Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

STUDI EMPIRIS ALAT PERAGA PENERIMA FREKUENSI RADIO GRF-3300 Deddy Susilo; Budihardja Murtianta; Nathanael Adharta Livendra Murtianta
Jurnal Edukasi Elektro Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Edukasi Elektro, Volume 5, Nomor 1, 2021
Publisher : JPTE FT UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jee.v5i1.38225

Abstract

ABSTRACT:In a wireless communication system, the transmitter and receiver are basic components that have a role in the telecommunications system. The receiving system serves to receive an information signal. The basic structure of a radio frequency receiver system, namely: antenna - low pass filter - low noise amplifier (LNA) - mixer - phase lock loop (PLL) - demodulator - audio output. This article describes an empirical study of the GRF-3300 Receiver RF Circuit Training System by presenting the results of system testing which are very easy to understand, including the workings and functions of the receiver system props and the basic modules used in the receiving system, so that it can be used help electrical engineering students, especially telecommunications engineering majors. From the test results, the RF Circuit Training System GRF-3300 receiver training kit produces a Total Harmonic Distortion test value of around 5% when an input signal of 1Vrms is given.ABSTRAK:Pada sistem komunikasi nirkabel, pemancar dan penerima merupakan komponen mendasar yang berperan dalam sistem telekomunikasi. Sistem penerima berfungsi untuk menerima suatu sinyal informasi. Struktur dasar sistem penerima frekuensi radio yaitu: antena – low pass filter – low noise amplifier (LNA) – mixer – phase lock loop (PLL) – demodulator – audio output. Dalam artikel ini menjelaskan tentang studi empiris Receiver RF Circuit Training System GRF-3300 dengan hasil pengujian yang mudah dimengerti, meliputi cara kerja dan fungsi pada alat peraga sistem penerima serta modul-modul struktur dasar yang digunakan dalam sistem penerima, sehingga dapat membantu mahasiwa teknik elektro khususnya jurusan teknik telekomunikasi. Dari hasil pengujian, alat peraga penerima RF Circuit Training System GRF-3300 menghasilkan nilai THD sekitar 5% pada sinyal masukan sebesar 1Vrms.
PENGUAT KELAS D DENGAN METODE SUMMING INTEGRATOR Budihardja Murtianta
Elektrika Vol 11, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (828.547 KB) | DOI: 10.26623/elektrika.v11i2.1693

Abstract

A class D amplifier is one in which the output transistors are operated as switches. When a transistor is off, the current through it is zero and when it is on, the voltage across it is small, ideally zero. Thus the power dissipation is very low, so it requires a smaller heat sink for the amplifier. Class D amplifier operation is based on analog principles and there is no digital encoding of the signal. Before the emergence of class D amplifiers, the standard classes were class A, class AB, class B, and class C. The classic method for generating signals driving a transistor MOSFET is to use a comparator. One input is driven by an incoming audio signal, and the other by a triangle wave or a sawtooth wave at the required switching frequency. The frequency of a triangular or sawtooth wave must be higher than the audio input. MOSFET transistors work in a complementary manner that operates as a switch. Triangle waves are usually generated by square waves fed to the integrator circuit. So the main part of processing audio signals into PWM (Pulse Width Modulation) is the integrator and comparator. In this paper, we will discuss the work of a class D amplifier system using the summing integrator method as its main part.
PSEUDO RANDOM GENERATOR Budihardja Murtianta
Techné : Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 9 No. 01 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.472 KB)

Abstract

Pada tulisan ini dirancang piranti pembangkit kode acak semu (pseudo random generator) Piranti terdiri dari modul pengirim dan modul penerima. Modul pengirim membangkitkan kode acak semu dan memodulo-2 data masukan dengan kode acak yang dibangkitkan kemudian mengirimkan data tersebut melalui kabel coaxial ke modul penerima. Modul penerima berfungsi menerima data dari modul pengirim, membangkitkan kode acak yang sama dengan kode acak pada modul pengirim dan memodulo-2 data yang diterima dengan kode acak tersebut. sehingga akan kembali menjadi data asli. Modul pengirim dan modul penerima merupakan modul yang sama yang berbeda hanya perangkat lunaknya. Kode acak semu yang dipakai dan dibandingkan adalah Linier Code dan Gold Code. Kode acak semu dibangkitkan oleh Mikrokontroler.
MODULASI DELTA Budihardja Murtianta
Techné : Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 10 No. 01 (2011)
Publisher : Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.416 KB)

