Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

ANALISIS KENDALA PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA PALANGKA RAYA Dewi, Indah Sari; Sunariyati, Siti; Neneng, Liswara
EDU SAINS Vol 2, No 1 (2014): Volume 2 Nomor 1 Juni 2014
Publisher : IAIN Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.181 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan praktikum Biologi di SMA Negeri se kota Palangkaraya. Metode yang digunakan adalah gabungan antara metode kualitatif dan metode kuantatif (mixedmethod). Kendala pelaksanaan praktikum biologi yang ditemukan, yaitu (1) fasilitas laboratorium tidak lengkap, banyak peralatan yang rusak, bahan yang kadaluwarsa, laboratorium digunakan juga untuk kegiatan selain praktikum dan ada alat/bahan yang tersedia tapi tidak pernah digunakan sebagaimana fungsinya (2) dukungan sekolah terhadap kegiatan praktikum masih bersifat dukungan moril dan dukungan pendanaan kerjasama dengan komite sekolah masih belum mencukupi kebutuhan pelaksanaan praktikum, sehingga seringkali guru dan siswa secara swadaya membawa sendiri kekurangan bahan yang diperlukan (3) pengelolaan laboratorium biologi ditugaskan pada salah satu guru biologi dan tidak ada sekolah yang memiliki laboran serta teknisi laboratorium, pengelola laboratorium tidak pernah mengikuti pelatihan manajemen laboratorium dan kegiatan sejenisnya (4) pada tahap pelaksanaan mobilitas siswa yang cukup tinggi dalam kegiatan praktikum memerlukan perhatian lebih dari guru (5) tidak ada jadwal khusus untuk kegiatan praktikum (6) Kesulitan siswa dalam pelaksanaan praktikum adalah kurang menguasai konsep yang dipraktikumkan, kurang terampil dalam menggunakan alat praktikum karena memang kurang terbiasa, sulit bekerjasama dalam kelompok dan kurang berminat membuat laporan praktikum.Kata kunci : Analisis kendala, praktikum biologi
The Ability of Plants to Accumulate Aurum (Au) in the Central Kapuas Gold Mining Region Sunariyati, Siti
Proceeding International Conference on Global Resource Conservation Vol 4, No 1: Proceeding of 4th ICGRC 2013
Publisher : Proceeding International Conference on Global Resource Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.209 KB)

Abstract

The purpose of this study is to (1) inventory and identify a number of plant species that can be used as indicators of the presence of gold. (2) Analyze the content of Au in plant specimens which are suspected as a pointer in the gold mining region. (3) Study the transport mechanism of Au in plants. The research activity consists of two stages. Stage I is identifying the plants species in the gold mining region which is believed to locals as an indicator of the presence of gold. Stage II is gathering scientific evidence through laboratory analysis, and verified by the knowledge society. The inventory and identification results in the finding of 11 species of plants that are believed by the gold miners as indicators of the presence of gold, which are Tristania merguensis (Griff)., Melaleuca soulatrii Lin., Syzygium zeylanicum (L) DC., Dillenia excelsa Gilg., Shorea maxwelliana King., Calophyllum hosei Ridl., Dipterocarpus octovus King., Agrostistachys sessilifolia (Kurz) Pax & Hoffm., Gluta renghas L., Combretocarpus suolatrii Roxb., and Memecylon myrsinoides. Blume. Based on the results of a calculation with a quantitative approach, the value of the interests of the species (Fidelity level) shows that Katune (A. sessilifolia (Kurz) Pax & Hoffm) has the highest FL value of interest (48.48%). Similarly, the value (Use Value) for Katune (A. sessilifolia (Kurz) Pax & Hoffm) is higher than the others. The laboratory analysis of the 11 species of plants show that they can accumulate the Au in roots stems and leaves tissue in varying levels. The highest average value is found in the stems of 130.36 ppb, in leaves 85.45 ppb, and the lowest is on the roots of 64.72 ppb. The correlation analysis also shows that the accumulation of Au in plants has correlation with the presence of Au in the soil. This indicates that the plants are able to take and to transport Au from the soil through the roots then being accumulated in the stem and leaves. Keywords: Ability of plants, accumulation of Au, gold mining
Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar Angiospermae Berbasis Etnobotani Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Sikap Ilmiah Sunariyati, Siti; Miranda, Yula; Aminah, Aminah
Bioedukasi: Jurnal Pendidikan Biologi Vol 13, No 1 (2020): BIOEDUKASI: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Department of Biology Education Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret Un

