Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Assistance in Revitalizing the Field in Ngepungsari Village, Jatipuro District, Karanganyar Regency Handoyo, Suryo; Susila, Herman; Mulyandari, Erni
Devotion : Journal of Community Service Vol. 3 No. 4 (2022): Devotion : Journal of Community Service
Publisher : Green Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/dev.v3i4.132

Abstract

Assistance for the Revitalization of the Ngepungsari Village Field is carried out to assist the community in the Ngepungsari Village, Jatipuro District, Karanganyar Regency in terms of increasing economic income and tourism development by revitalizing the field into a tourist market. This development is done independently. The difficulty faced by the community in planning this field revitalization is how to make a good market design plan according to the needs and potential of the Ngepungsari community as well as a tourist destination in the village. With this market, it is hoped that the villagers' produce can be sold through the tourism market and at the same time it can attract both domestic and international tourists to Ngepungsari Village so as to increase the economic income of Ngepungsari villagers.
Pendampingan Perhitungan Analisa Revitalisasi Lapangan Desa Masaran Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Sumina Sumina; Herman Susila
IJECS: Indonesian Journal of Empowerment and Community Services Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ijecs.v1i1.779

Abstract

Desa Masaran merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.  Desa Masaran merupakan wilayah yang berada pada lokasi yang sangat strategis sebagai titik pertemuan jalur mobilisasi barang dan manusia. Desa Masaran memiliki potensi berupa lapangan desa.  Aset tersebut sangat potensial karena berada pada tanah terbuka yang cukup luas di tengah wilayah yang semakin rapat.  Sehingga perlu ada optimalisasi potensi tersebut agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.  Guna mengoptimalkan dan mencapai hal tersebut maka tim pengabdian masyarakat akan melakukan pendampingan dalam hal merencanakan analisa biaya untuk merevitalisasi lapangan Desa Masaran.  Berdasarkan hasil pendampingan dapat diketahui bahwa besarnya dana untuk merevitalisasi lapangan Desa Masaran adalah sebesar Rp 2.338.900.000,00. Hasil analisa biaya tersebut untuk selanjutnya dapat digunakan untuk mencairkan dana desa yang telah ada dan juga dapat berfungsi sebagai dasar dalam mencari donatur untuk menyukseskan revitalisasi lapangan tersebut.
MEKANISME PEMBEBASAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (Studi Kasus Jalan Selatan-Selatan Kabupaten Wonogiri) HERMAN SUSILA
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 10 No. 14 (2011): jurnal teknik sipil dan arsitektur
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ada banyak alternative untuk mengurangi kemacetan lalulintas, diantaranya adalah menambah atau meningkatkan infrastruktur jalan. Hal ini ditempuh pemerintah dalam mengurangi kemacetan di jalan pantura, yaitu dengan membangun Jalan Lintas Selatan Selatan (JLSS) Jawa. Kabupaten Wonogiri salah satu daerah yang dilalui JLSS, untuk kepentingan tersebut pemerintah Wonogiri perlu adanya pengadaan tanah untuk pembangunan JLSS. Namun dalam proses pembebasan tanah ditemui kendala-kendala, yaitu sebagian warga kecamatan Giriwoyo tidak mau menerima nilai ganti rugi yang telah disepakati bersama antara warga dan panitia pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Untuk mengatasi kendala tersebut pemerintah dalam hal ini Panitia Pengadaan Tanah melakukan pendekatan melalui musyawarah dan juga melakukan perhitungan penaksiran harga ganti rugi secara transparan dan sesuai dengan harga nyata di masyarakat. Apabila upaya-upaya musyawarah telah ditempuh dan ternyata masih belum  ada kesepakatan, maka berdasarkan UU No. 20 tahun 1961 dan pasal 27 Instruksi Presiden tahun 1973 dapat dilakukan pencabutan hak atas tanah, hal ini mengingat agar pembangunan JLSS tidak terhambat.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KONFLIK DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI HERMAN SUSILA
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 11 No. 15 (2012): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam tahap pelaksanaan proyek konstruksi melibatkan banyak pihak yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tujuan, pandangan, pendapat dari masing-masing pihak akan dapat menimbulkan konflik. Konflik tersebut harus segera diselesaikan dengan cara yang tepat untuk meminimalkan pengaruh buruk terhadap keberhasilan proyek. Oleh karena itu, identifikasi terhadap konflik yang berpotensi terjadi dalam pelaksanaan proyek menjadi sangat penting untuk dilakukan agar diketahui cara pengelolaan konflik yang efektif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk dapat mengetahui faktor-faktor dominan yang dapat menimbulkan konflik dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Penelitian ini dilakukan di Surakarta dan data diperoleh melalui survei kuesioner dengan responden yang diteliti adalah kontraktor, konsultan pengawas dan owner pada tingkat manajemen menengah yang pernah terlibat dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi gedung. Analisis faktor-faktor dominan penyebab konflik dalam penelitian ini adalah dengan mencari nilai mean terbesar dari tiap-tiap fariabel. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tahap pelaksanaan konstruksi, konflik yang sering muncul adalah wewenang dan tanggung jawab yang kurang jelas, penempatan personil tidak sesuai dengan keahliannya, kesalahan desain dan spesifikasi, keterlambatan peralatan dan bahan, estimasi biaya yang tidak akurat dan pendekatan menangani masalah.
