Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Briket Ampas Sagu Sarang Lebah Jusuf Haurissa; Bosta Sihombing; Hendry Nanlohy; Helen Riupassa
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2021): Agustus
Publisher : Ilin Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/caradde.v4i1.951

Abstract

Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bertujuan  untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat kampung Nolokla (mitra) adalah memproduksi briket dari limbah ampas sagu.  Briket adalah salah satu sumber energi alternatif yang dapat membantu masyarakat mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga bahan bakar minyak. Metode yang digunakan dalam kegaitan ini adalah sosialisasi dan praktek pembuatan briket mulai dari pengambilan ampas sagu, penjemuran, sangrai ampas sagu, penghalusan arang ampas sagu, pencampuran arang ampas sagu dengan perekat, pencetakan briket, penjemuran briket dan uji coba memasak mengunakan briket sarang lebah. Hasil yang diperoleh dari Program Kemitraan Masyarakat ini adalah masyarakat kampung Nolokla mampu memiliki keterampilan dan kemampuan  yang sangat baik dalam memproduksi briket sarang lebah skala rumah tangga dari limbah ampas sagu.      
ANALISA DAYA TURBIN ARUS LINTANG AKIBAT PERUBAHAN POSISI TUBIN (RUMAH TURBIN) DI KAMPUNG BUKISI KABUPATEN JAYAPURA Jusuf Haurissa; Junior Reinhardt
DINAMIS Vol 1 No 12 (2017): DINAMIS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jd.v1i12.40

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa perubahan letak turbin (rumah turbin) terhadap daya yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian lapangan. Penelitian dilakukan di Desa Dukisi Kabupaten Jayapura. Adapun data penelitian yang didapatkan di lapangan adalah: luas penampang (A), kecepatan aliran (v), Debit (Q), Tinggi Jatuh (H). Hasil penelitian menunjukan bahwa, pemindahan posisi letak turbin (rumah turbin) ke posisi letak yang baru (direncanakan) dapat di lakukan, karen daya turbin untuk untuk posisi letak turbin (rumah turbin) awal P = 24,63 kW, dan posisi letak turbin (rumah turbin) baru (direncanakan) P = 34,91 kW. Ada kenaikan daya turbin sebesar P = 10, 05 kW atau 28,8 %.
ANALISA ENERGI PANAS PADA LUBANG BRIKET SARANG TAWON BERBAHAN DASAR AMPAS SAGU SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK TANAH Jusuf Haurissa; Helen Riupassa; Ribut Jayanto
DINAMIS Vol 1 No 12 (2018): DINAMIS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa jumlah energi panas yang di hasilkan dari jumlah lubang pencetak briket ampas sagu. Pada penelitian ini metode yang di gunakan adalah metode eksperimen lapangan. Ada tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a. variabel bebas (independent variable) yaitu: 10 lubang, 12 lubang, 14 lubang. b. variabel terikat (dependen variable) : variabel bebasnya yaitu energi panas (Q) , dan c. variabel terkontrol : variable yang ditentukan oleh peneliti, dan nilai selalu konstan yaitu : diameter briket . Hasil penelitian menunjukan bahwa briket dengan jumlah lubang yang paling tepat untuk mengkasilkan energi panas sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah. Jumlah lubang briket ampas sagu yang paling baik adalah briket 14 lubang. Laju perpindahan konveksi yang terbaik pada briket 14 lubang dengan teperatur 657.15 watt. Rata-rata penyalaan briket ampas sagu dengan diamater 20 cm dan tinggi briket 11 cm adalah 4,2 Jam. Maka dari pengujian untuk briket 14 lubang berbahan dasar ampas sagu ini dapat di gunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah.
ANALISA KINERJA MESIN PENCETAK BRIKET SARANG TAWON BERBAHAN DASAR AMPAS SAGU Jusuf Haurissa; Muhammad Amirudin
DINAMIS Vol 1 No 12 (2015): DINAMIS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jd.v1i12.148