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/bioedukasi-uns.v13i1.34662

Abstract

Teaching material is a collection of learning information needed by teachers and students in carrying out teaching and learning activities in class. Teaching materials in the form of printed books by utilizing the local potential of Angiosperms plants in the environment around students are not yet available at school. The purpose of this study was to determine the effectiveness of using Angiosperms materials based on ethnobotany in order to improve student learning outcomes and scientific attitudes. The teaching material development uses Hannafin and Peck's models. The study was conducted at Kurun High School 1. Sources of research data came from experts as validators, students as users of teaching materials and teachers as assessors of teaching materials. This research approach uses a mixed methods approach which is a mixture of qualitative and quantitative. Data were analyzed quantitatively and qualitatively. To see the effectiveness of teaching materials using an instrument in the form of a questionnaire assessed by validators, teachers and students. Then analyzed based on the percentage of ideals. Meanwhile, to find out the increase in student learning outcomes and scientific attitudes using N-gain. The results showed that Angiosperms material based on ethnobotany that were assessed by 2 expert validators and the students' responses showed that the teaching materials developed were of very good quality. Evaluation of biology teachers on teaching materials that have good categories and are suitable for use. The use of teaching materials developed has proven to be effective in improving student learning outcomes with the acquisition of N-gain in small-scale trials of 0.62 and large-scale trials of 0.53 in the medium category. It also can improve students' scientific attitudes by obtaining N-gain in small scale trials that is 0.53 and large scale trials that is 0.58 in the medium category
KEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR MAKROSKOPIS DI HUTAN DESA TEWAH PUPUH KABUPATEN BARITO TIMUR leluni, Sri; Sunariyati, Siti; Panda, Adventus
BiosciED: Journal of Biological Science and Education Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/bed.v1i1.2196

Abstract

Jamur termasuk sel eukariotik yang tidak memiliki klorofil, tumbuh dari hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, dan mengekresikan enzim ekstraseluler ke lingkungan melalui spora, melakukan reproduksi seksual dan aseksual. Jamur makroskopis adalah jamur yang tubuh buahnya berukuran besar (berukuran 0,6 cm atau lebih besar), struktur reproduktif yang terbentuk untuk menghasilkan dan menyebarkan sporanya. Keberadaan jenis jamur di Hutan Desa Tewah Pupuh Kabupaten Barito Timur masih banyak yang belum diketahui dan tidak dibudidayakan. Kurangnya perhatian pemerintah daerah setempat terhadap keanekaragaman dan pelestarian merupakan alasan penting untuk dilakukannya penelitian. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jamur Makroskopis di Desa Tewah Pupuh dan diharapkan dapat membantu pembelajaran siswa di Sekolah Menengah Atas dalam Materi Keanekaragaman Hayati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik Purposive Sampling untuk menjelajah daerah yang terdapat jenis jamur, yaitu dengan dilakukannya pengumpulan data dengan menyusuri area Hutan Desa Tewah Pupuh dengan total luas area 240 m. Data yang dikumpulkan adalah jumlah jenis, jumlah individu jenis, dan jumlah kehadiran jenis. Data dianalisis menggunakan Indeks Keanekaragaman Spesies (species diversity), dan Indeks Nilai Penting (INP). Hasil penelitian mendapatkan 16 jenis jamur di Desa Tewah Pupuh, yaitu Lycoperdon pyriforme, Sarcoscypha coccinea, Polyporus sp., Hygrocybe sp., Fomes fomentarius, Mycena overholtsii, Mycena filopes, Thelephora sp., Pleurotus florida , Trametes sp., Cariolus sp., Daedalea sp., Ganoderma sp., Tricholoma sejunctum, Mycena melligena, Microporus sp. Indeks keragaman Jenis (H’) jamur sebesar 2,549. Berdasarkan indikator nilai H’, maka tingkat keragaman jenis jamur di Desa Tewah Pupuh Kabupaten Barito Timur termasuk dalam kategori keragaman sedang yaitu, H’ 1,5 ? H ?3,5. Indeks nilai penting (INP) yang tertinggi mencapai 49,938 % yaitu jenis Mycena melligena, Sedangkan jenis jamur dengan indeks nilai penting (INP) yang rendah yaitu, Mycena filopes dengan nilai (INP) 6,699 %.
Pengembangan Praktikum Biologi di Sekolah Menengah Berbasis Etnobiologi Sunariyati, Siti; Suatma, Suatma; Miranda, Yula
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 14, No 1 (2017): Proceeding Biology Education Conference
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Local knowledge of the Dayak Ngaju community in Gunung Mas regency, Central Kalimantan there were believed that many species of plants, animals and their surroundings can be used as an indicator of a particular environtment. The local people experience is one example of local knowledge which needs to be studied scientifically through ethnobiology. Study of ethnobiology was confined to the local community's knowledge about the medicinal plants (ethnobotany), local community knowledge about the utilization of existed nearby animals (ethnozoology) and knowledge of the local community in ecosystems around their living quarters (ethnoecology). Afterwards these studies was arranged into biology practical work material. The purposes of the study are (1) to study the ethnobiology of local knowledge of Dayak Ngaju communities in Gunung Mas regency, (2) to inventory and identify several species that are used in foodstuffs, pharmaceuticals, industry and utilization of the environment for the practical work in high school. Research activities consists of two phases, the first phase is the study of ethnobiological research by using qualitative approaches. Data was collected after observation and in-depth interviews. The second phase is the development of research by using Hannafin and Peck development model. The results showed that the Dayak Ngaju in Gunung Mas have local knowledge about the uses of plants, animals and their environment for food, industrial materials, pharmaceuticals and mining. This should be well documented and to be taught to the next generations to avoid the extinction of local knowledges. Integrating the material ethnobiology into learning biology is one of the best ways to deliver local knowledge in formal education. It was suggested to teach ethnobiology in biology practical work, especially in high school who have forest environment as characteristic of their territory since ethnobiological material was very important.
ANALISIS KENDALA PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA PALANGKA RAYA Indah Sari Dewi; Siti Sunariyati; Liswara Neneng
Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika Vol 2, No 1 (2014): Volume 2 Nomor 1 Juni 2014
Publisher : IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.181 KB) | DOI: 10.23971/eds.v2i1.16

