Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Hubungan Pengetahuan Dan Kelengkapan Dokumen Medis Terhadap Ketepatan Kode Diagnosa Utama Pasien Seksio Caesarean Di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa Ari Sukawan
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/jmiki.v9i2.335

Abstract

Lilik Meilany1, Ari Sukawan21STIKES Panakkukang Makassar 2Poltekkes Kemenkes Tasikmalayalilikmeilany@gmail.com, arisukawan@yahoo.co.id AbstrakTujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran hubungan pengetahuan dan kelengkapan dokumen medis terhadap ketepatan kode diagnosa utama pasien seksio caesarean di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.Penelitian ini menggunakan metode cross sectional melalui pendekatan observasional analitik.Populasi subyek dalam penelitian ini adalah seluruh koder berjumlah 5 orang. Populasi obyek adalah 53 dokumen pasien rawat inap yang diambil denagn cara total sampling. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ketepatan kode diagnosa sebanyak 7 (13,2%) sedangkan tidak tepat kode diagnosa utama sebanyak 46 (86,8%). Kelengkapan dokumen sebanyak11 (21%) lengkap dan tidak lengkap sebanyak 42 (79%). Sedangkan hasil uji statistik non-parametrik menggunakan ujia spermen untuk melihat hubungan pengetahuan dan kelengkapan dokumenmedis terhadap ketepatan kode diagnosa pada pasien seksio caesarean di RSUD Syekh Yusuf diperoleh hasil uji statistik yaitup=0,762 sehingga ada hubungan antara kelengkapan dokumen dengan ketepatan kode diagnosa. Makna koefisien korelasi pengetahuan 1.000 berarti ada hubungan antara pengetahuan dan kelengkapan terhadap ketepatan kode diagnosa seksio caesarean di RSUD Syeks Yusuf Kabupaten Gowa.Kata Kunci : Pengetahuan, Ketepatan, Kode, Seksio Caesarean 
MEMAHAMI BAHASA INGGRIS DI ICD-10 VOLUME 1 MELALUI ANALISIS SINTAKSIS TENTANG KLAUSA SIFAT Ari Sukawan
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/.v5i1.152

Abstract

Learning English cannot be separated from the four language skills namely Listening, speaking, reading and writing however grammar is also a main thing that must be mastered in English language mastery. Understanding the text content can also be started from the understanding of the language structure in the text. Therefore, this study aims to identify, classify, and analyze the types of clauses used on ICD -10 Volume 1. This study used a qualitative descriptive method which is divided into three stages: preparation, data collection and data analysis. The population in this study is ICD -10 Volume 1 and the sample of this study is ICD -10 Volume 1 chapter I, II, and III. The result  studyis according to the theories, on ICD- 10 Volume 1 there are two types of adjective clauses namely restrictive clauses and non-restrictive clauses but most of the adjective clause types is restrictive clause. The result of the study is expected to support all of ICD-10 users in order to understand English sentences on ICD-10 Volume 1 more.
Literature Review: Peran CPPT dalam Meningkatkan Komunikasi Efektif Pada Pelaksanaan Kolaborasi Interprofesional di Rumah Sakit Ari Sukawan; Lilik Meilany; Asyahria Nur Rahma
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 9, No 1 (2021): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v9i1.239

