Claim Missing Document
Check
Articles

KUAT TEKAN MORTAR DAN SILINDER BETON PADA PERPADUAN MATERIAL LOKAL PASIR SAMBOJA DENGAN PASIR PALU Achmad, Karmila; Sunarno, Sunarno
Media Teknik Sipil Vol 17, No 1 (2019): Februari
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jmts.v17i1.6991

Abstract

Pasir Samboja merupakan material lokal Balikpapan yang relatif murah dan belum banyak digunakan dalam campuran beton oleh masyarakat Balikpapan. Hal ini karena material ini memiliki butiran yang sangat halus, yang mengakibatkan jenis pasir ini tidak masuk dalam ke 4 zona agregat halus yang merupakan syarat dalam campuran beton. Sehingga dalam penggunaannya pasir Samboja perlu dipadukan dengan jenis pasir lainnya yang memiliki butiran agak kasar. Tujuan penelitian untuk mendapatkan sifat fisik agregat halus lokal di Balikpapan dalam campuran beton dan mendapatkan proporsi paduan agregat halus lokal Balikpapan yang optimal ditinjau dari besarnya Kuat Tekan Beton. Dalam penelitian ini ada 66 mortar dan 66 silinder beton dengan variasi persentase pasir Samboja dalam agregat halus campuran beton. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa proporsi pasir Samboja yang memenuhi kriteria agregat halus dalam campuran beton adalah  dibawah 70% dengan MHB 1,64 mendekati zona 4 (pasir Agak Halus). Benda uji P50 dengan proporsi pasir Palu sebesar 50% dan pasir Samboja sebesar 50% memberikan nilai kuat tekan beton terbaik pada umur 28 hari yaitu 31,33 MPa dengan peningkatan kuat tekan sebesar 7,11% terhadap S100 dan jika ditinjau dari tren kuat tekan yang terjadi adalah perpaduan pasir Palu dan pasir Samboja memberikan nilai yang baik pada P50 dan P60.
KADAR KALSIUM DAN HEMOGLOBIN DALAM JARINGAN OTOT RANGKA DAN DARAH PADA AYAM (Gallus gallus) DAN BURUNG MERPATI (Columba livia) Sunarno, Sunarno
PHARMACON Vol 5, No 3 (2016): Pharmacon
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.5.2016.12950

