Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENERAPAN MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN KECAMATAN TAMAN SIDOARJO DALAM UPAYA INTEGRASI TRANSPORTASI Susanti, Anita; Linda, Ovilia; Hidayati, Ninik Wahju
Prosiding Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi Vol 3 No 1 (2015): The 17th FSTPT of International Symposium
Publisher : FSTPT Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Intersection in Sidoarjo amount of traffic that has more than 5000 vehiclesper day that is the intersection Ngelom Rolak, Satria Ngelom intersection, and the intersection of New Marketpark. At the third intersection has the same condition, namely eksisiting trade area, with side barriers high. Metode used is survey research in the third intersection counting for 8.For the field survey is intersection Ngelom Rolak DS value of 1.55. For the intersection andt he intersection Ngelom Satria 1.530.68 Market New Garden. Alternatives are used to manufacture the intersection Ngelom Rolak is one-way street that is a new bridge for vehicles towards the old bridge to Surabaya and Sidoarjo direction, as well as widening the road. For Ngelom intersection Satria and New Market Parkalsomadeone-way street, so as to create a good integration.
WILAYAH PENGARUH KERETA API KOMUTER TERHADAP PENGGUNA SEPEDA MOTOR DI KOTA SURABAYA Susanti, Anita; Suprayitno, Hitapriya; Soemitro, Ria Asih Aryani
Jurnal Transportasi Vol 17, No 3 (2017)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.649 KB) | DOI: 10.26593/jt.v17i3.2869.%p

Abstract

Abstract The influence area of commuter train in Surabaya City does not spread evenly throughout the region. Therefore, the influence area of Commuter Train based on travel distance and travel time using motorcycle before and after using the rail service is very important to be known. The methods used in this study are literature study and primary data collection. The preliminary identification shows that the influence area of SUSI and SULAM Commuter Trains in Surabaya City, in morning hour by using motorcycle, from the origin to the station is 11,000 meters and from the station to the destination is 7,500 meters. Keywords: influence area, commuter train, motorcycle, travel distance, travel time  Abstrak Wilayah pengaruh kereta api komuter di Kota Surabaya dilihat dari bentangan jalur rel kereta api yang ada tidak tersebar merata di seluruh wilayah. Oleh karena itu, wilayah pengaruh kereta api komuter, dilihat dari jarak perjalanan dan waktu tempuh penumpang yang menggunakan sepeda motor sebelum dan sesudah menggunakan layanan kereta api, sangat penting untuk diketahui. Metode yang dilakukan pada studi ini adalah studi literatur dan pengumpulan data primer. Hasil identifikasi awal menunjukkan bahwa wilayah pengaruh Kereta Api Komuter SUSI dan Kereta Api Komuter SULAM di Kota Surabaya, pada jam keberangkatan pagi hari dengan menggunakan sepeda motor, menuju ke stasiun sebesar 11.000 meter dan dari stasiun sebesar 7.500 meter. Kata-kata kunci: wilayah pengaruh, kereta api komuter, sepeda motor, jarak perjalanan, waktu tempuh
Fenomena Cinta Lesbian Susanti, Anita; Widjanarko, Mochamad
Jurnal Psikologi Vol 14, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.549 KB) | DOI: 10.14710/jpu.14.2.160-173

Abstract

The aims of this research is to describe the love phenomenon of lesbians in the Kudus Regency. The subjects were three lesbian individuals living in Kudus. The research method was phenomenology which based on the subjective experience or phenomenological experience. The data collecting techniques were observation and interview. This study applied snowball sampling technique, meaning that the sample was carried out serially by asking information from previously interviewed subject. The data analysis method was matrix by Miles & Hubberman consisting of three stages of simultanious activities, they were: data reduction, data presentation and conclusion or verification. The result shows that two lesbians have experienced  lesbian love previously but one subject has experienced lesbian love for the first time. There are intimacy, passion and commitment in lesbian love. There is conflict in their relationship but there is also hope for their future lesbian love relationship.