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja alat pencetak briket multifungsi ampas sagu.Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen denganmenetapkan variable-variabel penelitian sebagai berikut : a. variable bebas ialah tekanan,waktu. b. variable terikat ialah gaya tekan briket. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali. dan c. variable terkontrol ialah berat Dari hasil analisa kinerja mesin pencetak multifungsi briket ampas sagu denganmenggunakan sistem hidrolik menghasilkan gaya tekanan sebesar P = 1006.019 N/dalam waktu 5.08 detik, sedangkan menggunakan hidrolik manual mempunyai gaya tekanansebesar P = 792,15 N/ dalam waktu 10.15 detik. Hasil di atas menunjukan bahwamenggunakan system hidrolik menghasilkan briket dengan kepadatan yang lebih baik danwaktu pencetakan lebih cepat bila di bandingkan dengan system manual.
MODIFIKASI SUDU TURBIN TERHADAP KINERJA TURBIN ARUS LINTANG (CROSS FLOW TURBINE) DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN Jusuf Haurissa; FERNANDO SITINJAK
DINAMIS Vol 1 No 12 (2013): DINAMIS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah memodifikasi sudu turbin arus lintang (cross flowturbine) untuk meningkatkan efisiensi turbin.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Ada tigavariabel yang digunakan yaitu : a. Variabel bebas adalah pembebanan pada poros yaitutanpa beban, beban 1N, beban 2 N, beban 3 N dan beban 4 N,b). Variabel terikat yanggunakan adalah Torsi (T),c). Variabel terkontrol : variabel yang ditentukan oleh peneliti, dannilainya selalu dibuat kostan. Variabel terkontrol adalah debit air (Q).Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode eksperimen menghasilkanefisiensi sebesar 67,78 %, yang dicapai pada kondisi bukaan 100% dan beban maksimum 4N. Disamping itu juga dapat dianalisa unjuk kerja turbin cross-flow, daya yang dihasilkanoleh turbin sangat dipengaruhi oleh besarnya debit aliaran fluida yang diberikan . Denganpeningkatan torsi karena faktor pembebanan yang diberikan hingga 4 N, daya keluaranturbin (Pout) diperoleh maksimal 41, 5736 watt
ANALISIS POTENSI ALIRAN SUNGAI SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) DI DESA BUKISI JAYAPURA PROVINSI PAPUA Jusuf Haurissa; Misdi M; A. Muid Fabanyo
DINAMIS Vol 2 No 12 (2014): DINAMIS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis potensi aliran sungai di Desa Bukisikabupaten Jayapura sebagai pembangkit listrik tenaga air.Metode yang digunakan adalah eksperimen lapangan dengan pendekatan pengukuranlangsung di tempat penelitian. Dimana untuk mendapatkan debit aliran menggunakan alatukur Current Meter, menggukur Head (ketinggian jatuh air) menggunakan GPS, dan untukmendapatkan luas penampang di gunakan tongkat pengukur kedalaman dan Rol Meter.Data hasil pengukuran dilapangan di dapat kecepatan aliran sungai v= 0,6 m/ detik, luaspenampang sungai (A) = 0,612 m2 menghasilkan dibit aliran (Q)= 0,2672 m3/detik dantinggi jatuh efektif (H) = 19 m. Selanjutnya dari hasil perhitungan dan analisis didapatkanbesar daya listrik yang dapat di bangkitkan PLTMH adalah sebesar 68442,408 watt. Jumlahrumah penduduk 96 unit, diasumsikan tiap rumah dibebankan 450 watt, maka 96 unit rumahmembutuhkan 43200 watt, sehingga dengan potensi air sebesar 68442,408 watt dapatmelayani masyarakat desa. Bahkan ada kelebihan energy sebesar 25242,408 watt dapatdigunakan untuk lampu jalan desa.Sumber air di desa Bukisi sangat potensial untuk dibangun Pembangkit Listrik TenagaMikroro Hydro (PLTMH).
Analisa Konveksi Paksa (Pemaksaan Udara Masuk) pada Proses Pembakaran Briket Ampas Sagu Haurissa, Jusuf; Riupassa, Helen
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 11, No 3 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jrm.2020.011.03.5

Abstract

In previous studies, the initial process of burning briquettes still takes a long time, i.e. app 15-20 minutes. In normal briquette burning, a flame comes out from the briquette hole surface. The purpose of this research is to find a solution to accelerate the burning process and then the solution to use this process easily. The main objective of this research is to examine the amount of heat generated from the briquettes burning process with the number of holes as much as 10, 12, and 14, and to measure the time of initial briquette burning until the first time the flame came out on the briquettes surface. The basic ingredients of briquettes used in this study were sago waste. The tools used are a moisture meter to measure the water content, an infrared thermometer, a temperature measuring instrument, a Stopwatch to measure time, a digital anemometer to measure the airflow speed. From this study, the results obtained indicate that the combustion process in a forced air convection conditions, resulting in the rate of heat transfer as follows: a). For using the 10 holes briquettes, the heat transfer rate is about 8.51 watts, b). In the burning of 12 holes briquettes, the resulting heat transfer rate is about 16.57 watts, c). While on the 14 holes briquettes burning, the rate of heat transfer is about 20.43 watts. When heat energy is applied to boil 5 liters of water, with a 10-hole briquette, the water boils within 23.54 minutes. When using 12 holes briquettes, the water boils in 21.31 minutes, and in the use of 14 holes briquettes, the water boils in 20.21 minutes. It is concluded that the shortest time to boil 5 liters of water is when using briquettes with 14 holes, which boils in 23.34 minutes. These results indicate that forced convection can speed up the briquette burning process and produce a fairly high temperature.
ANALISA POTENSI PASANG SURUT AIR LAUT (TIDAL ENERGY) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK MUARA PANTAI AMAI, MUARA PANTAI BUKISI DAN PANTAI DORMENA DI KABUPATEN JAYAPURA Jusuf Haurissa; Robinson Aibekob
DINAMIS Vol 2 No 12 (2016): DINAMIS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jd.v2i12.12

