Claim Missing Document
Check
Articles

Pemanfaatan urin kelinci dan urin sapi sebagai alternatif pupuk organik cairpada pembibitan kakao (Theobroma cacao L.) Rosniawaty, Santi; Sudirja, Rija; Afrianto, H.
Kultivasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.598 KB)

Abstract

Pembibitan merupakan awal dari pertum-buhan tanaman. Bibit yang baik akan menghasil-kan tanaman yang berproduksi baik pula. Pemupukan merupakan salah satu hal penting dalam menghasilkan bibit yang baik. Peman-faatan urin kelinci dan urin sapi diharapkan dapat menjadi pupuk alternatif untuk pembi-bitan kakao. Percobaan telah di laksanakan pada bulan April-Agustus 2013 di Kebun Percobaan Ciparanje fakultas Pertanian Unpad, dengan ordo Inceptisol dan tipe curah hujan menurut klasifikasi Schmidt Ferguson. Perlakuan yang digunakan adalah beberapa konsentrasi urin kelinci, konsentrasi urin sapi dan kombinasi urin dengan pupuk anorganik. Urin kelinci dan urin sapi difermentasikan terlebih dahulu sebelum digunakan. Rancangan percobaan yang diguna-kan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdapat 15 perlakuan yang di ulang 3 kali. Hasil perco-baan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan urin kelinci dan urin sapi yang telah difermentasi terhadap luas daun, volume akar dan bobot kering bibit kakao pada umur 16 mst. Penggunaan urin sapi dengan konsentrasi 25 % dapat menyamai penggunaan pupuk anorganik pada pembibitan kakao. Kata kunci : Urin kelinci ∙ Pembibitan kakao ∙  Urin sapi ∙ Pupuk organik cair 
Pemanfaatan limbah organik sebagai media tanam dan aplikasi urin ternak pada pembibitan kopi (Coffea arabica L.) Rosniawaty, Santi; Sudirja, Rija; Hidayat, Hendi
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.043 KB)

Abstract

Produksi kopi ditentukan mulai dari awal pembudidayaannya. Pembibitan merupakan salah satu tahapan budidaya untuk menghasilkan bibit yang baik dan  akan menghasilkan tanaman yang berproduksi tinggi. Media tanam dan pemupukan merupakan salah satu hal penting dalam menghasilkan bibit yang baik.  Pemanfaatan limbah kulit buah kopi  dan serasah daun sebagai campuran media tanam serta penambahan urin kelinci dan urin sapi diharapkan dapat menghasilkan bibit kopi yang baik.  Percobaan telah di laksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 Percobaan dilaksanakan di Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) Sindanglaya Bandung  Perlakuan yang digunakan adalah kombinasi antara media menggunakan kompos daun atau  kompos kulit kopi  dengan konsentrasi urin kelinci, atau konsentrasi urin sapi.  Urin kelinci dan urin sapi difermentasikan terlebih dahulu sebelum digunakan.  Konsentrasi urin kelinci dan urin sapi sebesar 25 %.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdapat 10 perlakuan yang di ulang 3 kali.  Hasil percobaan menunjukkan bahwa Media tanah dan kompos kulit kopi (2:1 ataupun 3:1) dan urin kelinci berpengaruh baik pada tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun.  Media tanah dan kompos daun  (3:1) dan urin kelinci  berpengaruh baik pada volume akar dan luas daun. Media tanah : kompos kulit buah kopi (2:1) dan Urin sapi hanya berpengaruh baik pada variabel tinggi tanamanKata kunci: kopi, urine sapi, urine kelinci
GERAKAN PENGHIJAUAN DAS CITARUM HULU DI DESA CIKONENG KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG Harryanto, Rachmat; Sudirja, Rija; Saribun, Daud Siliwangi; Herdiansyah, Ganjar
Dharmakarya Vol 6, No 2 (2017): Juni
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1534.312 KB)

Abstract

Penghijauan merupakan salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis lingkungan. Desa Cikoneng merupakan salah satu desa yang cukup aktif dalam mendukung program penghijauan di DAS Hulu Citarum. Dalam upaya penyelamatan lingkungan, masyarakat bersama stakeholder terkait telah melakukan berbagai kegiatan penghijauan. Kegiatan bertujuan untuk mengkaji tentang bagaimana bentuk keterlibatan masyarakat dalam upaya penghijauan pada kawasan DAS Hulu Citarum. Masyarakat sebetulnya telah terlibat dalam proses perencanaan, penyediaan, pemeliharaan, serta pengawasan kegiatan penghijauan. Namun, masyarakat menilai kondisi ruang hijau di Hulu DAS Citarum saat ini sudah sangat minim. Kegiatan penghijauan dilakukan dengan berbagai tujuan, antara lain : untuk menambah nilai ekologi, manambah nilai estetika, mendapatkan manfaat ekonomi, serta alasan untuk mendukung program pemerintah. Keberadaaan stakeholder yang terdiri dari Pemerintah Kota, Pemerintah Kelurahan, Lembaga Non Pemerintah, Swasta/CSR, dan Komunitas/Akademisi telah berkontribusi besar membantu perkembangan kegiatan penghijauan di wilayah pengabdian.
Modifikasi Pupuk N Untuk Peningkatan Efisiensi Penyerapan Hara Tanaman Jagung Solihin, Eso; Sudirja, Rija; Yuniarti, Anni
Jurnal Agro Wiralodra Vol 2 No 2 (2019): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.067 KB) | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v2i2.19

