Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TRANSSHIPMENT DENGAN PROGRAM LINGO DALAM DISTRIBUSI PRODUK MULTIVITAMIN Bella Budiani; Siti Amalia Destiani; Namun Mulyadi
Airlangga Journal of Innovation Management Vol. 1 No. 2 (2020): Airlangga Journal of Innovation Management
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/ajim.v1i2.19171

Abstract

ABSTRAK Masalah pendistribusian produk Camivita Syrup 60 mL terjadi mulai dari pendistribusian bahan kemasan innerbox dari beberapa vendor hingga perusahaan manufaktur yaitu PT Lucas Djaja, produk tersebut diproduksi sesuai dengan kapasitas produksi, kemudian produk didistribusikan dari produsen ke beberapa pusat distribusi. Perbedaan kapasitas dan biaya yang dikeluarkan untuk distribusi dari masing-masing vendor dan menuju setiap pusat distribusi menyebabkan perlunya strategi distribusi yang optimal dan untuk mendapatkan biaya distribusi yang minimal. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk merumuskan strategi optimal diperoleh dari masalah transshipment dengan aplikasi LINGO. Hasil pendistribusian barang yang optimal adalah jumlah suplai yang didapat dari CV. Maestro Print adalah 14.400 pcs innerbox, diproduksi oleh PT Lucas Djaja dengan 14.400 produk, dan didistribusikan ke Arta Anugrah Distrindo, Prima Anugrah Mandiri, dan Global Health Pharmaceuitical untuk 7.500, 900 dan 6.000 produk. Biaya yang dihasilkan dari alokasi distribusi tersebut sebesar Rp 1.487.700. Hasil tersebut masih bisa dioptimalkan lagi, karena kapasitas produksinya bisa mencapai 19.668 produk. Kegiatan peningkatan permintaan seperti perbaikan strategi pemasaran dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.Kata kunci: Transshipment, distribusi optimal, LINGO ABSTRACTThe problem of distributing 60 mL Camivita Syrup products occurs from the distribution of innerbox packaging materials from several vendors to manufacturing companies, namely PT Lucas Djaja, these products are produced according to production capacity, then the products are distributed from producers to several distribution centers. The differences in capacity and costs incurred for distribution from each vendor and towards each distribution center lead to the need for an optimal distribution strategy and to obtain minimal distribution costs. This research method is a quantitative research method that aims to formulate the optimal strategy obtained from the transshipment problem with the LINGO application. The optimal distribution result is the amount of supply obtained from CV. Maestro Print is 14,400 pcs innerbox, produced by PT Lucas Djaja with 14,400 products, and distributed to Arta Anugrah Distrindo, Prima Anugrah Mandiri, and Global Health Pharmaceuitical for 7,500, 900 and 6,000 products. The cost resulting from the distribution allocation amounted to Rp 1,487,700. These results can be optimized again, because the production capacity can reach 19,668 products. Activities to increase demand such as improving marketing strategies can be carried out to obtain optimal results.Keywords: Transshipment, optimal distribution, LINGO
STANDARISASI PELABELAN MENGGUNAKAN METODE POKA YOKE UNTUK MENGHINDARI LARUTAN KADALUARSA Bella Budiani; Fajar Permana; Hari Fadlisyah; Mochammad Fauzi
PROFISIENSI : Jurnal Program Studi Teknik Industri Vol 8, No 2 (2020): PROFISIENSI DESEMBER 2020
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/profis.v8i2.2792

Abstract

GlaxoSmithKline (GSK) merupakan perusahaan farmasi multinasional yang berpusat di Brentford, London, Inggris. GSK memiliki departemen Quality Control (QC) yang bertanggung jawab untuk menjamin kualitas mulai dari bahan baku, bahan pengemas, dan produk jadi. Kegiatan Pengendalian Kualitas (Quality Control) yang kurang efektif yang terus menerus dapat mengakibatkan banyaknya produk yang rusak atau cacat, target produksi tidak dapat tercapai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dalam kegiatan operasionalnya QC memerlukan larutan pereaksi. Penggunaan larutan pereaksi yang tidak sesuai menyebabkan hasil pengujian diragukan, sehingga kesesuaian komponen terutama tanggal kadaluarsa perlu diperhatikan. Penggunaan larutan yang sudah melewati kadaluarsa atau masa simpan larutan sangatlah berakibat fatal bagi sebuah rangkaian proses analisa yang mengakibatkan result error atau tidak valid. Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penggunaan larutan pereaksi kadaluarsa dalam proses pengujian yang dilakukan departemen QC di GSK adalah menerapkan salah satu tools dari lean manufacturing yaitu Poka Yoke. Model pendekatan yang digunakan adalah control Poka Yoke. Kontrol dilakukan dengan menambahkan stiker dot berwarna pada label larutan pereaksi berdasarkan bulan kadaluarsanya.