Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR Kurniawan, Neng Mumun; Sumiati, Tati
Metodik Didaktik : Jurnal Pendidikan Ke-SD-an Vol 10, No 1 (2015): Metodik Didaktik Juli 2015
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/md.v10i1.3229

Abstract

Penulisan karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yangbelum memahami konsep materi dan jawaban yang kurang tepat dalammenyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Selain itu ditemukan siswa yangmeskipun mendapat nilai yang tinggi tetapi tidak mampu menerapkan apa yangdiperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Peran siswa lebih banyak hanya menerimainformasi dari guru yang kemudian dihapalkan untuk ujian dan mendapatkan nilai.Hal tersebut diakibatkan karena kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran,dimana metode atau pendekatan pembelajaran yang digunakan masih berpusatpada guru. Oleh karena itu diperlukan suatu cara belajar yang dapat meningkatkanpemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPA. Salah satu pendekatantersebut adalah pendekatan Contextual Teaching and Learning. PendekatanContextual Teaching and Learning merupakan suatu pendekatan yang mengaitkanmateri pembelajaran dengan kehidupan nyata sehingga membuat pembelajaranlebih bermakna dan mendorong siswa menerapkan pengetahuan yang dimilikinyadalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran kontekstual melibatkantujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: kontruktivisme (contructivism),menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learningcommunity), pemodelan (modeling), refleksi dan penelitian sebenarnya (authenticassessment). Dengan menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran IPA,diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaranberlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru kepada siswa.
PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR Pratomo, Suko; Sumiati, Tati; Mursilah, Risqa
Metodik Didaktik : Jurnal Pendidikan Ke-SD-an Vol 13, No 1 (2017): Metodik Didaktik Juli 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/md.v13i1.7687

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan berpikir kreatif siswa kelas VB SDN Cikampek Timur I, hal ini dibuktikan dengan pengujian instrumen soal keterampilan berpikir kreatif yang mencakup lima indikator keterampilan berpikir kreatif. Keterampilan berpikir kreatif adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang di dalamnya terdapat lima fase atau tahapan. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB SDN Cikampek Timur I yang berjumlah 20 siswa. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1)Aktivitas belajar siswa kelas VB SDN Cikampek Timur I dengan menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA; 2)Peningkatan keterampilan berfikir kreatif siswa kelas VB SDN Cikampek Timur I setelah menggunakan model Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA. Metode penelitan yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 siklus dengan hasil peningkatan yang signifikan pada persentase Ketuntasan Belajar Siswa Klasikal (KBSK) setiap siklusnya. Hasil nilai rata-rata N-Gain keterampilan berpikir kreatif siswa kelas VB SDN Cikampek Timur I termasuk kedalam kategori sedang pada setiap siklusnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbandingan skor pretest dan posttest yang mencakup lima indikator keterampilan berpikir kreatif dan indikator pembelajaran. Adanya peningkatan pada hasil posttest setiap siklusnya dipengaruhi oleh aktivitas siswa yang mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat direkomendasikan bahwa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dapat digunakan sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa.
PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP SIKAP ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Pokok Bahasan Energi Listrik dan Perubahannya Untuk Siswa Kelas VI Sekolah Dasar) Sulistyowati, Desy; Putri, Suci Utami; Sumiati, Tati
Metodik Didaktik : Jurnal Pendidikan Ke-SD-an Vol 11, No 1 (2016): Metodik Didaktik Juli 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/md.v11i1.3784

