Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Path Analysis Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan sebagai Prediktor Status Gizi pada Anak Usia 6-24 Bulan (Baduta) di Kabupaten Bandung Aryani Sudja; Widi Hastuti
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 6 No 1 (2013): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6836.43 KB)

Abstract

Usia dibawah 2 tahun (baduta) merupakan masa emas kehidupan anak. Kekurangan gizi pada masa tersebut akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan perkembangan mental. Banyak faktor penyebab terjadinya kurang gizi pada baduta yaitu asupan zat gizi, penyakit infeksi, pola asuh, pelayanan kesehatan, imunisasi, penyakit infeksi dan sanitasi lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan antara pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan status gizi pada anak usia 6-24 bulan (baduta) di Kabupaten Bandung.Desain penelitian cross sectional. Sampel adalah anak yang berusia 6 — 24 bulan yang tinggal di wilayah kecamatan Paseh di Kabupaten Bandung dengan kriteria inklusi yaitu pada waktu penelitian dilaksanakan anak baduta tidak sakit dan terdaftar sebagai peserta posyandu. Jumlah sampel 100. Dilakukan analisis path. Hasil analisis path diperoleh model jalur baru yaitu pemanfaatan pelayanan kesehatan dan pola asuh secara bersama maupun individual berpengaruh terhadap konsumsi protein (p=0,002). Pemanfaatan pelayanan kesehatan dan konsumsi protein secara bersama maupun individual berpengaruh terhadap status gizi (p=0,000). Pengaruh pemanfaatan pelayanan kesehatan terhadap status gizi sebesar 29,5%, pemanfaatan pelayanan kesehatan terhadap konsumsi protein sebesar 19, 1%, pola asuh terhadap konsumsi protein sebesar 27,8% dan konsumsi protein terhadap status gizi sebesar 44, 1%. Prediktor status gizi anak baduta yaitu pemanfaatan pelayanan kesehatan, pola asuh dan konsumsi protein
Kualitas Estimasi Makanan menggunakan food Models dan Food Photograph memberikan Hasil yang Sama Widartika .; Aryani Sudja
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 7 No 1 (2014): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5567.154 KB)

Abstract

Kesalahan estimasi besar porsi yang sering terjadi dalam metode recall adalah responden tidak dapat menyebutkan secara tepat besar porsi dari makanan yang dikonsumsi sehingga akan mempengaruhi kualitas estimasi dan berdampak pada tidak akuratnya jumlah konsumsi zat gizi. Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi tentang Peranan Penggunaan Alat Peraga Food models dan Food photograph terhadap kualitas estimasi bahan makanan. Desain penelitian adalah cross sectional study dengan jumlah sampel 40 orang (12 orang laki-laki, 28 orang perempuan) usia 17-50 tahun.Setiap sampel melakukan estimasi besar porsi 2 kali untuk 6 item makanan yaitu dengan menggunakan food models dan food photograph sehingga diperoleh 80 data skor estimasi. 6.2% (5 orang) mengestimasi dengan tepat untuk 6 item makanan, 22.5% (18 orang) mengestimasi tepat 5 item, 32.5% (26 orang) mengestimasi tepat 4 item, 28.8% (23 orang) mengestimasi tepat 3 item dan 10% (8 orang) mengestimasi tepat 2 item. Rata-rata skor estimasi menggunakan food models 67.08 (4 item benar) dan 61.67 (4 item benar) dengan menngunakan food photograph. Uji Mann-Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan kualitas estimasi antara penggunaan alat peraga food models dan alat peraga food photograph (p=0.170) Tidak ada perbedaan kualitas estimasi antara penggunaan food models dan food photograph berdasarkan item makanan, kelompok umur, jenis kelamin dan pendidikan. Food photograph dapat digunakan sebagai alat bantu untuk survey konsumsi gizi karena lebih praktis dan mudah dibawa. Penelitian lanjutan bisa dilakukan pada karakteristik yang berbeda di komunitas klinik dan masyarakat.
PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAHUAN DAN ASUPAN PADA SISWA KURUS SEKOLAH DASAR Ayuningtiar .; Aryani Sudja; Mamat Rahmat; Mimin Aminah; Fita Faiqotunnisa; Hasbi M Haidhar
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.253 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.679

Abstract

Masalah gizi timbul akibat perilaku gizi seseorang yang salah yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi (asupan) dengan kecukupan gizinya. Anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap ketidakcukupan gizi, sehingga anak sekolah harus dipantau agar ketidakcukupan gizi bisa dihindari. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan gizi pada anak usia sekolah dasar sehingga diharapkan setelah diberikan pendidikan gizi, anak mampu menambah pengetahuan mengenai gizi, mengubah perilaku makan dan pola hidup sehingga meningkatkan kualitas hidup, serta memperbaiki keadaan gizi menjadi lebih baik pada masa dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan gizi dan asupan makan pada siswa sekolah dasar dengan status gizi kurus. Desain penelitian yaitu quasi eksperimental one group pre-test and post-test. Sampel dipilih secara purposive sampling dan didapatkan jumlah sampel 19 orang dengan status gizi kurus (IMT<-2SD). Media yang digunakan yaitu booklet dan slide power point dengan metode ceramah dan tanya jawab. Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan gizi siswa sekolah dasar secara bermakna (p=0,000). Pada asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat uji statistik menunjukkan tidak ada pengaruh yang bermakna pendidikan gizi terhadap asupan makan pada siswa sekolah dasar (energi p=0,147, protein p=0,0494, lemak p=0,712, dan karbohidrat p=0,126). Disarankan untuk adanya sosialisasi mengenai gizi seimbang dan malnutrisi kepada orang tua siswa untuk mengetahui status gizi dan kebutuhan makan anak sekolah dasar.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluarga Sadar Gizi Holil M.Par'i; Ichwannudin Ichwannudin; Fred Agung Suprihartono; Aryani Sudja
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 4 No 1 (2011): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4346.497 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v4i1.1779

Abstract

Kadarzi is a family who knows the problems of nutrition and is able to prevent and overcome the problems ofmalnutrition in each family member. The family is called "Kadarzi" if it has applied good nutrition behaviourcontinuously. The development" of Kadarzi is influenced by many factors. The purpose of this research is toinvestigate the relationship of various factors including the quality of posyandu, maternal education level, familyincome level, family attendance routines and the distance to posyandu with Kadarzi. Indicators that are used inthe "Kadarzi" are exclusive breastfeeding, food diversity, use of iodized salt and the use of nutritionalsupplements. The study design was Cross Sectional, samples are families who have children under five with atotal sample of 410 families.The results showed that from the sample size of 79 posyandu, there are 38 posyandu (48,1%) have poorquality. Most mothers have completed primary school education level (59,0%). The Average family income is600.000 rupiahs. There are still 10,2% under five years old who are not routinely weighed at posyandu. TheAverage distance of the family to posyandu is 100 meters, but there are as many as 40,5% greater than thedistance. Judging from the quality of Kadarzi, as many as 39,8% are classified as poor. From the statistical testresult it is proven that family attendance routines to the posyandu has a significant relationship with Kadarzi(p<0,05). The logistic Regression test results showed that the family attendance routine to the posyandu is themost dominant factor formation of Kadarzi. To raise the awareness of families about nutrition, posyandu can be ameans to perform counseling and consultation of nutrition in the family. To increase the knowledge and skills ofcadres, the training cadre of Kadarzi requires great attention.