Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Proses Ekstraksi Minyak Alga Chlorella.Sp menggunakan Metode Sokhletasi Yustia Wulandari Mirzayanti; Dian Yanuarita Purwaningsih; Siti Nur Faida; Nurza Istifara
Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia Vol 5, No 1 (2020): EDISI MARET 2020
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.137 KB) | DOI: 10.33366/rekabuana.v5i1.1555

Abstract

Chlorella.sp is a type of green algae and has no flagella. One of the advantages of algae Chlorella.sp is that it has a high reproductive rate. Chlorella.sp algae is one of the algae that has oil content from its body mass. This study aims to determine the effect of the amount of solvent, extraction time on the Chlorella.sp algae oil extraction process using methanol solvent through the sokhletation method. In addition, to determine the composition of fatty acids and acid numbers from algae oil Chlorella.sp. The ratio of Chlorella.sp algae: the amount of methanol solvent used are 1: 6; 1: 9 and 1:12 gr/ml. Then for the extraction time variation are 4; 4.5; 5; 5.5 and 6 hours. Chlorella.sp algae oil extraction process using sokhletation method is carried out at 70oC. The best results through the % yield and number parameters obtained by 17.98% Chlorella.sp algae oil yield ratio of 1:12 and the extraction time for 5.5 hours. Chlorella.sp algae oil has an acid number of 3.14 mg NaOH/g. Based on the results of the GC-MS test it is known that Chlorella.sp algae are dominated by linoleic acid by 55.01 % area.  ABSTRAK Chlorella.sp merupakan jenis alga berwarna hijau dan tidak memiliki flagella. Salah satu kelebihan dari alga Chlorella.sp yaitu memiliki tingkat reproduksi yang tinggi. Alga Chlorella.sp merupakan salah satu alga yang memiliki kandungan minyak dari massa tubuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah pelarut, waktu ekstraksi pada proses ekstraksi minyak alga Chlorella.sp menggunakan pelarut methanol melalui metode sokhletasi. Selain itu, mengetahui komposisi asam lemak dan bilangan asam dari minyak alga Chlorella.sp. Variasi rasio perbandingan antara alga Chlorella.sp : jumlah pelarut metanol yang digunakan yaitu 1:6; 1:9 dan 1:12 gr/ml. kemudian untuk variasi waktu ekstraksi adalah 4; 4,5; 5; 5,5 dan 6 jam. Proses ekstraksi minyak alga Chlorella.sp menggunakan metode sokhletasi dilakukan pada temperatur 70oC. Hasil terbaik melalui parameter % yield dan bilangan diperoleh sebesar 17,98% yield minyak alga Chlorella.sp dengan ratio perbandingan 1:12 dan waktu ekatraksi selama 5,5 jam. Minyak alga Chlorella.sp memiliki bilangan asam sebesar 3,14 mgNaOH/g. Berdasarkan hasil uji GC-MS diketahui bahwa untuk alga jenis Chlorella.sp didominasi oleh asam linoleat sebesar 55,01 %area. Kata kunci : ekstraksi; sokhletasi; alga, Chlorella.sp; solvent; metanol
Efektifitas Konsentrasi Pelarut Etanol pada Proses Ekstraksi Moringa Olifera Menggunakan Metode Microwave Assisted Extraction (MAE) Hega Rahman Hakim; Nur Anisa Rosalina; Yustia Wulandari Mirzayanti
Prosiding SENASTITAN: Seminar Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan Prosiding SENASTITAN Vol. 01 2021
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.774 KB)

Abstract

Tumbuhan kelor merupakan tumbuhan yang memiliki banyak khasiat, namun pemanfaatan tumbuhan kelor di indonesia kurang maksimal, maka perlu dilakukan penelitian untuk menjadikan tanaman kelor menjadi produk bernilai jual tinggi. Beberapa cara dapat dilakukan untuk pengolahan tanaman kelor, salah satunya adalah menjadikan minyak atsiri. Minyak atsiri menjadi salah satu cara pemanfaatan terbaik untuk mengolah daun kelor menjadi produk bernilai jual tinggi. Daun kelor dijadikan minyak atsiri dengan cara ektraksi menggunakan metode Microwave Assisted Extraction (MAE). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi pelarut etanol pada ekstraksi minyak atsiri dari daun kelor menggunakan metode Microwave Assisted Extraction terhadap yield yang dihasilkan. Variabel yang digunakan antara lain: konsentrasi pelarut (60, 70, dan 80%), massa bahan baku (25 dan 50 gram), waktu ekstraksi 10 menit dengan volume pelarut 500 mL dan daya 380 watt. Kemudian dilakukan pengujian terhadap minyak atsiri yaitu pengujian yield minyak atsiri, analisa berat jenis (densitas).
Pengaruh Variasi Diameter Turbin Turbocharger Tipe IHI RHB 31 terhadap Performa Spark Ignition Engine 200 cc Afrizal Amir; Moch Syaiful Huda; Anugrah Fardhan Rasyidi; Zain Lillahulhaq; Rizal Mahmud; Yustia Wulandari Mirzayanti
Prosiding SENASTITAN: Seminar Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan Prosiding SENASTITAN Vol. 01 2021
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.164 KB)

Abstract

Kendaraan bermotor banyak digunakan dalam kehidupan masyarakat Indonesia harganya terjangkau, penggunaannya mudah dan dapat digunakan untuk menjangkau tempat terpencil. Modifikasi kendaraan bermotor banyak dilakukan utnuk mencapai kondisi optimum pada proses pembakaran. Penggunaan turbocharger banyak digunakan pada mesin dengan kompresi tinggi misalnya pada mesin disel. Namun pada saat ini penggunaan turbocharger juga mulai diaplikasikan pada kendaraan roda 2 yang digunakan pada racing. Turbocharger sendiri berfungsi untuk meningkatkan tekanan udara yang akan digunakan dalam proses pembakaran. Saat ini penelitian menganai penggunaan turbocharger sangat jarang dilakukan sehingga sedikit yang dapat diketahui mengenai efek penggunaan turbocharger pada kendaraan bermotor. Pada kendaraan bermotor udara bertekanan tinggi dari turbocharger akan menyebabkan proses pembakaran mengalami knocking akibat peningkatan temperature. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi diameter turbin pada performa penggunaan turbocharger pada motor 4 langkah. Performa yang ditampilkan pada penelitian ini adalah daya dan torsi pada kendaraan. Hasil penelitian menunjukan bahwa motor yang menggunakan turbocharger mempunyai nilai daya dan Torsi yang lebih tinggi dari motor standar. Performa terbaik ditunjukkan saat motor menggunakan turbocharger dengan diameter standar. Motor berkapasitas dibawah 200 cc pun dapat menggunakan turbocharger dengan menyesuaikan spesifikasi turbocharger yang digunakan.