Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA DALAM MENGHADAPI PERKULIAHAN DARING PADA TINGKAT AKHIR SEMESTER PRODI KEEPERAWATAN STIKES BTH PADA MASA PANDEMI Eli Kurniasih; Chita Widya; Yustira Yustira
Jurnal Keperawatan Galuh Vol 3, No 2 (2021): Juli
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jkg.v3i2.6419

Abstract

Pembelajaran daring memang telah menjadi solusi pembelajaran alternatif bagi dosen dan mahasiswa di tengah pandemi ini. Akan tetapi, persiapan yang baik terutama kesiapan dalam penggunaan perangkat pendukung sangat diperlukan dalam mengimplementasikan pembelajaran daring sehingga aktivitas perkuliahan dapat berjalan dengan efektif, pembelajaran daring memberikan fleksibilitas bagi pelaksanaan perkuliahan sehingga dapat digunakan secara luas. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 88 orang,karena berdasarkan survey peneliti total mahasiswa tingkat akhir yang sedang menghadapi perkuliahan daring sebanyak 88 orang, pada tahun 2021, di STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya. Menggunakan kuisioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42). Hasil penelitian menunjukan distribusi sebagian besar mahasiswa yang terlibat dalam penelitian ini didominasi oleh usia 21 tahun yaitu sebanyak 74 mahasiswa atau (84,1%). responden pada penelitian ini mengalami tingkat stres dalam kategori sedang yaitu sebanyak 39 mahasiswa atau (44,3%). Sedangkan 22 mahasiswa (25,0%) mengalami stres tingkat ringan, dan 27 mahasiswa (30,7%) mengalami stress tingkat berat. Simpulan bahwa Tingkat stress yang paling banyak dialami mahasiswa pada kategori stress sedang. Kondisi ini membuktikan bahwa mahasiswa mengalami tekanan akademik selama melaksanakan kuliah daring di masa pandemi covid-19 mahasiwi berusia 21 tahun ditemukan paling banyak mengalami stres sedang.Online learning has indeed become an alternative learning solution for lecturers and students in the midst of this pandemic. However, good preparation, especially readiness in the use of supporting devices, is very necessary in implementing online learning so that lecture activities can run effectively. Online learning provides flexibility for the implementation of lectures so that it can be used widely. The sample in this study was 88 people, because based on a survey of researchers, a total of 88 final year students currently facing online lectures, in 2021, at STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya. Using the Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) questionnaire. The results showed that the distribution of most of the students involved in this study was dominated by the age of 21 years, as many as 74 students or (84.1%). respondents in this study experienced stress levels in the moderate category as many as 39 students or (44.3%). Meanwhile, 22 students (25.0%) experienced mild stress, and 27 students (30.7%) experienced severe stress. The conclusion is that the most stress level experienced by students is in the moderate stress category. This condition proves that students experience academic pressure during online lectures during the covid-19 pandemic, 21 year old students are found to experience the most moderate stress.
Diabetes Self-Care Management (DSCM) experience individuals with type 2 diabetes mellitus Anih Kurnia; Farida Mohd Said; Santhana Letcmi Paduragan; Suci Rahma Pratiwi; Meri D; Eli Kurniasih
Riset Informasi Kesehatan Vol 12 No 1 (2023): Riset Informasi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/rik.v12i1.722

Abstract

Background : Self-Care Management is an important part of the lives of individuals with chronic diseases. This is important because they have to adapt their conditions so that they are able to make decisions about how to manage their own health condition. (Objective) This study aims to gain an in-depth understanding of the meaning of diabetes self-care management (DSCM) in type 2 diabetic individuals . Method: This study uses a qualitative method with a descriptive phenomenological approach. The sampling technique used was purposive sampling. Data saturation occurred in the 4th participant so the participants involved in this study were 4 people with inclusion criteria consisting of 1) Diabetes Mellitus Type 2 (DMT2) individuals with a period of ≥ 6 months; 2) those who did not experience severe complications (such as severe stroke, heart disease, and diabetic ketoacidosis; 3) was able to tell his experience. Data were taken through in-depth interviews for approximately 60 minutes. Data analysis using Colaizzi’s method. Results: The results of the study identified nine themes, including 1) physical responses experienced by people with Diabetes Mellitus Type 2 (T2DM); 2) perception; 3) Self-awareness; 4) routine blood sugar control; 5) adherence to diet; 6) physical activity; 7) adhere to treatment; 8) self-efficacy; 9) non-pharmacological therapy lowers blood sugar levels. Conclusion: DSCM is important in the management of Diabetes Mellitus Type 2 (DMT2). A better DSCM can reduce complications, reduce visits to health services, and treatment costs and reduce morbidity and mortality. Further research is needed to explore the content stored in DSCM. Key words: Diabetes self-care management, Diabetes mellitus Type 2 (DMT2), qualitative
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN TB PARU TELAAH LITERATUR Eli Kurniasih; Vina Jovitia Nurfajriani
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 21, No 1 (2021)
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v21i1.683