Abstract

Tujuan dari penilitian ini adalah menganalisa seberapa besar potensi energi pasang surut air laut pada muara Pantai Amai, Pantai Bukisi, dan Pantai Tablanusu sebagai pembangkit listrik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen di lapangan, dimana pengambilan data langsung di Muara Pantai Amai, Pantai Bukisi, dan Pantai Tablanusu. Variabel yang didapatkan di lapangan: luas penampang muara, waktu, tinggi pasang surut, kecepatan aliran. Hasil analisa dan perhitungan yang dilakukan pada ketiga tempat penelitian diperoleh daya listrik (energi pasang surut) yang dapat dihasilkan Pantai Tablanusu sebesar 55,329 kW, Pantai Amay sebesar 74,565 kW dan Pantai Bukisi sebesar 454,712 kW. Muara Pantai Bukisi mempunyai potensi energi listrik (energi pasang surut) yang paling besar. Muara Pantai Amai dan Pantai Tablanusu juga memiliki potensi yang baik yang dapat dikembangkan menjadi energi bagi PLTPs.
Lake Sentani Water Quality Index based on NSF-WQI as Raw Water for Drinking Water for Lake Sentani Coastal communities, Jayapura Regency Bambang Suhartawan; Jusuf Haurissa; Sarah Agustina Rumawak
Jurnal Syntax Admiration Vol. 3 No. 9 (2022): Jurnal Syntax Admiration
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jsa.v3i9.481

Abstract

Lake Sentani has an area of ​​about 9,630 ha and is located at an altitude of 72 m above sea level. Residents who live on the shores and shores of the lake, use the lake water for bathing, washing and latrine purposes. They also use it as raw water for drinking water and also as a means of transportation and even throw household waste into the lake water. There are 5 (five) rivers as the inlet, namely the Hawaii, Yamolo, Klandeli, Dofroko and Hobay rivers and there is one estuary, the Djaifuri River which is located in the east (Puay area). This study aims to determine the index of each water quality parameter and the total index of water quality. The water quality index parameters studied were; DO, Fecal coliform, pH, BOD, Temperature, Total Sulfate, Nitrate-N, Turbidity and Total Dissolved Solid (TDS). Sampling was carried out at 3 (three) sample points (stations) namely the mouth of the Haway River (Ifale Sentani), the middle of the lake (Ayapo Sentani) and the Upper Jaifuri River (Puay Yoka). Determination of the Total Water Quality Index is calculated using the National Sanitation Foundation's Water Quality Index (NSF-WQI) method for both Lake Sentani water and the total standard water quality index. The test results of each parameter are compared with the Class 1 Water Quality Standards Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 22 of 2021 concerning the Implementation of Environmental Protection and Management. The results obtained from the research at 3 (three) research stations turned out that station 1 obtained an index of 44.24 and station 3 obtained an index of 46.60 both classified as Bad (bad), station 2 obtained an index of 51.42 classified as Medium (medium), while the standard water quality class 1 obtained a quality index of 47.24 classified as Bad (poor) too. Thus, when compared with the standard water quality index of class 1, what meets the requirements as raw water for drinking water is lake water at station 2 (Ayapu Sentani) where the index value is greater than the quality standard.
ANALISA KINERJA TURBIN TURGO DAN TURBIN PELTON SKALA LABORATORIUM Dharmacakra Ramaputra; Jusuf Haurissa
DINAMIS Vol 19 No 1 (2022): Dinamis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jd.v19i1.1103

Abstract

This study aims to analyze the performance comparison of turgo turbines and laboratory-scale Pelton turbines. The research was conducted using the H41D/C turbine simulator in the Mechanical Engineering Laboratory of Jayapura University of Science and Technology. Turgo turbines and Pelton turbines were installed in the turbine simulator alternately, and then the turbines were tested for comparison of power and efficiency. During the testing process, the data is measured by turbine rotation, flow rate, and flow pressure using the ADC, then the results are entered into the table, then processed to produce graphs for analysis. From the results of the study, it was concluded that from a comparative analysis of the performance of turgo and Pelton turbines based on a comparative analysis of the power and efficiency of the largest turgo and Pelton turbines at each nozzle opening of 25%, 50%, 75% and 100%, turgo and Pelton turbines with nozzle openings 25% of the power generated by the turgo turbine is 67.96 W. The efficiency is 35.49, while the energy in the Pelton turbine is 83.72W. The efficiency is 41.71, at the nozzle opening, 50% of the power and efficiency of the turgo and Pelton turbines are the largest, the power of the turgo turbine is 87, 37W and 44.75% efficiency. In comparison, the Pelton turbine power is 95.5W and 46.66% efficiency. At a nozzle opening of 75%, the greatest strength and efficiency of the turgo and Pelton turbines, the power and efficiency generated in the turgo turbine is 87.18W, and the efficiency is 45.09. In contrast, in the Pelton turbine, the energy produced is 94.86W, and the efficiency is 49.06%. At 100% nozzle opening power and the highest efficiency of the turgo and Pelton turbines, the turgo turbine has a strength of 86.62W and an efficiency of 44.96%. In comparison, the Pelton turbine produces 97.5W of energy and an efficiency of 50.38%.