Kristoforus Bala
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Allah Harapan Kita di Masa Krisis Pandemi Covid-19 Kristoforus Bala
Seri Filsafat Teologi Vol. 31 No. 30 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/serifilsafat.v31i30.162

Abstract

The current Covid-19 pandemic has led to existential crises throughout the whole world. It has affected many aspects of human life. It has caused fear, anxiety, despair and even death of millions of people. This article focuses on the importance and meaningfulness of hope in God in the midst of the Covid-19 crisis. In Christian theology, hope is one of the theological virtues. It has become increasingly important and urgent for Christians and theologians to reflect on hope in God as the ultimate source of hope for humankind in such a time like this. In the midst of the widespread of various misinterpretations of the Covid-19 pandemic, Christians and theologians are called to contribute their theological reflections for the betterment of individuals, societies and humanity at large especially in coping with and responding to the pandemic crisis. The method applied in this article is qualitative, i.e. by studying in depth biblical sources, magisterial documents and Catholic teaching on theme of hope in God as a theological virtue and other sources that are related to the topic of the Covid-19 pandemic.
Visio Beatifica: Kebahagiaan Tertinggi Menurut St. Thomas Aquinas Kristoforus Bala
Seri Filsafat Teologi Vol. 24 No. 23 (2014)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebahagiaan merupakan tema menarik yang banyak dibicarakan baiksecara informal oleh orang-orang awam, sederhana maupun direfleksikansecara kritis-sistematis oleh para akademisi, filsuf dan teolog. Pada abadPertengahan, kebahagiaan direfleksikan secara kritis oleh para teolog danfilsuf di lingkungan universitas. Salah seorang teolog dan filsuf abadPertengahan yang merefleksikan dan menulis tentang hakikat kebahagiaanadalah St. Thomas Aquinas. Dia adalah seorang imam, teolog dan filsufdari Ordo Dominikan. Dia juga adalah seorang pengajar (magister) padauniversitas Paris dan Napoli. Dia telah menghasilkan banyak karya tulisdalam bidang teologi dan filsafat.1 Dia secara sistematis merefleksikanhakikat kebahagiaan dan menuangkannya dalam buku-buku teologinya,antara lain dalam Summa Contra Gentiles (1259-1265), CompendiumTeologiae (1269-1273) dan Summa Teologiae2 (1266-1273). Dia digelarDoctor Angelicus dan Doctor Communis karena karyanya sebagaipengajar dan penulis buku-buku teologi dan filsafat.
Cur Homo Deus? Tantangan Beriman Kepadaallah Di Revolusi Industri Era 4.0 Kristoforus Bala
Seri Filsafat Teologi Vol. 29 No. 28 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seperti terbangun dari mimpi buruk, kita disadarkan oleh para pakar ekonomi dan ilmu-ilmu sosial bahwa sekarang kita semua sedang memasuki era Revolusi Industri 4.0. Seperti dikejar-kejar oleh bayangan-bayangan yang menakutkan, kita diingatkan tentang dampak-dampak negatif dari revolusi industri keempat. Memang pasti ada dampak-dampak positif dari revolusi industri 4.0, tetapi hendaknya kita tidak mengabaikan dampak- dampak negatifnya terhadap kehidupan manusia. Kurang lebih ada dua kelompok manusia yang bereaksi terhadap revolusi industri itu: ada yang menyambutnya dengan semangat optimis, tetapi juga ada yang bersikap pesimis. Apa pun reaksinya, hempasan tsunami revolusi industri 4.0 terus menerpa dan efek-efeknnya sudah mulai dirasakan oleh umat manusia apa pun latarbelakangnya, entah dia seorang agnostik dan atheis, fundamentalis, moderat atau liberal. Daya hanyut tsunami revolusi industri semakin menakutkan dan membuat kita semua bertanya tentang bagaimana cara menghadapi dan memaknainya.
Allah Tritunggal Yang Mahakasih Dan Maharahim: Sumber Kehidupan Manusia Kristoforus Bala
Seri Filsafat Teologi Vol. 26 No. 25 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehidupan manusia, baik sebagai individu atau pun masyarakat, erat berkaitan dengan image, gambaran, pemahaman atau pengenalan tentang Allah. Ajaran moral-religius, nilai-nilai atau kebajikan-kebajikan sebuah agama sangat dipengaruhi oleh pemahaman, gambaran atau im- age tentang Allah yang dimani. Penganut-penganut agama mendasarkan dan mengarahkan hidup mereka pada sabda atau titah Allah yang disampaikan melalui para nabi dan yang ditulis dalam Kitab Suci. Sebagai contoh saya mengutip teks dari nabi Hosea dan Yesus. “Sebab Aku menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan dan menyukai pengenalan akan Allah lebih dari pada korban-korban bakaran” (Hos 6:6).”Hendaklah kamu murah hati [berbelaskasih] sama seperti Bapamu adalah murah hati [berbelaskasih]” (Luk 6:6). Dua kutipan di atas ini, satu dari nabi Hosea dan yang lain dari ucapan Yesus, menunjukkan bahwa image, pengenalan, pengetahuan kita tentang Allah merupakan sumber inspirasi dan dasar bagi kehidupan dan perilaku manusia. Melalui Hosea, Allah mahakasih mengajar dan meminta umatNya supaya mereka menjadi pribadi yang berbelaskasih sama seperti Allah sendiri berbelaskasih. Yesus juga mengajarkan umatNya supaya meneladani sifat dan perbuatan Allah yang berbelaskasih. Allah yang mahakasih dan maharahim adalah sumber tertinggi ajaran moral-religius dan perbuatan belaskasihNya menjadi model otentik bagi sifat, perbuatan moral manusia dalam kehidupan sosial-masyarakat. Singkatnya, Allah yang mahakasih dan maharahim adalah sumber hidup manusia.
St. Maria Ratu Rosario Sebagai Bintang Misi - Evangelisasi Di Nusa Tenggara Kristoforus Bala
Seri Filsafat Teologi Vol. 25 No. 24 (2015)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya keselamatan tidak bisa dipisahkan dari inisiatif Allah Tritunggal dan jawaban “ya” St. Maria terhadap tawaran Allah. Kabar Gembira (euangelion) yang diwahyukan Allah kepada umat manusia selama berabad- abad melalui para nabi telah mencapai pemenuhannya dalam diri Yesus. Oleh kuasa Roh Kudus, Sabda Allah menjadi manusia. Dia dikandung dan dilahirkan oleh St. Perawan Maria. Dia membesarkan dan menyertai Yesus dalam karya misiNya sampai Dia wafat pada salib. St. Maria layak disebut adalah tokoh evangelisasi pertama karena dia yang menghadirkan dan mewartakan Yesus, Sang Sabda ke dalam dunia. Setelah kematian Yesus, St. Maria hidup bersama para Rasul dan berdoa bersama Gereja Perdana menantikan pencurahan Roh Kudus. Maria menyertai Gereja Perdana dan menyaksikan dimulainya karya misi-evangelisasi ke seluruh dunia. Karena itu Paus Paulus VI1 dan Paus Fransiskus 2 menyebut St. Maria Bintang Evangelisasi. Paus Yohanes Paulus II juga mengatakan bahwa sejak dikandung tanpa noda dosa, St. Maria adalah “Stella Matutina”3 (Bintang Fajar atau Bintang Timur) yang selalu terbit mendahului terbitnya matahari. Maria lebih dahulu mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus dalam sejarah umat manusia dan terus menyertai Gereja Puteranya.
Allah Tritunggal: Allah Yang Bersahabat Kristoforus Bala
Seri Filsafat Teologi Vol. 30 No. 29 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/serifilsafat.v30i29.27

