Imam Suyanto
Program Studi Geofisika FMIPA UGM Sekip Utara, Bulaksumur, Yogyakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Topography changes and thermal distribution at the Kelud crater after the 2014 Plinian eruption Wahyudi Wahyudi; Ari Setiawan; Heriansyah Putra; Herlan Darmawan; Imam Suyanto; Irwan Meilano; Irzaman irzaman; Maria Evita; Mitra Djamal; Moh Yasin; Nina Siti Aminah; Perdinan Perdinan; Retna Apsari; Wahyu Srigutomo; Wiwit Suryanto
Indonesian Journal of Geography Vol 52, No 3 (2020): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijg.51986

Abstract

Topography of a volcano crater can change due to endogenic processes such as deformation or eruption, or surface processes. Erosion and deposition are surface processes that may occur and gradually change the slope of the inner volcano crater. Here, we investigated erosion and deposition processes that occurred in the Kelud crater after the 2014 plinian eruption. We used high-resolution Digital Elevation Models (DEMs) and orthomosaic images derived by drone photogrammetry that acquired between September 2018 and July 2019. We obtained hundreds of aerial images which were reconstructed to obtain 3D models of Kelud’s crater by using Structure from Motion (SfM) technique. Results show erosions at alluvial fans that dominantly located at the east valleys of Kelud crater. The erosion removed the volcanic materials up to -5 m which transported and deposited close to the vicinity of the Kelud crater. The deposition process causes the increase of the Kelud crater lake up to 3 m. Moreover, we also mapped the thermal distribution of the Kelud crater lake by using low cost thermal camera. Our thermal investigation is able to identify some hotspots at the vicinity of the Kelud crater lake with range temperature of 43.7°C – 55.3°C, while the average apparent temperature of the Kelud crater lake is ~ 29°C. This high temperature area may indicate underwater active fractures that continuously release volcanic gasses which leads to convection heat transfer through Kelud’s water lake.
Perbandingan Survei dan Analisis Data Geolistrik Sounding Daerah Pantai dan Pegunungan Studi Kasus Penyelidikan Air Tanah di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Imam Suyanto
INDONESIAN JOURNAL OF APPLIED PHYSICS Vol 3, No 02 (2013): IJAP VOLUME 03 ISSUE 02 YEAR 2013
Publisher : Department of Physics, Sebelas Maret University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13057/ijap.v3i02.1242

Abstract

A geoelectrical method research have been done to find out the presence of aquifer at mountain and coastal area in Kabupaten Kendal, Central java, February 2008 using VES (Vertical Electrical Sounding) method, Schlumberger configuration. 22 measurement location spread out at coastal and mountain area with the 500 meter long each measurement point. Each measurement point presented in resistivity curve and the thick of each detected subsurface layer asa result of Progress III data processing software. From the result of this measurement shown that the aquifer at coastal area defined as confined a aquifer with the range of thickness more than 50 meter thick and the range of resistivity value between 5 – 15 Ohm meter and the eksistence of the detected subsurface layer shown mostly at each sounding point. For the mountainarea, the the deep of the aquifer around hundred meters at the subsurface with the range ofthickness about 10-20 meters with the range of resistivity value 10-80 Ohm meter.
TOMOGRAFI GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI LITOLOGI PADA LOKASI RENCANA BENDUNG DAN TEROWONGAN DI SULAWESI UTARA Boko Nurdiyanto; Imam Suyanto; Bambang Sunardi; Pupung Susilanto
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 17, No 1 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5160.423 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v17i1.373

Abstract

Pengukuran geolistrik telah dilakukan untuk mengidentifikasi litologi dan akuifer berdasarkan resistivitas batuan pada lokasi rencana pembangunan bendung dan terowongan di daerah Sulawesi Utara. Survei tiga lintasan menggunakan konfigurasi dipole-dipole dengan 32 elektroda (a = 5,5 m) dan kabel ekstensi 9 elektroda (a = 20 m). Analisa tomografi resistivitas menunjukan daerah survei tersusun oleh tanah berupa lempung pasiran (resistivitas rendah di permukaaan), breksi Tondano (30 –1000 Ωm), lapukan tufa Tondano (30 – 80 Ωm) dan tufa Tondano (< 30 Ωm). Di area bendung pada bagian tepi sungai terdapat tanahtipis, breksi Tondano danlapisan tufa Tondano. Lapisan Tondano daerah terowongan telah mengalami pelapukan menjadi lempung pasiran dengan ketebalan hingga 15 m, sedangkan lapisan dibawahnya berupa breksi tondano yang telah lapuk menjadi pasir kelempungan dengan fragmen kerikil (40 – 125 Ωm) hingga bongkah (200 – 2000 Ωm) dengan ketebalan 10 – 35 meter. Pada kedalaman 50 m ditemukan intrusi andesit, kekar-kekar pada andesit diisi oleh air. Terdapat setidaknya ada lima akuifer dengan kedalaman sekitar 50 meter diantara lokasi rencana surgetank sampai powerhouse. Geoelectric measurements have been conducted to identify the lithology and aquifers based on rock resistivity at a dam and tunnel site plan in North Celebes using three-lines survey with 32 electrodes (a= 5,5 m) dipole-dipole configuration and 9 electrode extension cables (a=20 m). Based on electrical resistivity tomography (ERT), it can be interpreted that the survey area is composed of soil in the form of sandy clay (low resistivity), breccia Tondano (30-1000 Ωm), weathered of Tondano tuff (30-80 Ωm) and tondano tuff(<30 Ωm). In the area of the dam, there are thin soil, a layer of tuff and breccia tondano on the river banks. Tondano layer in the tunnel area has experienced weathering into sandy clay with a thickness of up to 15 m, while layers below it has took the form of breccia, which has weathered into sandy loam with fragments of gravel (40-125 Ωm) to boulder (200-2000 Ωm) with a thickness of 10 - 35 meters. Andesite intrusion was found at a depth of 50 m, with cracks on andesite filled by water. There are at least five of the aquifers at a depth of about 50 meters between the location of surgetank to the powerhouse plan.
Analisis Data Resistivitas Dipole-dipole Untuk Identifikasi Dan Perhitungan Sumber Daya Asbuton Di Daerah Kabungka, Pasarwajo, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara (Halaman 1 s.d. 7) Imam Suyanto; Agung Setyo Utomo
Jurnal Fisika Indonesia Vol 17, No 50 (2013)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.672 KB) | DOI: 10.22146/jfi.24414

