Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

ISOLASI TRITERPENOID DARI BUNGA Artocarpus communis (FAMILIA: MORACEAE) Djunaidi, M. Cholid; Suzery, Meiny
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 3, No 1 (2004)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan isolasi terhadap kandungan senyawa triterpenoid di dalam bunga Artocarpus communis (Familia Moraceae). Isolasi dilakukan dengan ekstraksi soklet menggunakan pelarut khloroform. Pemurnian selanjutnya dialakukan dengan kromatografi kolom, sebagai adsorben pelarut eter, diperoleh Kristal sisik berwarna putih dengan titik leleh 99-100oC. Dengan menggunakan pendekatan kemotaksonomi dan dengan pengujian spetroskopi IR, UV, NMR dan Massa serta perbandinga literatur menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi merupakan senyawa sikloartenil asetat (kelompok triterpenoid).
ISOLASI TRITERPENOID DARI BUNGA Artocarpus communis (FAMILIA: MORACEAE) Djunaidi, M Cholid; Suzery, Meiny
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 3, No 1 (2004)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan isolasi terhadap kandungan senyawa triterpenoid di dalam bunga Artocarpus communis (Familia Moraceae). Isolasi dilakukan dengan ekstraksi soklet menggunakan pelarut khloroform. Pemurnian selanjutnya dialakukan dengan kromatografi kolom, sebagai adsorben pelarut eter, diperoleh Kristal sisik berwarna putih dengan titik leleh 99-100oC. Dengan menggunakan pendekatan kemotaksonomi dan dengan pengujian spetroskopi IR, UV, NMR dan Massa serta perbandinga literatur menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi merupakan senyawa sikloartenil asetat (kelompok triterpenoid).
Senyawa Hiptolida dan Pektinolida dalam Fraksi Diklorometana dari Daun Hyptis pectinata Poit Suzery, Meiny; Gultom, Merry; Cahyono, Bambang
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 21 Issue 2 Year 2013
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2126.804 KB)

Abstract

Hyptis pectinata Poit merupakan salah satu tanaman Lamiaceae, tanaman ini tumbuh subur dan mudah diperoleh pada tempat yang cukup sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa bioaktif yang terdapat dalam fraksi diklorometan dari daun Hyptis pectinata Poit. Metode pemisahan menggunakan teknik kromatografi dan penetuan struktur menggunakan spektroskopi inframerah dan GC/MS. Hasil pemisahan dengan kolom kromatografi diperoleh kristal dengan titik leleh titik leleh 88,5-890C, spektrofotometer inframerah memiliki serapan bilangan gelombang 1735 cm-1 menunjukkan adanya gugus α,β lakton tak jenuh sebagai kerangka dasar dari senyawa hiptolida. Sedangkan yang berupa cairan dianalisis dengan GC-MS pada waktu retensi 11,701 menit dan m/z pada 239 dengan base peak 43 sebagai kerangka dasar dari senyawa pektinolida.   Keywords: Hyptis pectinata Poit, BSLT, Hiptolida, Pektinolida
The Antioxidant Activities, Phenolic Total and Cytotoxicity of Extract and Fractions of Aloe Vera Linn) Prahesti, Nike Rizky; Suzery, Meiny; Cahyono, Bambang
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 23 Issue 2 Year 2015
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.302 KB)