Abstract

AbstractEffective communication between health professionals is the main key in the implementation of interprofessional collaboration, so hospitals must have solutions that communication is not interrupted on one side. To facilitate the communication process in monitoring the patient's medical history, every care professional is required to make a medical record. This study uses a Literature Review design with the PICO Framework. Search articles using the Google Scholar database, Garua Referral Digital (Garuda), and Proquest using keywords such as medical records, interprofessional collaboration, effective communication, and keywords with synonyms for the main keywords. The inclusion criteria are articles related to the role of medical records in the implementation of interprofessional collaboration, methods used to improve effective communication in the implementation of interprofessional collaboration, factors that affect communication in the implementation of interprofessional collaboration, articles in Indonesian and English, and published in 2015-2020. The exclusion criteria are criteria that do not want to be raised, among others, a review of direct verbal communication between professions, a review of interprofessional readiness in collaborating. The results of the study found medical records as effective communication can integrate or compile patient health service data in a comprehensive manner as a source of information for health professionals when making a health decision and actions to patients next. The conclusion is the form of medical records that describes collaboration between health professionals is an Integrated Progress Patient Note or CPPT.Keywords: medical records, interprofessional collaboration, effective communicationAbstrakKomunikasi efektif diantara para profesional kesehatan merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kolaborasi interprofesional sehingga rumah sakit wajib memiliki solusi agar komunikasi tidak terputus di satu pihak. Untuk mempermudah proses komunikasi dalam memantau riwayat kesehatan pasien, setiap profesional pemberi asuhan diwajibkan untuk membuat rekam medis. Penelitian ini menggunakan desain Literature Review dengan Framework PICO. Pencarian artikel menggunakan database Google scholar, Garua Rujukan Digital (Garuda) dan Proquest dengan menggunakan kata kunci seperti rekam medis, kolaborasi interprofesi, komunikasi efeketif serta kata kunci dengan sinonim dari kata kunci utama. Kriteria inklusi yaitu artikel yang berkaitan dengan peran rekam medis pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, metode yang digunakan dalam meningkatkan komunikasi yang efektif pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, faktor yang mempengaruhi komunikasi pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, artikel berbahasa indonesia dan inggris dan terpublikasi pada tahun 2015-2020. Adapun kriteria eksklusi yaitu kriteria yang tidak ingin diangkat antara lain tinjauan komunikasi verbal langsung antar profesi, tinjauan kesiapan interprofessional dalam berkolaborasi. Hasil penelitian ditemukan Rekam medis sebagai media komunikasi efektif yang dapat mengintegrasikan atau menyatukan data pelayanan kesehatan pasien secara komprehensif sebagai sumber informasi bagi profesional pemberi asuhan sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan berikutnya terhadap pasien. Simpulan penelitian ini adalah lembar rekam medis yang menggambarkan kolaborasi antara para profesional kesehatan yakni pada lembar catatan perkembangan terintegrasi atau CPPT.Kata Kunci: rekam medis, kolaborasi interprofesional, komunikasi efektif
Perencanaan Kebutuhan Tenaga Rekam Medis Dengan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan di Puskesmas Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun 2021 Andi Suhenda; Ari Sukawan; Yesi Muslihah
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 10, No 1 (2022): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v10i1.390

Abstract

AbstractHuman resource planning should be the concern of every organization, one method that can be used in planning human resource needs is the health workload analysis method. The preliminary study results at Cihideung Health Center did not have officers with a medical record education background, and no person was in charge of reporting activities. The lack of officers in the storage department overwhelmed the officers and made medical record documents pile up in the storage room when the officers did not come to work. The purpose is to determine the need for medical record personnel at Cihideung Health Center, Tasikmalaya City, in 2021 with quantitative research methods and descriptive research designs. The sample in this study is primary data in the form of the average time of medical record service activities and secondary data on standard operating procedures, working day calendars, and the number of patient visits in 2018-2020 at Cihideung Health Center with a technique using purposive sampling. Based on the calculation results, in the registration section, it takes one officer; there are four officers. The storage section requires one officer; there is one officer. The reporting section requires one officer, and currently, no person is in charge of reporting activities. The research concludes that there are no officers with a medical record education background, so it is better for Cihideung Health Center to propose to the Health Office to recruit officers with a medical record education background.Keywords: puskesmas, medical record technician, health workload analysis  AbstrakPerencanaan sumber daya manusia harus menjadi perhatian setiap organisasi, salah satu metode yang dapat digunakan dalam perencanaan kebutuhan sumber daya manusia adalah metode analisis beban kerja kesehatan. Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Cihideung belum ada petugas berlatar pendidikan rekam medis dan belum adanya penanggung jawab untuk kegiatan pelaporan. Selain itu, kurangnya petugas di bagian penyimpanan membuat petugas kewalahan dan membuat dokumen rekam medis menumpuk di ruang penyimpanan ketika petugas tidak masuk kerja. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kebutuhan tenaga rekam medis di Puskesmas Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun 2021 menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif . Sampel dalam penelitian yaitu data primer berupa rata-rata waktu kegiatan pelayanan rekam medis dan data sekunder standar prosedur operasional, kalender hari kerja serta jumlah kunjungan pasien tahun 2018-2020 di Puskesmas Cihideung dengan teknik menggunakan purposive sampling. Berdasarkan hasil perhitungan, di bagian pendaftaran dibutuhkan 1 orang petugas, petugas yang ada 4 orang. Bagian penyimpanan dibutuhkan 1 orang petugas, petugas yang ada 1 orang. Bagian pelaporan dibutuhkan petugas 1 orang dan saat ini belum ada penanggungjawab untuk kegiatan pelaporan. Kesimpulan yang didapat dari penelitian yaitu belum adanya petugas yang berlatar belakang pendidikan rekam medis, maka sebaiknya Puskesmas Cihideung mengusulkan kepada Dinas Kesehatan untuk perekrutan petugas yang berlatar pendidikan rekam medis.Kata Kunci: Puskesmas, Tenaga Rekam Medis, Analisis Beban Kerja Kesehatan
SOSIALISASI PENGGUNAAN TRACER OUTGUIDE REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM PERMATA BUNDA CIAMIS Ari SUkawan; Feryfadly; Nurmalawati; Taufik Gunawan; Meta Utamii Nuryani
Indonesian Journal of Health Information Management Services Vol. 2 No. 2 (2022): Indonesian Journal of Health Information Management Services (IJHIMS)
Publisher : APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.744 KB) | DOI: 10.33560/ijhims.v2i2.44

