Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pengaruh Variasi Tekanan Primary Flow dan Diameter Exit Nozzle Terhadap Secondary Flow Pada Kinerja Ejector Fresh Water Generator Wahyu Ari Putranto; Khaeroman .; Abdul Hamid
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v18i1.6035

Abstract

Ejektor adalah salah satu komponen penting pada Fresh water generator (FWG) yang berfungsi untuk membuat ruangan evaporator menjadi vakum dengan aliran air laut yang melewati ejektor tersebut. FWG adalah  alat di kapal yang digunakan untuk merubah air laut menjadi air tawar. Prinsip kerja ejektor adalah seperti pompa statis yang bekerja berdasarkan prinsip kevakuman. Semakin cepat vakum evaporator maka semakin cepat proses pembuatan air tawar dari air laut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi primary flow 300, 400 kPa (3, 4 bar) dan diameter exit nozzle 5, 6, 7 mm pada ejektor terhadap tekanan di secondary flow yaitu  pada sisi isapan udara (vakum). Penelitian dilakukan dengan simulasi numerik software komersial CFD untuk memprediksi fenomena tekanan aliran fluida yang melewati exit nozel dan secondary flow pada ejektor. Hasil simulasi menunjukkan ejektor dengan primary flow 3 bar dan diameter exit nozzle 7 mm menghasilkan tekanan di exit nosel sebesar  1,99 bar dan berdampak pada tekanan di secondary flow sebesar 0,51 bar. Sedangkan ejektor dengan primary flow 4 bar dan diameter exit nozzle 7 mm menghasilkan tekanan di exit nosel sebesar  2,57 bar berdampak pada secondary flow menghasilkan  tekanan  yang optimum sebesar 0,81 bar sehingga evaporator cepat vakum. Semakin cepat ruang evaporator vakum maka semakin cepat pula dimulainya proses pembuatan air laut menjadi air tawar pada alat FWG
PENGARUH LAJU ALIRAN, SUHU DAN ADITIF ASAM TARTRAT (C4H6O6) TERHADAP MORFOLOGI DAN FASA KRISTAL PADA KERAK KALSIUM KARBONAT (CACO3) W. A. Putranto; Khaeroman .; Susanto Susanto
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v16i2.3762

Abstract

Pada industri kimia, desalinasi dan minyak banyak sekali terjadi pembentukan kerak kalsium karbonat di dalam pipa yang berakibat pada penyempitan diameter dalam pipa dan pengurangan kinerja perpindahan panas. Makalah ini memaparkan proses kristalisasi CaCO3 di dalam pipa dengan aliran laminer. Percobaan ini dilakukan dengan mencampurkan dua larutan ekuimolar CaCl2 dan Na2CO3 dengan konsentrasi Ca2+ 3.000 ppm. Parameter yang diteliti adalah laju alir larutan 50 ml/menit), suhu (27 oC, 35 oC, 50 oC) dan penambahan aditif asam tartarat (0,00; 1,00; 10,00 ppm) sebagai penghambat proses pengerakan. Proses pembentukan kerak CaCO3 dipantau dengan mengukur perubahan konduktivitas larutan yang bertujuan untuk mengetahui waktu induksi sebagai pertanda awal terbentuknya kerak CaCO3. Waktu induksi yang diperoleh adalah bervariasi dari 20 menit hingga 38 menit. Laju aliran dengan suhu yang tinggi menghasilkan banyak endapan kerak CaCO3. Parameter suhu dapat meningkatkan kristalisasi CaCO3. Kerak yang diperoleh dari percobaan dikeringkan dan ditimbang untuk diperoleh massa kerak kemudian dikarakterisasi. SEM/EDS untuk mengetahui morfologi dan unsur kimianya. XRD untuk mengetahui fasa kristal yang terbentuk beserta prosentasenya. Semakin tinggi konsentrasi asam tartarat pada larutan menyebabkan massa kerak yang terbentuk semakin sedikit menurun hingga 80%. Ini berarti asam tartarat bisa menjadi aditif yang efektif untuk mengahambat kristalisasi CaCO3. Analisis SEM/EDS menunjukkan bahwa morfologi kerak ada yang berbentuk kubus (calcit), bola (vaterite dan jarum (aragonite). Analisis XRD menunjukkan fasa kerak adalah vaterite, aragonite dan calcite. Kerak mineral aragonit terbentuk karena pengaruh asam tartarat dan suhu. Hal Ini menunjukkan asam tartarat dapat menunda transformasi kerak kalsium karbonat menjadi fase stabil calsit. Kata kunci: Asam Tartrat, CaCO3, Kristalisasi, Suhu
Simulasi Numerik Aliran Melewati Nozzle Pada Ejector Fresh Water Genertor Dengan Variasi Diameter Exit Nozzle Dan Tekanan Primary Flow Konstan Di Laboratorium Real Engine Wahyu Ari Putranto; Khaeroman - -
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 17, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v17i2.5536