Abstract

Modulasi Delta merupakan salah satu dari beberapa macam modulasi digital yang merupakan suatu teknik konversi sinyal analog to digital yang digunakan untuk transmisi informasi suara. Modulasi Delta merupakan sebuah teknik modulasi dimana suatu sinyal analog dapat dikodekan dalam digit (bit) . Modulasi Delta merupakan salah satu sistem berbasis Pulse Code Modulation (PCM). Prinsip kerja Modulasi Delta adalah pengiriman deretan pulsa-pulsa dengan lebar tetap, yang polaritasnya menunjukkan apakah keluaran integrator harus naik atau turun pada masing-masing pulsa. Keluaran dibuat naik atau turun oleh suatu langkah yang tetap pada masing-masing pulsa. Modulator Delta membandingkan isyarat analog dan successive isyarat hasil Digital to Analog Converter (DAC) dan mentransmisikannya dengan 1 bit saja. Rangkaian Modulator Delta terdiri atas beberapa blok rangkaian yaitu pembanding, encoder ( D-Flip flop ), integrator diskret yang merupakan untai staircase generator dan pembangkit clock. Agar dapat dipancarkan lewat media udara keluaran Modulator Delta dimasukkan modulator FSK dan pemancar FM.
DEMODULASI DELTA Budihardja Murtianta
Techné : Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 10 No. 02 (2011)
Publisher : Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.739 KB)

Abstract

Demodulasi Delta merupakan salah satu dari beberapa macam demodulasi digital yang merupakan suatu teknik konversi sinyal digital to analog. Demodulasi Delta dapat memproses sinyal suara yang dikirim secara digital menjadi sinyal suara kembali dengan mengekstrak kembali sinyal digital menjadi sinyal analog serta menekan noise seminimal mungkin untuk mendapatkan kembali sinyal suara. Demodulasi Delta merupakan proses kebalikan dari Modulasi Delta, di mana dalam proses Demodulasi Delta ini sinyal informasi didapatkan kembali dari isyarat termodulasi dengan memisahkan sinyal pemodulasi dari sinyal pembawa termodulasi dan meniadakan sinyal pembawa. Rangkaian Demodulasi Delta terdiri dari beberapa bagian untai yaitu: Penerima FM, Demodulator FSK dan Demodulator Delta yang terdiri dari Integrator dan Detektor Selubung. Pada penelitian ini akan ditunjukkan proses sinyal termodulasi yang diterima dan diproses Demodulator Delta hingga menjadi sinyal informasi.
FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO NOISE CODE Budihardja Murtianta
Techné : Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 11 No. 01 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.91 KB)

Abstract

Dalam tulisan ini dirancang sebuah alat sistem telekomunikasi data digital dengan teknik Frequency Hopping Spread Spectrum dengan menggunakan Pseudo Noise Code. Perancangan ini diwujudkan dengan merealisasikan sebuah pemancar sederhana yang dapat memberikan gambaran tentang pemancar dari sistem telekomunikasi data digital dengan teknik Frequency Hopping Spread Spectrum seperti proses pelompatan frekuensi dan proses pengiriman data digital yang terjadi yang merupakan proses dasar dalam teknik Frequency Hopping Spread Spectrum. Perangkat ini menampilkan hasil dalam pengamatan sinyal-sinyal yang dapat dilihat melalui alat ukur osiloskop. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa perangkat ini dapat digunakan dengan baik sebagai sebuah pemancar dari sistem telekomunikasi dengan teknik Frequency Hopping Spread Spectrum dengan Pseudo Noise Code.
ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND Budihardja Murtianta; Andreas Ardian Febrianto
Techné : Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 12 No. 01 (2013)
Publisher : Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.423 KB)

Abstract

Hierarchical Cell Structure (HCS) merupakan aplikasi yang digunakan oleh provider pada jaringan GSM Dual Band dengan memprioritaskan band 1800 dalam pemilihan sel. Multi Band Cell (MBC) merupakan aplikasi terbaru yang memiliki perbedaan dengan HCS yakni dalam hal kapasitas jaringan dan jumlah Cell Identified (CI). MBC bertujuan untuk menambah kapasitas jaringan yang digunakan sebagai kanal trafik telekomunikasi. Tulisan ini bertujuan untuk meneliti unjuk kerja GSM Dual Band dengan aplikasi MBC. Dari hasil penelitian diperoleh nilai TCH Congestion rate kurang dari 2%, Call Set-up Success Rate pada rentang 93%-98%, Call Drop Rate pada rentang 0,13% hingga 0,5%, Handover Success Rate pada rentang 97% hingga 100%, Rx Qual pada rentang 0 hingga 4 dan SQI pada rentang 19 hingga 27. Sedangkan Rx Level pada rentang -65 dBm hingga -86 dBm.
ANALISIS PENYEBAB BLOCKING CALL DAN DROPPED CALL PADA HARI RAYA IDUL FITRI 2012 TERHADAP UNJUK KERJA CDMA 2000-1X Budihardja Murtianta; Andreas Ardian Febrianto
Techné : Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 12 No. 02 (2013)
Publisher : Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.65 KB)