IDENTIFIKASI AWAL LAYANAN ANGKUTAN KERETA API UNTUK PERJALANAN ORANG Susanti, Anita; Aryani Soemitro, Ria Asih; Suprayitno, Hitapriya
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1/REKAT/17 (2017): Wisuda ke-88 Periode 1 Tahun 2017
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi sebagai pusat kegiatan bagi masyarakat di sekitarnya. Fenomena tersebut, menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas yang diakibatkan adanya pergerakan masyarakat bolak-balik dari luar ke dalam Kota Surabaya, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu KA Komuter penting diteliti dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis KA bagi perjalanan orang di Kota Surabaya. Metode penelitian yang dilakukan adalah pengumpulan data sekunder di PT KAI DAOPS VIII Surabaya. Data sekunder yang didapatkan adalah data keseluruhan mengenai jenis-jenis layanan KA yang ada di Kota Surabaya, kemudian dipilih kembali berdasarkan ciri-ciri jaringan pelayanan kereta api perkotaan. Oleh karena itu KA Komuter penting  untuk diteliti, guna mengetahui jenis-jenis KA bagi perjalanan orang di Kota Surabaya. Hasil yang diperoleh adalah jenis-jenis KA yang memiliki peluang sebagai KA Komuter adalah KA ekonomi lokal. Jenis-jenis KA tersebut adalah KA Penataran dengan tujuan Surabaya-Malang-Blitar; KA Tumapel dengan tujuan Surabaya-Malang; KA Dhoho dengan tujuan Surabaya-Kertosono-Blitar; KA Ekonomi Lokal (KRD) dengan tujuan Sidoarjo-Bojonegoro; KA Ekonomi Lokal (KRD) dengan tujuan Surabaya-Kertosono; KA Arjuno dengan tujuan Madiun; KA Komuter SUSI (Surabaya-Sidoarjo); KA Komuter SULAM (Surabaya-Lamongan). Pola perjalanan KA ekonomi lokal tersebut, dapat dibedakan menjadi 3 yaitu, pola perjalanan internal-internal (KA Komuter SUSI dan KA Komuter SULAM), pola perjalanan internal-eksternal (semua jenis KA ekonomi lokal), dan pola perjalanan eksternal-eksternal (KA KRD Sidoarjo-Bojonegoro). Kata Kunci: identifikasi awal, komuter, jenis-jenis kereta api lokal, pola perjalanan orang, Kota Surabaya
IDENTIFIKASI AWAL STASIUN DAN SHELTER YANG MENJADI TEMPAT PEMBERHENTIAN KA UNTUK PERJALANAN ORANG DI KOTA SURABAYA Susanti, Anita; Aryani Soemitro, Ria Asih; Suprayitno, Hitapriya
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1/REKAT/17 (2017): Wisuda ke-88 Periode 1 Tahun 2017
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pergerakan bolak-balik masyarakat di Kota Surabaya yang sebagian besar menggunakan kendaraan pribadi, menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas. Hal tersebut terjadi karena kurangnya minat masyarakat menggunakan jasa layanan KA Komuter. Kurangnya minat masyarakat tersebut, disebabkan karena kualitas pelayanan yang kurang memadai di tiap-tiap stasiun yang menjadi tempat pemberhentian KA Komuter di Kota Surabaya. Oleh karena itu diperlukan identifikasi awal mengenai stasiun-stasiun yang menjadi tempat pemberhentian KA untuk perjalanan orang di Kota Surabaya. Metode yang dilakukan pada identifikasi awal ini adalah pengumpulan data sekunder di PT KAI DAOPS VIII Surabaya, mengenai lintasan rute dan kelas stasiun yang menjadi tempat pemberhentian KA untuk perjalanan orang  di Kota Surabaya. Hasil identifikasi adalah dapat diketahuinya