Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan Kepadatan Limfosit T Sitotoksik CD8 Dengan Karakteristik Klinikopatologi Adenokarsinoma Kolorektal Putra Tangkari, Adi Sakti; Sulastri, Henny; Auline, Suly
Sriwijaya Journal of Medicine Vol. 2 No. 3 (2019): Sriwijaya Journal of Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.647 KB)

Abstract

ABSTRAK Proses perkembangan tumor pada kanker kolorektal dikaitkan dengan pentingnya peranan sistem imun. Sel tumor memiliki kemampuan untuk bertahan dalam lingkungan mikrotumor, menghindari pengenalan sistem imun, dan menekan reaktivitas sistem imun. Sistem imun adaptif memiliki peranan penting khususnya limfosit T sitotoksik (CD8) yang memiliki peran dalam mengontrol pertumbuhan tumor dan metastasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepadatan limfosit T CD8 dengan karakteristik klinikopatologi pada kanker kolorektal. Telah dilakukan penelitian uji diagnostik. Jenis penelitian deskriptif dengan desain serial kasus. Sampel penelitian berjumlah 41 kasus terdiri dari 19 kasus adenokarsinoma (AK), 12 kasus adenokarsinoma dengan komponen musin(ADKM), 6 kasus adenokarsinoma musinus(AM) dan 2 kasus cribriform comedo type carcinoma(CCTC). Dilakukan pemeriksaan imunohistokimia dengan antibodi CD8 dan dilanjutkan dengan penilaian kepadatan limfosit T CD8. Berdasarkan keempat tipe histopatologi mayoritas usia terbanyak ≥50 tahun, jenis kelamin laki-laki, tipe histopatologi adenokarsinoma, derajat differensiasi sedang, ukuran tumor ≥5 cm, lokasi tumor kolon kiri, kedalaman invasi T3 dan keterlibatan metastasis pada kelenjar getah bening N0 sama banyak dengan N1, tidak terdapat hubungan kepadatan limfosit T CD8 dengan karakteristik klinikopatologi adenokarsinoma kolorektal (p≥0,05). Kepadatan limfosit T CD8 tidak berhubungan dengan karakteristik klinikopatologi adenokarsinoma kolorektal
Hubungan Ekpresi E-Cadherin dengan Invasi Limfovaskular dan Status KGB pada Karsinoma Payudara Tripel Negatif Citra Dewi; Henny Sulastri; Jusuf Fantoni; Zen Hafy
Majalah Patologi Indonesia Vol 22 No 1 (2013): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.192 KB)

