Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Hubungan antara Jumlah CD4 pada pasien yang terinfeksi HIV/AIDS dengan Infeksi Oportunistik di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2016 Festy Ladyani; Anisa Kristianingsih
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 1 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i1.2201

Abstract

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyakit menular yang disebabkan virus Human Immunodeficiency Virus (HIV). Sejak menjadi epidemi sampai dengan tahun 2011. Tahun 2016 diklinik Konseling tes sukarela (KTS) pelayanan dukungan pengobatan (PDP), RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung diketahui 918 orang pasien yang memeriksakan dirinya dan menerima hasil test ada sebanyak 315 yang dinyatakan positif HIV/AIDS Tujuan penelitian untuk Mengetahui hubungan antara jumlah CD4 pada pasien yang terinfeksi HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pasien yang terdiagnois HIV/AIDS pada tahun 2016 yaitu sebanyak 80orang.Sampel sebanyak 67responden.Analisis data menggunakan univariat dan bivariat menggunakan Rank Spearmen. Diketahui distribusi frekuensi infeksi oportunistik pada pasien HIV/AIDS dari 67 responden sebanyak 47,8% denganinfeksi diare, 31,4% dengan infeksi TB, 11,9% dengan infeksi Toxo dan 9% dengan infeksi Candidiasis. Diketahui distribusi frekuensi jumlah CD4 pada pasien HIV/AIDS dari 67 responden yaitu sebanyak 58,2% memiliki CD 4 sebesar <200, sebanyak31,3% memiliki CD 4 antara 200-449 dan sebanyak 10,4% memiliki CD 4 sebesar ≥ 500. Diketahui distribusi rerata jumlah CD4 total pada infeksi oportunistik pasien HIV dari 67 responden didapat paling tinggi jumlah rerata CD4 pada infeksi oportunistik Toxo sebesar 156,50 sel/mm3, Diare sebesar 187,88 sel/mm3,TB sebesar 198,05 sel/ mm3 dan Candidiasis sebesar 226,00 sel/ mm3.Diketahui hasil analisis Spearman terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah CD4 pada pasien yang terinfeksi HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik di rumah sakit Umum Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2016denganterdapat P-value=0,015 dan kekuatan korelasi sebesar 0,905 artinya korelasi jumlah CD4 dengan infeksi oportunistik masuk dalam kategori sangat kuat. Terdapat hubungan antara jumlah CD4 pada pasien yang terinfeksi HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik, dengan nilai p-value 0,015. Kata Kunci: CD4, HIV/AIDS, Infeksi Oportunistik
Hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan Kelelahan pada Pasien Systemic Lupus Erytematosus pada Komunitas ODAPUS Lampung Festy Ladyani
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.535 KB) | DOI: 10.30596/anatomica

Abstract

Abstrak: Systemic Lupus Erytematosus (SLE) merupakan penyakit autoimun kompleks yang ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap inti sel dan melibatkan banyak sistem organ dalam tubuh. Pada pasien SLE, salah satu gejala yang sering terjadi adalah kelelahan. Salah satu faktor kelelahan adalah rendahnya kadar Hemoglobin (Hb) yang disebut anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar Hb dengan kelelahan pada pasien SLE. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua data penderita SLE di Komunitas ODAPUS Lampung dengan jumlah subjek sebanyak 40 orang. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018 dengan melakukan pengisian kuesioner Fatigue Severity Scale dan pemeriksaan kadar Hb pada semua subjek. Uji Mann Whitney digunakan untuk menganalisis hubungan antara kadar Hb dengan kelelahan. SLE paling banyak terjadi pada usia 26-45 tahun (82,5%). Semua subjek berjenis kelamin perempuan (100%). Kebanyakan pasien memiliki kadar Hb rendah (62,5%) dan mengalami kelelahan (52,5%). Hasil uji Mann Whitney antara kadar Hb dengan kelelahan diperoleh nilai p=0,001. Simpulan, terdapat hubungan yang bermakna antara kadar Hb dengan kelelahan pada pasien SLE. Kata kunci: Kadar Hb, Kelelahan, Systemic Lupus Erytematosus
PENGARUH KONSUMSI SULFAS FEROSUS (Fe) 100 mg DAN KONSUMSI SULFAS FEROSUS (Fe) 100 mg PLUS VITAMIN C 100 mg TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN WAY HALIM BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG Festy Ladyani; Sugeng Juwono Mardihusodo; Dessy Hermawan
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v3i2.396