klasifikasi kelas stasiun yang menjadi tempat pemberhentian KA bagi perjalanan orang di Kota Surabaya. Klasifikasi kelas stasiun tersebut terdiri dari 3 stasiun kelas besar (Stasiun Semut, Stasiun Gubeng, Stasiun Pasar Turi), 1 stasiun kelas sedang (Stasiun Wonokromo) dan 10 stasiun kelas kecil (Shelter Ngagel, Shelter Margorejo, Shelter Jemursari, Shelter Kertomenanggal, Stasiun Waru, Stasiun Tandes, Stasiun Kandangan, Stasiun Benowo, Stasiun Cerme, dan Stasiun Sepanjang). Kata Kunci: identifikasi awal, kelas stasiun dan shelter, perjalanan orang, Kota Surabaya
IDENTIFIKASI AWAL JADWAL KEBERANGKATAN/KEDATANGAN  KA EKONOMI LOKAL TERKAIT KEBUTUHAN MASYARAKAT KOMUTER DI KOTA SURABAYA Susanti, Anita; Aryani Soemitro, Ria Asih; Suprayitno, Hitapriya
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1/REKAT/17 (2017): Wisuda ke-88 Periode 1 Tahun 2017
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jadwal keberangkatan dan kedatangan KA Ekonomi Lokal, merupakan salah satu elemen terpenting dalam memberikan pelayanan bagi pengguna jasa KA tersebut. Ketersediaan layanan jadwal keberangkatan/kedatangan KA Komuter, terutama pada jam sibuk pagi, siang dan sore hari merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat komuter  untuk menggunakan KA tersebut sebagai pilihan utama modanya. Oleh karena itu diperlukan identifikasi awal mengenai jadwal keberangkatan/kedatangan KA Ekonomi Lokal terkait kebutuhan masyarakat komuter di Kota Surabaya. Tujuan dilakukannya identifikasi awal ini adalah untuk mengetahui periode waktu layanan dan kesesuaian jadwal keberangkatan/kedatangan KA Ekonomi Lokal terkait kebutuhan masyarakat komuter di Kota Surabaya. Metode yang dilakukan pada identifikasi awal ini adalah pengumpulan data sekunder di PT KAI DAOP VIII Surabaya terkait jadwal keberangkatan/kedatangan KA Ekonomi Lokal. Hasil identifikasi awal dapat diketahui bahwa periode waktu layanan jadwal keberangkatan/kedatangan KA Ekonomi Lokal, yang tersedia pada jam sibuk pagi, siang dan sore hari terdapat pada KA Penataran, KA Dhoho, dan KA Komuter SUSI. Periode waktu layanan jadwal yang tersedia pada jam sibuk pagi dan sore hari, terdapat pada KA KRD Surabaya-Kertosono dan KA Komuter SULAM. Periode waktu layanan jadwal yang hanya tersedia pada jam sibuk pagi atau sore hari saja, terdapat pada KA Tumapel, KA KRD Sidoarjo-Bojonegoro dan KA Arjuno. Kesesuaian jadwal keberangkatan/kedatangan KA Ekonomi Lokal hasilnya adalah terdapat 3 jenis KA yang layanan jadwalnya tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat komuter di Kota Surabaya. Ketiga jenis KA tersebut adalah KA Tumapel (dari arah Malang-Surabaya), KA KRD Surabaya-Kertosono (dari arah Surabaya-Kertosono) dan KA Arjuno yang tidak berpeluang lagi sebagai KA Komuter di Kota Surabaya, karena tidak sesuai dengan ciri-ciri layanan KA Perkotaan. Kata Kunci: identifikasi awal, jadwal, periode waktu, kesesuaian, masyarakat komuter
IDENTIFIKASI AWAL KONDISI LAND USE DI TIAP-TIAP STASIUN YANG MENJADI TEMPAT PEMBERHENTIAN KA PENUMPANG DI KOTA SURABAYA Susanti, Anita; Aryani Soemitro, Ria Asih; Suprayitno, Hitapriya
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1/REKAT/17 (2017): Wisuda ke-88 Periode 1 Tahun 2017