Abstract

KADAR KALSIUM DAN HEMOGLOBIN DALAM JARINGAN OTOT RANGKA DAN DARAH PADA AYAM (Gallus gallus) DAN BURUNG MERPATI (Columba livia) Sunarno Nugroho Sastromiharjo1), Lalu Wahyudi1), Edwin De Queljoe1), Rooije Roogers H Rumende2) 1)Jurusan Biologi Fakultas MIPA UNSRAT Manado, 95115 2)Universitas Sariputra Indonesia Tomohon   ABSTRACT The relationship between muscle contraction with the concentration of Ca2+ in which the concentration of Ca was instrumental in setting the contraction and relaxation of the muscles of the Ca ion positive framework it will bind to the protein troponin molecules on the structure of actin filaments so that the head of the fiber filaments are myosin filaments on myosin will be bound so sliding muscle fibers or the shortening of muscle fibers in another term occurrence of muscle contraction.This study was carried out in the laboratory of the pharmaceutical Department of the pharmaceutical Faculty of mathematics and natural sciences of the University of Sam Ratulangi Manado. On January-February 2016. This research was conducted on the examination and analysis of calcium (Ca) and Hemoglobin (Hb) in chickens (Gallus gallus) and pigeons (Columba livia). These studies use quantitative analysis by looking at the average value of the two types of samples. Hemoglobin in chickens (Gallus gallus) is lower than the pigeons (Columba livia) and its average value is the 13.53 g/dL for hemoglobin levels in chickens (Gallus gallus) and 16.88 g/dL for hemoglobin levels in the pigeon (Columba livia). The chicken had a calcium levels with an average rating of 3, 13 MCG/mL and the pigeons with the average value of the levels of calcium 6.6 MCG/mL. Hemoglobin Levels and calcium in chickens and pigeons, chickens have an average value of hemoglobin levels and calcium is lower than pigeons, due to the difference in the flying activity and muscle contraction work system on each animal, chicken and pigeons. Keywords: Calcium, Haemoglobin, Chicken, Pigeon ABSTRAK Hubungan antara kontraksi otot dengan konsentrasi Ca2+ dimana konsentrasi Ca sangat berperan didalam pengaturan kontraksi dan relaksasi otot kerangka ion Ca positif itu akan berikatan dengan molekul protein troponin pada struktur filamen aktin sehingga kepala dari serat filamen miosin akan terikat pada filamen miosin sehingga terjadi sliding serat otot atau pemendekan serat otot dalam istilah lain terjadinya kontraksi otot. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado. Pada bulan Januari - Februari 2016. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan dan analisis terhadap Kalsium (Ca) dan Hemoglobin (Hb) pada ayam (Gallus gallus) dan merpati (Columba livia). Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan melihat nilai rata-rata dari dua jenis sampel. Hemoglobin pada ayam (Gallus gallus) lebih rendah dari merpati (Columba livia) dengan nilai rata-ratanya adalah 13,53 g/dL untuk kadar hemoglobin pada ayam (Gallus gallus) dan 16,88 g/dL untuk kadar hemoglobin pada merpati (Columba livia). Ayam mempunyai kadar kalsium dengan nilai rata-rata 3, 13 MCG/mL dan merpati dengan nilai rata-rata kadar kalsium 6,6 MCG/mL. Kadar hemoglobin dan kalsium pada ayam dan merpati, ayam memiliki  nilai rata-rata kadar hemoglobin dan kalsium lebih rendah dari merpati, disebabkan adanya perbedaan aktivitas terbang dan sistem kerja kontraksi otot pada masing-masing hewan tersebut yaitu ayam dan merpati. Kata kunci: kalsium, Hemoglobin, Ayam, Merpati    
ANALISIS PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH ANTARA LENGAN KANAN DENGAN LENGAN KIRI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROPINSI LAMPUNG Arwani, Arwani; Sunarno, Sunarno
Nurse Media Journal of Nursing Vol 1, No 2 (2007): MEDIA NERS
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.901 KB) | DOI: 10.14710/nmjn.v1i2.702

Abstract

Secara teori dianjurkan untuk melakukan pengukuran tekanan darah pada kedua lengan kanan dan kiri khususnya pada kasus-kasus baru. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis perbedaan hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan di lengan kanan, dan yang dilakukan di lengan kiri pada penderita hipertensi di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung. Desain penelitian yang dipakai adalah studi analitik dengan pendekatan observasional. Instrumen pengukuran menggunakan oscillometry. Sampel terdiri dari 31 responden yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Dari hasil analisa statistik menggunakan t-test (uji mean), diketahui bahwa rata-rata selisih hasil pengukuran tekanan darah pada kedua lengan >10 mmHg, dengan test value = 10, didapatkan nilai p = 0,012 (< 0,025/½). Oleh karena itu, diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan di lengan kanan dan lengan kiri pada penderita hipertensi.
Profil Kadar Kolagen Kulit dan Tulang Tikus Wistar pada Berbagai Umur yang Mendapat Perlakuan Stres Oksidatif Hiperkolesterolemia dan Oleoresin Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum sp) Sunarno, Sunarno; Isdadiyanto, Sri
Bioma : Berkala Ilmiah Biologi Vol. 12, No. 2, Tahun 2010
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.544 KB) | DOI: 10.14710/bioma.12.2.56-62