Abstract

Telah dilakukan penelitian sebaran batuan aspal buton (asbuton) dengan menggunakan metode resistivitas dipole-dipole. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran asbuton secara 2-D maupun 3-D seta menghitung cadangan asbuton daerah penelitian. Penentuan sebaran asbuton didasarkan pada perbedaan nilai resistivitas asbuton dengan batuan di sekitarnya. Pengolahan dan pemodelan data resistivitas menggunakan software Res2Dinv, sehingga didapatkan model penampang resistivitas asbuton. Penentuan nilai asbuton daerah penelitian didasarkan pada lintasan yang melewati singkapan asbuton, yaitu antara 90 – 600 Ωm. Sebaran asbuton setelah dilakukan pemodelan secara 2-D maupun 3-D banyak terdapat pada Formasi Tondo dengan bentuk asbuton berupa bolder dengan ketebalan bervariasi antara 1 – 40 meter. Besar potensi cadangan asbuton dimasukkan dalam 2 kategori yaitu : cadangan terukur dan cadangan tereka. Besar potensi asbuton pada cadangan terukur dengan volume 6,1 juta meter kubik (m3) adalah 17,0 juta ton. Besar potensi asbuton cadangan tereka dengan volume 22,2 juta meter kubik (m3) adalah 62,1 juta ton.
Rancang Bangun Sistem Akuisisi Data Infra Merah Menggunakan Pesawat Udara Tanpa Awak (UAV) untuk Memantau Aktivitas Gunungapi wahyudi wahyudi; Kirbani Sri Brotopuspito; Imam Suyanto
Jurnal Fisika Indonesia Vol 23, No 1 (2019)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfi.v23i1.39975

Abstract

 Sebuah rancang bangun instrumen untuk sistem akuisisi data termal yang digunakan untuk pemantauan aktivitas gunungapi dengan meman-faatkan pesawat udara tanpa awak (UAV) telah dilakukan. Pesawat udara tanpa awak dipilih karena kemampuannya dalam menjangkau tubuh gunung dengan lebih mudah dan aman. Sensor infra merah digunakan sebagai muatan agar mampu mengukur suhu kawah dan permukaan gunungapi tanpa ada kontak langsung.       Sistem yang dibangun terdiri dari 3 perangkat utama, yakni sensor infra merah tipe Flir One Pro yang berfungsi sebagai kamera termal dan kamera visual, hand phone yang dilengkapi dengan software Redmi Note 5 yang berfungsi sebagai alat perekam data dan IMU (Inertial Measurement Unit), serta UAV (Unmanned Aerial Vehicle) yang berfungsi sebagai pesawat udara tanpa awak yang mengangkut sensor beserta alat perekam datanya.       Uji coba telah dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan. Uji coba pemetaan termal dilakukan di atas kawah G. Kelud pada ketinggian jelajah 100 m pada area seluas (100x300) m2 dengan laju rata-rata 15 m/s. Hasil uji coba menunjukkan bahwa sistem telah berfungsi dengan baik, meskipun terdapat kendala yang harus diperbaiki yang berkaitan dengan waktu melakukan pemetaan. Direkomendasikan agar pemetaan termal dilakukan pada malam hari sehingga obyek yang dipetakan mempunyai background termal yang relatif tetap, dan peta termal yang dihasilkan menjadi lebih konsisten.
Pemasangan Sistem Telemetri Untuk Pemantauan Aktivitas Gunungapi (Studi Kasus Pemantauan Suhu G. Kelud, Jawa Timur) Imam Suyanto; Wahyudi Wahyudi; Eddy Hartantyo
Jurnal Fisika Indonesia Vol 24, No 2 (2020)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfi.v24i2.53900

Abstract

Seringkali pemantauan gunungapi yang dilakukan secara langsung sangat berbahaya, terutama pada saat ada kenaikan aktivitas. Untuk itu diperlukan upaya agar pemantauan gunungapi dapat dilakukan dari jarak yang aman. Untuk maksud tersebut telah dibuat rancang bangun sistem telemetri, yang untuk langkah pertama digunakan untuk memantau perubahan suhu kawah Gunung Kelud, Kabupaten Kediri, Propinsi Jawa Timur. Sistem telemetri yang telah terpasang diharapkan dapat digunakan dalam jangka waktu lama, minimal dalam 1 tahun mendatang akan terus dievaluasi. Pemantauan bisa dilakukan 24 jam sehingga jika terjadi keadaan kritis dapat segera diketahui.Penelitian dimulai dengan merancang sistem telemetri yang praktis, berbiaya rendah, dan mudah dalam perawatannya. LoRaWAN (Long Range Wide Area Network) dipilih karena dapat mendukung tujuan tersebut. Parameter suhu dipilih untuk diamati karena tidak memerlukan pencacahan tinggi dan dapat mencerminkan adanya dinamika dari Gunung Kelud.