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi guna lahan/land use di tiap-tiap stasiun yang menjadi tempat pemberhentian KA Penumpang di Kota Surabaya, merupakan salah satu komponen penting yang harus diperhatikan, karena terkait dengan bangkitan dan tarikan pergerakan di sekitar stasiun tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu adanya identifikasi awal kondisi land use di tiap-tiap stasiun yang menjadi tempat pemberhentian KA Penumpang di Kota Surabaya. Tujuan dilakukannya identifikasi awal ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan lahan di sekitar stasiun dan ketersediaan tempat pemberhentian angkutan umum. Metode yang dilakukan pada identifikasi awal ini adalah pengumpulan data primer terkait observasi lapangan pemanfaatan lahan di sekitar stasiun yang menjadi tempat pemberhentian KA Penumpang di Kota Surabaya. Hasil identifikasi awal dapat diketahui bahwa pemanfaatan lahan di Stasiun Semut, Stasiun Pasar Turi, Stasiun Wonokromo dan Shelter Margorejo berada pada guna lahan (pusat kegiatan sangat padat) di lokasi CBD dan Kota. Pemanfaatan lahan di Stasiun Gubeng, Shelter Gubeng, Shelter Jemursari berada pada guna lahan (padat perkantoran, pertokoan, dan jasa) di lokasi Kota. Pemanfaatan lahan di Shelter Kertomenanggal, Stasiun Waru, Stasiun Sepanjang dan Stasiun Tandes berada pada guna lahan (campuran padat: perkantoran, perumahan, jasa, pertokoan, pendidikan) di lokasi pinggiran. Pemanfaatan lahan di Stasiun Kandangan, Stasiun Benowo, Stasiun Cerme berada pada guna lahan (campuran jarang: perumahan, pendidikan, lading/sawah, tanah kosong) di lokasi pinggiran. Ketersediaan tempat pemberhentian angkutan umum /terminal di sekitar stasiun ? stasiun yang ada di Kota Surabaya, yang memiliki layanan terminal adalah Stasiun Wonokromo (jarak 150 meter dari stasiun terdapat terminal bayangan) dan Stasiun Benowo (jarak 1 km dari stasiun terdapat Terminal Benowo). Kata Kunci: identifikasi awal, land use, terminal, Kota Surabaya
IDENTIFIKASI AWAL LAYANAN FEEDER DI TIAP-TIAP STASIUN YANG MENJADI TEMPAT PEMBERHENTIAN KA PENUMPANG DI KOTA SURABAYA Susanti, Anita; Aryani Soemitro, Ria Asih; Suprayitno, Hitapriya
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1/REKAT/17 (2017): Wisuda ke-88 Periode 1 Tahun 2017
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketersediaan layanan feeder dan fasilitas pendukung di sekitar stasiun yang menjadi tempat pemberhentian KA Penumpang merupakan komponen penting yang harus diperhatikan guna mempermudah terjadinya perpindahan moda bagi pengguna jasa dari satu tempat ke tempat lainnya. Oleh karena itu diperlukan suatu identifikasi awal layanan feeder di tiap-tiap stasiun yang menjadi tempat pemberhentian KA Penumpang di Kota Surabaya. Tujuan dilakukannya identifikasi awal ini adalah untuk mengetahui adanya layanan feeder dan fasilitas pendukung yang tersedia di sekitar stasiun yang menjadi tempat pemberhentian KA Penumpang di Kota Surabaya. Metode penelitian yang dilakukan adalah pengumpulan data primer dengan melakukan observasi lapangan di sekitar stasiun terkait ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Hasil identifikasi awal ini dapat diketahui bahwa di tiap-tiap stasiun yang menjadi tempat