Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENERAPAN TERAPI KOGNITIF DAN PSIKOEDUKASI KELUARGA PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG YUDISTIRA RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2013 Suerni, Titik; Keliat, Budi Anna; C.D, Novy Helena
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Jiwa
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Klien dengan harga diri rendah kronis di Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor sebanyak 58,33% dari 60 klien yang dirawat. Tujuan Karya Ilmiah Akhir ini untuk menggambarkan penerapan terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga pada  klien harga diri rendah. Metode yang dipakai adalah studi kasus. Pada 15 klien diberikan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif serta pada 20 klien diberikan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif menunjukkan penurunan tanda dan gejala rata-rata 54,94%; peningkatan kemampuan rata-rata 89,57%; lama rawat ratarata 37 hari.Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga menunjukkan penurunan tanda dan gejala rata-rata  71,2%; peningkatan kemampuanklien rata-rata 100%; peningkatan kemampuan keluarga rata-rata 98%;lama rawat rata-rata 26 hari. Berdasarkan penurunan tanda dan gejala,peningkatan kemampuan klien dan keluarga serta lama hari rawat makaterapi kognitif dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan pada klien dengan harga diri rendah.
HUBUNGAN LAMA RAWAT INAP DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL PASIEN SKIZOFRENIA BERSTATUS MENIKAH Tubagus, Muhammad Safaat Agung; Suerni, Titik; Tubagus, Muhammad Safaat Agung; Susanto, Wigyo; Susanto, Wigyo
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 4, No 2 (2016): November 2016
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.262 KB)

Abstract

Rawat inap adalah bentuk perawatan pasien yang dirawat dan tinggal di rumah sakit dalam waktu tertentu. Pelayanan rawat inap yang berkualitas dicirikan dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pasien. Kebutuhan fisiologi menempati peringkat pertama dalam hirarki Maslow yang di dalamnya terdapat kebutuhan akan seksual. Pemenuhan akan kebutuhan seksual harus tetap diperhatikan, karena pasien dengan skizofrenia tidak kehilangan akan keinginan atau hasrat dalam pemenuhan kebutuhan seksualnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama rawat inap dengan pemenuhan kebutuhan seksual pasien skizofrenia berstatus menikah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Analitik Observasi dengan menggunakan desain pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampling menggunakan Probability Sampling jenis Simple Random Sampling. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa dari 60 responden didapatkan karakteristik lama rawat inap yang terbanyak yaitu dengan kategori perawatan singkat sebanyak 35 responden atau sebesar 58,3 %, dan karakteristik lama rawat inap terbanyak pada kategori perawatan sedang sebanyak 25 orang atau sebesar 41,7%. Secara keseluruhan mengalami gangguan pada pemenuhan kebutuhan seksualnya. Kategori perawatan singkat sebanyak 23 orang (65,7 %) kurang terpenuhi dan kategori perawatan sedang sebanyak 18 orang (72 %) tidak terpenuhi kebutuhan seksualnya. Hasil penelitian dengan uji Chi-Square  menunjukan nilai P Value = 0,004 ( <0,05), maka ada hubungan lama rawat inap dengan pemenuhan kebutuhan seksual pasien skizofrenia berstatus menikah. Kata Kunci: Rawat inap, Kebutuhan seksual, Skizofrenia RELATED RELATIONSHIP WITH FULFILLMENT OF SEXUAL SKIZOFRENIA PATIENTS WITH MARRIED STATUS ABSTRACTHospitalization is a form of care for patients who are treated and stay in the hospital for a certain period of time. Quality inpatient services are characterized by meeting the basic needs of patients. Physiological needs are ranked first in Maslow's hierarchy in which there are sexual needs. Fulfillment of sexual needs must be considered, because patients with schizophrenia do not lose the desire or desire to fulfill their sexual needs. This study aims to determine whether there is a relationship between the length of stay with the fulfillment of the sexual needs of married schizophrenic patients. This study is a type of Observational Analytical research using the Cross Sectional approach design. The sampling technique uses the Probability Sampling type of Simple Random Sampling. The data obtained was processed statistically using the Chi-Square test. Based on the results of the analysis, it was found that from the 60 respondents the characteristics of the longest hospitalization were obtained with the short care category of 35 respondents or 58.3%, and the characteristics of the highest length of stay in the moderate care category were 25 people or 41.7%. Overall experience a disruption in fulfilling sexual needs. The short care category of 23 people (65.7%) was less fulfilled and the moderate care category was 18 people (72%) whose sexual needs were not met. The results of the study with the Chi-Square test showed the value of P Value = 0.004 (<0.05), so there was a relationship between length of stay and fulfilling the sexual needs of married schizophrenic patients Keywords: Hospitalization, Sexual Needs, Schizophrenia
PENERAPAN TERAPI KOGNITIF DAN PSIKOEDUKASI KELUARGA PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG YUDISTIRA RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2013 Suerni, Titik; Keliat, Budi Anna; C.D, Novy Helena
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 1, No 2 (2013): November 2013
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.243 KB)