Abstract

Pada saat permintaan user meningkat seperti saat hari Raya Idul Fitri maka kemungkinan nilai Blocking Call dan Dropped Call akan meningkat juga, hal ini akan menurunkan unjuk kerja suatu sistem. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian pada skripsi ini guna mengetahui seberapa besar pengaruh Blocking Call dan Dropped Call pada hari raya Idul Fitri 2012 terhadap unjuk kerja CDMA (Code Division Multiplex Access) 2000-1x di PT. TelkomFlexi Semarang berdasarkan parameter CDR (Call Drop Ratio), CSSR (Call Setup Success Ratio) , Intra-system Handover Success Ratio, kepadatan trafik voice, Ec/Io, TxPower, Rx Power, FER, Handoff Parameter. Hasil penelitian dari perbaikan yang dilakukan pada daerah Ambarawa khususnya Jalur Ambarawa-Magelang dan Banaran Coffee menunjukkan adanya peningkatan pelayanan. Peningkatan tersebut terlihat pada indikasi warna pada Drive Test yang baik dan nilai Blocking Call di bawah 1% dan CDR rata-rata tidak lebih dari 2%. Pada daerah Ambarawa permasalahan yang ada tidak terselesaikan dengan maksimal sehingga direkomendasikan untuk diadakan repeater lagi atau didirikannya BTS baru pada daerah tersebut. Sehingga dengan meminimalkan nilai Blocking Call dan Dropped Call akan meningkatkan unjuk kerja CDMA 2000-1x di PT.Telkom Flexi Semarang.
CALL SETUP FAILURE PADA JARINGAN CDMA 2000 1X Budihardja Murtianta
Techné : Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 13 No. 01 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1640.804 KB)

Abstract

Pertumbuhan pelanggan yang pesat dan persaingan yang tinggi dari para penyedia jasa telekomunikasi seluler menuntut peningkatan kualitas pelayanan. Origination Call Success Rate (OCSR) merupakan salah satu penentu kualitas layanan jaringan Code Division Multiple Access (CDMA), OCSR yang rendah mengindikasikan banyak terjadi call setup failure. Untuk mengetahui penyebab call setup failure dilakukan penelitian pada sebuah jaringan CDMA nyata yaitu pada suatu perusahaan di daerah Yogyakarta. Penelitian dilakukan melalui pengambilan data statistik serta drive test di daerah Sleman. Hasil penelitian pada daerah Sleman menyatakan call setup failure terjadi karena jangkauan yang buruk (poor coverage). Poor coverage ini terjadi karena jarak antara Base Tranceiver Station (BTS) yang terlalu jauh yaitu 10km. Untuk mengatasi call setup failure di daerah ini, disarankan untuk membangun sebuah BTS diantara kedua BTS yang sudah ada sehingga jarak antara BTS menjadi 5km.
SISTEM PENGENDALI PERALATAN ELEKTRONIK SERTA PEMANTAUAN SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN MEDIA KOMUNIKASI JALA-JALA Vinsensius R.S. Purnomo; Budihardja Murtianta; Darmawan Utomo
Techné : Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 13 No. 01 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (892.486 KB)

Abstract

Penggunaan peralatan elektronik seperti lampu penerangan ataupun perangkat listrik lainnya semakin meningkat. Pada umumnya setiap peralatan elektronik memiliki tombol saklar yang letaknya berada di dekat peralatan sehingga pengguna harus mendekat untuk mengaktifkannya. Pada makalah ini akan dijelaskan perancangan sebuah sistem pengendali jarak jauh peralatan elektronik secara nyala/mati menggunakan Komunikasi Jala-Jala / Power Line Carrier (PLC) sebagai metode komunikasi antar modul. Selain untuk pengendalian jarak jauh, sistem ini juga dapat digunakan untuk pemantauan suhu ruangan. Cara kerja sistem yang dibuat ialah dengan cara mengirimkan data termodulasi Frequency Shift Keying (FSK) yang berisi perintah atau kondisi suhu ruangan melalui komunikasi jala-jala, data tersebut dilewatkan melalui kabel bertegangan 220 VAC. Pengujian sistem pada saluran listrik bertegangan 220 VAC dengan titik terjauh sepanjang 85 meter berhasil dilakukan karena sistem memiliki mekanisme collision detection yaitu sebuah algoritma untuk memastikan perintah yang dikirimkan ke modul slave berhasil diterima, dengan cara mengirim ulang perintah sebanyak sepuluh kali pengiriman jika modul master belum mendapat ack dari modul slave. Sistem ini terdiri dari dua buah modul master dan empat buah modul slave, yang mana setiap modul master dapat mengendalikan dua buah modul slave. Setiap modul master dan modul slave dirancang dengan mikrokontroler ATmega8535 sebagai komponen pengendali utama. Sistem yang dibuat dapat dipakai di saluran bertengangan 220 VAC satu fasa, dan dapat berkomunikasi secara half-duplex dengan jarak terjauh 85 meter.