Yanuar Jatnika
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Upaya Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Yanuar Jatnika; Ayu Lestari
Jurnal AKRAB Vol. 4 No. 1 (2013): Desember 2013
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v4i1.77

Abstract

minat baca generasi muda Indonesia rendah karena minimnya buku-buku bacaan, atau sebaliknya, buku-buku bacaan yang terbit di Indonesia minim karena budaya baca yang rendah? Bila minat baca masyarakat, terutama generasi muda sudah tumbuh, hal itu akan mendorong tumbuhnya Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
Pendidikan Karakter, untuk Indonesia Yang Lebih Baik Yanuar Jatnika
Jurnal AKRAB Vol. 2 No. 3 (2011): Desember 2011
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v2i3.132

Abstract

Permasalahan mendasar bagi pendidikan ialah bagaimana menyiapkan generasi yang cerdas dan memiliki karakter yang kuat untuk membangun bangsanya ke arah yang lebih baik. Untuk itu, maka pendidikan karakter mutlak diperlukan untuk menghadapi masa depan yang penuh kompetisi.Pendidikan karakter harus dilakukan oleh segenap masyarakat, mulai dari orang tua di rumah, masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan politik, dan juga pemerintah. Bagi orang tua, pendidikan karakter bagi anaknya dimulai saat sepanjang suami istri berhubungan untuk berniat memiliki anak. Saat itulah, semua ajaran agama menganjurkan agar suami istri tersebut memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Mahaesa agar diberikan anak yang Sholeh, beriman, bertaqwa, cerdas, bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara. Itulah pendidikan karakter yang pertama diterima seorang anak manusia.Pendidikan karakter berikutnya adalah saat seorang anak bergaul dengan anggota keluarga, masyarakat dan sekolah. Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadaapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Sekolah pada umumnya tidak memberikan pendidikan untuk mengatasi persaingan pada dunia kerja, sehingga ada survey yang mengatakan, rata-rata setelah sekolah, seorang anak perlu 5-7 tahun untuk beradaptasi dengan dunia kerja dan rata-rata dalam 5-7 tahun tersebut pindah kerja sampai 3-5 kali. Proses seperti ini sering disebut dengan proses mencari jati diri. Bagi Indonesia sekarang ini, pendidikan karakter tidak hanya membentuk manusia yang bermoral baik, bertaqwa pada Tuhan, dan beretika baik, tapi juga berarti melakukan usaha sungguh-sungguh, sistematik dan berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta keyakinan semua orang Indonesia bahwa tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa membangun dan menguatkan karakter rakyat Indonesia.