Abstract

Upaya peningkatan produksi jagung, baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi, selalu diiringi oleh penggunaan pupuk. Dalam meningkatkan hasil produksi perlu dilakukan pemupukan N, P, K sebagai unsur hara makro primer yang diimbangi dengan pupuk hara makro sekunder seperti Ca. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk N hasil inovasi berupa kalsium amonium nitrat dengan N,P,K terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis pada tanah Inceptisol dengan kesuburan yang rendah. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2018 sampai dengan Januari 2019. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan susunan perlakuan sebagai berikut; A (kontrol), B (N,P,K Tunggal), C (1 N,P, K Tunggal + 1/2 Ca-N), D (1 N,P,K Tunggal + 1 Ca-N), E (1 N,P,K Tunggal + 1 1/2 Ca-N), F (3/4 N,P,K Tunggal + 1/2 Ca-N), G (3/4 N,P,K Tunggal + 1 Ca-N), H (3/4 N,P,K Tunggal + 1 1/2 Ca-N), I (1/2 N,P,K Tunggal + 1 Ca-N) dan J (1 Ca-N). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk Ca-N yang diberikan bersama N,P,K Tunggal dapat meningkatkan hasil Jagung dibandingkan dengan perlakuan mandiri N,P,K Tunggal. Perlakuan dengan hasil tertinggi ialah 150 kg/ha dosis Ca-N yang diberikan bersama ¾ dosis N,P,K Tunggal. Perolehan hasil panen jagung manis berkisar 14,96 ton per hektar.
Suhu dan Waktu Inkubasi untuk Optimasi Kandungan Eksopolisakarida dan Fitohormon Inokulan Cair Azotobacter sp. LKM6 Hindersah, Reginawanti; Sudirja, Rija
Jurnal Natur Indonesia Vol 13, No 1 (2010)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.034 KB) | DOI: 10.31258/jnat.13.1.67-71

Abstract

Azotobacter inoculation could play an important role to enhance the effectiveness of bioremediation since bacterialexopolysachharides form a complex with heavy metal. So that metal mobility in soil and its uptake by plantsincreased. Azotobacter also produce phytohormone which induce roots growth and subsequently the uptake ofnutrients. The objective of this research was to obtain optimal incubation temperature and time in Azotobacter sp.LKM6 liquid inoculants production in the fermentor to maximize the synthesis of exopolysachharides andphytohormones. The experiment arranged in Completely Randomized Design consisted of two incubationtemperature (room temperature and 300C). At 24, 36, and 48 hours incubation, the concentration of EPS andphytohormone cytokinin and giberrelin were occurred. The experimental results were 1) the best temperature andincubation time to produce Azotobacter sp. LKM6 liquid for bioremediation of heavy metal-contaminated soil was30oC and 48 hours, and 2) inoculants production at 300C for 48 jam produce liquid inoculants containing 2.87mg L-1 exopolysachharides, 81.0 mg L-1 cytokinins and 18.7 mg L-1 giberrelin, and 13.12 x 108 cell ml-1.
Kestabilan Inokulan Azotobacter selama Penyimpanan pada Dua Suhu Hindersah, Reginawanti; Sudirja, Rija
Jurnal Natur Indonesia Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.395 KB) | DOI: 10.31258/jnat.14.1.52-55

Abstract

Azotobacter might be used as biological agents in bioremediation of heavy metal-contaminated soil since this rhizobacteria produceexopolysachharides (EPS) that mobilize soil heavy metals, and phytohormones that regulate root growth. So that heavy metal uptake bythe roots could be increased. The objective of this research was to verify the stability of EPS and phytohormones in Azotobacter liquidinoculants during four months in different temperature storage. Liquid inoculants has been produced in EPS-induced media and stored in200C and room temperature (24-270C) during four months. The results showed that the better temperature storage was room temperatureinstead of 20 0C since pH, total N, and EPS and phytohormones content was relatively stable during storage.
Pengaruh Penggunaan Lahan dan Posisi Lereng Kandungan C-Organik dan Beberapa Sifat Fisik Tanah Inceptisols Jatinangor, Jawa Barat Dewi, Erna; Haryanto, Rachmat; Sudirja, Rija
AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 4 No 1 (2020): AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/agrosainstek.v4i1.37