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan praktikum Biologi di SMA Negeri se kota Palangkaraya. Metode yang digunakan adalah gabungan antara metode kualitatif dan metode kuantatif (mixedmethod). Kendala pelaksanaan praktikum biologi yang ditemukan, yaitu (1) fasilitas laboratorium tidak lengkap, banyak peralatan yang rusak, bahan yang kadaluwarsa, laboratorium digunakan juga untuk kegiatan selain praktikum dan ada alat/bahan yang tersedia tapi tidak pernah digunakan sebagaimana fungsinya (2) dukungan sekolah terhadap kegiatan praktikum masih bersifat dukungan moril dan dukungan pendanaan kerjasama dengan komite sekolah masih belum mencukupi kebutuhan pelaksanaan praktikum, sehingga seringkali guru dan siswa secara swadaya membawa sendiri kekurangan bahan yang diperlukan (3) pengelolaan laboratorium biologi ditugaskan pada salah satu guru biologi dan tidak ada sekolah yang memiliki laboran serta teknisi laboratorium, pengelola laboratorium tidak pernah mengikuti pelatihan manajemen laboratorium dan kegiatan sejenisnya (4) pada tahap pelaksanaan mobilitas siswa yang cukup tinggi dalam kegiatan praktikum memerlukan perhatian lebih dari guru (5) tidak ada jadwal khusus untuk kegiatan praktikum (6) Kesulitan siswa dalam pelaksanaan praktikum adalah kurang menguasai konsep yang dipraktikumkan, kurang terampil dalam menggunakan alat praktikum karena memang kurang terbiasa, sulit bekerjasama dalam kelompok dan kurang berminat membuat laporan praktikum.Kata kunci : Analisis kendala, praktikum biologi
EFFORTS TO IMPROVE SCIENTIFIC ATTITUDE AND PRESERVATION OF LOCAL CULTURE THROUGH ETHNOBIOLOGY-BASED BIOLOGICAL PRACTICUM Siti - Sunariyati; Suatma Suatma; Yula Miranda
EDUSAINS Vol 11, No 2 (2019): EDUSAINS
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.347 KB) | DOI: 10.15408/es.v11i2.13622