Abstract

ABSTRAK Latar belakang Karsinoma payudara tripel negatif (KPTN) memiliki karakteristik, prognosis dan terapi yang khas dan dengan angka kematian yang tinggi. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan biomolekuler mengenai penanda tumor, telah banyak penanda prognosis yang diteliti dan salah satunya adalah E-cadherin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan ekspresi E-cadherin dengan invasi limfovaskular dan status kelenjar getah bening (KGB) serta ekspresi E-CD berdasarkan ukuran tumor, morfologi tumor dan derajat histologi pada KPTN. Metode Penelitian ini adalah penelitian retrospektif cross sectional. Tiga puluh sampel jaringan hasil biopsi, lumpektomi dan mastektomi diambil secara acak dari arsip di Bagian Patologi Anatomik Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, dilakukan pulasan dengan antibodi E-cadherin dan diteliti hubungannya dengan invasi limfovaskular serta sebaran ekspresinya berdasarkan usia, morfologi tumor dan derajat histologi. Dua puluh dua sampel jaringan hasil mastektomi diteliti untuk menilai hubungan antara ekspresi E-cadherin dengan status KGB dan sebarannya berdasarkan ukuran tumor. Hasil Sebaran ekspresi E-cadherin positif terbanyak pada KPTN dengan ukuran massa tumor >2 cm, jenis karsinoma duktal invasif, derajat histologi tinggi (43,3%). Rasio prevalens hubungan ekspresi E-cadherin dengan invasi limfovaskular dan status KGB masing-masing 1,14 (Interval Kepercayaan 0,19-0,39;p>0,01) dan 1,65 (Interval Kepercayaan-0,143-0,663; p>0,05). Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa E-cadherin belum bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan invasi limfovaskular dan status KGB pada kasus KPTN sehingga E-cadherin kurang dapat memberikan informasi mengenai prognosis penderita KPTN khususnya bagi klinisi dan penderita sendiri. Kata kunci : Karsinoma payudara tripel negatif, E-cadherin, invasi limfovaskular, status KGB. ABSTRACT Background Triple negative breast carcinoma (TNBC) has some unique characteristics, prognosis and treatment, and also a high mortality rate. Prognostic markers have been widely studied and one of them is Epithelial-Cadherin (E-cadherin). This study aims to look the relationship between E-cadherin expression with lymph vascular invasion, lymph node status, tumor size, morphology and histologic grade in TNBC. Methods This was a retrospective cross sectional study. Thirty samples of biopsy, lumpectomy and mastectomy specimens were taken randomly from the archives of the Anatomical Pathology Department of Mohammad Hoesin Hospital Palembang, stained with E-cadherin antibody, were used to investigate the relationship between the expression of E-cadherin with lymph vascular invasion, age, tumor morphology and histologic grade. Twenty-two tissue samples of mastectomy specimens were used to investigate the relationship between E-cadherin expression with lymph node status and tumor size. Results Mostly, positive expression of E-cadherin was expressed in tumor mass >2cm, in invasive ductal carcinoma type (40%) and in a high histologic grade tumor (43,3%). The prevalence ratio (PR) of E-cadherin expression of lymph vascular invasion was 1.14 (Convidence Interval 0.19-0.39; p> 0.05) and the PR of E-cadherin expression of the lymph nodes status was 1.65 (Convidence Interval -0.143-0.663; p> 0.05). Conclusion This study demonstrates that E-cadherin could’nt provide information on prognosis of TNBC as E-cadherin can’t be used as indicator for lympho-vascular invasion and lymphnode status. Key words: TNBC, E-cadherin, lymph vascular invasion, lymph node status
Hubungan Ekspresi Top 2A dengan Karakteristik Histopatologi dan Status Reseptor Hormon pada Karsinoma Payudara Her-2 Positif Agustine Tinambunan; Henny Sulastri; Fifie Julianita; Erial Bahar
Majalah Patologi Indonesia Vol 22 No 2 (2013): MPI
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.52 KB)