pemberhentian KA Penumpang di Kota Surabaya sudah dilalui oleh layanan feeder. Pada beberapa stasiun terkait ketersediaan fasilitas pendukung ada yang tidak memiliki fasilitas tersebut seperti di Stasiun Semut, Shelter Ngagel, Shelter Margorejo, Shelter Jemursari, dan Stasiun Sepanjang. Pada beberapa stasiun lainnya ada yang memiliki fasilitas pendukung seperti di Stasiun Gubeng terdapat fasilitas zebra cross, Stasiun Wonokromo terdapat fasilitas pejalan kaki dan JPO, Shelter Jemursari terdapat fasilitas JPO, Shelter Kertomenanggal terdapat fasilitas JPO, Stasiun Waru terdapat fasilitas JPO, Stasiun Pasar Turi terdapat fasilitas pejalan kaki, Stasiun Tandes terdapat fasilitas pelican crossing, dan Stasiun Benowo terdapat fasilitas pelican crossing. Kata Kunci: identifikasi awal,  feeder, fasilitas pendukung, KA Penumpang
IDENTIFIKASI AWAL JALUR KA UNTUK PERJALANAN ORANG DI KOTA SURABAYA Susanti, Anita; Aryani Soemitro, Ria Asih; Suprayitno, Hitapriya
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1/REKAT/17 (2017): Wisuda ke-88 Periode 1 Tahun 2017
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keunggulan pengoperasian kereta api adalah bebas hambatan, dikarenakan kereta api memiliki jalur KA sendiri. Pada kenyataannya keberadaan perlintasan sebidang jalur KA, cukup berpengaruh terhadap pergerakan arus lalu lintas pada ruas jalan di sekitarnya. Oleh karena itu diperlukan identifikasi awal mengenai jalur KA untuk perjalanan orang di Kota Surabaya. Tujuan dilakukannya identifikasi awal ini adalah untuk mengetahui bentuk bentangan jalur KA, jenis jalur KA (single/double), dan perlintasan sebidang jalur KA. Metode yang dilakukan pada identifikasi awal ini adalah pengumpulan data sekunder melalui google maps terkait bentangan, jenis  jalur dan ruas jalan yang sebidang dengan perlintasan jalur KA yang dilalui oleh layanan KA Ekonomi Lokal. Hasil identifikasi awal, dapat diketahui bahwa bentangan jalur KA dari Stasiun Pasar Turi sampai dengan Stasiun Cerme, merupakan bentangan jalur KA dari arah Tengah Utara sampai dengan arah Barat perbatasan Kota Surabaya. Bentangan jalur KA dari Stasiun Kandangan, terhubung dengan bentangan jalur KA ke arah Gresik menuju ke Stasiun Indro. Bentangan jalur KA dari Stasiun Pasar Turi, memiliki jalur KA yang bercabang dua ke arah Tengah Utara menuju ke Stasiun Kalimas dan ke arah Utara Timur menuju ke Stasiun Sidotopo, bentangan jalur KA dari Stasiun Sidotopo ke arah Tengah Utara terdapat Stasiun Benteng. Bentangan jalur KA dari Stasiun Semut sampai dengan Stasiun Waru dan Stasiun Sepanjang memiliki jalur KA yang sama melalui Stasiun Gubeng sampai dengan Stasiun Wonokromo, pada Stasiun Wonokromo jalur KA bercabang dua ke arah Selatan Timur yaitu Stasiun Waru dan ke arah Selatan Tengah yaitu Stasiun Sepanjang. Bentangan jalur dari Stasiun Gubeng sampai dengan Stasiun Pasar Turi (jalur pintas/shortcut), tanpa melalui Stasiun Sidotopo terlebih dahulu. Jenis jalur KA dari Stasiun Pasar Turi sampai dengan Stasiun Cerme sudah dilayani oleh jalur KA ganda/double track. Jenis jalur KA dari Stasiun Kandangan, menuju ke Stasiun Indro masih dilayani oleh jalur KA tunggal/single track. Jenis jalur KA dari Stasiun Semut sampai dengan Stasiun