Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis Konsumsi Bahan Bakar Terhadap Performa di Unit 2 PLTU X Lianda, Handri Tirta; Nufus, Tatun Hayatun; Sukusno, Paulus
Seminar Nasional Teknik Mesin 2019: Prosiding Seminar Nasional Teknik Mesin 2019
Publisher : Politeknik Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangkit listrik tenaga uap X unit 2 memiliki daya terpasang 315 MW, berbahan bakar batubara. PLTU dirancang dengan komposisi dan nilai kalori yang sudah ditentukan sesuai dengan spesifikasi desain boiler nilai kalori 4440,45 kcal/kg. Namun memiliki permasalahan pada beban yang sama tetapi nilai kalori yang berbeda didapatkan pada lima pemasok batubara yang berbeda jumlah pemakain bahan bahan bakar sama, seharusnya dengan nilai kalori yang lebih tinggi jumlah penggunaan bahan bakar bisa berkurang. Pengamatan dilapangan nilai kalori dapat ditingkatkan dengan melakukan pencampuran batubara 50% medium rank coal (MRC) dan 50% low rank coal (LRC) kelima pemasok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsumsi bahan bakar terhadap performa pembangkit meliputi konsumsi bahan bakar spesifik, heatrate, efisiensi termal dan sisi ekonomis keuntungan penghematan biaya bahan bakar hasil coal blending. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus yang membandingkan nilai kalori aktual dengan nilai kalori hasil pencampuran batubara pada beban yang bervariasi. Hasil perhitungan HHV untuk desain boiler sebesar 4440,45 kcal/kg, keempat sampel yang dihitung hasil yang paling mendekati desain boiler adalah nilai kalori sampel A dengan nilai kalori 4377 kcal/kg coal blending antara PT.PLN BB MRC ? PT.AI dengan nilai sfc sebesar 0,556 kg/kWh menghasilkan heatrate 2435,21 kcal/kWh dan efisiensi tertinggi 35,36 % pada beban 290 MW mendapatkan keuntungan 3.11 milliar rupiah penghematan biaya bahan bakar.
Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Model Hibrid Turbin Air Propeller dan Turbin Air Crossflow Kuriyah, Kuriyah; Ningrum, Sekar Ayu Setya; Rediyanto, William Dady; Sukusno, Paulus; Jannus, P.
Seminar Nasional Teknik Mesin 2019: Prosiding Seminar Nasional Teknik Mesin 2019
Publisher : Politeknik Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah suatu sistem pembangkit listrik yang dapat mengubah potensi air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik. Penelitian ini bertujuan meningkatkan daya listrik sistem PLTMH head rendah dengan cara memanfaatkan aliran air yang terbuang. Sistem PLTMH ini menggunakan turbin air propeller dan aliran air yang terbuang dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin air crossflow dan head 3-meter dinaikkan menjadi 5-meter guna menaikkan daya listrik yang dihasilkan sistem PLTMH. Prinsip kerja sistem ini adalah memanfaatkan pompa untuk mengalirkan air ke bak atas (head 5-meter) sebagai penyedia (sumber) air. Sumber air digunakan untuk menggerakkan menggerakkan turbin air propeller kemudian air yang terbuang dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin air crossflow. Sehingga dihasilkan energi listrik yang berasal dari dua sumber, dari generator turbin air propeller dan generator turbin air crossflow secara hibrid. Pada penelitian head 3-meter turbin hibrid dihasilkan efisiensi maksimum 1,72% dan daya maksimum 4,56 W. Pada PLTMH head 5-meter dihasilkan efisiensi maksimum 6,394% dan daya maksimum 9,212 W. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menaikkan head pada PLTMH dapat menaikkan daya yang dihasilkan.