Abstract

ABSTRAK Latar belakang Top 2A adalah enzim inti yang berperan penting pada replikasi DNA dan merupakan terapi target banyak agen kemoterapi. Pada karsinoma payudara ekspresinya berhubungan dengan proliferasi sel dan ekspresi berlebih protein HER-2, namun hubungan ekspresi keduanya dengan karakteristik histopatologi dan status reseptor hormon masih kontroversial. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara ekspresi Top 2A dengan karakteristik histopatologi yang merupakan faktor prognosis dan status reseptor hormon pada karsinoma payudara primer HER-2 positif. Metode Penelitian ini adalah penelitian retrospektif cross sectional. Tiga puluh sampel preparat karsinoma payudara HER-2 positif hasil biopsi, lumpektomi dan mastektomi diambil dari arsip di bagian Patologi Anatomik RSMH, dilakukan pulasan dengan antibodi Top 2A, diteliti hubungannya dengan derajat keganasan, invasi limfovaskular dan status reseptor hormon serta sebaran ekspresinya berdasarkan usia dan morfologi tumor. Enam belas sampel preparat hasil mastektomi diteliti untuk menilai hubungan antara ekspresi Top 2A dengan status kelenjar limfe dan ukuran tumor. Hasil Ekspresi Top 2A positif dijumpai 14 kasus (46,7%) seluruhnya dengan massa tumor berukuran lebih dari 2 cm, derajat keganasan tinggi (71,4%), invasi limfovaskuler (71,4%), status kelenjar limfe sebagian besar negatif (71,4%) dan hanya 50% dengan status reseptor hormon positif. Karsinoma payudara HER-2 positif dengan ekspresi berlebih Top 2A sebagian besar dengan morfologi karsinoma duktal invasif (71,4%) dan pada kategori usia 41-50 tahun (71,4%). Analisis hubungan ekspresi Top 2A dengan ukuran tumor, status kelenjar limfe, invasi limfovaskuler, derajat keganasan dan status reseptor hormon secara statistik tidak bermakna (p>0,05). Rasio Odds dengan status reseptor sebesar 0,26. Terdapat hubungan bermakna antara ekspresi berlebih Top 2A dengan karakteristik usia kurang dari 50 tahun (p 2cm, and mostly with high degree of malignancy (71.4%), and with positive hormone receptor status (50%). Most of breast cancer with positive Top 2A are invasive ductal carcinoma (71.4%) and have age category 41-50 years old in 10 (71.4 %) cases. There are no significant correlation between Top 2A expression with tumour size, tumour grade, lympho-vascular invasion, lymph nodes status and hormone receptor status in HER-2 positif breast cancer. However, over-expression of Top 2A have a signifiant correlation with age category
Perbedaan Ekspresi Epidermal Growth Factor Receptor pada Karsinoma Tiroid Papilari dan Folikular Syaugi Syaugi; Henny Sulastri; Aida Farida; Ya'kub Rahadiyanto
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karsinoma tiroid merupakan kanker endokrin terbanyak yang berasal dari sel-sel folikel tiroid. Secara umum terbagi menjadi karsinoma tiroid papilari, folikular, anaplastik dan medulari. Karsinoma tiroid papilari dan folikular selanjutnya digolongkan kedalam karsinoma tiroid berdifernsiasi. Karsinoma tiroid berdiferensiasi mempunyai prognosis yang baik, walaupun  masih dijumpai 20-40% rekurensi atau metastasis.Beberapa penelitian menyatakan bahwa epidermal growth factor receptor berperan didalam karsinogenesis karsinoma tiroid. Ekspresi EGFR masih menjadi kontroversi pada karsinoma tiroid papilari dan folikular Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan ekspresi EGFR pada karsinoma tiroid papilari dan folikular dengan menggunakan pemeriksaan imunohistokimia. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan potong lintang . Pengambilan sampel menggunakan tehnik acak sederhana. Sebanyak 55 slaid kasus karsinoma tiroid papilari dan folikular diambil dari arsip patologi anatomi RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang dari Januari 2011 sampai Desember 2013. Dilakukan pulasan menggunakan antibodi EGFR dan diteliti perbedaan ekspresi EGFR antara karsinoma tiroid papilari dan folikular. Pada kedua subtipe karsinoma tiroid, jenis kelamin perempuan (78,2%) lebih banyak dibanding laki-laki (21,8%) dengan perbandingan 4:1. Umur termuda dijumpai pada usia 16 tahun, tertua usia 72 tahun dengan rata-rata usia 44 tahun. Sebanyak 65,5% karsinoma tiroid papilari dan 16,4% karsinoma tiroid folikular menunjukkan ekspresi positif EGFR. Tidak terdapat perbedaan ekspresi EGFR antara karsinoma tiroid papilari dan folikular (p = 0,649). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan ekspresi EGFR antara karsinoma tiroid papilari dan folikular   Kata kunci: Karsinoma tiroid papilari, karsinoma tiroid folikular, EGFR
Hubungan antara overekspresi Vascular Endothelial Growth Factor dengan Er, Pr, Her-2, Ki67 pada subtipe molekular karsinoma payudara invasif tidak spesifik Ellyzar Ellyzar; Henny Sulastri; Krisna Murti; Theodorus Theodorus
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKK.V4I1.6092