Abstract

Klien dengan harga diri rendah kronis di Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor sebanyak 58,33% dari 60 klien yang dirawat. Tujuan Karya Ilmiah Akhir ini untuk menggambarkan penerapan terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga pada  klien harga diri rendah. Metode yang dipakai adalah studi kasus. Pada 15 klien diberikan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif serta pada 20 klien diberikan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif menunjukkan penurunan tanda dan gejala rata-rata 54,94%; peningkatan kemampuan rata-rata 89,57%; lama rawat ratarata 37 hari.Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga menunjukkan penurunan tanda dan gejala rata-rata  71,2%; peningkatan kemampuanklien rata-rata 100%; peningkatan kemampuan keluarga rata-rata 98%;lama rawat rata-rata 26 hari. Berdasarkan penurunan tanda dan gejala,peningkatan kemampuan klien dan keluarga serta lama hari rawat makaterapi kognitif dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan pada klien dengan harga diri rendah.
HUBUNGAN ANTARA GOLONGAN DARAH DENGAN RETARDASI MENTAL PADA SISWA DI SLB Atmojo, Fajar Widhi; Suerni, Titik; Susanto, Wigyo
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 4, No 2 (2016): November 2016
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.83 KB)

Abstract

Golongan darah adalah sebuah ciri khusus darah berdasarkan ada atau tidaknya substansi antigen (protein, glikoprotein, glikolipid) yang menempel pada permukaan sel darah merah. Dari keempat jenis golongan darah (A, B, O dan AB) memiliki susunan glikoprotein yang berbeda yang diatur dalam sistem alel ganda. Pada retardasi mental ditemukan gen CHRNA7 yang menghambat fungsi protein penting untuk menghantarkan informasi ke otak. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Analitik Observasi dengan menggunakan desain pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Total sampling. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa dari 38 responden, sebagian besar memiliki jenis golongan darah A 42,1% responden, golongan darah O 31,6% responden, golongan darah B 21,1% responden dan golongan darah AB 5,3% responden. Hasil penelitian juga menunjukkan retardasi mental berat 50,0% responden, retardasi mental sedang 31,6% responden dan retardasi mental ringan 18,4% responden. Golongan darah A sebanyak 68,75% mengalami retardasi mental berat. Hasil penelitian dengan uji Chi-Square  menunjukan nilai P Value = 0,027 (<0,05), maka ada hubungan antara golongan darah dengan retardasi mental pada siswa di SLB Negeri Batang. Kata Kunci: Golongan Darah, Komposisi Glikoprotein, Kelainan Genetik, Retardasi Mental. RELATIONSHIP BETWEEN BLOOD COLLECTION WITH MENTAL RETARDATION IN STUDENTS IN SPECIAL SCHOOL ABSTRACTBlood type is a special feature of blood based on the presence or absence of antigen substances (proteins, glycoproteins, glycolipids) that attach to the surface of red blood cells. Of the four types of blood groups (A, B, O and AB) have different arrangements of glycoproteins arranged in a double allele system. In mental retardation the CHRNA7 gene was found which inhibits the function of proteins important for delivering information to the brain. This study is a type of Observational Analytical research using the Cross Sectional approach design. The sampling technique in this study used the Total sampling technique. The data obtained was processed statistically using the Chi-Square test. Based on the results of the analysis, it was found that out of 38 respondents, most had blood type A 42.1% of respondents, blood group O 31.6% of respondents, blood group B 21.1% of respondents and blood group AB 5.3% of respondents. The results also showed severe mental retardation of 50.0% of respondents, moderate mental retardation of 31.6% of respondents and mild mental retardation of 18.4% of respondents. Blood type A as many as 68.75% have severe mental retardation. The results of the study with the Chi-Square test showed the value of P Value = 0.027 (<0.05), so there was a relationship between blood groups and mental retardation in students at Batang State Special School. Keywords: Blood Type, Glycoprotein Composition, Genetic Disorders, Mental Retardation.
EFEKTIVITAS SENAM OTAK MELALUI GERAKAN ARM ACTIVATION DAN TERAPI KOLASE TERHADAP MOTORIK HALUS PADA ANAK RETARDASI MENTAL Setyanti, Purwa Risma Vike; Suerni, Titik; Kandar, Kandar
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 6, No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurnal Keperawatan Jiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.957 KB)