Abstract

Sangat erat kaitannya konsumsi tablet Fe dengan kadar hemoglobin pada ibuhamil. Ibu hamil banyak mengalami anemia defisiensi besi karena kepatuhanmengkonsumsi yang tidak baik ataupun cara mengkonsumsi Fe yang salah dan dapatmenyebabkan kurangnya penyerapan zat besi pada tubuh tersebut. Penyerapan besidalam tubuh akan menurun bila konsumsi vitamin C rendah. Penelitian ini bertujuanmelihat apad ada pengaruh konsumsi tablet Fe 100 mg dengan atau tanpa vitamin C 100mg terhadap kadar Hb ibu hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Way Hamil KotaBandar Lampung Propinsi Lampung.Penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Populasi penelitian ini adalah ibuhamil yang tinggal di kecamatan Way Hamil Bandar Lampung dengan sampel minimal 15orang ibu hamil, yang terdiri dari 2 kelompok dengan total 30 orang ibu hamil. Analisisdata menggunakan one way anova dan uji t.Hasil uji statistic di dapatkan pValue 0.000, sehingga ada pengaruh konsumsi tabletFe 100 plus vitamin C 100 mg terhadap kadar Hb Ibu hamil lebih besar dibandingkandengan konsumsi tablet Fe 100 mg saja.Hasil penelitian adalah pengaruh konsumsi tebel Fe 100 mg terhadap kenaikankadar Hb ibu hamil sebesar 19.3%. Ada pengaruh konsumsi tablet Fe plus vitamin C 100mg terhadap kenaikan kadar Hb ibu hamil sebesar 30%. Ada perbedaan yang signifikanrerata kenaikan kadar Hb setelah konsumsi Fe 100 mg dengan konsumsi tabel Fe 100mg plus vitamin C.Keywords : Anemia, Fe 100 mg, Vitamin C 100 mg, Hb, ibu hamil.
HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGA N PERUMAHAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI DESA HANURA KECAMATAN TEL UK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016 Tusy Triwahyuni; Festy Ladyani; muhammad yusuf
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 4 (2016): Volume 3 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/.v3i4.759

Abstract

Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalahkesehatan masyarakat di dunia. Pada tahun 2014 di Indonesia terdapat 456 Kabupaten endemis dari495 Kabupaten yang ada, dengan perkiraan sekitar 45% penduduk berdomisili di daerah yangberisiko tertular malaria. Jumlah kasus pada tahun 2013 sebanyak 2 juta orang dan pada tahun 2014m enurun menjadi 1.774.845.Tujuan. Untuk mengetahui Hubungan Faktor Individual dan Faktor Lingkungan Perumahan terhadapKejadian Malaria di Desa Hanura Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran ProvinsiLampung Tahun 2015Metode. Penelitian merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitiandilakukan pada bulan Februari-Maret 2016 dan dilaksanakan di Desa Hanura. Terdapat 91 sampel denganmemenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Analisis data dengan uji Chi Square dimana nilai p<0,05 dianggapbermaknaHasil. Pada hasil penelitian ini didapatkan sampel yang pernah mengalami malaria sebanyak 66 orangsedangkan yang belum pernah mengalami malaria sebanyak 25 orang. Dari hasil analisis Chi Square padafaktor individu didapatkan bahwa kelambu dan repellent memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadianmalaria sedangkan obat nyamuk bakar, pakaian tertutup dan kebiasaan keluar rumah tidak memilikihubungan dengan kejadian malaria. Dari faktor lingkungan didapatkan bahwa ventilasi, semak-semak,parit/selokan, dan langit-langit memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian malaria, sedangkankandang ternak tidak memiliki hubungan dengan kejadian malaria.Kesimpulan. Terdapat hubungan antara faktor lingkungan dengan kejadian malaria. Tidak terdapat hubunganantara faktor individu dengan kejadian malaria
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI CV PRANCIS JAYA DESA MEKARSARI KECAMATAN PANIMBANG KABUPATEN PANDEGLANG BANTEN TAHUN 2016 Dede Yeni Fristi; Festy Ladyani
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 2 (2016): Volume 3 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.63 KB) | DOI: 10.33024/.v3i2.740