Abstract

Oleoresin cinnamon bark belonging to the phenolic compounds that are known to have potential as antioxidants. On the basis of the potential of these compounds may be used to prevent or repair tissue damage, whether caused by the factors of age and condition of oxidative stress hypercholesterolemia. This study aimed to obtain skin and bone collagen profile of Wistar rats at various ages after oxidative stress treated hypercholesterolemia and oleoresin from the bark of cinnamon (Cinnamomum sp). This study used 54 male Wistar rats with body weight (200 ± 5 g), which are grouped into six treatment groups combined with the three age groups of mice that is three, six or nine months with three replications. Each group received treatment oleoresin and hypercholesterolemia. Giving oral oleoresin conducted on rats given oral way during the 7 days with a dose of 12 rats mg/200-gr bw / day. Hypercholesterolemic rats was conducted by feeding cholesterol content within 1% during the two months. The results showed that the profile of skin and bone collagen content of the highest found on threemonth old rats treated with oleoresin, oleoresin hypercholesterolemia and given again (P6, 2), namely 57.44 tg / mg and 33.47 tg / mg, while the profile of skin and bone collagen content of the lowest found in rats aged 9 months to get treatment without treatment of hypercholesterolemia oleoresin (P2, 9), namely 28.26 tg / mg and 10.65 tg / mg. From this research can be concluded that the condition of hypercholesterolemia and duration of the aging effect on skin collagen levels decrease and bone, and vice versa oleoresin at the age of young rats that received the treatment of oxidative stress could repair or prevent hypercholesterolemia decreased content of skin collagen and bone. In general, the rats are treated oleoresin and young age profile of the collagen content of skin and bones better compared with rats that do not get treatment in conditions of oxidative stress oleoresin hypercholesterolemia.
Perbedaan Somatometri Itik Tegal, Itik Magelang Dan Itik Pengging Wulandari, Desi; Sunarno, Sunarno; Saraswati, Tyas Rini
Bioma : Berkala Ilmiah Biologi Vol. 17, No.2, Tahun 2015
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.158 KB) | DOI: 10.14710/bioma.17.2.94-101

Abstract

Local ducks in Indonesia there are several kinds, for example Tegal ducks, Magelang ducks and Pengging duck each having characteristics different somatometri. Research on somatometri ducks that includes body weight, leg length, beak length, wing length, body length, and long-neck ducks important to know somatometri of each duck. This study aimed to analyze the differences somatometri at Tegal ducks, Magelang ducks and Pengging duck, which includes weight, leg length, beak length, wing length, body length, and a long neck. Ducks were used in this study maintained in the Central Breeding and Raising Ducks Work Unit Non Ruminant Livestock Banyubiru, Ambarawa. The study was conducted by measuring somatometri of each six monthold ducks. Duck samples taken from three different types of ducks that Tegal duck, Pengging duck and Magelang duck, of each type of sample taken many ducks as 6 tails. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) with the differentiating factor is the type of duck. If the data were analyzed contained a real difference, then do a further test using the test Least Significant Differences (LSD) at 95% confidence level. The results showed that there was no significant difference in all parameters of the study. Conclusion of the study three types of ducks will have somatometri not unlike that includes, weight, leg length, beak length, wing length, body length and the length of the neck. It was because give feed and feed same time. Keywords: Local Ducks in Central Java, Somatometri, Tegal ducks, Magelang ducks, Pengging duck
Potensi Bahan Antiaging dari Ekstrak Ikan Gabus (Channa striata) terhadap Perbaikan Histo-Morfologi Hipokampus Sunarno, Sunarno; Mardiati, Siti Muflichatun; Suprihatin, Teguh
BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA Vol 23, No 1 (2015): VOLUME XXIII, NOMOR 1, MARET 2015
Publisher : BULETIN ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.956 KB) | DOI: 10.14710/baf.v23i1.8738

Abstract

Penuaan kronologis dan penuaan yang dipicu stres oksidatif menjadi faktor utama penyebab percepatan penuaan hipokampus. Penuaan bagian wilayah otak ini ditandai dengan penurunan fungsi neuron yang mempunyai keterkaitan dengan deplesi glutation, perubahan morfologi dan struktur jaringan. Penuaan hipokampus juga mempunyai keterkaitan dengan penurunan kemampuan belajar-mengingat dan perilaku motorik. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi penting tentang mekanisme antipenuaan otak, terutama tentang perbaikan histo-morfologi hipokampus dengan pemberian ekstrak ikan gabus (C. striata). Perbaikan wilayah otak ini secara otomatis akan memperbaiki kemampuan belajar-mengingat dan perilaku motorik. Ikan gabus yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Rawa Pening Kabupaten Semarang. Tikus-tikus percobaan didesain menggunakan rancangan pembandingan populasi melalui 2 tahap penelitian. Hewan uji yang digunakan adalah tikus Sprague dawley. Tahap pertama, populasi tikus percobaan yang berumur 4 bulan dengan penuaan fisiologis (tanpa perlakuan stres oksidatif) dibandingkan dengan populasi tikus percobaan yang mendapat perlakuan stres oksidatif setelah dua kelompok populasi tersebut diberi ekstrak ikan gabus. Tahap kedua, pembandingan kedua populasi dilakukan tanpa pemberian ekstrak ikan gabus. Ekstrak ikan gabus yang diberikan dengan dosis 4 ml/200 mg bb/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus dengan penuaan fisiologis memiliki profil histo-morfologi lebih baik dibanding tikus yang mengalami penuaan akibat stres oksidatif. Pemberian ekstrak ikan gabus terbukti dapat memperbaiki profil histo-morfologi hipokampus tikus pada kedua jenis penuaan dibanding tikus-tikus yang tidak mendapat perlakuan ekstrak ikan gabus. Simpulan penelitian ini adalah bahwa pemberian ekstrak ikan gabus (Channa striata) memiliki potensi sebagai antipenuaan dan mampu memperbaiki profil histo-morfologi hipokampus, baik pada penuaan fisiologis atau penuaan akibat stres oksidatif.   Keyword: Channia striata, antiaging, hipokampus, glutation, mitokondria, kemampuan  perilaku motorik
Analisis Produktivitas Itik Petelur di Kabupaten Semarang Berdasarkan Indikator Nilai Konversi Pakan, Rasio Tingkat Konsumsi Pakan dengan Intestinum dan Bobot Intestinum dengan Pertambahan Bobot Badan Sunarno, Sunarno; Djaelani, M. Anwar
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 19 Issue 2 Year 2011
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3455.651 KB)