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan lahan dan posisi lereng terhadap kandungan c-organik dan beberapa sifat fisik tanah pada daerah Jatinangor, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2018 sampai Oktober 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial. Faktor pertama adalah penggunaan lahan (hutan dan tegalan) dan faktor kedua adalah posisi lereng (atas, tengah dan bawah). Metode pengambilan sampel menggunakan metode survai, komparatif dan deskriptif melalui pendekatan fisiografik (fisiography approach) secara bebas, yaitu metode survai berdasarkan penampakan fisiografis lahan dan pengambilan contoh tanah dilakukan secara transek pada lereng yang sama tanpa memperhitungkan jarak antar titik pengamatan. Pengamatan yang dilakukan adalah C-organik, Tekstur, Bobot isi dan Permeabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan lahan (hutan dan tegalan) dan posisi lereng (atas tengah dan bawah) berpengaruh terhadap kandungan c-organik dan sifat fisik tanah seperti Tekstur (pasir, debu dan liat), bobot isi dan permeabilitas pada tanah Inceptisol Jatinangor. Penggunaan lahan tegalan dengan posisi lereng bawah mempunyai pengaruh paling baik terhadap kandungan c-organik, tekstur, bobot isi dan permeabilitas tanah dibandingkan dengan penggunaan lahan dan posisi lereng lainnya.
Pemanfaatan limbah organik sebagai media tanam dan aplikasi urin ternak pada pembibitan kopi (Coffea arabica L.) Santi Rosniawaty; Rija Sudirja; Hendi Hidayat
Kultivasi Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.043 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i1.11545

Abstract

Produksi kopi ditentukan mulai dari awal pembudidayaannya. Pembibitan merupakan salah satu tahapan budidaya untuk menghasilkan bibit yang baik dan  akan menghasilkan tanaman yang berproduksi tinggi. Media tanam dan pemupukan merupakan salah satu hal penting dalam menghasilkan bibit yang baik.  Pemanfaatan limbah kulit buah kopi  dan serasah daun sebagai campuran media tanam serta penambahan urin kelinci dan urin sapi diharapkan dapat menghasilkan bibit kopi yang baik.  Percobaan telah di laksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 Percobaan dilaksanakan di Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) Sindanglaya Bandung  Perlakuan yang digunakan adalah kombinasi antara media menggunakan kompos daun atau  kompos kulit kopi  dengan konsentrasi urin kelinci, atau konsentrasi urin sapi.  Urin kelinci dan urin sapi difermentasikan terlebih dahulu sebelum digunakan.  Konsentrasi urin kelinci dan urin sapi sebesar 25 %.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdapat 10 perlakuan yang di ulang 3 kali.  Hasil percobaan menunjukkan bahwa Media tanah dan kompos kulit kopi (2:1 ataupun 3:1) dan urin kelinci berpengaruh baik pada tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun.  Media tanah dan kompos daun  (3:1) dan urin kelinci  berpengaruh baik pada volume akar dan luas daun. Media tanah : kompos kulit buah kopi (2:1) dan Urin sapi hanya berpengaruh baik pada variabel tinggi tanamanKata kunci: kopi, urine sapi, urine kelinci
Pengaruh bahan organik terhadap kesuburan tanah serta pertumbuhan dan fisiologi tanaman kakao muda hasil transplanting di tanah Inceptisol Santi Rosniawaty; Rija Sudirja; Mira Ariyanti; Syariful Mubarok; Agus Wahyudin
Kultivasi Vol 20, No 3 (2021): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v20i3.32621