Abstract

This research is motivated by the lack of attention from the teacher to the learners’ scientific attitude in learning science at elementary school. This happened because of the lack of balance in developing the nature of learning science which resulted in the students’ low scientific attitude. The researchers applied inquiry based learning method. The purpose of this study is to determine the influence of the scientific method of inquiry on the attitudes of students in learning science. This research used quasiexperiment designthrough Non-equivalent control group design. The subject of this study focused on 30 students of class VI A and 34 students of class VI B. The research instrumentsare a questionnaire to measure the students’ scientific attitude in the  pretest  and  posttest, and the observation sheet. The empirical result demonstrated; 1) an increase in the dimensions of scientific attitude in control class with N-Gain value of 0.15 which are included in the low category; 2) an experimental class increased scientific attitude with N-Gain 0.53 which are included in the category; 3) There are significant differences to the scientific attitude of sixth grade students of primary school in the experimental class who obtained learning by using the methods of inquiry and control classes by applying the conventional approach. The results from analysis test, the average difference in gain, with a P value α (H1 acceptable), showing that there were differences in scientific attitude of students because of the effect of applying the method of inquiry. This research is expected to contribute to education, especially the improvement of primary school science teaching.
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Maqbullah, Shofiyah; Sumiati, Tati; Muqodas, Idat
Metodik Didaktik : Jurnal Pendidikan Ke-SD-an Vol 13, No 2 (2018): Metodik Didaktik Januari 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/md.v13i2.9500

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA  kelas V di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Jalan Kamojing Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang yang masih rendah. Proses pembelajaran masih menggunakan metode satu arah sehingga tidak banyak melibatkan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, kurangnya sumber belajar di sekolah, dan tidak ada media pembelajaran. Hal tersebut  menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas V dalam pembelajaran IPA. Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan model problem based learning. Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu: planning (menyusun rancangan tindakan), acting (pelaksanaan tindakan), observing (pengamatan), dan reflecting (refleksi). Instrumen yang digunakan yaitu observasi dan tes evalusi berpikir kritis Hasil penelitian pada siklus pertama dan memperoleh hasil 31% (8 orang yang berada di atas KKM), dan tindakan pada siklus kedua memperoleh hasil 65% (17 orang yang berada di atas KKM). Selanjutnya pada tindakan di siklus ketiga mencapai hasil yang maksimal karena memperoleh hasil 92% (24 orang yang telah tuntas dan berada di atas KKM). Nilai kemampuan berpikir kritis meningkat karena dipengaruhi oleh aktivitas siswa yang meningkat selama pembelajaran. Siklus pertama memperoleh nilai persentase 65% “cukup”, pada siklus kedua meningkat memperoleh nilai persentase 75% “baik”, selanjutnya pada siklus ketiga  meningkat mencapai nilai persentase 92% “sangat baik”. Hal tersebut membuktikan bahwa ada peningkatan pada setiap siklus yang sudah disesuaikan dengan  indikator berpikir kritis. Dengan demikian penerapan model problem based learning pada umumnya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dalam penelitian tindakan kelas (PTK). 
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN Rachmat, Nur Asiah; Sumiati, Tati
Metodik Didaktik : Jurnal Pendidikan Ke-SD-an Vol 11, No 1 (2016): Metodik Didaktik Juli 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/md.v11i1.3787

Abstract

Permasalahan yang menyangkut aktivitas anak dalam proses pembelajaran mengenal bentuk geometri, dapat dilihat dari sebagian besar anak yang tidak tertarik dan tidak senang dalam pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan di depan kelas. Sebagian besar anak terlihat bersikap pasif terhadap kegiatan pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran di TK adalah bermain. Kegiatan mengenal bentuk geometri dapat dilakukan dengan mengamati lingkungan sekitar dan mencari bentuk-bentuk yang akan diperkenalkan pada saat belajar mengenal bentuk dan diperkenalkanlah pada anak bentuk bujur sangkar, segitiga, lingkaran dan aneka bentuk lainnya, kemudian beri kesempatan anak untuk belajar mengamati bentuk geometri melalui kegiatan mengelompokkan benda berdasarkan bentuk geometri yang sama. Permainan mencari harta karun merupakan permainan yang dilakukan dengan tujuan mencari benda yang disembunyikan (Hidden Object). Secara umum permainan mencari harta karun bertujuan untuk mengembangkan konsep analisis data dan probabilitas, mengklasifikasikan bentuk dan warna, permainan ini dapat mengembangkan kemampuan menganalisis bentuk dan warna sehingga anak dapat mengenal bentuk dan warna. Permainan ini juga dapat mengeksplorasi imajinasi anak sehingga anak benar-benar dalam kenyataan mencari harta karun.
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Azzahra, Nursania; Pratomo, Suko; Sumiati, Tati
Metodik Didaktik : Jurnal Pendidikan Ke-SD-an Vol 14, No 2 (2019): Metodik Didaktik Januari 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/md.v14i2.14329