Abstract

UPAYA PENINGKATAN SIKAP ILMIAH DAN PELESTARIAN BUDAYA LOKAL MELALUI PRAKTIKUM BIOLOGI BERBASIS ETNOBIOLOGI AbstrakPotensi lokal yang ada di sekitar sekolah pada umumnya belum banyak dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber belajar biologi, oleh sebab itu perlu dikembangkan praktikum biologi berbasis etnobiologi sebagai upaya pelestarian budaya lokal.Tujuan penelitian ini adalah 1) mengkaji pengetahuan Etnobiologi dan meningkatkan sikap ilmiah peserta didik SMA melalui praktikum biologi. 2) mengintegrasikan budaya lokal masyarakat suku Dayak Ngaju di wilayah Kabupaten Gunung Mas pada materi pelajaran biologi. Tahap pertama merupakan penelitian deskriptif kualitatif, pada tahap ini dilakukan pengkajian potensi lokal berbasis etnobiologi meliputi sumber daya alam hewan, tumbuhan dan potensi lokal lainnya, yang dimanfaatkan masyarakat.Tahap kedua dilaksanakan praktikum biologi berbasis etnobiologi pada peserta didik kelas X di tiga SMA wilayah Kabupaten Gunung Mas dengan menggunakan angket respons peserta didik terhadap pelaksanaan praktikum. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan sikap ilmiah setelah mendapatkan pembelajaran biologi berbasis etnobiologi dibanding kelompok kontrol dengan rata-rata skor sebesar 0,47 (kriteria sedang).Budaya lokal perlu didokumentasikan dan diajarkan kepada generasi berikutnya untuk menghindari kehilangan budaya lokal di wilayah setempat.AbstractLocal potentials that exist around the school, in general, have not been maximally utilized as a source of biology learning. Therefore, it needs to be developed learning biology-based on ethnobiology efforts of preservation of local culture. The purpose of this research is 1) to study the knowledge of ethnobiology and to improve the scientific attitude of the learner of high school students through biology practicum. 2) integrate the local culture of the Dayak Ngaju tribe community in the Gunung Mas District area in biology subject matter. The first stage is qualitative descriptive research. At this stage conducted an assessment of local potency based on ethnobiology covering natural animal resources, plants, and other local potencies, which is utilized by society. The second stage is practicum based on ethnobiology biology of class X students in three high schools in Gunung Mas District by using the questionnaire of students' responses to the practicum implementation. The results showed that there was an increase in scientific attitude after obtaining biology learning based on ethnobiology- compared to the control group with an average score of 0.47 (medium criterion). Local culture needs to be documented and taught to the next generation to avoid losing local culture in the local area. 
Studi Etnomikologi Pemanfaatan Jamur Karamu (Xylaria Sp.) sebagai Obat Tradisional Suku Dayak Ngaju di Desa Lamunti Siti Sunariyati Arya Frantika; Titin Purnaningsih
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 13, No 1 (2016): Prosiding Seminar Nasional XII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Etnomikologi (ethnomycology)merupakan cabang ilmu dari etnobiologi (ethnobiology). Studi etnomikologi mengkaji pemanfaatan jamur oleh masyarakat sebagai bahan makanan, obat-obatan, kerajinan, atau ritual. Studi etnomikologi jamur karamu di desa Lamunti, mengkaji tentang kehidupan masyarakat suku Dayak Ngaju dalam  memanfaatkan jamur karamu (Xylariasp.)sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit kanker payudara dan polip. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pemanfaatan Jamur Karamu (Xylaria sp.) sebagai obat tradisional oleh masyarakat Suku Dayak Ngaju di Desa Lamunti, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif (qualitative research) dengan metode survey, data dikumpulkan denganmenggunakan teknik wawancara mendalam (in-depth interview) dan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data.Penelitian ini dilakukan di Desa Lamunti yang terletak di Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Data penelitian didapatkan langsung dari informan, yakni masyarakat Suku Dayak Ngaju di Desa Lamunti, melalui wawancara terstruktur menggunakan panduan wawancara dengan melibatkan 5 orang informan yang mengetahui informasi tentang jamur karamu dan merupakan suku Dayak Ngaju di Desa Lamunti.  Hasil penelitian yang diperoleh dari keterangan informan yang diwawancara dan pernah menggunakan jamur karamu, menyatakan bahwa jamur karamu yang tumbuhnya di tanaman karet dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit diantaranya, untuk mengobati penyakit kanker dan polip. Cara pemakaiannya yaitu seteh jamur diambil dan dicuci bersih, selanjutnya disangrai sampai kering dan berwarna hitam (seperti membuat kopi), jamur yang sudah kering kemudian dihaluskan dan diayak hingga menjadi serbuk halus seperti bubuk kopi. Kemudian serbuk yang sudah halus diseduh dalam air panasdengan dosis ½ (setengah) sampai 2 (dua) sendok the diminum 3 kali sehari. Selain itu cara pemakaian jamur karamu dapat juga dengan cara dioleskan langsung dibagian yang terkena kanker.Key Word         : Etnomikologi, Jamur Karamu (Xylaria sp.), Obat tradisional, Kanker
Keanekaragaman dan Karakteristik Habitat Tumbuhan Famili Araceae di Wilayah Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya Rio Eka Desi Purwandari Hartanti; Sulmin Gumiri; Siti Sunariyati
Journal of Environment and Management Vol. 1 No. 3 (2020): Journal of Environment and Management
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya dan (and) Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jem.v1i3.2568