Abstract

Aloe vera is known containing compounds which have potencies as antioxidants, such as group of anthraquinones (especially emodin and aloin), flavonoids, tannins, saponins, and sterols. In this research, comparison of total phenolics content, antioxidant activity and cytotoxicity of the methanolic extract and its fractions had been conducted. The Aloe vera extract was fractionated using a solvent gradient system to obtain fractions of n-hexane, dichloromethane, ethyl acetate and water. The analysis of total phenolic and activity were performed on extracts or fractions that showed a positive result to the phenolic test. Total phenolic content was determined by the Folin - Ciocalteu method, determination of antioxidant activity was by DPPH radical reduction and determination of cytotoxicity was by BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). The results showed that the yield of methanol extract, fractions n-hexane, fraction of dichloromethane, ethyl acetate and water fraction were 0.580% ; 0.006% ; 0.093% ; 0.0092% and 0.410% respectively. Methanolic extract, ethyl acetate fraction and the water fraction showed positive result on phenolic test. Total phenolic compounds from water fractions was (16. mg gallic acid equivalent/g extract or fraction) which had greater level than Emet and Fea (12.47 and 0.89). Fraction of water had the highest antioxidant activity (IC50 433 mg/L) compared to Emet (IC50 519.23 mg/L) and Fea (IC50 1311.36 mg/L). All of three samples had cytotoxic potency, water fraction (Fair) was the most active sample (LC50 5.209 ppm) compared to Emet (LC50 18.383 ppm) and Fea (LC50 56.486 ppm). Overall it can be proposed that the water fraction is the most active fraction compared to the other fractions or extracts.
Isolasi Senyawa dari Ekstrak Heksan Purwoceng (Pimpinella alpine Molk) dan Toksistasnya dengan BSLT Marini, Marini; Suzery, Meiny
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 20 Issue 1 Year 2012
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2720.073 KB)

Abstract

Tanaman Purwoceng (Pimpinella alpina Molk) meskipun telah lama digunakan sebagai obat tradisional, namun belum banyak dilakukan eksplorasi komponen kimiawinya. Pada penelitian ini dilakukan isolasi dan uji toksisitas dari ekstrak heksan Pimpinella alpine Molk. Metoda pemisahan dan pemurnian dilakukan dengan menggunakan teknik kromatografi kolom vakum (KKV) dan analisis struktur dengan GC-MS. Uji toksisitas dilakukan menggunakan metoda BSLT (Brine shrimp lethality Test). Hasil KKV diperoleh tiga fraksi (A, B dan C) dan hasil pemisahan bertahap terhadap fraksi C diperoleh cairan berwarna kuning. Hasil analisis dengan GC-MS tedapat 15 puncak dengan komponen mayor meliputi 2-tetradecena, 4-cosena, 2-cosena dan 6-tetracosena. Nilai LC 50 dari ekstrak total heksan dan fraksi A, B dan C berturut-turut sebesar 11,07 µg/mL, 198,71 µg/mL , 29005,71 µg/mL dan 18900.36 µg/mL. Dari nilai LC 50 diketahui bahwa fraksi C bersifat tidak toksik dibandingkan dengan fraksi lainnya.   Keywords: purwoceng, pimpinella alpina Molk, ekstrak heksan, BSLT
TOTAL FENOLAT DAN FLAVONOID DARI EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus B.) JAWA TENGAH SERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDANNYA Pratiwi, Putri; Suzery, Meiny; Cahyono, Bambang
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 18 Issue 4 Year 2010
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5486.434 KB)