Wonokromo sudah dilayani oleh jalur KA ganda/double track, sedangkan jenis jalur KA dari Stasiun Wonokromo sampai dengan Stasiun Waru dan Stasiun Sepanjang masih dilayani oleh jalur KA tunggal/single track. Jenis jalur KA dari Stasiun Kalimas menuju ke Stasiun Peti Kemas, masih dilayani oleh jalur KA tunggal/single track. Jenis jalur KA dari Stasiun Pasar Turi sampai dengan Stasiun Sidotopo masih dilayani oleh jalur KA tunggal/single track, sedangkan jenis jalur KA dari Stasiun Sidotopo sampai dengan Stasiun Benteng masih dilayani oleh jalur KA tunggal/single track. Jenis jalur KA dari Stasiun Pasar Turi sampai dengan Stasiun Gubeng mulai dari ruas jalan Raya Dupak sampai dengan ruas jalan Gembong masih dilayani oleh jalur KA tunggal, setelah itu mulai dari ruas jalan Kapasari sampai dengan ruas jalan Ambengan sudah dilayani oleh jalur KA ganda/double track. Jumlah ruas jalan yang sebidang dengan perlintasan jalur KA yang dilalui oleh layanan KA Ekonomi Lokal berjumlah 22 ruas jalan. Kata Kunci: identifikasi awal, bentangan, jenis jalur KA, perlintasan sebidang, Kota Surabaya
PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN TINGGI BADAN MANUSIA TERHADAP 3 KELOMPOK YANG BERBEDA Susanti, Anita; Aryani Soemitro, Ria Asih; Suprayitno, Hitapriya
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1/REKAT/18 (2018): Wisuda ke-91 Periode 1 Tahun 2018
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbedaan tinggi badan manusia dipengaruhi oleh jenis kelamin, ras, dan usia. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian mengenai perbandingan pengukuran tinggi badan manusia pada 3 kelompok yang berbeda. Tujuan dari pengukuran tinggi badan ini adalah untuk mengetahui nilai rata-rata, nilai minimum, nilai maksimum, range, varians, standar deviasi. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder dan data primer. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan pengukuran tinggi badan pada 89 mahasiswa (populasi) S1 Teknik Sipil UNESA 2015, 37 mahasiswa (populasi) S1 Teknik Sipil UNESA 2016, dan 30 siswa (sampel) Bintara AL 2017. Hasil pengukuran tinggi badan manusia terhadap 89 mahasiswa (populasi) S1 Teknik Sipil UNESA 2015 memiliki nilai rata-rata 163.51 cm, nilai minimum 148 cm, nilai maksimum 184 cm, range 36 cm, nilai varians data 60.03, nilai standar deviasi 7.75. Hasil pengukuran tinggi badan manusia terhadap 37 mahasiswa (populasi) S1 Teknik Sipil UNESA 2016 memiliki nilai rata-rata 165.14 cm, nilai minimum 147 cm, nilai maksimum 180 cm, range 33 cm, nilai varians data 68.22,  nilai standar deviasi 8.26. Hasil pengukuran tinggi badan manusia terhadap 30 siswa (sampel) siswa Bintara AL 2017 memiliki nilai rata-rata 167.30, nilai minimum 160.5 cm, nilai maksimum 176 cm, range 15.5 cm, nilai varians data 11.41, nilai standar deviasi 3.38. Grafik distribusi frekuensi yang dihasilkan dari pengukuran tinggi badan terhadap 3 kelompok yang berbeda secara teoritis berdistribusi normal. Hasil perbandingan pengukuran tinggi badan dari 3 kelompok yang berbeda diketahui bahwa tinggi badan rata-rata yang paling tinggi adalah siswa Bintara Angkatan Laut (AL) 2017 sebesar 167.30 cm. Kata Kunci: tinggi badan, rata-rata, range, varians, standar deviasi