Abstract

Latar belakang : Tenaga kerja bongkar muat 80% hampir mengalami keluhan low back pain dan menyebabkan disabilitas seperti ketidakmampuan untuk bekerja karena sikap kerja yang tidak ergonomis.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan low back pain pada tenaga kerja bongkar muat.Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan secara survei analitik  dengan desain studi cross sectional, sampel berjumlah 90 responden menggunakan teknik total sampling dan pengolahan data menggunakan program SPSS dengan uji korelasi spearmen.Hasil : Distribusi frekuensi tertinggi yaitu usia ≥30 tahun 65 responden (72.2%), IMT normal 77 orang (85.6%), masa kerja ≥5 tahun 62 responden (68.9%), merokok 74 responden (82.2%), sikap kerja melalui REBA resiko sedang 72 responden (80.0%), dan keluhan low back pain 56 responden (62.2%). Hasil uji Spearmen menunjukan ada hubungan antara low back pain (LBP) dengan usia p-value=0.000, IMT p-value=0.014, masa kerja p-value=0.002, merokok p-value=0.001, dan sikap kerja p-value=0.019.Kesimpulan : Ada hubungan antara faktor Usia, Indeks Massa Tubuh (IMT), Masa Kerja, Merokok dan Sikap Kerja dengan keluhan Low Back Pain (LBP) pada Tenaga Kerja Bongkar Muat CV Prancis Jaya Desa Mekarsari Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Banten Tahun 2016. 
ANALISIS POLA KUMAN DAN POLA RESISTENSI PADA HASIL PEMERIKSAAN KULTUR RESISTENSI DI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK RUMAH SAKIT DR. H. ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG PERIODE JANUARI-JULI 2016 Festy Ladyani; Mutia Zahra
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 5, No 2 (2018): Volume 5 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.275 KB) | DOI: 10.33024/.v5i2.789

Abstract

Resistensi antibiotik merupakan suatu masalah global di negaramaju maupun di negara berkembang, baik yang terjadi di rumah sakit maupun didalam komunitas. Infeksi oleh bakteri yang resisten secara merugikan telah mempengaruhi hasil terapi, biaya terapi, penyebaran penyakit, dan lama sakit. Untuk mengontrol infeksi tersebut, maka diperlukan pengawasan terhadap kuman yangresisten serta diperlukan pengawasan penggunaan antibiotik di rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola kuman dan pola resistensi pada hasil pemeriksaan kultur resistensi antibiotik di laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek periode januari – juli 2016.Penelitian deskriftif dengan pendekatan retrospektif. Pengumpulan data dengan cara mengambil data rekam medik. Analisa data dengan univariat. Dari 764 data hasil pemeriksaan kultur dan uji resistensi di lab mikrobiologi patologi klinik RSUD H. Abdoel Moeloek.Hasil penelitian menunjukkan 308 pertumbuhan bakteri terdiri dari 5 macam bakteri yaitu, Staphylococcus sp, Pseudomonas sp, Klebsiella sp, Proteus sp dan Escherichia coli. Dengan uji sensitifitas antibiotik Meropenem, Ceftazidime, Amoksilin, Ceftriaxone, Tetrasiklin, Sulbaktam-Ampi, Ampisilin, Cefepime, Cefotaxime, Penisilin.Data pola kuman bakteri Staphylococcus sp (43%), Klebsiella sp (21%), Proteus sp (19%), Pseudomonas sp (15%) dan Escherichia coli (2%). Data uji sensitifitas antibiotik yang resisten yaitu, Penisilin (98%), Ampisilin (83%), Amoksilin (78,6%), Cefotaxime (33%), Tetrasiklin (28,6%), Ceftriaxone (22,7%), dan antibiotik yang sensitif yaitu Meropenem (75%).
ANALISIS PERANAN TERAPIS TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA PADA PASIEN AUTISME DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG Festy Ladyani; Febri Veronika Silaban
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 2 (2017): Volume 4 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.088 KB) | DOI: 10.33024/.v4i2.774