Abstract

Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah dengan jumlah  peternak itik petelur lokal cukup banyak. Berbagai itik lokal dibudidayakan oleh masyarakat setempat, antara lain itik Pengging, Magelang, dan Tegal. Selain letaknya yang strategis, wilayah ini memiliki kondisi mikroklimat yang menunjang kegiatan budidaya itik petelur. Mikroklimat merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh pada produktivitas itik petelur. Penelitian ini bertujuan menganalisis produktivitas itik petelur lokal di Kabupaten Semarang dengan menggunakan beberapa indikator penting, yang meliputi konversi pakan (KP), rasio antara pakan dengan bobot intestinum (BK:BI), dan rasio antara bobot intestinum dengan bobot badan (BI:BB). Metode yang digunakan adalah sampling sederhana dengan cara memilih ketiga jenis itik petelur lokal yang berumur 6 bulan (itik siap bertelur), antara lain itik Pengging, Magelang, dan Tegal, masing-masing sebanyak 6x ulangan. Pengukuran bobot pakan dilakukan setiap hari dengan menggunakan timbangan digital. Bobot badan diukur setiap 5 hari sekali selama satu bulan, sedangkan bobot intestinum diukur pada akhir bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa itik petelur Pengging memiliki nilai KP 98,04, BK:BI = 2,17, dan BI:BB = 0,05, sedangkan itik Magelang dan Tegal, berturut-turut (134,08; 4,08; 0,03) dan (101,35; 2,57; 0,04). Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa itik Pengging memiliki kemampuan konversi pakan, rasio bobot pakan dengan bobot intestinum, dan rasio bobot intestinum dengan bobot badan yang lebih baik dibanding itik Magelang dan Tegal. Berdasarkan indikator tersebut, itik Pengging lebih produktif dibanding itik Magelang dan Tegal dan direkomendasikan untuk dibudidayakan, terutama di daerah yang memiliki karakteristik mikroklimat seperti yang ada di  Kabupaten Semarang.   Keywords: itik petelur, produktivitas, konversi pakan, intestinum, bobot badan
Agregasi Embrio Tahap Pembelahan 8 Sel pada Medium Kultur KSOMaa untuk Menghasilkan Embrio Hasil Agregasi dengan Nilai Viabilitas yang Tinggi: Kajian pada Hewan Model Mencit (Mus musculus) Sunarno, Sunarno
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 14 issue 4 Year 2006
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.951 KB)