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan temuan mengenai rendahnya aktivitas dan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Wiwitan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Wiwitan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Wiwitan Tahun Ajaran 2017-2018 yang berjumlah 25 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui tes, observasi aktivitas siswa dan guru, wawancara dan dokumentasi. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu nilai tes penguasaan konsep yang diperoleh siswa ≥ 68 dengan ketuntasan klasikal mencapai ≥ 75%. Hasil penelitian menunjukan peningkatan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 44,89% dengan kategori sedang meningkat menjadi 52,89% pada siklus II dengan kategori tinggi. Pada siklus I nilai rata-rata tes penguasaan konsep siswa  69,64 dengan ketuntasan belajar klasikal 52%. Pada siklus II nilai rata-rata penguasaan konsep siswa 76,88 dengan ketuntasan belajar siswa 88%. Penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan dengan skor N-Gain 0,34 dengan kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukan bahwa model cooperative learning tipe jigsaw terbukti dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran IPA.
The Impact of Thematic Learning using Index Card Match Instructional Model on Students’ Conceptual Understanding Hendawati, Yuyu; Sumiati, Tati; Pratomo, Suko; Nuraeni, Fitri; Susilawati, Yanti
International Conference on Elementary Education Vol. 2 No. 1 (2020): Proceedings The 2nd International Conference on Elementary Education
Publisher : Elementary Education Study Program School of Postgraduate Studies Universitas Pendidikan Indonesia in collaboration with UPI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.418 KB)

Abstract

This study aims to investigate the effect of thematic learning using Index Card Match instructional model on students’ conceptual understanding. The method used in this study is Classroom Action Research involving fifth grade students in one of public primary school in Subang. Results suggest that after the implementation of thematic learning using Index Card Match instructional model, students’ conceptual understanding was improved. Additionally, data analysis imply that students’ learning activities throughout the three cycle of thematic learning with Index Card Match was increased at each meeting
The Application of Cooperative Learning Model Think Pair Share (TPS) Type to Improve The Ability of Understanding Science Concepts in Primary School Sumiati, Tati; Hendawati, Yuyu; Caturiasari, Jennyta; Yulianingsih, Meli
International Conference on Elementary Education Vol. 2 No. 1 (2020): Proceedings The 2nd International Conference on Elementary Education
Publisher : Elementary Education Study Program School of Postgraduate Studies Universitas Pendidikan Indonesia in collaboration with UPI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.789 KB)

Abstract

This research is based by the ability to understand students' science concepts that are still low.This is indicated by the average score of students below the KKM of 51.52. Where as KKM is applied in schools, namely 70. The ability to understand students' science concepts is still low because the teacher has not applied a model that is in accordance with the theme of Lingkungan Sahabat Kita. The purpose of this study was to improve the understanding of students' science concepts by applying a cooperative learning model of think pair share (TPS) type. Research method used in this study was Classroom Action Research (CAR) three cycles research. The research subjects were fifth grade students of Karya Mekar Elementary School totaling 33 students. Based on the indicators of understanding ability used in this study, namely interpreting, explaining, giving examples and concluding. The indicator concluded that in the first cycle, the percentage was 34.3%. Then in cycle II it increased to 54.5% and in cycle III it increased to 81.1%. Based on the results of the study it can be concluded that the application of cooperative learning models of think pair share types can improve the understanding of students science concepts in elementary schools