Analisis Sistem Rankine Organik untuk Memanfaatkan Waste Flue Gas Pembangkit Listrik Tenaga Uap Iswanto, Hari; Sukusno, Paulus; Adhi, Pribadi Mumpuni
Seminar Nasional Teknik Mesin 2019: Prosiding Seminar Nasional Teknik Mesin 2019
Publisher : Politeknik Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi energi panas dari waste flue gas pada pembangkit listrik tenaga uap dapat digunakan untuk membangkitkan energi listrik . Proses pembagkitan listrik tersebut dapat berlangsung dengan siklus rankine organik, kemampuan siklus rankine organik untuk mengkonversi energi panas bergantung pada jenis refrigerant yang digunakan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mencari effisiensi termal dan energi listrik yang dihasilkan oleh siklus rankine organik dengan sumber panas waste flue gas. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu merancang sistem siklus rankine organik dengan 4 komponen utama yaitu evavorator, turbin, kondensor dan pompa. Kemudian dilakukan simulasi dengan software cycle tempo dan sifat fluida didapat dari software REFPROP. Adapun refrigeran yang digunakan sebagai perbandingan yaitu R-22,R-32,R-123,dan R-134a. Hasil dari penelitian ini didapat efisiensi tertinggi berturut ? turut yaitu 1,336%, 0,946%, 5,234%, dan 1,604% untuk R-22, R-32, R-123, dan R-134a. Sedangkan energi listrik yang dihasilkan mencapai 59,45 kWe untuk R-22, 42,61 kWe untuk R-32, 220,48 kWe untuk R-123, dan 70,81 kWe untuk R-134a dari energi input sebesar 4,3 Mega Watt.
Analisis Eksergi Pada Boiler & Turbin Uap Pembangkit Listrik Tenaga Uap Subcritical 315 MW Pallea, Feriyanto Mandila; Belyamin, Belyamin; Sukusno, Paulus
Seminar Nasional Teknik Mesin 2019: Prosiding Seminar Nasional Teknik Mesin 2019
Publisher : Politeknik Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini bertujuan untuk menentukan ireversibilitas dan efisiensi eksergi pada boiler dan turbin uap pembangkit listrik tenaga uap Rembang. Analisis eksergi merupakan alat untuk melengkapi analisis energi sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih mengenai desain, evaluasi, dan penentua kondisi kerja komponen pada pembangkit serta menunjukkan kerugian akibat ireversibilitas yang terjadi. Hasil analisis eksergi pada boiler adalah ireversibilitas yang terjadi saat commissioning dan bulan Maret 2019 secara berurutan adalah 434,41 MW dan 562,87 MW. Sedangkan untuk turbin uap saat commissioning dan Maret 2019 adalah 20 MW dan 44,93 MW.
Pengaruh Receiver Terhadap Kinerja Refrigerasi Mesin Pembeku Paulus Sukusno; Armansyah H. Tambunan; Radite Praeko Agus Setiawan; Yohanes Aris Purwanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 3 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1853.613 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.3.343-350

Abstract

AbstractFreezing is the best method to preserve the quality of food for a long period of time compared to other technologies such as drying and canning. Technology of freezing requires more energy than other preservation technologies, however. Therefore, an energy efficient freezer is needed. This research aims to the effect of utilization of a receiver to improve the freezer performance efficency. The research is conducted on freezer used to cool and freeze 1 kg of water from a temperature of 27oC to -14oC, then a receiver is installed in the freezer and the same research is conducted (the type and setting of expansion valve and test materials are the same). The refrigerant medium is R404A working fluid. The receiver is installed between condenser and filter dryer in the system circuit of the freezer. The result shows that the utilization of receiver increases the coefficent of performance (COP) from 2.24 to 2.69 and reduce the electricity consumption. The time required for freezing becomes shorter particularly on the transition of liquid to solid phase (ice) . Consequently, the freezing rate becomes quicker and provides advantages for application of food freezing.AbstrakPembekuan merupakan metode yang paling baik untuk menjaga kualitas makanan dalam jangka waktu lama, dibanding dengan teknologi lain seperti pengeringan dan pengalengan. Namun teknologi pembekuan membutuhkan lebih banyak energi daripada teknologi pengawetan lainnya, karena itu diperlukan mesin pembeku yang hemat energi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan receiver untuk meningkatkan efisiensi kinerja mesin pembeku. Penelitian dilakukan pada mesin pembeku yang digunakan untuk mendinginkan dan membekukan air 1 kg dari suhu 27oC sampai -14oC, selanjutnya penelitian mesin pembeku ditambahkan receiver dan dilakukan penelitian yang sama (bukaan katup ekpansi diatur tetap dan sama, serta bahan uji dilakukan dalam kondisi sama). Media pendingin menggunakan fluida kerja R404A. Receiver diletakkan di antara kondensor dan filter dryer pada rangkaian sistem mesin pembeku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan receiver pada mesin pembeku berdampak pada peningkataan koefisien kinerja (COP) dari 2.24 menjadi 2.69, dan terjadi penghematan konsumsi energi listrik. Waktu proses pembekuan menjadi lebih singkat, khususnya pada tahap perubahan fase cair menjadi es, sehingga laju pembekuan menjadi lebih cepat dan memberi keuntungan untuk penerapan pada pembekuan bahan pangan.