Abstract

Retardasi mental merupakan kondisi yang mengalami keterlambatan perkembangan dimulai pada masa anak, ditandai kemampuan kognitif di bawah normal dan terdapat kendala pada perilaku adaptif sosial. Masalah yang diakibatkan karena retardasi mental yaitu  cara  berfikirnya  terlalu  sederhana  atau  mengalami  keterlambatan  dalam  berfikir  dan menulis sehingga dalam bidang akademik sangat lemah, anak retardasi mental juga memiliki permasalahan  pada  aspek  motorik  halusnya.  Banyak metode yang dapat diberikan pada anak retardasi mental seperti senam otak melalui gerakan arm activation da terapi kolase. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas senam otak melalui gerakan arm activation dibandingkan  terapi  kolase  terhadap  motorik  halus  pada  anak  retardasi  mental. Rancangan penelitian ini menggunakan quasy experiment dengan desain penelitian two group pre-post test design. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon dan untuk mengetahui perbedaan efektifitas menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil uji statistik didapatkan hasil p value 0.000 (p>0.05) hal ini dapat disimpulkan terapi kolase lebih efektif dari pada pemberian senam otak melalui gerakan arm activation terhadap motorik halus pada anak retardasi mental di SLB Negeri Ungaran. Diharapkan peneliti selanjutnya bisa memodifikasi  pada  prosedur  terapi  kolase  untuk  meningkatan  motorik  halus  anak  retardasi mental. Kata kunci : senam otak, arm activation, terapi kolase, motorik halus, anak retardasi mental THE EFFECTIVENESS OF THE BRAIN GYM THROUGH ARM ACTIVATION MOVEMENT COMPARED TO KOLASE THERAPY ON FINE MOTORIC IN CHILDREN WITH MENTAL RETARDATION ABSTRACTMental retardation is a condition when someone is experiencing a retarded development which starts from the children period that is characterized by below normal cognitive abilities and constraints on social adaptive behavior. The prevalence of mental retardation in Indonesia is 5.250.000 people suffering from mental retardation. Problems caused by mental retardation are the way of thinking that is too simple or experiencing a retardation in thinking and writing that it makes someone poor in academics. Also, a child  with mental retardation has a problem in the fine motoric aspect. Many methods can be given to children with mental retardation such as a brain gym through arm activation movement and kolase therapy. The study aims at determining the effectiveness of the brain gym through arm activation movement compared to kolase therapy on fine motoric in children with mental retardation. The study uses quasy experiment with two group pre-post test research design. The statistical test used is Wilcoxon test and Mann-Whitney test to determine the difference of the effectiveness. The statistical test result in p value 0,000 (p>0,05). It can be concluded that kolase therapy is more effective than the brain gym through arm activation movement on the fine motoric in children with mental retardation at SLB Negeri Ungaran. it is suggested to the next researcher to modify the procedure of the kolase therapy to improve the fine motoric of the children with mental retardation. Keywords : brain gym, arm activation, kolase therapy, fine motoric, children with mental retardation
TINGKAT KECEMASAN KELUARGA MENGHADAPI KEPULANGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH Wisanti, Julia; Suerni, Titik; -, Kandar
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, angka kejadian skizofrenia pada tahun 2013 mencapai 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1000 penduduk. Peran keluarga merupakan salah satu unsur penting bagi pasien skizofrenia dalam proses kesembuhan serta pemulihan, baik saat masih berada di rumah sakit maupun ketika sudah kembali ke lingkungan masyarakat. Namun di era sekarang ini lingkungan masyarakat masih menstigma orang yang mengalami skizofrenia bahkan tidak hanya individunya saja namun keluarga juga dipandang sebelah mata sehingga ketika ada rencana kepulangan anggota keluraga setelah menjalani pengobatan di RSJ membuat keluarga khawatir apakah nantinya anggota keluarganya dapat diterima kembali dan dapat menyesuaikan diri di masyarakat. Kekhawatiran ini adalah salah satu faktor yang memicu timbulnya kecemasan pada keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan keluarga menghadapi kepulangan anggota keluarga yang mengalami skizofrenia di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode pendekatan deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 58 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Analisa data yang digunakan yakni analisis univariat yakni dengan menampilkan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa keluarga mengalami kecemasan ketika menghadapi kepulangan anggota keluarganya setelah di rawat di RSJ yakni sebanyak 28 keluarga (48,3%) mengalami kecemasan ringan, 27 keluarga (46,6%) mengalami kecemasan sedang, dan 3 keluarga (5,2%) mengaalami kecemasan berat. Kata kunci : Kecemasan, Skizofrenia, Keluarga
Peningkatan Kemampuan Pasien dalam Mengontrol Halusinasi melalui Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi PH, Livana; Ar Ruhimat, Imroati Istibsyaroh; Sujarwoo, Sujarwo; Suerni, Titik; Kandar, Kandar; Maya, Anita; Nugroho, Arief
Jurnal Ners Widya Husada Vol 5, No 1 (2018): MARET
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.029 KB) | DOI: 10.33666/jners.v5i1.328