ANALISIS PENGARUH KONFLIK DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI TERHADAP KESUKSESAN PROYEK HERMAN SUSILA; SURYO HANDOYO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 16 No. 20 (2015): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi sangat besar kemungkinannya terjadi konflik karena dalam pelaksanaan proyek konstruksi sumberdaya yang digunakan besar, jumlah kegiatan yang sangat banyak dan melibatkan banyak pihak yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tujuan, pandangan, pendapat dari masing-masing pihak akan dapat menimbulkan konflik. Analisis pengaruh konflik dalam pelaksanaan konstruksi terhadap kesuksesan proyek ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk dapat mengetahui faktor-faktor dominan yang dapat menimbulkan konflik dan bagaiman pengaruh konflik terhadap kesuksesan proyek. Data diperoleh melalui survei kuesioner dengan responden yang diteliti adalah kontraktor, konsultan pengawas dan dari pihak pemilik pada tingkat manajemen menengah yang pernah terlibat dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi gedung. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Untuk mengetahui keakuratan data dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk mengetahui faktor dominan yang dapat menimbulkan konflik dilakukan analisis mean dan untuk menganalisis pengaruh konflik dengan kesuksesan proyek dilakukan anilisis korelasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang sering menimbulkan konflik dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah wewenang dan tanggung jawab yang kurang jelas, tugas yang tidak sesuai keahliannya, kesalahan desain dan spesifikasi, keterlambatan peralatan dan bahan, estimasi biaya yang tidak akurat dan pendekatan menangani masalah. Berdasar uji konkordansi kendall menunjukkan bahwa variabel konflik dari kontrak dan spesifikasi, sumber daya manusia, manajemen dan organisasi, biaya, dan perbedaan kultur mempunyai korelasi yang rendah terhadap kesuksesan proyek atau mampu mempengaruhi kesuksesan proyek sebesar 23% sedangkan 77% dipengaruhi oleh faktor lain.
ANALISIS FAKTOR DOMINAN RESIKO BIAYA PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURAKARTA HERMAN SUSILA; SURYO HANDOYO
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 18 No. 22 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan yang banyak mengandung risiko, salah satunya adalah risiko biaya. Biaya adalah salah satu komponen penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung selain sumber daya material, pekerja dan waktu. Penggunaan biaya yang melebihi anggaran yang ditentukan merupakan pembengkaan biaya terhadap anggaran tersebut, sehingga akan merugikan perusahaan. Agar pembengkaan ini tidak terjadi, maka kontraktor perlu mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan terjadinya penyimpangan biaya. Analisis faktor resiko biaya pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi gedung ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk dapat mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan pembengkaan biaya. Penelitian dilakukan di Surakarta dan data diperoleh melalui survei kuesioner dengan responden yang diteliti adalah kontraktor yang pernah terlibat dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi gedung. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Untuk mengetahui keakuratan data dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk mengetahui faktor dominan yang dapat mengakibatkan pembengkaan biaya dilakukan analisis mean dan analisis faktor. Faktor-faktor dominan yang dapat menimbulkan resiko pembengkaan biaya pada tahap pelaksanaan konstruksi gedung yang pertama adalah Faktor perencanaan dan profesionalisme yang terdiri dari spesifikasi material yang kurang jelas, metode pelaksanaan yang kurang tepat, keterlambatan pengadaan material di lapangan, pengetahuan dan pengalaman subkontraktor yang kurang, kesalahan dan keterlambatan dalam pengambilan keputusan, teknik dan metode estimasi yang kurang tepat, Kurangnya kedisiplinan kerja. Yang kedua adalah Faktor lingkungan dan estimasi yang terdiri dari terjadi huru-hara, lingkungan proyek yang tidak aman, dan Kecakapan estimator. Yang ketiga adalah Faktor  material yang terdiri dari kelangkaan material di pasaran dan kelemahan dalam perencanaan logistik. Faktor paling dominan yang dapat menimbulkan resiko pembengkaan biaya pada tahap pelaksanaan konstruksi gedung adalah Faktor Perencanaan dan Profesionalisme sebesarnya 35,21 %, selanjutnya Faktor Lingkungan dan Estimasi besarnya 21,47 % kemudian Faktor Material sebesar 10,04 %.
