle. This study aims to determine the farmers' perception of ISPO in the community of oil palm farmers in West Java. This study designed as qualitative research. The results show that not all standards were sustainable. ISO has been applied to oil palm plantations in West Java. For this reason, government efforts were needed to assist farmers in implementing the ISPO.