ANALISA LAJU AUS, KEKERASAN DAN KOEFESIEN GESEK PEMBUATAN KOPLING TIDAK TETAP (CLUTCH) DENGAN MENGGUNAKAN SABUT KELAPA DAN SERAT BAMBU Bagus Dwi Putra; Iwan Susanto; Paulus Sukusno
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kopling yang berfungsi sebagai penyambung dan memutus dua buah poros.Kampas kopling motor matic pada umumnya terdiri dari karbon yang tertanam dalam matriks polimer.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari komposisi bahan yang menggunakan material komposit serat bambu dan sabut kelapa,dengan menggunakan resin epoxy terhadap laju aus, uji kekerasan dan uji gesek matic dan membandingkanya dengan dengan kampas kopling manufaktur Komposisi bahan material komposit ini memiliki beberapa sampel pengujian. Bahan ini dicampur kemudian dipress selama 15 menit menggunakan suhu 1100 C di berikan beban kompaksi sebesar 2000kg . Setelah mencapai holding time, sampel dikeluarkan dari cetakan. Setelah itu dilakukan proses Pengujian laju aus menurut standar SNI 09-01431987, Pengujian kekerasan dengan standart Vickers LM 800AT, Pengujian koefisien gesek. dengan standart SNI 09-01431987 Hasil rekayasa komposit menunjukan Sampel A (Bambu 80% dengan epoxy 30%) memiliki nilai koefisien gesek paling kecil yaitu 0.28 (x10-7 cm³ /Nm) Pada suhu 100°C., Sampel E (Kelapa 80% dengan epoxy 20%) memiliki nilai koefisien gesek paling besar yaitu 0.36 (x10-7 cm³ /Nm) Pada suhu 100°C. Sampel E (Bambu 80% dengan epoxy 20%) Nilai kekerasan sebesar 153.11 VHN mendekati dengan kampas kopling aslinya ( sampel G) sebesar 184.47 VHN.
Analisis Energi pada Mesin Pembeku Sebelum dan Setelah Penambahan Receiver Paulus Sukusno; Benhur Nainggolan; Dianta Mustofa Kamal
Jurnal Mekanik Terapan Vol 4 No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : Politeknik Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32722/jmt.v4i2.5892

Abstract

Freezing machine is a tool that is widely used to maintain the quality of food ingredients. However, freezing technology requires more energy than other preservation technologies, therefore an energy-efficient freezer is required. The aim of this research is to study and determine the freezing process energy in a freezer using a receiver and without a receiver. This article reports a comparison of the energy used in a receiverless freezer and a receiver freezer, using R404A working fluid. Each to cool and freeze 1 kg of mass water for 180 minutes. The receiver is placed between the condenser and the filter dryer in the freezer system circuit. As a result, the freezer without a receiver has a COP of 2.55, and the highest use of electrical energy consumption is 1.90 [kWh] or the average electric power of the compressor drive is 634.4 [W]. While the use of electrical energy consumption in a freezer without a receiver is low at 1.01 kWh or the average electric power of the compressor drive is 335.7 [W]. Thus, the freezer using a receiver is 47% more efficient than a freezer without a receiver, the other result is that the water-ice temperature can reach -31oC lower than -14oC. This shows that the performance of the freezer with receiver is better than the freezer without receiver.