Abstract

ABSTRAK---Orthosiphon stamineus B (Indonesia: Kumis Kucing) merupakan salah satu tumbuhan sangat popular sebagai sumber pengobatan herbal, pada umumnya dikumpulkan dari pulau Jawa. Aktivitas biologis, terutama akivitas antioksidan yang ditunjukkan oleh tanaman ini diduga disebabkan olehsenyawa golongan fenolat, khususnya senyawa flavonoid. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan menentukan total fenolat, total flavonoid dan aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol beserta fraksi fraksinya dari tanaman kumis kucing yang tumbuh di Indonesia, khususnya di daerah Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, perlu dilakukan. Secara garis besar, penelitian dibagi menjadi empat tahap, yakni perolehan total ekstrak metanol, diikuti dengan tahap fraksinasi melalui gradien pelarut, kemudian analisis total fenolat dan flavonoid, dan diakhiri dengan analisis aktivitas antioksidan terhadap tiap-tiap ekstrak. Analisis total fenolat dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu, analisis flavonoid dilakukan berdasarkan cara kerja Rohman, dan aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode peredaman radikal DPPH.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan total fenolat dan flavonoid terbesar berada dalam ekstrak etil asetat berturut-turut sebesar 559 mg asam galat ekuivalen/g ekstrak dan 3550 mg kuersetin ekuivalen/g ekstrak. Aktivitas antioksidan tertinggi juga dimiliki oleh ekstrak etil asetat dengan nilai EC50 sebesar 51,02 μg/mL. Nilai aktivitas antioksidan yang ditunjukkan oleh semua fraksi dalam daun kumis kucing sangat memungkinkan bahan ini dapat digunakan sebagai sumber antioksidan.Kata Kunci: kumis kucing, Orthosiphon stamineus, total fenolat, total flavonoid, antioksidan ABSTRACT---Orthosiphon stamineus B (Lamiaceae) is a popular medicinal herb in South-east Asia, it was originated in Java Island and is well known by name of “Kumis Kucing.”. The biological activityof this plant, especially the antioxidant activity, is caused by the presence of compounds from phenolic group, especially come from flavonoid compounds. Therefore, the aim of this research is to determine total phenolic, total flavonoid and antioxidant activity analysis of methanol extract and its fractions of Orthosiphon stamineus B from Indonesia, especially Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. The method of this research is consists of dried leaf extraction by methanolic, partition with solvent gradient, analysis of total phenolic and flavonoid content and antioxidant activity analysis. The total phenolic content analyzed by Folin-Ciocalteau method, total flavonoid content analyzed by Rohman method and antioxidantactivity analyzed by DPPH. radical scavenging method. The result showed that the highest phenolic and flavonoid content is in the ethyl acetate extract with value 559 mg gallic acid equivalent/g extract and 3550mg quercetin equivalent/g extract, respectively. The ethyl acetate has the strongest antioxidant activity with51.02 μg/mL of EC50 value. The finally antioxidant activity is shown in all extract of Indonesian Orthosiphonstamineus B can be used as antioxidant source.Keywords: Orthosiphon stamineus, kumis kucing, total phenolic, total flavonoid, antioxidant activity
Evaluation of Cytotoxicity Effect of Hyptis pectinata Poit (Lamiaceae) extracts using BSLT and MTT methods Suzery, Meiny; Cahyono, Bambang
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 22 Issue 3 Year 2014
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.527 KB)

Abstract

Hyptis pectinata (Lamiaceae) is a traditional medicinal plants to treat conditions associated with malignant disease. In Indonesia, this plant has not been utilized yet, just as a wild plant. This study aimed to evaluate the anticancer activity of Hyptis pectinata poit extracts which are more beneficial. Methanol extract and various fractions solvents (hexane, dichloromethane, ethyl acetate) were examined their toxicities to shrimp larvae Artemia salina Leach using BSLT method and their anticancer activity in vitro on cells MCF-7 breast cancer using MTT assay method. The toxicity test on shrimp larvae Artemia salina Leach, methanol extracts have LC50: 185.63 µg/mL and fractions of hexane, dichloromethane and ethylacetate were obtained at 128.45; 113.32 and 92.54 µg/mL successively. Whereas the cytotoxicity test on breast cancer cells MCF-7 resulted that methanol extract Hyptis pectinata poit obtained at IC50: 18.90 μg/mL. Hyptis pectinata poit extract showed good cytotoxic and anticancer activity hence it has a chance to be developed to as anticancer drugs.
PENENTUAN TOTAL ANTOSIANIN DARI KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L) DENGAN METODE MASERASI DAN SOKSHLETASI Suzery, Meiny; Lestari, Sri; Cahyono, Bambang
JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA Volume 18 Issue 1 Year 2010
Publisher : JURNAL SAINS DAN MATEMATIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5478.158 KB)