Abstract

Skizofrenia merupakan penyakit neurologi yang dapat mempengaruhi persepsi, cara berpikir, bahasa, emosi dan perilaku sosial, selain itu seseorang dengan skizofrenia juga sering mengalami halusinasi pendengaran dan penglihatan secara bersamaan, hal ini berdampak seseorang dengan skizofrenia akan kehilangan kontrol dirinya yaitu akan mengalami kepanikan dan perilakunya dikendalikan oleh halusinasi. Peran perawat sangat penting dalam membantu seseorang dengan skizofrenia mengontrol halusinasinya, yaitu dengan menerapkan standar asuhan keperawatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh aplikasi Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi terhadap kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi di RSJD Amino Gondhohutomo Provinsi Jawa Tengah. penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan desain penelitian Quasi Experiment dengan pendekatan One Group Pretest-postest. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode Accidental Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TAK dapat digunakan untuk mengontrol halusinasi terbukti dari 20 responden didapatkan hasil pretest sebanyak 13 responden atau 65% mengalami halusinasi sedang, setelah dilakukan TAK didapatkan hasil postest sebanyak 12 responden atau 60% berada dalam kategori ringan. Ada peningkatan kemampuan mengontrol halusinasi sebesar 41% melalui terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi.Kata kunci: skizofrenia, halusinasi, terapi aktivitas kelompokTHE IMPROVEMENT OF PATIENT CAPABILITIES IN CONTROLLING HALLUCINATION THROUGH THERAPY ACTIVITIES OF PERCEPTION STIMULATION GROUPSABSTRACTSchizophrenia is a neurological disease that can affect perceptions, ways of thinking, language, emotions and social behavior. Besides, a person with schizophrenia also often experience auditory hallucinations and eyesight simultaneously. This will cause a person with schizophrenia to lose control of himself that will lead to panic and behavior controlled by hallucinations. The role of nurses is crucial in helping a person with schizophrenia in terms of controlling their hallucinations, which is by applying the standard of nursing care of Group Activity Therapy (TAK). The purpose of this study was to find the effect of the application of Group Activity Therapy of perception stimulation on the ability of patients in controlling hallucinations at Amino Gondhohutomo General Hospital of Central Java Province. This research used Descriptive Analytical method through Quasi Experiment research design using One Group Pretest-postest approach. The sample selection was done by Accidental Sampling method. The results showed that Group Activity Therapy can be used to control the hallucination proven from 20 respondents obtained pretest results as many as 13 respondents or 65% experienced moderate hallucinations. After the Group Activity Therapy posttest, it resulted in 12 respondents or 60% are in the light category. There was the improvement of patient capabilities in controlling hallucination by 41% through therapy activities of perception stimulation groups.Keywords: schizophrenia, hallucination, group activity therapy
The Characteristics of Patient Disorders Treated in the Acute Room PH, Livana; Anggraeni, Rina; Indrayati, Novi; Kurian, Midhu; Ar Ruhimat, Imroati Istibsyaroh; Suerni, Titik; Kandar, Kandar; Sujarwo, Sujarwo; Maya, Anita; Nugroho, Arief
Jurnal Ners Widya Husada Vol 7, No 1 (2020): MARET
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.382 KB) | DOI: 10.33666/jners.v7i1.358