Abstract

One of the activities carried out at the hospital in the medical record section is the processing system in the medical record storage and control section. Management of medical record storage is very important to do in a health care institution because it can facilitate and speed up the rediscovery of medical records stored in storage shelves. Lost medical records, misplaced, misfiles that are difficult to find in a short time become problems that often occur and affect the quality of service. Based on the results of initial observations made with medical records officers at Permata Bunda Ciamis Hospital, it was found that there were still missfiles in the medical record. This activity aims to create a culture of using tracer outguide as a medical record tracking card out of the file storage rack and increasing the knowledge of storage officers. The method used in this socialization is to provide knowledge to the staff in the storage section directly through demonstrations and assistance in the use of tracers in the medical record storage section ending with an evaluation of activities. The results obtained from this activity increase the knowledge of storage officers using a tracer outguide to minimize the occurrence of medical record loss (misfile). Keywords: Medical Record, Tracer, Misfile
Hak Akses Pelepasan Informasi Rekam Medis Elektronik Untuk Kepentingan Penelitian Di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung Widia Mulyani; Dewi Lena Suryani Kurniasih; Ari Sukawan
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.86892

Abstract

Rekam Medis Elektronik setidaknya memenuhi prinsip keamanan maupun perlindungan data meliputi kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data. Hak akses rekam medis elektronik berupa pemberian username dan password 1x24 jam. Kadang terjadi pemberian hak akses yang beresiko disalahgunakan. Tujuan dari penelitian ini mengetahui hak akses pelepasan informasi rekam medis elektronik untuk kepentingan penelitian di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung. Jenis penelitian kualitatif phenomenology. Data dikumpulkan dengan cara observasi serta wawancara terhadap 7 informan yaitu; Kepala Instalasi Rekam Medis, Kasub Pengelolaan Rekam Medis Rawat Jalan, Petugas Filing Rawat Jalan, Kepala Instalasi SIRS, Staf Bidang Pelayanan Penunjang, Perwakilan dari Kesatuan Staf Medis (KSM), dan pihak yang mengakses Rekam Medis Elektronik.Data menggunakan triangulasi sumber dan dianalisis secara tematik. Terdapat panduan pelayanan dan SPO tetapi alur prosedur belum dipisahkan berdasarkan hak akses internal maupun eksternal. Sistem masih dalam tahap pengembangan sehingga kadang pihak eksternal mendapatkan hak akses pada data yang tidak bersifat read only. Alur prosedur hak akses pelepasan informasi rekam medis elektronik telah disetujui, dipublikasikan, dan dikomunikasikan dengan pihak internal maupun eksternal. Kebijakan tentang pembagian hak akses yang lebih rinci perlu dibuat dan disesuaikan dengan kepentingan maupun pihak yang melakukan akses informasi tersebut.
PELATIHAN KLASIFIKASI KODEFIKASI PENYAKIT SERTA MASALAH TERKAIT BERDASARKAN ICD-10 PADA PETUGAS DI PUSKESMAS URUG Ari Sukawan; Andi Suhenda; Fikri Muhammad
Indonesian Journal of Health Information Management Services Vol. 3 No. 2 (2023): Indonesian Journal of Health Information Management Services (IJHIMS)
Publisher : APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/ijhims.v3i2.75

Abstract

Salah satu kegiatan yang dilakukan dipuskesmas pada bagian rekam medis yaitu sistem pengolahan di bagian koding. Penerapan pengodean harus sesuai ICD-10 guna mendapatkan kode yang tepat sehingga mencerminkan kondisi kesehatan yang sebenarnya. Salah satu kegunaan pengodean diagnosis dipuskesmas yaitu klaim kapitasi primary-care dan pelaporan bulanan morbiditas. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit serta masalah terkait dipuskesmas urug tidak hanya dilakukan oleh perekam medis tetapi dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya dan masih terdapat beberapa kesalahan dalam penetapan koding diagnosis sehingga perlu dilakukan pelatihan klasifikasi kodefikasi penyakit serta masalah terkait. Metode yang digunakan adalah metode pendidikan masyarakat dilakukan penyuluhan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petugas berkaitan dengan klasifikasi dan kodefikasi penyakit serta masalah terkait menggunakan ICD-10 dan pemberian pre-test, post-test serta pendampingan simulasi pengodean diagnosis. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini bertambahnya pegetahuan petugas dalam melakukan klasifikasi dan kodefikasi penyakit terlihat dari hasil evaluasi kegiatan. Sehingga dengan adanya kegiatan pelatihan ini petugas puskesmas urug yang telah mendapatkan pendampingan pelatihan ini sangat berterima kasih kepada tim pengabdian masyarakat tentunya bisa di implementasikan nantinya. Mereka juga berharap kegiatan yang mereka lakukan dapat diselenggarakan secara rutin.