Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Ranah:%20Jurnal%20Kajian%20Bahasa

Bahasa Ronggga sebagai Bahasa Vokalik I Nyoman Suparsa
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 11, No 2 (2022): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v11i2.5182

Abstract

This study aims to find out whether the Rongga language (hereinafter abbreviated as bR) is a vocal language, and the reasons why bR is said to be a vocal language. This study uses a qualitative method. Data was collected using observation methods, field linguistics, literature assisted by elicitation techniques, record keeping, and recording. Data were analyzed qualitatively and presented descriptively. Based on the results of this study it was found that bR is a vocal language. This is based on (1) segmentation the series of letters <mb>, <nd>, <ngg> constitute a sound segment: labial prenasal inhibition [ᵐb], alveolar prenasal inhibition [ⁿd], and velar prenasal inhibition [ᵑg] so that the word -words in bR like <mbalu> are pronounced as [ᵐbalu] 'storm', <ndate> [ⁿdate] 'create', and <nggare> [ᵑgare] 'gali', and are not pronounced as [ǝmbalu], [ǝndate], and [ǝngare]. (2) Based on the canonical pattern of syllables and words, bR has a canonical pattern that always ends in a vowel, and, (3) every word from the Indonesian language that ends in a consonant, both in the middle and final positions of syllables and words when absorbed in bR always conforms to the canonical pattern of bR syllables and words. For example, <pagar> [paɠa].'fence', <adat> [aɗa] 'custom', <easy> [gapa] 'easy'. Thus, the Rongga language is a vocalic language. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahasa Rongga (selanjutnya disingkat bR) merupakan bahasa vokalik, dan alasan bR mengapa dikatakan sebagai bahasa vokalik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, linguistik lapangan, kepustakaan dibantu teknik elisitasi, pencatatan, dan perekaman. Data dianalisis secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa ternyata bR merupakan bahasa vokalik. Hal ini didasarkan pada (1) secara segmentasi rangkaian huruf <mb>, <nd>, <ngg> merupakan sebuah segmen bunyi: hambat pranasal labial [ᵐb], hambat pranasal alveolar [ⁿd], dan hambat pranasal velar [ᵑg] sehingga kata-kata dalam bR seperti <mbalu> dilafalkan sebagai [ᵐbalu] ‘badai’, <ndate> [ⁿdate] ‘buat’, dan <nggare> [ᵑgare] ‘gali’, dan tidak dilafalkan sebagai [ǝmbalu], [ǝndate], dan [ǝnggare]. (2) Secara pola kanonik sukukata dan kata, bR mempunyai pola kanonik yang selalu berakhir dengan vokal, dan, (3) setiap kata dari bahasa Indonesia yang berakhir dengan konsonan, baik pada posisi tengah maupun akhir sukukata dan kata ketika terserap dalam bR selalu menyesuaikan diri dengan pola kanonik sukukata dan kata bR. Contohnya <pagar> [paɠa].’pagar’, <adat> [aɗa] ‘adat’, <gampang> [gapa] ‘gampang’. Dengan demikian, bahasa Rongga merupakan bahasa vokalik.