Abstract

Mental disorder patients who are treated in acute rooms averagely stay for 4 days. This will result in frequent changes of patients, so that old patients will meet new patients who have various nursing problems such as the risk of violent behavior, hallucinations, and delusions. The study aimed to determine the characteristics of mental disorder patients treated in the acute room. Quantitative research with a descriptive approach was carried out on 30 patients in the acute room of regional psychiatric hospital Dr. Amino Gondohutomo, Central Java Province. Data collection tool was questionnaire. The sampling technique used was Purposive Sampling Technique. Research data were analyzed univariately using frequency distribution. The results showed that the majority of respondents aged 26-35 years, the last education of respondents was basic education (elementary, junior high school/equivalent), and working in private sector, respondents’ caregivers were parents (father/mother) and children, and were treated for a majority of 7 days. Keywords: characteristics, mental disorder patients, acute room 
The Characteristics Patients at Risk of Violent Behavior PH, Livana; Ar Ruhimat, Imroati Istibsyaroh; Nurnainah, Nurnainah; Kurian, Midhu; Suerni, Titik; Sujarwo, Sujarwo; Kandar, Kandar; Maya, Anita; Nugroho, Arief; Anggraeni, Rina; Indrayati, Novi
Jurnal Ners Widya Husada Vol 6, No 1 (2019): MARET
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.688 KB) | DOI: 10.33666/jners.v6i1.345

Abstract

Violent behavior is a maladaptive response from anger. Violent behavioral responses that cannot be controlled by a client will have a negative impact on the client and others. The study aimed to determine the characteristics of patients at risk of violent behavior. This research was a quantitative research through descriptive analytic method. A sample of 40 patients with violent behavior were treated at RSJD Dr. Amino Gondohutomo, Central Java Province. Sampling was done using random sampling method. Data collection tool was a questionnaire. Research data were analyzed univariately using frequency distribution. The results showed that the majority of respondents aged 26-35 years, were male, and high school graduates. Keywords: characteristics, patients, risk of violent behavior
PENERAPAN TERAPI KOGNITIF DAN PSIKOEDUKASI KELUARGA PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG YUDISTIRA RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2013 Titik Suerni; Budi Anna Keliat; Novy Helena C.D
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 1, No 2 (2013): November 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.243 KB) | DOI: 10.26714/jkj.1.2.2013.%p

Abstract

Klien dengan harga diri rendah kronis di Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor sebanyak 58,33% dari 60 klien yang dirawat. Tujuan Karya Ilmiah Akhir ini untuk menggambarkan penerapan terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga pada  klien harga diri rendah. Metode yang dipakai adalah studi kasus. Pada 15 klien diberikan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif serta pada 20 klien diberikan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif menunjukkan penurunan tanda dan gejala rata-rata 54,94%; peningkatan kemampuan rata-rata 89,57%; lama rawat ratarata 37 hari.Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga menunjukkan penurunan tanda dan gejala rata-rata  71,2%; peningkatan kemampuanklien rata-rata 100%; peningkatan kemampuan keluarga rata-rata 98%;lama rawat rata-rata 26 hari. Berdasarkan penurunan tanda dan gejala,peningkatan kemampuan klien dan keluarga serta lama hari rawat makaterapi kognitif dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan pada klien dengan harga diri rendah.