Abstract

Fresh water generator (FWG) merupakan salah satu alat di kapal yang digunakan untuk merubah air laut menjadi air tawar. Ejektor adalah salah satu komponen penting pada FWG. Kinerja ejektor berpengaruh terhadap jumlah produksi air tawar yang dihasilkan. Ejektor berfungsi untuk memvakumkan ruangan pada evaporator serta menghilangkan brine/ air garam (air dengan salinitas tinggi) dari bagian bawah ruangan evaporator. Secara umum ejektor merupakan pompa statis yang bekerja berdasarkan dengan prinsip kevakuman. Kevakuman yang terjadi pada ejektor sangat mempengaruhi performa dan kemampuan hisap sisi secondary flow. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi diameter exit nozzle pada ejektor terhadap laju aliran sekunder terutama pada sisi isapan udara (vakum).Penelitian ini dilakukan secara simulasi numerik menggunakan software komersial CFD untuk memprediksi fenomena aliran yang melewati nozel pada ejektor dengan memvariasikan diameter exit nozzle meliputi 5, 6, dan 7 mm. Tekanan masuk (primary flow) pada nozel adalah 400 kPa (4 bar). Jarak antara ujung exit nozzle dengan pipa aliran keluar dibuat dengan posisi tetap. Ujung exit nozzle berada pada posisi 3 mm masuk ke dalam pipa saluran keluar yang diukur dari posisi ujung bagian dalam. Hasil simulasi menunjukkan bahwa ejektor dengan diameter exit nozzle terkecil yaitu 5 mm memberikan performansi yang optimum. Hal ini karena diameter exit nozzle 5 mm memiliki laju aliran massa yang paling tinggi, sehingga menyebabkan tingkat kevakuman pada ruang evaporator semakin cepat. Semakin cepat ruang evaporator vakum maka semakin cepat pula dimulainya proses pembuatan air laut menjadi air tawar pada alat FWG
STUDI KASUS ANALISIS KEGAGALAN BAUT CONNECTING ROD MESIN DIESEL GENERATOR KAPAL Khaeroman Khaeroman; Wahyu Ari Putranto
INOVTEK POLBENG Vol 11, No 1 (2021): INOVTEK VOL.11 NO1, 2021
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v11i1.1749

Abstract

AbstrakKapal laut adalah alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut barang-barang baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan industri dan juga untuk mengangkut orang-orang serta berfungsi menghubungkan dari satu pulau ke pulau yang lain. Tenaga penggerak kapal pada umumnya adalah mesin diesel sebagai tenaga penggerak utama dengan berbagai variasi mesin diesel. Pada mesin pembakaran dalam (internal combustion engine), salah satu komponen terpenting di dalamnya adalah batang piston (connecting rod). Connecting rod berfungsi menerima tenaga dari piston yang diperoleh dari pembakaran dan meneruskanya ke poros engkol (crank shaft). Pada connecting rod terdapat bolt connecting rod berfungsi untuk merapatkan connecting rod cap yang menghubungkan connecting rod dengan crank shaft. Telah terjadi kegagalan pada bolt connecting rod (patah) pada mesin diesel kapal. Kemudian dilakukan analisa untuk mengetahui penyebab kegagalan bolt connecting rod. Pada proses analisa ini didahului dengan berbagai macam pengujian seperti uji komposisi kimia, uji kekerasan, uji mikrografi, uji makrografi dan uji SEM. Apabila telah ditemukan penyebab kegagalan bolt connecting rod maka akan diberikan rekomendasi agar kejadian tersebut tidak terulang lagiKata Kunci: kegagalan, baut, connecting rod, mesin diesel, kapal  AbstractShips are a means of transportation used to transport goods both basic needs and industrial needs and also to transport people also use transportation from one island to another. Ship propulsion in general is a diesel engine The main driving force with a variety of diesel engines. In an internal combustion engine, one of the most important components in it is the piston rod (connecting rod). The connecting rod is ready to receive power from the piston obtained from combustion and returned to the crankshaft (crankshaft). On the connecting rod there is a bolt connecting the rod used to get the connecting rod connecting the connecting rod with the crankshaft. There has been damage to the bolt connecting the rod (broken) to the diesel engine of the ship. Then an analysis is performed to determine the cause of the failure of the bolt connecting the rod. In this analysis process, preceded by various kinds such as chemical composition tests, trials, micrographic tests, macrographic tests and SEM tests. If the cause of the bolt connecting the stem is found, a recommendation will be given so that the incident does not happen againKeyword: failure, bolt, connecting rod, diesel engine, ship
ANALISA PERBANDINGAN ALIRAN PADA HULL KAPAL DENGAN BULBOUS BOW DAN TANPA BULBOUS Khaeroman Khaeroman; Suyono Suyono; Noviarianto Noviarianto
INOVTEK POLBENG Vol 10, No 1 (2020): INOVTEK VOL. 10 N0 1
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.924 KB) | DOI: 10.35314/ip.v10i1.1246