Abstract

Latar Belakang: Autisme adalah gangguan perkembangan  perpasif pada  anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, dan interaksi sosial. Pada setiap tahunnya jumlah anak yang terkena autisme semakin hari semakin meningkat yang  luarbiasa.  Penderita  autisme  akan menghambat perkembangan anak baik dari segi fisik maupun mental. Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis berat yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi pada perkembangan bahasa dengan dunia luar secara efektif. Dengan adanya peranan terapis penderita autisme dapat diterapi untuk memperbaiki fungsi otak secara optimal. Penderita autisme diharapkan memdapatkan terapi lebih dini agar anak dapat berkembang  dari  segi  bahasa  maupun  perilaku agar dapat berinteraksi sosial.Tujuan: Mengetahui Peranan Terapis Terhadap Perkembangan Bahasa Pada Pasien Autisme Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar LampungMetode Penelitian:  Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan jenis data  primer  yaitu  data  yang  diperoleh  langsung dari informan penelitian. Cara pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melalui teknik wawancara terstruktur atau wawancara terbuka. Penelitian  ini  dilakukan  selama  bulan  Agustus 2017 di RSUD Dr. H. Abdul Moelok Bandar Lampung.  Pada penelitian ini terdapat 1 sampel dan 4 informan.Hasil: Terapis sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa dan komunikasi pasien autisme untuk interaksi sosial.Kesimpulan: Terapis mempunyai peranan dalam kemampuan  berbahasa  baik  verbal  maupun  non dan komunikasi terhadap perkembangan bahasa pada pasien Autisme
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 20-40 TAHUN MENGENAI PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) SEBAGAI SALAH SATU CARA MENDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI DUSUN SIDODADI Festy Ladyani
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 1 (2017): Volume 4 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/.v4i1.770

Abstract

Latar Belakang : Angka kejadian kanker payudara di Indonesia masih terbilang tinggi, yaitu sekitar 28,7%. Sebagian besar kasus kanker payudara (60-80%) terdeteksi secara dini. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai salah satu cara mendeteksi dini kanker payudara di Dusun Sidodadi tahun 2016.Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian adalah wanita usia 20-40 tahun yang bertempat tinggal di Dusun Sidodadi Kecamatan Bukit Kemuning. Dengan sampel sebanyak 84 orang. Teknik sampling cluster random sampling. Menggunakan uji statistik uji chi square.Hasil Penelitian : Dari 84 responden penelitian, 17 orang memiliki tingkat pendidikan rendah dan 67 orang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Setelah dilakukan pengelompokan tingkat pengetahuan tentang SADARI didapatkan bahwa 88,1% responden memiliki pengetahuan yang baik dan hanya 11,9% responden yang memiliki pengetahuan kurang baik. Analisis data menggunakan uji chi square menunjukan p-value pada penelitian ini adalah 0,000 (dengan α = 0,1), OR : 0,067, CI : 0,015-0,302.Kesimpulan : Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai salah satu cara mendeteksi dini kanker payudara di Dusun Sidodadi tahun 2016.