Abstract

ABSTRAK--  Rosela  (Hibiscas sabdarffi L.) merupakan  salah  satu  tanaman  yang mengandung  zat wama  antosianin.  Tujuan  dari  penelitian  ini untuk mengetahui  pengaruh  metode  ekstraksi  terhadap  total antosianin rosela  (Hibiscas  sabdariffa).  Dalarn  penelitian  ini dilakukan  ekstraksi  pigmen  antosianin  melalui metode  maserasi 5oC, 25oC  dan soxhletasi,  penentuan  panjang  gelombang  maksimum  ekstrak  hasil isolasi dan penentuan  total antosianin. Dari  penelitian yang  sudah dilakukan terhadap ekstrak bunga rosela (Hibiscus sabdarffi L.) didapatkan  rendemen  dari maserasi  5oC  sebesar  75,1%,  maserasi  25oC sebesar  17,7%,  dan  soxhletasi  sebesar 10,4%.  Pengukuran λmax menunjukan  bahwa  panjang  gelombang  maksimum  eksfak etanol  hasil maserasi  5oC, 25oC  dan  boxhletasi  sebesar  545  nm. Metode  maserasi  5oC  menghasilkan  total  antosianin  sebesar  77,26mg/100g, maserasi  25oC  sebesar  128,76mg/100g dan soxhletasi  sebesar  86,83mg/100g.  Hasil keseluruhan  menunjukan metode  yang  paling efektif untuk mengeksfaksi  pigmen  antosianin  rosela  adalah  dengan  metode  maserasi  25oC karena  memberikan  rendemen  ekstak  dan  total antosianin  paling  tinggi.Kata kunci:  rosela,  pigmen  antosianin,  maserasi,  soxhletasiPermalink : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/sm/article/view/3116
Alternatif Penggunaan Ca(OH)2 dalam Daur Ulang Trietilamin pada Pembuatan Trihidrat Ampisilin dan Amoksisilin Suzery, Meiny; Agustini, Dewi Meliati; Supriyanto, Agus
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 1, No 1 (1998): Volume 1 Issue 1 Year 1998
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4118.89 KB) | DOI: 10.14710/jksa.1.1.3-10

Abstract

Cairan induk dari pembuatan ampisilin trihidral (eks. AMP) dan amoksisilin trihidrat (eks. AMX) mengandung garam trietilammonium hidroklorida (TEA-HCI). Telah dilakukan regenerasi garam tersebut menjadi TEA dengan NaOH 48% menghasilkan garam anorganik terlarut (ROI) yang tinggi (±800-1000 kg/hari) dalam air limbah olahan. Dalam penelitian ini telah dicoba mengganti basa dengan Ca(OH)2 dan campuran Ca(OH )-NaOH 48%. Cairan induk dari sintesis (ML) dan dari bagian daur uiang (FML), baik eks AMP/AMX masa produksi IV-VI dicoba dengan 3 perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Ca(OH)2 lebih sedikit menggunakan basa dan lebih kecil harga ROI-nya, disamping menunjukkan kualitas TEA-1 dan kualitas limbah yang sama dengan metode yang telah dikenal.
Demetilasi Senyawa N-metilpiridinium iodida dengan Pemanasan pada Pelarut Polar Aprotik Cahyono, Bambang; Ismiyarto, Ismiyarto; Suradi, Agus; Suzery, Meiny
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 3, No 1 (2000): Volume 3 Issue 1 Year 2000
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2838.951 KB) | DOI: 10.14710/jksa.3.1.147-181

Abstract

Reaksi Demetilasi dengan anion iodida telah dilakukan terhadap senyawa N-Metilpiridinium Iodida. Reaksi berlangsu pada Suhu titik didih asetonitril, 82 Celsius. Analisis Produk Reaksi dengan Spktrofotometer UV-Vis, mengindikasikan bahwa reaksi demetilasi garam N-metilpiridinium iodida telah berlangsung. hasil Penelitian menunjukan bahwa amonium heterosiklik aromatik lebih mudah terdemetilasi daripada amonium heterosiklik nanoaromatik.