Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Eksistensi Manusia Perspektif Pendidikan Islam Ismail Ismail Syakban
Jurnal Kajian dan Pengembangan Umat Vol 2, No 1 (2019): Vol. 2, No. 1 Juni 2019
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/jkpu.v2i2.1543

Abstract

Manusia merupakan salah satu item penting dalam membicarakan semua aspek dan permasalahan. Karena manusialah yang pasti menempati posisi-posisi (konseptor dan administrator) tersebut. Dalam dunia pendidikan manusia sebagai pelaku atau aktor utama. Semua aspek dan tugas diemban oleh manusia. Oleh karena itu, perlu ada kajian tentang konsep manusia menurut pendidikan Islam. Berdasarkan permasalahan yang penulis utarakan di atas, maka tujuan dari penulisan paper ini adalah memahami dan mendeskripsikan eksistensi manusia dalam pendidikan Islam. Dilihat dari jenis penulisan makalah ini, maka penelitian kecil ini termasuk penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang memfokuskan pembahasan pada literatur-literatur baik berupa buku, jurnal, makalah, maupun tulisan-tulisan lainnya yang berkenaan dengan objek penelitian (manusia). Seperti sedia kalanya bahwa berbicara tentang pendidikan itu hampir dipastikan berbicara tentang manusia.Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian kecil ini, maka kita dapat mengetahui eksistensi manusia dalam pendidikan Islam dengan memahami posisi manusia tersebut dalam berbagai faktor-faktor pendidikan (manusia sebagai pendidik, manusia sebagai peserta didik serta pengelolah pendidikan). Serta ada tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi sebagai salah satu aspek urgen dalam pendidikan. Jika menilik secara khusus eksistensi manusia sebagai pendidik, maka dari berbagai pendapat para pemikir pendidikan Islam, dapat diambil benang merahnya bahwa seorang pendidik dalam Islam harus mampu menjadi qudwah hasanah bagi peserta didik dan memiliki akhlak yang patut untuk dijadikan panutan (akhlak Islam yang mulia) serta mampu mengayomi situasi proses belajar mengajar dalam rangka menuangkan ilmu pengetahuan kepada manusia yang disebut peserta didik. Disisi lain, manusia sebagai peserta didik juga dituntut untuk memenuhi kode etik dalam menuntut ilmu. Secara garis besarnya harus memasang niat untuk mendapatkan ridho Allah SWT, memuliakan dan menghargai pendidiknya (guru), mengikuti segala anjuran dan perintahnya selagi tidak menyimpang dari ajaran agama Islam. Nah, sebagai pengelolah proses pendidikanpun juga harus ada kode etik yang harus dipenuhi oleh manusia. karena ini adalah posisi yang sangat penting bagi manusia. manusia jangan sampai terpengaruh oleh epistemology barat dalam menyususn sebuah konsep pendidikan.