Daniel Sutoyo
STT Intheos Surakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kairos Sebagai Golden Moment Orang Percaya Daniel Sutoyo
EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 1 (2018): Gereja dalam Perubahan Zaman
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.199 KB) | DOI: 10.33991/epigraphe.v2i1.4

Abstract

Kairos is a word used which been distinguished from others Greek’s words that explaining about time. In human life, time is a most important thing, because every occurrence is related to the time. Every people yearn the happiest times like achievement and successful, such a golden moment in life. Kairos could be understood as a golden moment for every people. This article aimed to explain the meaning of kairos according to its usage in the New Testament’s context and the implication to the believers today. This is a research that used a word analysis method, namely the word of kairos. The conclusion is, that kairos is a form of a word using for the time which could be understood as a moment that every people could achieve what they were expected.AbstrakKairos merupakan salah satu bentuk waktu yang dijelaskan dari bahasa Yunani untuk membedakan dari bentuk waktu secara umum. Waktu dalam kehidupan manusia merupakan hal yang sangat penting, karena setiap hal terjadi berkaitan dengan waktu. Setiap orang merindukan adanya saat-saat yang menyenangkan, seperti pencapaian dan keberhasilan, semacam masa keemasan dalam hidupnya. Kairos dapat dipahami sebagai bentuk masa keemasan bagi setiap orang. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan makna kairos secara konteks Perjanjian Baru dan implikasinya bagi orang percaya di masa kini. Ini adalah sebuah penelitian yang menggunakan metode analisis kata, yaitu tentang waktu. Kesimpulannya, kairos adalah sebuah bentuk waktu yang dapat diartikan seperti kesempatan agar setiap orang dapat mencapai sesuatu yang diidamkan.
Tinjauan Teologis terhadap Wacana Penerapan Hukuman Mati bagi Pelaku Tindak Pidana Korupsi di Indonesia Daniel Sutoyo
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 3, No 2 (2019): April 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v3i2.195

Abstract

Abstract. Corruption is a crucial problem as if there was never a solution. The impact of criminal acts of corruption on the state can lead to the misery of its people, can undermine economic growth, can exacerbate poverty and political instability. With the danger caused by the crime of corruption, a discourse emerged on the application of the death penalty for perpetrators of criminal acts of corruption to give a deterrent effect to the perpetrators. However, the discourse was not approved by the human rights activists on the grounds that the death penalty had no connection with deterrent effect, but instead the death penalty had a negative impact on the country. The purpose of this article is to examine the biblical view of the death penalty discourse on corruptors. The research method used to achieve these goals was through literature study and biblical interpretation. The results showed that corruption was a major crime according to the Bible and therefore the death penalty deserves to be applied. Death sentences against corruptors was not on contrary to love, and on the other hand show the holiness of God who does not compromise to sin.Abstrak. Tindak pidana korupsi menjadi masalah krusial yang seolah-olah tidak pernah ada penyelesaiannya. Dampak tindak pidana korupsi bagi negara dapat menimbulkan kesengsaraan rakyatnya, dapat meruntuhkan pertumbuhan ekonomi, dapat memperburuk kemiskinan dan ketidakstabilan politik. Dengan adanya bahaya yang diakibatkan tindak pidana korupsi tersebut, maka muncul wacana penerapan hukuman mati bagi pelaku tindak pidana korupsi untuk memberikan efek jera bagi pelakunya. Namun demikian, wacana tersebut tidak disetujui oleh kelompok pegiat HAM dengan alasan hukuman mati tidak memiliki hubungan dengan kejeraan, tetapi sebaliknya hukuman mati justru berdampak buruk pada negara. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengkaji pandangan Alkitab terhadap wacana hukuman mati terhadap koruptor. Metode penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui studi pustaka dan tafsiran Alkitab. Hasilnya menunjukkan bahwa korupsi adalah termasuk kejahatan besar menurut Alkitab dan oleh karenanya hukuman mati patut untuk diterapkan. Hukuman mati terahdap koruptor tidak bertentangan dengan kasih, dan malah sebaliknya menunjukkan kekudusan Allah yang tidak berkompromi terhadap dosa.
New Apostolic Reformation dan Pengaruhnya terhadap Eklesiologi Daniel Sutoyo
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 4, No 2 (2020): April 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v4i2.289