Abstract

Analisa perbandingan aliran perlu dilakukan untuk menentukan performa terbaik dari beberapa model yang diujikan. Dalam kasus ini ada dua jenis variabel yang diujikan yaitu tipe hull kapal dengan menggunakan bulbous bow dan tanpa bulbous bow. Umumnya penggunaan bulbous bow diperuntukan untuk kapal diperairan dalam karena kemampuan nya yang dapat mereduksi gelombang. Sementara untuk diperairan dangkal masih perlu dikaji kembali. Oleh karena itu, dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat menunjukan efektifitas dari penggunaan bulbos bow. Penelitian dilakukan dengan memodelkan kapal berukuran sama dengan bulbous bow dan tanpa bulbous bow. Dengan simulasi CFD (computional fluid dynamics) performa kedua model ini dapat diketahui, perbandingan nya didapat dari besaran nilai wake atau kecepatan aliran yang dihasilkan oleh kedua model beserta hambatannya. Dari kedua model didapat wake kapal dengan bulbous bow memiliki nilai yang kecil. Dari hasil penelitian ini didapatkan kedua model nilai hambatan kapal tanpa bulbous bow 0,6% lebih besar dari kapal yang menggunakan bulbous bow. Sementara untuk wake kapal tanpa bulbous bow lebih besar 1% dibandingkan kapal dengan bulbous bow.
Variasi Diameter Nozzle Terhadap Lamanya Proses Vakum Pada Fresh Water Generator di Laboratorium Polimarin Khaeroman Khaeroman; wahyu Ari Putranto; Susanto Susanto; Rifki Arya Wiguna; Agung Nugroho
Jurnal Maritim Polimarin Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : PPPM Polimarin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.75 KB) | DOI: 10.52492/jmp.v7i1.8