METODE PENANGANAN KONFLIK DALAM PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURAKARTA HERMAN SUSILA
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 12 No. 16 (2012): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Surakarta merupakan kota yang sedang berkembang, salah satu strategi dan  prioritas pembangunan yang dilaksanakan pemerintahan kota Surakarta dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat luas adalah peningkatan infrastruktur kota, rehabilitasi bangunan pasar tradisional dan pemberdayaan pedagang pasar, serta gedung-gedung pemerintah fasilitas pelayanan publik. Dalam pelaksanaan pembangunan tersebut banyak permasalahan yang terjadi, terbukti  sebanyak 30 proyek Pemkot yang dibiayai dana alokasi khusus (DAK) dan APBD 2007 tidak memenuhi target waktu (Pemkot Surakarta,2009). Hal ini menunjukkan bahwa dalam tahap pelaksanaan proyek di Surakarta banyak terjadi konflik yang salah satu akibat dari konflik tersebut adalah penyelesaian pekerjaan yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan . Dalam tahap pelaksanaan proyek konstruksi melibatkan banyak pihak yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tujuan, pandangan, pendapat dari masing-masing pihak akan dapat menimbulkan konflik. Konflik tersebut harus segera diselesaikan dengan cara yang tepat untuk meminimalkan pengaruh buruk terhadap keberhasilan proyek. Oleh karena itu, metode penanganan konflik yang tepat menjadi sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui bagaiman metode penanganan konflik yang sering digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung di Surakarta. Data diperoleh melalui survei kuesioner dengan responden yang diteliti adalah kontraktor, konsultan pengawas dan owner pada tingkat manajemen menengah yang pernah terlibat dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi gedung. Analisis dilakukan dengan mencari frekuensi dari hasil jawaban responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tahap pelaksanaan konstruksi, metode yang sering digunakan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi pada sumber konflik akibat kontrak dan spesifikasi, sumber daya manusia, manajemen dan organisasi unsur - unsur proyek, keadaan proyek, biaya dan perbedaan kultur adalah sama yaitu dengan menggunakan pendekatan problem solving.
PENERAPAN MANAJEMEN MUTU PADA PROSES PEMBANGUNAN STRUKTUR BETON GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI SURAKARTA HERMAN SUSILA
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 13 No. 17 (2013): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu sasaran dalam pengelolaan proyek adalah terpenuhinya persyaratan mutu yang telah di rencanakan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka proses pelaksanaan proyek menjadi sangat penting. Agar tercapai sasaran mutu yang telah ditetapkan maka diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari perencanaan, pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian mutu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen mutu pada pelaksanaan pembangunan rumah susun sederhana sewa (RUSUNAWA) di Surakarta. Penelitian dibatasi hanya pada proses pelaksanaan struktur beton. Analisis dilakukan dengan meninjau dan mengkaji Surat Perjanjian Kerja, metode pelaksanaan dan survey dilapangan untuk mengetahui proses pelaksanaan pembangunan struktur beton pada gedung Rusunawa di Surakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sasaran mutu yang ditetapkan pada struktur beton pembangunan RUSUNAWA di Surakarta adalah mutu beton K -350, fc = 29.05 Mpa. Material yang dipakai dalam memproduksi komponen struktur beton pracetak ini mengikuti standar acuan yang terdapat dalam : ASTM, NI – 8, sistim join balok kolom sesuai dengan SNI – 03 – 1726 – 2002. Pengujian komponen struktur dilakukan di Laboratorium Struktur dan Konstruksi Bangunan Pusat Litbang Permukiman, Cileunyi Bandung. Untuk pengendalian mutu struktur beton pracetak didalam proses fabrikasi dan proses pelaksanaan telah dibuat prosedur proses fabrikasi dan juga prosedur pelaksanaan sehingga akan memperkecil kesalahan-kesalahan yang akan mengakibatkan kerugian.