Abstract

This article is to describe the imageof the Trinity God who is affectionate based on the Holy Bible and the Church Tradion. The Trinity is God who is Supreme good, plural as well as singular, all-Merciful, inclusive, communicative, and affectionate. God reveals Himself through His creations, the Israelities exodus, the commission of Jesus and the Holy Spirit. In the mids of the world that is easily segregated by the issues of ethnocentrism, radicalism, primodialism, religious fundalism, sacism, horizontal conflicts, etc; the image of the affectionate Trinity God could be the source of inspirations and model to the reformation and transformation of the human race’s better, friendly, harmonious, affectionate, inclusive, and humane life.
Katekese Tentang Yesus Anak Allah Di Tengah Pusaran Heterodoxy: Peluang Dan Tantangannya Bagi Gereja Dewasa Ini Kristoforus Bala
Seri Filsafat Teologi Vol. 28 No. 27 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Doktrin tentang keilahian Yesus -Yesus Anak Allah- adalah salah satu dari pokok-pokok ajaran iman yang sangat esensial dan penting bagi umat Kristen. Mengajar dan membela doktrin tentang Yesus Anak Allah merupakanekpresi penghayatan iman akan Sabda Tuhan sendiri, “Siap sedialah setiap waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap- tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada pada kamu” (1 Pet 3:15). Kata “pertanggungan jawab” dalam bahasa Yunani “apologia”. Dalam konteks pembahasan ini, apologia dan pengajaran tentang keilahian Yesus.
Spiritualitas: Sumber Kekuatan Bagi Hidup Dan Karya Misionaris Kristoforus Bala
Seri Filsafat Teologi Vol. 32 No. 31 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/serifilsafat.v32i31.185

Abstract

Pada hakekatnya spiritualitas adalah hidup yang terpusat dan berkar pada Allah Tritunggal. Allah adalah sumber dan tujuan seluruh hidup dan karya misi. Allah adalah Allah misioner. Allah Bapa mengutus Yesus dan Roh Kudus untuk menyelamatkan manusia dan dunia. Gereja atau para misionaris dipanggil dan diutus oleh Tuhan untuk mengambil bagian dalam misi Allah. Berakar dalam Allah Tritunggal adalah syarat utama untuk menghasilkan banyak buah dalam karya-karya misi. Spiritualitas misionaris ditumbuhkan dan dikuatkan melalui perayaan Ekaristi, meditasi Sabda Allah, doa dan kontemplasi, kesetiaan dalam kemartiran.