Abstract

ABSTRAK---Agregasi atau penggabungan embrio untuk menghasilkan embrio dengan kualitas unggul dapat dilakukan pada tahap awal perkembangan embrio sampai sebelum embrio mencapai tahap morula kompak. Agregasi embrio dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: agregasi antar embrio tanpa zona peluzida menjelang proses kompaksi dan agregasi embrio tahap aawal yang masih mempunyai blastomer dengan konfogurasi longgar satu sama lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai viabilitas embrio hasil agregasi pada medium KSOMaa melalui proses agregasi embrio tahap pembelahan 8 sel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa medium KSOMaa mampu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan embrio tahap pembelahan 8 sel sehingga dihasilkan embrio hasil agregasi dengan nilai viabilitas yang tinggi. Untuk mendukung proses agregasi sehingga dihasilkan embrio dengan nilai viabilitas yang tinggi dalam sistem kultur in vitro, harus memperhatikan beberapa faktor, antara lain sumber gas CO2, nutrisi (medium), substrat (wadah) dan suhu inkubasi. Dalam mempersiapkan medium juga harus diperhatikan beberapa hal penting, seperti sumber air yang digunakan sebagai pelarut, sifat fisik seperti osmolaritas, pH serta komposisi media yang disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan embrio.   Keywords: kultur in vitro, agregasi, embrio, viabilitas, mencit (Mus musculus)
PENGARUH PEMBERIAN PAKANBERBEDA KUALITAS TERHADAP PRODUKSI PROTEIN MIKROBA RUMEN PADA KAMBING KACANG JANTAN Sunarno, Sunarno; Arifin, Mukh; Rianto, Edy
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.045 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji produksi protein mikroba di dalam rumen kambing kacang jantan pada pemberian pakan berbeda kualitas. Materi yang digunakan adalah 15 ekor kambing kacang jantan, umur 6-18 bulan dengan bobot badan  rata-rata 14,96 kg  ± 3,40 kg (CV = 23,55%). Pakan penelitian berupa mash yang tersusun dari rumput gajah, bungkil kedelai, onggok dan dedak padi. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan 3 perlakuan pakan dan 5 kelompok bobot badan awal ternak. Perlakuan pakan yang diterapkan adalah kandungan protein kasar (PK) dan total digestible nutrients (TDN), yaitu T1 (9,20% PK dan 54,67% TDN); T2 (11,67% PK dan 58,61% TDN), dan T3 (18,33% PK dan 65,23% TDN). Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi nitrogen mikroba tidak berbeda nyata (P>0,05) antar perlakuan (rata-rata 5,01 g/hari), sementara efisiensi produksi nitrogen mikroba (EPNM) pada T1: 18,47 g N/kg konsumsi bahan organic tercerna (KBOT) lebih tinggi (P<0,05) dari T2: 14,10 g N/kg KBOT dan T3: 13,00 g N/kg KBOT. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pemberian pakan dengan kualitas pakan 9,20% PK sudah mampu untuk mendukung kinerja mikroba di dalam rumen kambing kacang jantan.Kata kunci: produksi mikroba; efisiensi produksi nitrogen mikroba; kambing kacang ABSTRACT             A research was carried out to investigateproduction of microbial nitrogen production in the rumen of kacangbuck given feed of different quality. Fifteen kacangbucks, 6-18 months old, with initial body weight of 14.28 +3.36  kg (CV = 23.55%), were used in this research. The feed stuffs used in this research were napier grass, soybean meal, cassava by product and rice bran that were formed into a mash. This research used a randomized block design with 3 different feed treatments and 5 groups of initial body weight.  The feed treatment applied was the content of dietary crude protein (CP) and total digestible nutrients (TDN), i.e. T1:  9.20% CP and 54.67% TDN, T2: 11.67% CP and 58.61% TDN, and T3: 18.33% CP and 65.23% TDN. The results showed that microbial nitrogen production was not significantly different (P>0.05) among the treatments,  averaged 5.01 g/day.On the other hand the efficiency of microbial nitrogen production (EMNP) was significantly different (P<0.05) among the treatments; EMNP of T1: 18.47 g N/kg digestible organic matter (DOM) was higher thanthose of T2: 14.10 g N/kg DOM and T3: 13.00g N/kg DOM. The conclusion from this study is that feeding the feed quality 9.20% CPis able to support the performance of microbes in the rumen of kacangbuck.Keywords:      microbial production; efficiency of microbial nitrogen production; kacang bucks
PENGARUH SISTEM BUDIDAYA INTENSIF DAN EKSTENSIF TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS TELUR ITIK TEGAL Sunarno, Sunarno; Budiraharjo, Kustopo; Solikhin, Solikhin
MEDIA BINA ILMIAH Vol 14, No 8: Maret 2020
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.736 KB) | DOI: 10.33758/mbi.v14i8.508

