Mohamad Salik
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Relevansi Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut M. Quraish Shihab dengan Pola Asuh Anak pada Pembelajaran di Masa Pandemi Lau Han Sein; Mohamad Salik
Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/diklus.v6i1.46753

Abstract

Abstrak: Peran orang tua dalam mendidik anak di rumah selama pembelajaran pada masa pandemi ini sangat penting, karena pada pembelajaran di masa pandemi seperti ini orang tua menggantikan peran guru sebagai pendidik di lembaga sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelaah pemikiran M. Quraish Shihab tentang pendidikan anak dalam keluarga, dan mencari relevansinya dengan pola asuh anak selama pembelajaran di masa pandemi. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan anak dalam keluarga menurut M. Quraish Shihab di antaranya yaitu: pertama, pendidikan ketauhidan kepada anak. Kedua,  orang tua mengajarkan kepada anak pendidikan untuk berbakti kepada orang tua, ketiga, orang tua mengajarkan anak untuk selalu melakukan amar ma’ruf dan menjauhi kemungkaran, keempat, orang tua mengajarkan anak untuk menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab dan kelima, orang tua mengajarkan anaknya tentang pendidikan berakhlak mulia. Dari pemikiran M. Quraish Shihab tersebut ternyata memiliki relevansi dengan pola asuh authoritative selama masa pandemi dalam hal interaksi dan tujuanya. Dalam pola asuh ini, orang tua akan menjaga interaksi bersama anak dengan selalu memberikan stimulus untuk membentuk prilaku maupun kepribadian anak menjadi lebih baik dan berakhlakul karimah. Stimulus-stimulus kepada anak bisa diberikan melalui nasihat-nasihat yang dijelaskan oleh M. Quraish Shihab mulai dari nasihat tentang ketauhidan, berbakti kepada orang tua, bertanggung jawab, dan berakhlakul karimah, yang semuanya itu diberikan kepada anak dengan tujuan membentuk kepribadian dan karakter anak menjadi lebih baik dan bertanggung jawab. Adapupun implikasi penelitian ini adalah dapat memberikan pengetahuan kepada orang tua untuk lebih bertanggung jawab dan memperhatikan anak selama pembelajaran dimasa pandemi ini dengan cara menerapkan metode-metode dalam memberikan pendidikan dan pola asuh yang baik kepada anak. The Relevance of Children's Education in Families According to M. Quraish Shihab with Child Parenting Patterns in Learning in a Pandemic PeriodAbstract: The role of parents in educating children at home during this pandemic is very important, because in learning during this pandemic like this, parents replace the role of teachers as educators in school institutions. The purpose of this study is to examine the thoughts of M. Quraish Shihab about children's education in the family, and to find its relevance to parenting patterns during learning during the pandemic. This research is a library research using descriptive analysis method. The results of this study indicate that the education of children in the family according to M. Quraish Shihab include: first, monotheism education for children. Second, parents teach children education to be devoted to parents, third, parents teach children to always do amar ma'ruf and stay away from evil, fourth, parents teach children to be independent and responsible individuals and fifth, parents teach their children about moral education. From the thoughts of M. Quraish Shihab, it turns out that it has relevance to authoritative parenting during the pandemic in terms of interactions and goals. In this parenting pattern, parents will maintain interaction with their children by always providing a stimulus to form, the behavior and personality of the child to be better and have good character. The Stimulus can be given to children through the advice described by M. Quraish Shihab ranging from advice on monotheism, filial piety to parents, responsibility, and good character, all of which are given to children with the aim of shaping the child's personality and character to become a child. better and more responsible.
Strategi Pendidikan Akhlak pada Abad 21 dalam Perspektif Filsafat al-Ghazali Yafie Al Muhlasin; Mohamad Salik
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 9 No 1 (2022): (April 2022)
Publisher : Institut Agama Islam Yasni Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51311/nuris.v9i1.323