Abstract

AbstrakPenanaman bibit kakao pada tanah inceptisol memiliki beberapa kendala, salah satunya adalah bahan organik rendah. Peningkatan pertumbuhan tanaman kakao pada awal tanam dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik. Saat ini terdapat bahan organik berbentuk cair, namun pengaruhnya terhadap kakao belum menghasilkan belum diketahui, karena pada umumnya bahan organik yang digunakan pada tanaman kakao berbentuk padat. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh bahan organik berbeda (asam humat dan pupuk kotoran sapi) terhadap kesuburan tanah, pertumbuhan, dan fisiologi tanaman kakao belum menghasilkan. Percobaan dilakukan pada bulan Januari sampai Desember 2017 di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah  Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan dan 3 (tiga) ulangan.  Perlakuan yang diaplikasikan adalah dosis asam humat per tanaman (0 mL, 5 mL, 10 mL, 15 mL, dan 20 mL) serta dosis pupuk kotoran sapi per tanaman (0 kg, 5 kg, 10 kg, 15 kg, dan 20 kg). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis bahan organik cenderung meningkatkan kapasitas tukar kation dan kandungan C-organik, tetapi tidak berpengaruh terhadap pH tanah. Bahan organik padat maupun cair tidak memberikan pengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman, pertambahan diameter batang, dan indeks klorofil pada tanaman kakao belum menghasilkan, namun  pupuk kotoran sapi 10 kg per tanaman yang diberikan pada awal pertumbuhan tanaman memberikan pertambahan jumlah daun terbaik.Kata kunci: Asam humat ∙ Kakao ∙ Kotoran sapi ∙ Tanaman belum menghasilkan  AbstractPlanting cacao seedlings on inceptisol face several problems, one of them is low organic matter content. The application of organic materials can be used to increase cocoa plant growth at early planting stage. Recently, new formulation of organic fertilizer, i.e., liquid organic fertilization, has been produced, but its effects on immature cocoa plants growth have not been clearly identified, because the organic matter applied in cocoa plants is usually the solid ones. The objectives of this experiment was to investigate the effect of different organic matter  (humic acid and solid cow manure) on soil fertility, the growth and physiology of immature cocoa plants. The experiment was conducted from January to December 2017 in the experimental field of the Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Randomized Block Design was performed in this experiment with 9 treatments and 3 replications.  Applied treatments were doses of humic acid per plant (0 mL, 5 mL, 10 mL, 15 mL and 20 mL) and doses of cow manure per plant (0 kg, 5 kg, 10 kg, 15 kg and 20 kg). The results showed that both organic matters tended to cation exchange capacity and C-organic conten, but did not affect the soil pH. Both organic matters did not significantly affect the increase of plant height, the increase of stem diameter, and chlorophyll index of immature cocoa plants, but 10 kg of solid cow dung per plant given at the beginning of plant growth gave the highest number of leaves produced.Keywords : Humic acid ∙ Cocoa ∙ Cow manure ∙ Immature plant   
Aplikasi beberapa konsentrasi air kelapa untuk meningkatkan pertumbuhan bibit kakao kultivar ICCRI 08 H Santi Rosniawaty; Cucu Suherman; Rija Sudirja; Dimas Nur Annisa Istiqomah
Kultivasi Vol 19, No 2 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i2.26671

Abstract

AbstrakKultivar ICCRI 08 H merupakan kultivar unggul baru kakao yang tetap harus dipelihara selama pembibitan. Pupuk anorganik yang digunakan untuk menyediakan nutrisi bibit dapat menyebabkan pemadatan tanah, sehingga perlu suplai nutrisi alami, seperti nutrisi yang berasal dari air kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat air kelapa dan pengurangan dosis urea dalam meningkatkan pertumbuhan bibit kakao. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan yang diulang 3 kali. Perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut: Kontrol (2 g Urea), 25% air kelapa, 50% air kelapa, 75% air kelapa, 25% air kelapa + urea 2 g, 50% air kelapa + urea 2 g, 75% air kelapa + urea 2 g, air kelapa 25% + urea 1 g, air kelapa 50% + urea 1 g; dan air kelapa 75% + urea 1 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air kelapa mampu meningkatkan pertumbuhan bibit kakao kultivar ICCRI 08 H.  Air kelapa mampu mengurangi penggunaan urea dalam meningkatkan pertumbuhan bibit kakao kultivar ICCRI 08 H. Perlakuan air kelapa 50% menunjukkan pengaruh terbaik pada variabel tinggi tanaman, diameter batang,  jumlah daun, dan luas daun.Kata kunci: pembibitan, air kelapa, kakao AbstractThis study aimed to determine the benefits of coconut water and the reduction of urea doses in increasing the growth of cacao seedling. The study was conducted at the Ciparanje Experimental field, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Sumedang Regency. The study used randomized block design (RBD) with 10 treatments which were repeated 3 times. The treatments were: Control (2 g urea), 25% coconut water, 50% coconut water, 75% coconut water, 25% coconut water + 2 g urea, 50% coconut water + 2 g urea, 75% coconut water + 2 g urea, 25% coconut water + 1 g urea, 50% coconut water + 1 g urea; and coconut water 75% + 1 g urea. The results showed that coconut water increased the growth of cocoa seedlings cultivar ICCRI 08 H. Coconut water could reduced urea requirement in increasing the growth of cocoa seedlings ICCRI 08 H. Concentration of 50% coconut water showed the best effect on plant height, stem diameter, number of leaves, and leaf area.Keywords : seedling, coconut water, cacao