Abstract

Abstract. This article aimed to describe the New Apostolic Reformation movement impact in an ecclesiological view. The New Apostolic Reformation movement, also known as the fourth wave of pentecostalism, in its theology looks more radical than the previous wave movement. This movement is a non-denominational and has a big impact to the churches, especially those of Pentecostal-Charismatic. The method used in this study was descriptive analytic using literature studies relating to the movement. Through this study it could be concluded that the New Apostolic Reformation movement has a major influence on church growth because it was believed to offer reformation in the practical ministry of the church.Abstrak. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan gambaran pengaruh gerakan New Apostolic Reformation secara eklesiologis. Gerakan New Apostolic Reformation, disebut juga sebagai gelombang keempat pentakostalisme, dalam pokok-pokok ajarannya terlihat lebih radikal dibandingkan dengan gerakan pada gelombang sebelumnya. Gerakan ini bersifat non denominasi dan memberikan pengaruh besar terhadap gereja-gereja, terutama yang beraliran Pentakosta-Karismatik. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan kajian kepustakaan yang berkaitan dengan gerakan tersebut. Melalui kajian ini dapat disimpulkan bahwa gerakan New Apostolic Reformation memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan gereja karena disebut menawarkan reformasi dalam pelayanan praktis gereja.
Analisis Historis terhadap Teologi Gerakan Pentakostalisme Daniel Sutoyo
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 2 (2018): April 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v2i2.171

Abstract

Abstract. The purpose of this paper is to explain the historical developments, doctrines and behaviors that appear in every Pentecostal movement, so that we can distinguish between the First Wave movement, the Classical Pentecost, the Second Wave Movement, the Charismatic Movement, the Third Wave Movement, the Sign Movement and the Miracles, and Fourth Wave Movement, New Apostolic Reformation Movement (NAR). The method in this study is the study of historical analysis on the history of the development of each wave movement Pentecostalism. Through the analysis it is concluded that every wave of the Pentecostal movement is a movement that comes from God, through the work of His Holy Spirit. Although in practice there is a distorted phenomenon, but can not be generalized and then assume everything is heretical.Abstrak. Tujuan penulisan ini adalah menjelaskan sejarah perkembangan, doktrin dan perilaku yang muncul setiap gerakan Pentakostalisme, sehingga kita dapat membedakan antara gerakan Gelombang Pertama, Pentakosta Klasik, Gerkan Gelombang Kedua, Gerakan Kharismatik, Gerakan Gelombang Ketiga, Gerakan Tanda-tanda dan Mujizat-mujizat, dan Gerakan Gelombang Keempat, Gerakan New Apostolic Reformation (NAR). Metode dalam penelitian ini adalah penelitian analisis historis terhadap sejarah perkembangan setiap gerakan gelombang Pentakostalisme. Melalui analisis tersebut disimpulkan bahwa setiap gelombang gerakan Pentakostalisme adalah sebuah gerakan yang berasal dari Tuhan, melalui karya Roh Kudus-Nya. Meskipun dalam praktiknya ditemukan fenomena yang menyimpang, namun tidak dapat digeneralisasikan dan kemudian menganggap semuanya sesat.
Allah Memanggil Umat-Nya Untuk Menjadi Gereja Yang Tekun Berdoa Menurut Kisah Para Rasul 4: 23 – 31 Daniel Sutoyo
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 1 (2016): Oktober 2016
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v1i1.101

Abstract

Doa merupakan sebuah aktivitas yang erat hubungannya dengan denyut nadi kekristenan; sehingga muncul semacam ungkapan, bahwa doa adalah nafas kehidupan orang percaya. Sejatinya, kegiatan doa bukanlah sebuah rutinitas ibadah belaka, melainkan pusat kehidupan itu sendiri. Dari zaman Yesus ada di muka bumi hingga pada pelayanan para rasul di Yerusalem bersama jemaat mula-mula, doa menjadi energi dari setiap pelayanan bahkan sendi kehidupan yang dilakukan. Artikel ini menyajikan sebuah telaah eksegetis tentang doa dalam Kisah Para Rasul 4:23-31, yang bertujuan menunjukkan secara biblikal sifat doa yang penting dan urgen. Pada akhirnya, gereja didorong untuk memahami esensi doa dan mulai berdoa dengan tekun. Pray is an activity most related to Christian’s life; so there is a saying that prayer is believers’ breath of life. Substantially, praying is not mere routinized of service, but also life center. From the time of Jesus was on earth untill the apostles’ ministry with early church in Jerusalem, pray becomes energy of every ministry even life. This article is giving an exegetical study of pray in Acts 4:23-31, which aim to show biblically character of pray, which is important and urgent. At least, it encourages church to understand the essence of pray and begin to pray on and on.