Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

BERBAHASA BALI DENGAN BAIK DAN BENAR SUWENDI, I MADE
Widya Accarya Vol 6 No 2 (2016): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.432 KB) | DOI: 10.46650/wa.6.2.308.%p

Abstract

Bahasa Bali digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat Bali sebagai penuturnya. Penutur bahasa Bali ini tidak hanya tinggal di Bali melainkan tersebar di seluruh Indonesia. Bahasa Bali dilihat dari variasinya, secara umum memiliki dua dialek, yaitu dialek Bali Aga, dan dialek Bali Dataran. Penutur bahasa Bali dialek Bali Aga tinggal di daerah-daerah pegunungan, sedangkan penutur bahasa Bali dialek Bali Dataran tinggal di dataran Bali Utara dan dataran Bali Selatan.              Bahasa Bali dialek Bali Aga tidak mengenal tingkat-tingkatan bahasa atau sor-singgih basa. Sebaliknya pada dialek Bali Dataran penggunaan anggah-ungguhing basa ini sangat umum. Hanya saja tidak semua penutur mampu menerapkan anggah-ungguhing basa Bali ini dengan baik dan benar, terutama punutur kalangan remaja yang tinggal di pusat-pusat kota dan sekitarnya. Bagaimanakah bentuk penggunaan bahasa Bali dengan baik dan benar ? Permasalahan inilah yang perlu dikaji dan disosialisasikan. Hal ini penting dilakukan mengingat pemakaian bahasa Bali secara kualitatif masih sangat perlu ditingkatkan. Teori yang digunakan adalah teori sosiolinguistik, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dan laku bahasa yang disebut etnografi berbahasa, dengan  mengacu pada konsep Dell Hymes seperti yang dikutip  Nababan (1993) dan Jendra (2007). Selain itu juga digunakan konsep anggah-ungguhing basa Bali oleh I. B. Udara Naryana (1983) dan Ida Padanda Gede Buruan Munik Manuaba (2013).           Ragam bahasa yang ada dalam bahasa Bali sesuai dengan Anggah-ungguhing Basa adalah ragam alus (basa Alus), ragam madia (basa Madia), ragam andap (basa Andap), dan ragam kasar (basa Kasar). Berdasarkan nilai rasa (rasa Basa) kalimat (lengkara) bahasa Bali dapat diklasifikasikan menjadi Lengkara Alus Singgih, Lengkara Alus Madia, Lengkara Alus Sor, Lengkara Andap, dan Lengkara Kasar. Sedangkan kata-kata dalam bahasa Bali dilihat dari nilai rasa (rasa basa)-nya, diklasifikasikan menjadi: Kruna Alus Singgih, Kruna Alus Mider, Kruna Alus Sor, Kruna Alus Madia, Kruna Mider, Kruna Andap, dan Kruna Kasar. Dengan demikian berbahasa Bali dengan baik dan benar berarti penggunaan bentuk-bentuk bahasa Bali sesuai dengan situasi wicara, serta penggunaan kalimat dengan pilihan kata yang tepat sesuai dengan norma atau kaidah yang berlaku dalam bahasa Bali, yakni Anggah-Ungguhing Basa Bali. Kata Kunci: bahasa bali, ragam, kalimat, kata
PENGARUH METODE BELAJAR PQ4R TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 DENPASAR. ADNYANA, I KETUT SUAR; SUWENDI, I MADE; SRI UTAMI, KETUT SOKA INTAN
Widya Accarya Vol 9 No 1 (2018): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.265 KB) | DOI: 10.46650/wa.9.1.609.%p

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kemampuan menganalisis teks anekdot siswa kelas X antara siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran PQ4R dengan siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran langsung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1 sebagai kelompok eksperimen dan X IPA 2 sebagai kelompok kontrol. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik deskriptif dan uji T. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh temuan: Terdapat perbedaan kemampuan menganalisis teks anekdot antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran PQ4R dan kelompok  siswa  yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran langsung (nilai thitung > ttabel (4,316 > 1,668) dengan df=74  dan taraf signifikansi 5%), Kata kunci : Strategi belajar PQ4R dan kemampuan menganalisis teks.  Abstract This study aims to analyze differences in the ability to analyze anecdotal text of class X students between students learning with PQ4R learning strategies with students learning with direct learning strategies. The population in this study were students of class X IPA 1 as experimental group and X IPA 2 as control group.. The data obtained were analyzed by descriptive statistic and T test. Based on the result of data analysis and discussion, it was found that there were differences in the ability of analyzing anecdotal text between groups of students who were taught by PQ4R learning strategy and group of students who were taught by direct learning strategy (tcount value> ttable 4,316> 1,668) with df = 74 and a significance level of 5%), Keywords: PQ4R learning strategy and ability to analyze text. 
IMPLEMENTASI TRI HITA KARANA DALAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SMP DWIJENDRA DENPASAR Bagus Rai, Ida; Suwendi, I Made; Angga Mahendra, Putu Ronny
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol 9, No 2 (2021): Mei, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpku.v9i2.34145

Abstract

Sebagai umat beragama kita menyadari untuk dapat dan mampu melakukan pengelolaan lingkungan, baik yang menyangkut lingkungan alam, manusia dan keimanan kita kepada Tuhan/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa. keharmonisan aspek-aspek ini harus tetap bisa terjaga dalam kelestariannya. Berdasarkan konsep Tri Hita Karana SMP Dwijendra Denpasar mampu membuktikan asri dan lestari sebagai dampak yang baik bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakatnya, dengan harapan dapat mewariskan nilai-nilainya secara berkelanjutan. Tulisan ini membahas tentang Implementasi Tri Hita Karana dalam pengelolaan pendidikan yang ada di SMP Dwijendra Denpasar dari aspek Parahyangan, Palemahan, dan Pawongan.