Abstract

GAMBARAN PEMINUM KOPI PADA PASIEN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RUANG VI PENYAKIT DALAM RSUD DR. SOEKARDJO TASIKMALAYA Eli Kurniasih
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 13, No 1 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v13i1.8

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin yang bersifat kronis dengan ciri khas hiperglikemia/peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal. Bagaimana gambaran peminum kopi pada pasien penderita Diabetes Mellitus di RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya ? .  Tujuan Khusus penelitian ini adalah pertama, mengetahui jumlah penderita DM yang mengkonsumsi kopi dengan gula. Kedua, mengetahui jumlah penderita DM yang  mengkonsumsi kopi tanpa gula. Ketiga mengetahui frekuensi minum kopi pada  penderita DM dalam sehari. Banyak yang masih menganggap bahwa penyakit hanya timbul karena faktor keturunan. Namun sesungguhnya setiap orang dapat mengidap penyakit DM ini, baik tua maupun muda. Banyak penderita Diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit yang sering disebut penyakit Gula atau Kencing manis ini. Hasil penelitian diketahui proporsi laki-laki  (65 %) yang menderita DM  peminum kopi lebih banyak daripada wanita (35%) dengan rentang usia antara 33 s.d 62 tahun. Hasil penelitian diketahui 93% atau 13 orang penderita dari 14 peminum kopi dan hanya 7 % saja yang tidak meminum kopi atau 1 orang penderita, hasil penelitian ini menunjukan bahwa hampir sebagian besar pasien penderita DM yang di rawat di Ruang VI adalah peminum kopi, dengan frekuensi lebih dari 3 cangkir sehari. Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Peminum Kopi
PENERAPAN TERAPI “SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE” UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH PUSKESMAS TAMANSARI TASIKMALAYA Rafida Azzahari; Anih Kurnia; Eli Kurniasih
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 23, No 2 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v23i2.1113

Abstract

Tuberkulosis Paru (TB) merupakan penyakit menular yang dapat menyerang sistem pernapasan dan menyebabkan peradangan pada paru ditularkanoleh Mycobacterium tuberculosis melalui percikan air liur atau dahak. Penderita tuberkulosis harus menjalani pengobatan selama enam bulan, sehingga hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya kecemasan.  Kecemasan merupakan suatu gangguan secara psikologis yang dialami seseorang yang disebabkan oleh ketakutan sesuatu yang mungkin terjadi. Terapi SEFT merupakan salah satu terapi nonfarmaologis yang dapat mengurangi kecemasan. Terapi SEFT merupakan suatu metode terapi yang mengintegrasikan psikologi energi, pemberdayaan spiritual, dan penyelarasan sistem energi tubuh. Hal ini  dapat meningkatkan potensi diri atau individu misalnya berfikir positif, masalah fisik. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui penerapan terapi spiritual freedom technique untuk menurunkan kecemasan pada penderita TB paru. Metode studi kasus ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada 7 orang responden dengan kasus yang sama yaitu tb paru yang mengalami kecemasan. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa seluruh responden sebanyak 7 orang mengalami penurunan kecemasan setelah dilakukan terapi SEFT selama 5 hari. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah terdapat penurunan kecemasan setelah dilakukan terapi SEFT, sehingga dapat diterapkan dalam proses penurunan kecemasan pada penderita TB paru yang mengalami kecemasan. Kata Kunci : Kecemasan, Terapi SEFT, Tuberkulosis Paru