Abstract

Ejector is a static pump which is worked by a vacuum principal. A vacuum which is happened in the ejector affect the performance and the ability of suction on the secondary mass flow section. A vacuum ejector in the fresh water generator affects the amount of fresh water which is generated. The objective of this research is to know the affection of variation in the outlet diameter of the nozzle towards secondary mass flow, especially on the air suction section (vacuum). In this research, an analysis has been done in a fresh water generator (FWG) with three alternative design of the outlet diameter of the nozzle using Computer Fluid Dynamics (CFD) method to get the optimal performance. The inlet pressure of primary flow is regulated to be steady at 3 bars. The variations of the diameter outlet of the nozzle are 4, 6, and 8 mm. The distance between the edge of the nozzle with outlet flow of the pipe is made at a settled position. The edge of the nozzle is at 3 mm inside the outlet flow of the pipe measured from the inside edge of the pipe. The result of CFD method is shown that on the variation of the outlet diameter of the nozzle 8 mm has the biggest mass flow (4.6838048 kg/s) between 4 and 6 mm. The implication of this research is that the outlet diameter of the nozzle 8 mm has the maximum value of a vacuum.
Perancangan Katup Blow Off pada Sistem Turbocharger di Kapal Khaeroman Khaeroman; Noviarianto Noviarianto; Suyono Suyono
Jurnal Maritim Polimarin Vol. 4 No. 1 (2018)
Publisher : PPPM Polimarin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study discusses the design of a Blow Off Valve (BOV) valve in a turbocharger system on a diesel engine on board, BOV is used to release the air pressure contained in the scavenge air chamber when it experiences an increase in pressure due to the reduced frequency of opening the air duct that enters cylinder chamber. The purpose of this study is to analyze the selection of blow off valve designs that are in accordance with the need to reduce surge phenomena on diesel engines of ships using turbocharge and to analyze the quality/ performance results of the blow off valve through Solidwork software. The air pressure will still put pressure to get out of the system. This will cause the pressure in the system to increase and this air pressure will flow back to the turbine and will cause damage to the turbocharge component. This phenomenon is called turbocharge surging. So, air flow is very important to ensure that no air pressure flows back into the turbocharge. The selection of valves in accordance with the design techniques of several alternative choices is very decisive. Numerical calculations and spring performance analysis of a selected valve are carried out using solidwork software.
Analisis Kegagalan Sebuah Poros Engkol Bekas Mesin Diesel Generator untuk Kapal Khaeroman Khaeroman; Susanto Susanto
Jurnal Maritim Polimarin Vol. 4 No. 1 (2018)
Publisher : PPPM Polimarin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research discusses the failure of the diesel engine crankshaft of four stroke 6 cylinder, which is used in diesel generators of marine vessels. A correct analysis of crankshaft conditions is essential to prevent crankshaft fracture failures and cracks. Crankshaft deformed due to misalignment of the main journaling bearings. The purpose of this research is to determine the safe limit of the feasibility of a crankshaft to the damage that occurs on the surface of the crank pin journaling and steps to prevent the occurrence of failure on the crankshaft. This article presents the results of crankshaft failure analysis by material testing method through metallurgical test and hardness test. The test material taken was part of the crank pin journaling on cylinder number 3 which experienced by worn-out abnormality, while the test material from the crank pin section of the journal of cylinder number 5 was as a comparison with the normal surface condition. The result of chemical composition test of crankshaft is included in AISI 4140 classification. While the hardness value on crank pin surface of journal of cylinder number 3 is below the predetermined hardness value. Micro structure on cylinder no. 3 has an irregular spherical grain shape and the phase is pearlit (ferrit and cementit) in which the pearlit has a soft and also a hard nature.
Tinjauan Gelombang Laut dalam Hubungan dengan Penyediaan Sarana Bantu Navigasi di Distrik Navigasi Kelas II Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Noviarianto Noviarianto; Khaeroman Khaeroman
Jurnal Maritim Polimarin Vol. 3 No. 1 (2017)
Publisher : PPPM Polimarin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gelombang laut merupakan fenomena alam yang terjadi karena berbagai macam faktor baik secara alami maupun dari akibat yang lain. Terjadinya fenomena gelombang ini berpengaruh  terhadap peralatan bantu navigasi terutama yang berhubungan langsung dengan gelombang tersebut. Pengaruh gelombang laut terhadap sarana bantu navigasi pada distrik navigasi kelas II Tanjung Emas Semarang telah dilakukan penelitian. Dengan melakukan pengujian sampling dari beberapa responden yang bertanggung jawab terhadap peralatan navigasi didapatkan hasil yang dapat memberikan gambaran terhadap permasalah ini. Permasalahan ini dipetakan kedalam empat variabel yaitu pentingnya peralatan navigasi, pengaruh kondisi lingkungan atau cuaca, peran serta perusahaan dan dukungan dari pemerintah. Kesimpulan dari responden yang berhasil dirangkum bahwa keberadaan peralatan navigasi sangat penting peranannya dalam dunia pelayaran, perubahan cuaca juga faktor yang ikut mempengaruhi keberadaan peralatan navigasi. Peranan dan tanggung jawab perusahaan terhadap keberadaan peralatan navigasi sangat besar. Dukungan dari pemerintah terhadap peralatan navigasi pada distrik navigasi kelas II Tanjung Emas Semarang sangat baik.
Pelatihan Pengelasan dalam Pembuatan Rangka Tandon Air Bersih di Dermaga Moller Jaya Sededes Rowosari Kabupaten Kendal Wahyu Ari Putranto; Khaeroman; Juwarlan; Yulius Oskar; Okpina Rochadian; Sutrimo
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Abdi Putra Vol 2 No 3 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Nusa Putra & Persatuan Insinyur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52005/abdiputra.v2i3.168

Abstract

Dermaga Moller Jaya Tegalsari adalah dermaga yang berada di desa Rowosari, kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal. Latar belakang pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini adalah masih minimnya sarana untuk kebutuhan air bersih di dermaga jika digunakan secara bersamaan maka pengabdi ingin melakukan PKM dengan membuatkan tambahan sarana air bersih berupa tandon air beserta rangkanya. Tujuan PkM ini adalah memberikan pelatihan dan praktik pengelasan SMAW kepada nelayan di dermaga dengan membuat rangka tandon air sendiri. Pelaksanaan PkM ini bekerjasama dengan mitra Pemerintah Desa Rowosari khususnya pada kelompok nelayan dermaga Moller Jaya Tegalsari. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah ceramah, tanya jawab dan praktik langsung pengelasan membuat rangka tandon. Materi PkM adalah komponen mesin las SMAW, pengoperasian mesin las SMAW, macam-macam sambungan las dan keselamatan kerja. Hasil PkM adalah memberikan wawasan tentang materi pengelasan dan praktik pengelasan SMAW pada masing-masing peserta sebagai bekal untuk berwiraswasta apabila sedang tidak mencari ikan di laut.