Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir (Prawati, 2019) Berdasarkan data Puskesmas Simatalu tahun 2020 tercatat kasus diare naik sebanyak 75 kasus dari 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Analisis Faktor yang Berhubungan dengan kejadian Diare pada balita di Puskesmas Simatalu kecamatan Siberut Barat Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2021.nJenis penelitian ini analitik dengan desain penelitian adalah cross sectional Populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 125 dan sampel sebanyak 61 teknik Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simple random sampling, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kueisioner dan observasi. Pengolahan data dilakukan dengan editing, coding, entri data, cleaning. Analisa data dilakukan menggunakan analisa univariat dan bivariat. Dimana analisa univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (62,3%) balita mengalami diare, (50,8%) kondisi jamban yang tidak memenuhi syarat(72,1%) kondisi tempat sampah yang tidak memenuhi syarat (68,9%) kondisi SPAL yan tidak memenuhi syarat (27,9%) kebiasaan cuci tangan pakai sabun yang tidak memenuhi syarat .Hubungan kondisi jamban dengan kejadian diare di dapatkan nilai p=0,001 (p<0,05) Hubungan kondisi tempat sampah dengan kejadian diare didapatkan nilai p=0,004 (p<0,05), Hubungan kondisi SPAL dengan kejadian diare di dapatkan nilai p=0,002(p<0,05), Hubungan kondisi kebiasaan cicu tangan pakai sabun dengan kejadian diare didapatkan nilai p=0,003.(p<0,05), Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian maka peneliti menyarankan kepada petugas Puskesmas Simatalu agar dapat meningkatkan pembinaan kepada masyarakat mengenai perilaku kesehatan khususnya tentang diare pada balita.Kata Kunci : Diare; Jamban ; kebiasaan cuci tangan pakai sabun ; Puskesmas