Abstract

This study aims to determine the type, level of diversity, and habitat characteristics of the Araceae family that grows in the Jekan Raya District of Palangka Raya City. The purposive sampling method was used to study the Araceae spread over four villages, namely Menteng, Palangka, Bukit Tunggal, and Petuk Ketimpun. The data were collected by observ-ing the morphological part of the sample plants and then were analyzed descriptively. Diversity analysis was carried out using the Shannon-Wiener Diversity index. Diversity analysis of the plants was determined based on the Shannon-Wiener Diversity index. The results show that there have been sixteen (16) types of Araceae plants that grow in the Jekan Raya sub-district of Palangka Raya City, namely: Xanthosoma sagittifolium, Caladium polkagreen, Alocasia plum-bea, Caladium redflash, Colocasia esculenta, Aglaonema costatum, Homalomena rubescens, Caladium polkagreen, Alocasia plumbea, Caladium redflash, Colocasia esculenta, Aglaonema costatum, Homalomena rubescens, Caladium polkagreen, Alocasia plumbea, Caladium redflash, Colocasia esculenta, Aglaonema costatum, Homalomena rubescens, Caladium polkagreen, Alocasia plumbea, Caladium redflash, Colocasia esculenta, Aglaonema costatum, Homalomena rubescens Caladium pinkburst, Spathiphyllum floribundum, Caladium rosebud, Aglaonema legacy, Caladium redstar, Caladium redbelly, and Caladium hortulanum. The characteristics of the habitat are divided into two types, namely the texture of the soil is loamy, slightly sandy and blackish and the habitat is the texture of peat and blackish.
Komposisi serangga yang terperangkap pada kantong atas dan kantong bawah Nepenthes rafflesiana di Sungai Koran Resort, Sebangau Hulu Siti Atikah; Siti Sunariyati; Yohanes Edy Gunawan
Journal of Environment and Management Vol. 2 No. 3 (2021): Journal of Environment and Management
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya dan (and) Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jem.v2i3.4380

Abstract

Sungai Koran Resort di Sebangau Hulu merupakan daerah hutan yang terbuka dengan tingkat kelembaban yang rendah sehingga pada daerah tersebut banyak ditemui tanaman kantong semar khususnya Nepenthes rafflesiana. Tumbuhan/tanaman kantong semar merupakan salah satu tanaman yang digolongkan dalam tanaman karnivora sehingga serangga dapat terperangkap di dalam kantong semar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui famili serangga yang terperangkap pada kantong atas dan kantong bawah Nepenthes rafflesiana di Sungai Koran Sebangau Hulu. Metode penelitian ini dilakukan berdasarkan survei secara deskriptif eksploratif. Hasil dari penelitian ini, komposisi serangga pada kantong atas lebih banyak menangkap serangga daripada kantong bawah. Kantong atas terdapat sembilan individu serangga dan kantong bawah terdapat empat individu serangga. Kantong atas lebih banyak menangkap serangga terbang (bersayap), kantong bawah lebih banyak menangkap serangga tanah (semut). Famili serangga pada kantong atas lebih banyak daripada kantong bawah. Kantong atas terdiri dari enam famili yaitu, Formicidae, Cynipidae, Tephritidae, Myrmeleontidae, Arcrididae dan Culicidae. Kantong bawah terdapat dua famili yaitu, Formicidae dan Myrmeleontidae.