KAJIAN PENERAPAN TIME MANAGEMENT PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA SURAKARTA HERMAN SUSILA; MUHAMAD ABDUL AZIS
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 14 No. 18 (2013): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu faktor Keberhasilan pelaksanaan dalam suatu proyek konstruksi dapat dilihat dari waktu penyelesaian pekerjaan. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan dapat berdampak pada anggaran yang sudah direncanakan, tidak hanya cash flow tetapi bisa juga menyebabkan pembengkaan biaya. Oleh karena itu perlu adanya manajemen waktu  dengan baik. Kota Surakarta saat ini merupakan kota yang berkembang pesat hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan fisik di kota in khususnya untuk proyek pemerintah yang didanai oleh pemerintah daerah. Tetapi dalam tahap pelaksanaan fisik masih terdapat kendala dan masalah yang dihadapi dilapangan. Hal ini bisa dilihat dari 30 proyek Pemkot yang dibiayai dana alokasi khusus (DAK) dan APBD 2007 tidak memenuhi target waktu (Pemkot Surakarta,2009). Oleh karena itu maka perlu adanya penelitian untuk mengetahui bagaimana manajemen waktu pelaksanaan proyek yang dilakukan oleh kontraktor yang ada di kota Surakarta. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melalui kuisioner dan wawancara. Dimana telah terkumpul kuisioner sebanyak 73 dari 85 kuisioner yang disebar ke perusahaan-perusahaan konstruksi di Kota Surakarta yang menangani pelaksanaan proyek konstruksi gedung. Perusahaan tersebut terdiri dari 27 perusahaan dengan grade 5, 16 perusahaan dengan grade 4, 14 perusahaan dengan grade 3, dan 16 perusahaan dengan grade 2. Analisis dilakukan dengan mencari frekuensi dari hasil jawaban responden. Dari hasil analisis diperoleh bahwa dalam manajemen waktu kontraktor selalu membuat detail schedule sebelum berjalanya proses konstruksi, membuat perkiraan kurun waktu pekerjaan dan urutan pekerjaan. Dalam memonitoring kontraktor membuat tabel ataupun ringkasan kemajuan pekerjaan. Kontraktor melakukan pembandingan hasil pelaksanaan pekerjaan dengan rencana apabila ada keterlambatan, kontraktor juga melakukan analisis untuk mengetahui penyebab keterlambatan. Untuk mengatasi keterlambatan maka kontraktor menambah jumlah alat dan menambah jam kerja (lembur). Apabila diperlukan maka project manager melakukan perubahan update schedull untuk menyesuaikan dengan kondisi dilapangan.
PENGGUNAAN DISCOUNTED CRITERION UNTUK ANALISIS EKONOMI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) INGAS COKRO HERMAN SUSILA
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 5 No. 9.A (2008): JURNAL TEKNIL SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi listrik sangat diperlukan pada saat ini bagi kehidupan manusia. sumber energi untuk menghasilkan energi listrik dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber energi yang tidak dapat diperbaharui dan sumber energi yang dapat diperbaharui energi. Sumber energi yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber energi dari fosil, namun sumber energi fosil cadangan bumi kita semakin menipis dan tidak menutup kemungkinan akan habis. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu adanya pengembangan sumber energi yang dapat diperbaharui salah satunya dengan memanfaatkan air sebagai sumber energi listrik. Pemanfaatan air secara optimal dan efisien akan memberikan dampak yang positif terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Salah satu contoh pemanfaatan energi air ebagai sumber energi listrik adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang berada di sumber aur Ingas Cokro kecamatan Tujung kabupaten Klaten. PLTMH Ingas Cokro direncanakan memproduksi listrik sebesara 95.000 Watt perhari. Biaya investasi yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. 1.625.000.000,00. umur dari PLTMH ini direncanakan 40 tahun. Dengan harga listrik Rp. 450,- per Watt maka proyek ini akan layak jika tingkat suku bunga adalah 5 % atau dibawah 5% dengan BCR 1,004.