Abstract

Perkembangan peradaban pada abad 21 menuntut manusia untuk berperilaku serba instan. Perilaku itu dapat membawa ke arah kejahatan jika tidak dibentengi dengan pemupukan akhlak yang kuat pada saat mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pendidikan akhlak yang sesuai untuk diajarkan pada lembaga pendidikan, baik formal, in-formal, maupun non-formal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka (library research) dengan kitab Ihya ‘Ulumuddin sebagai sumber primernya. Pendidikan akhlak abad 21 yang diterapkan di lembaga pendidikan berbeda dengan abad sebelumnya. Pendidikan akhlak pada abad 21 lebih menekankan pada aspek penguatan jiwa dan akal anak didik. Menurut Imam al-Ghazali, setidaknya ada empat kriteria yang harus kuat dan dimiliki anak didik setelah selesai dari sekolahnya, yaitu kekuatan ilmu (pengalaman akal), dan kekuatan emosi, nafsu, adil (pengalaman jiwa). Menurutnya, sekolah harus membuat budaya-budaya baru dalam rangka memberikan penguatan akal dan jiwa anak didik. Seperti menambahkan berbagai macam ibadah disela-sela waktu pembelajaran anak didik dan memberikan sanksi dan reward kepada anak didik terhadap apa yang dilakukannya. Selain sekolah, orang tua juga berperan dalam pembentukan akhlak anak. Tuntutan berbakti kepada orang tua dapat mempengaruhi kekuatan jiwa anak didik, karena membiasakannya untuk melakukan hal-hal yang cenderung tidak disukai anak didik.
KH. Abdul Karim Amrullah dan Gagasannya dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Sumatera Barat uswatun hasanah; Vina Nur Afianah; Mohamad Salik
EDURELIGIA: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo, East Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.631 KB) | DOI: 10.33650/edureligia.v5i2.1940

Abstract

This article discusses about the ideas of KH Abdul Karim Amrullah in developing Islamic Education in West Sumatra. This is a kind of library research using descriptive-qualitative methode. The result of the research shows that KH. Abdul Karim Amrullah was one of the leading Muslim Intelectual who had been succesful in developing Islamic education especiallay in Minangkabau. Among of his thoughts were: 1) designing curriculum based on grade level 2) introducing learning methode which enable the students to develop their thinking skill, 3) training students to learn and practice in organization, 4) replacing the old Kitabs with the new ones which enable the students to develop their intelectuals as preparation to face the challenges of the times.  
Strategi Pendidikan Akhlak pada Abad 21 dalam Perspektif Filsafat al-Ghazali Yafie Al Muhlasin; Mohamad Salik
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol. 9 No. 1 (2022): (April 2022)
Publisher : Institut Agama Islam Yasni Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51311/nuris.v9i1.323

Abstract

Perkembangan peradaban pada abad 21 menuntut manusia untuk berperilaku serba instan. Perilaku itu dapat membawa ke arah kejahatan jika tidak dibentengi dengan pemupukan akhlak yang kuat pada saat mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pendidikan akhlak yang sesuai untuk diajarkan pada lembaga pendidikan, baik formal, in-formal, maupun non-formal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka (library research) dengan kitab Ihya ‘Ulumuddin sebagai sumber primernya. Pendidikan akhlak abad 21 yang diterapkan di lembaga pendidikan berbeda dengan abad sebelumnya. Pendidikan akhlak pada abad 21 lebih menekankan pada aspek penguatan jiwa dan akal anak didik. Menurut Imam al-Ghazali, setidaknya ada empat kriteria yang harus kuat dan dimiliki anak didik setelah selesai dari sekolahnya, yaitu kekuatan ilmu (pengalaman akal), dan kekuatan emosi, nafsu, adil (pengalaman jiwa). Menurutnya, sekolah harus membuat budaya-budaya baru dalam rangka memberikan penguatan akal dan jiwa anak didik. Seperti menambahkan berbagai macam ibadah disela-sela waktu pembelajaran anak didik dan memberikan sanksi dan reward kepada anak didik terhadap apa yang dilakukannya. Selain sekolah, orang tua juga berperan dalam pembentukan akhlak anak. Tuntutan berbakti kepada orang tua dapat mempengaruhi kekuatan jiwa anak didik, karena membiasakannya untuk melakukan hal-hal yang cenderung tidak disukai anak didik.