Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Peran Manajer Pelayanan Pasien dalam Pelayanan Berfokus pada Pasien di RSUD Dr. Iskak Tulungagung Zuhrotul Aini; Eko Suprapto; Kasil Rokhmad; Supriyanto Supriyanto
The Journal of Hospital Accreditation Vol 3 No 01 (2021): Pembelajaran dari Kegiatan Akreditasi dan Peningkatan Mutu
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v3i01.67

Abstract

Latar Belakang: Keselamatan pasien menjadi prioritas utama dalam semua bentuk kegiatan di rumah sakit. Salah satu model asuhan tersebut adalah case management. Kehadiran Manager Pelayanan Pasien (MPP) berperan penting sebagai bagian dari penerapan Patient Centered Care (PCC), berperan dalam membantu meningkatkan kolaborasi interprofesional, meningkatkan keterlibatan serta pemberdayaan pasien serta keluarga dalam asuhan pasien, sehingga dapat menghasilkan outcome asuhan yang lebih baik dan meningkatkan kepuasan pasien dan kualitas pelayanan di Rumah Sakit. RSUD Dr. Iskak Tulungagung mulai menerapkan MPP yang memenuhi kaidah-kaidah yang ditetapkan sejak bulan Maret tahun 2018.Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui peran MPP RSUD Dr. IskakTulungagung dalam pelayanan berfokus pada pasien. Secara khusus untuk mengetahui tentang karakteristik MPP, capaian kinerja MPP tahun 2018 dan untuk mengetahui indeks kepuasan pasien dan PPA terhadap MPP dalam pelayanan di RSUD Dr. Iskak Tulungagung.Metode: Dilakukan penelitian deskriptif dengan survei kepuasan pasien/keluarga pasien terhadap MPP yang dilaksanakan pada bulan Juni 2019, serta data sekunder dari laporan bidang pelayanan medis dan keperawatan dan sekretariat MPP RSUD Dr. Iskak Tulungagung tahun 2018. Analisis data dilakukan secara deskriptif.Hasil: Latar belakang pendidikan 9 MPP adalah D3 (1 orang), S1 (6 orang) dan S2 (2 orang). Pelatihan MPP, BLS dan BTCLS diikuti oleh seluruh MPP. Pelatihan keselamatan pasien, komunikasi efektif dan K3 diikuti 67% MPP, sedangkan pelatihan manajemen bangsal diikuti oleh 78% MPP. Kelompok masalah yang diselesaikan oleh MPP adalah kelompok masalah risiko tinggi (70,16%), risiko pembiayaan tinggi (12,06%), masalah kompleks (7,94%), risiko lama rawat (7,30%) dan kelompok psikososial dan ekonomi (2,54%). Hasil pelaksanaan manajemen kasus oleh MPP dinilai berdasarkan parameter kelengkapan pengisian formulir (100 %), kelengkapan asesmen (69,7%), perencanaan (70,9%) dan implementasi (87,6%). Selain itu dinilai juga cara implementasi manajemen kasus, yaitu melalui koordinasi single provider (100%), visite bersama (13,9%) dan Interprofessional team meeting (3,2 %). Indeks kepuasan pasien/keluarga pasien terhadap MPP adalah 74,91 (baik), terdiri dari dimensi perilaku (75,31; baik), profesionalisme (75,54; baik), kerjasama (73,93; baik) dan komunikasi (75,41; baik). Sedangkan indeks kepuasan PPA terhadap MPP diperoleh total (75,64; baik), terdiri dari dimensi perilaku (75,43; baik), profesionalisme (75,00; baik), kerjasama (76,39; baik) dan komunikasi (75,79; baik).Kesimpulan: Kehadiran MPP berperan penting sebagai bagian dari penerapan PCC, membantu meningkatkan kolaborasi interprofesional dan meningkatkan keterlibatan serta pemberdayaan pasien serta keluarga dalam asuhan pasien, sehingga menghasilkan outcome asuhan yang lebih baik, meningkatkan kepuasan pasien dan kualitas pelayanan di Rumah Sakit.