Abstract

Kanker payudara memiliki perilaku biologik yang sangat heterogen sehingga diperlukan banyak parameter untuk menentukan faktor prognosis, salah satunya adalah Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF). VEGF merupakan mitogen pada sel endotel. Overekspresi VEGF pada karsinoma payudara invasif tidak spesifik berhubungan dengan agresivitas sel tumor, metastasis, angka kekambuhan lebih besar serta rendahnya angka kelangsungan hidup secara keseluruhan. Overekspresi VEGF pada tumor payudara juga berkorelasi dengan ekspresi reseptor hormonal, status HER2 dan indeks Ki67. Tujuan penelitian ini mengetahui korelasi antara overekspresi VEGF dengan ER, PR, HER-2 dan Ki67 pada subtipe molekular karsinoma payudara invasif tidak spesifik.  Desain penelitian ini adalah serial kasus, menggunakan sampel 40 penderita karsinoma payudara invasif tidak spesifik, stadium I-IIB yang telah dilakukan pulasan imunohistokimia ER, PR, HER-2, Ki67 dan dikelompokkan berdasarkan subtipe molekular luminal A, B, HER-2 (+) dan basal-like (EGFR +) periode 2014-2015 di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (FK UNSRI)/RSMH periode 1 januari 2014 hingga 31 desember 2015, kemudian dilakukan pulasan imunohistokimia dengan menggunakan antibodi anti VEGF-A. Pada hasil ekpresi VEGF ?10% terdapat pada kelompok reseptor estrogen, progesteron dan status Ki67 yang positif yaitu masing-masing sebesar 26%, 24% dan 52,5%, sedangkan pada status HER-2, overekspresi VEGF terdapat pada kelompok HER-2 yang negatif yaitu 62,5%. hasil yang berhubungan dengan overekspresi VEGF adalah reseptor progesteron pada subtipe lumial A (p = 0,035) serta Ki67 (p = 0,006) pada tipe basal-like.Ada kecenderungan perbedaan parameter prognosis karsinoma payudara invasif antara overekspresi VEGF dengan ekspresi ER,PR, HER-2 dan Ki67 pada masing-masing subtipe molekular karsinoma payudara invasif tidak spesifik.
Hubungan Antara Ekspresi Cyclooxygenase-2 Dengan Derajat Histopatologi dan Invasi Limfovaskular Karsinoma Sel Skuamosa Serviks Listinawati Listinawati; Henny Sulastri; Wresnindyatsih Wresnindyatsih; Mutiara Budi Azhar
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 46, No 3 (2014): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v46i3.2707

Abstract

Karsinoma sel skuamosa (KSS) serviks merupakan karsinoma invasif yang terdiri dari sel-sel dengan diferensiasi skuamosa. Berdasarkan derajat histopatologinya KSS serviks dibagi menjadi derajat 1 (diferensiasi baik), derajat 2 (diferensiasi sedang) dan derajat 3 (diferensiasi buruk). Banyak faktor yang berperan dalam karsinogenesis KSS serviks, antara lain cyclooxygenase-2, enzim kunci dalam sintesis prostaglandin, namun hubungan antara COX-2 dengan derajat histopatologi KSS serviks masih menjadi kontroversi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ekspresi COX-2 dengan derajat histopatologi dan invasi limfovaskular KSS serviks dengan pemeriksaan immunohistokimia. Penelitian ini adalah penelitian potong-lintang. Lima puluh slaid sampel diambil dengan cara simple random sampling dari arsip Patologi Anatomi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dari Januari sampai Desember 2013. Dilakukan pulasan menggunakan antibodi COX-2 dan dianalisis hubungan ekspresi tersebut dengan derajat histopatologi dan invasi limfovaskular KSS serviks. Hasil penelitian didapatkan derajat histopatologi terbanyak adalah derajat atau diferensiasi buruk (derajat 2 dan 3) sebesar 78%, diikuti derajat atau diferensiasi baik (22%). Terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi COX-2 dengan derajat histopatologi KSS serviks (p=0,046). Invasi limfovaskular dijumpai pada 78% kasus, tetapi tidak berhubungan dengan positifitas ekspresi COX-2 (p=0,618). Didapat juga temuan lain yaitu sebukan atau infiltrasi sel radang yang padat pada 72% kasus dan adanya hubungan yang bermakna dengan positifitas ekspresi COX-2 (p=0,020). Disimpulkan bahwaekspresi COX-2 paling tinggi terdapat pada KSS serviks dengan derajat atau diferensiasi buruk dan semakin menurun pada derajat atau diferensiasi baik. Invasi limfovaskular tidak berhubungan dengan ekspresi COX-2.