Abstract

Sistem budidaya dan nutrisi pakan merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas telur. Sistem intensif dan ekstensif serta komposisi nutrisi pakan dapat menyebabkan perbedaan produktivitas dan kualitas telur itik. Penelitian ini bertujuan membandingkan dan menganalisis produktivitas dan kualitas telur itik Tegal pada budidaya intensif dan ekstensif. Penelitian ini didesain menggunakan sistem berpasangan antara dua populasi, yaitu populasi itik yang dibudidayakan secara intensif  dan ekstensif. Perlakuan meliputi sistem budidaya intensif yang terdiri atas 25 ekor itik Tegal yang dikandangkan pada kandang ukuran 10m2 dan diberi pakan basal (standar). Perlakuan lainnya adalah sistem budidaya semi intensif yang terdiri atas 25 ekor itik Tegal dengan tidak dikandangkan dengan pakan alami dan pemberian tambahan ikan rucah dan gogik. Parameter yang diukur meliputi bobot telur, pH kuning telur, bobot badan, produksi telur, dan indeks kuning telur (IKT). Hasil penelitian menunjukkan bobot telur dan pH kuning telur antara dua populasi itik tidak berbeda nyata, adapun bobot badan, produksi telur dan IKT berbeda nyata. Kesimpulan dari penelitian ini adalah budidaya itik Tegal secara intensif dapat meningkatkan bobot badan, produktivitas telur, dan IKT dibanding budidaya secara ekstensif. Budidaya itik Tegal secara intensif memberi peluang lebih besar bagi peningkatan produktivitas itik petelur.
Co-Authors A. Cristina, A. Abdullah, Ridwan Aditya Wiraswan Agus Budhie Wijatna Ahmad Fadli amelia cristina, amelia Ananda, Khuzyia Rizqi Triavi ANGGIA PUTRI Ani Rusilowati Arum, Agnes Yustika Wulan Arwani Arwani Avisha, Hafsah Azmi, Muhammad Quraish Shohibul Budi Setiyanto D Martina, D Denny Hardiyanto Desi Wulandari, Desi Dewi Ratih Agungpriyono Dewita, Putri Aurora EDY RIANTO Edy Saputra Endang Sulistyowati Erma Prihastanti Feriadi, Yusron Frimacia, Tifanny Harahap, Abi Hamdalah Sorimuda Hartono Hartono Havid Viqri Muhammad Redha, Havid Viqri Muhammad Heru Hendrayana I Wayan Mustika Ida Zahrina Jati, Pamungkas Kambang Sariadji Karmila Achmad Kasiyati Kasiati Kasman, Alief Sadlie Kustopo Budiraharjo M. Anwar Djaelani Magatri, Alia Laksmi Dyah Masturi Masturi Memory Motivanisman Waruwu Muhammad Anwar Djaelani Mukh Arifin N. Istiana, N. Nanda, Widia Rizki Nastain, Muhamad NASTITI KUSUMORINI Nasution, Ahmadani Novi Amalia Novianti, Hetty Nurul Istiana, Nurul P. Dwijananti Pranoto, Beby Ista Pratiwi Dwijananti Putri, Rofiatul Adawiyah Qonitannisa, Shofi Rachmadya Nur Hidayah Rachmawan Budiarto Rini, Almalina Nabila Sulistyo Risanuri Hidayat Risnawan, Novan Rohmad Rohmad, Rohmad Rohman, Jihadul Hanif Fadlur Rony Wijaya Rudi HP Rudi Setiawan Rully Rahadian Rusdy, M. Isnaini Al Sari, Ronna Puspita Sekarsari, Eryanti Silvana Tana Silvia Reni Yenti Singgih Hawibowo Siti Muflichatun Mardiati siti zubaedah Sokmawati, Hajar Solikhin Solikhin Sri Isdadiyanto Subangkit Subangkit Sudarmadji Sudarmadji Sugianto Sugianto Sujarwata Sujarwata, Sujarwata Sundari Sundari Supriyadi Supriyadi Susilo Susilo Sutikno Sutikno Teguh Suprihatin Totok Sulistyo Tyas Rini Saraswati Utama, Panca Setia Wasmen Manalu Wijaya, Panca Buana Yohanes, F. Andree Yudistira, Winnanda Zulfa, Laili Fitria Zulfikar, Muhamad Fikri